Semua Bab Sang Penabur Benih: Bab 11 - Bab 20
59 Bab
Situs Wanita Pendonor Sel Telur
"Astaga Celia." Celia menatap Raleigh penuh amarah. Ia tidak suka jika dipaksa untuk menuruti segala keinginan suaminya. Rasa cinta yang selama ini berusaha ia kumpulkan untuk Raleigh, akhirnya perlahan memudar. Ia tidak percaya lagi dengan ucapan cinta suaminya yang dianggap telah berkhianat. "Jangan pernah memaksaku! Aku benci menjadi istrimu! Aku benci kamu Ral! Kalau kamu mau pergi mencari perempuan pendonor sel telur, pergilah!! Dan ceraikan aku!!" Teriakan Celia membuat kegaduhan di halaman rumah Valerie. Ia tidak bisa membiarkan pertengkaran suami istri ini menjadi tontonan warga. "Celia cukup! Ada tetangga yang terganggu dengan pertengkaran kalian! Ayo selesaikan di dalam." Ucap Valerie dengan menatap keduanya. Sedang Raleigh masih mengusap pipinya yang terasa panas akibat tamparan itu. Da mengusap sedikit darah yang merembes di sudut bibir. Dengan susah payah, akhirnya Valerie bisa mendudukkan mereka berdua dengan ia berada di tengah. Ia ingin menjadi jembatan ked
Baca selengkapnya
Istri Adalah Nafas Suami
Raleigh memandang kosong kertas berisi list buah dan sayur dari perkebunan Tasmania yang baru saja datang. Pikirannya masih berkelana mencari cara untuk membujuk Celia pulang dan menerima keinginannya untuk mencari wanita pendonor sel telur. Tapi sayangnya, semakin ia memikirkan cara yang tepat, semakin ia tidak menemukan jawabannya. "Ternyata membujuk wanita yang sangat terluka ternyata tidak mudah." Dengusnya lelah lalu meletakkan bolpointnya. Raleigh beranjak dari duduk lalu menatap lalu lalang kendaraan dari balik kaca jendela ruang kerja. Kepalanya pening memikirkan ini semua sedang ia tidak memiliki teman mengobrol karena Gerard masih sibuk bekerja di kasir. Ia mengambil ponsel lalu mengurungkan niatnya menghubungi Celia. Dia berani taruhan jika istrinya itu masih marah dan tidak mau menjawab panggilannya. Tapi, jika tidak menghubungi Celia, maka Raleigh pantas disebut suami yang terlalu!! "Halo?" Senyum Raleigh pudar karena ponsel Celia dijawab oleh Valerie. "Halo.
Baca selengkapnya
Ketulusan Yang Diabaikan
"Aku tidak sabar ingin bertemu dan berbicara banyak hal Wil." "Ya ampun Cel, kita bisa melakukan video call setiap saat jika kamu merindukanku." Celia menggeleng dengan mengerucutkan bibirnya. "Aku ingin bertemu lalu kita menonton film bersama. Hal yang sering kita lakukan saat kuliah Wil." Laki laki itu terkekeh. "Kamu ini sudah menjadi istri orang, dan kamu masih suka menonton film?" Celia mendengus kesal. "Jangan membicarakan pria pengkhianat itu lagi Wil. Aku mau bersenang senang denganmu, melupakan hal yang membuatku tidak bisa tidur." "Ayolah Celia, jangan seperti anak SMA baru putus cinta. Kamu memiliki florist yang harus dikelola, lebih baik menyibukkan diri di toko bunga." "Kamu tidak tahu Wil, aku benci toko bunga itu. Itu pemberian pria brengsek itu." Ucap Celia mencibir. Tanpa Celia sadari, di belakangnya, Raleigh menahan kepalan tangan hingga giginya beradu geram. Saking geramnya hingga urat urat di tangan liatnya itu tercetak jelas. Sebagai seorang pria sekaligus
Baca selengkapnya
Menyerah Pada Amarahnya
Valerie menyadari keputusasaan Raleigh saat mengetahui Celia memutuskan menghubungi mantan kekasihnya ditengah prahara rumah tangga mereka yang belum reda. Baginya, Celia terlalu egois tanpa melihat ketulusan Raleigh. Ia juga menyadari keinginan Raleigh yang buru-buru ingin menyelesaikan masalah rumah tangga mereka sebelum menjadi bom waktu. "Bagaimana kalau kita dengarkan penjelasan Celia? Siapa tahu yang ia hubungi bukanlah William. Siapa tahu Wil yang ia maksud adalah Willy, Wilsa, atau Wilmarie." Raleigh menatap rerumputan hijau dihadapannya dengan pandangan kosong. "Ral, Celia perlu didengar dan dipahami. Aku akan membantumu memahami kebutuhan terdalam dan perasaannya. Jangan menyerah seperti ini. Apa kamu tidak sayang dengan perjuanganmu selama ini?" Valerie menepuk dan mengusap pundak Raleigh untuk memberi kekuatan dan kenyamanan. "Aku mencintainya Vale, berusaha memahaminya tapi bukan berarti ia bebas menarik ulur kesungguhanku. Lebih baik aku memberinya waktu untuk me
Baca selengkapnya
Bercinta Tanpa Kenikmatan
Celia sudah kembali ke rumah dengan Raleigh yang selalu berada di sampingnya. Sebelumnya mereka menyempatkan waktu makan malam bersama atas ide Valerie kemudian diteruskan oleh Raleigh. Bukan makan malam super romantis, hanya sebuah makan malam penuh kehangatan untuk saling mengutarakan kerinduan dan harapan hubungan rumah tangga mereka ke depan setelah berseteru. Setidaknya Raleigh akhirnya mengerti bahwa dirinya harus bersabar dengan kondisi yang ada dan belajar menekan ego. "Apa ini?" Setelah menyodorkan ponselnya, Raleigh ikut duduk di sofa ruang tengah yang menghadap televisi bersama Celia. Kini mereka tengah bersantai di rumah. "Ral?" Beo Celia tidak percaya dengan menatap Raleigh. "Do you like it honey?" Celia mengangguk bahagia lalu memeluk Raleigh. Ia tidak menyangka jika suaminya itu sangat pandai mengambil hati. "Kapan kita akan kesana Ral?" Raleigh meraih ponselnya lalu menekan tombol riwayat reservasi. "Dua bulan lagi. Bulan Juli akan menjadi bulan bunga bung
Baca selengkapnya
Kesalahpahaman Terbodoh Raleigh
"Ada yang ingin kamu ceritakan Ral?" Raleigh menggeleng lalu menandatangi faktur pengiriman barang lalu menyerahkannya pada Valerie. "Kamu bisa bercerita padaku tentang Celia untuk mengurangi bebanmu. Aku akan berusaha membantu kalian mencari solusinya." "Mengapa kamu begitu baik pada kami?" Valerie tersenyum. "Aku hanya tidak mau Celia bernasib sama denganku. Menjadi janda bukanlah hal yang menyenangkan dan membanggakan Ral." Raleigh mengangguk. "Selain itu?" "Celia pernah membantuku saat kami menempuh strata satu. Waktu itu keluargaku mengalami kesulitan ekonomi dan dia bersedia meminjamkan uangnya untukku demi membayar biaya semester. Tidak sampai disitu, Celia juga meminjamkan uang untukku bertahan hidup selama dua bulan hingga akhirnya aku bisa membayar hutang itu." Raleigh tidak menyangka jika persahabatan keduanya terjalin cukup akrab sejak kuliah. "Aku mengerti, mengapa Celia selalu berlari ke rumahmu ketika sedang memiliki masalah denganku." Valerie mengangguk sambil
Baca selengkapnya
Rayuan Buaya Raleigh
Raleigh adalah tipe suami kurang sabaran ketika menginginkan sesuatu. Termasuk memenuhi keinginannya untuk segera memiliki momongan. Karena sikap bodohnya itu ia tidak peka dengan kondisi psikologis Celia akibat menopause dini. Celia kerap memiliki rasa cemas berlebih, paranoia, mudah marah, dan tersinggung oleh hal-hal sepele. Ia menganggap dirinya adalah beban bagi orang disekitar terutama Raleigh, suaminya. Ia tertekan karena tidak bisa memberi keturunan dan tidak bisa menimang anaknya sendiri sampai kapanpun. "Pernikahan ini hanya menguntungkan kamu dan menghancurkan aku Ral. Aku berusaha mencintaimu dan menerima ini semua. Tapi kamu mengkhianati janji suci pernikahan kita." Celia menangis haru sambil memegang gunting. Sampai kapanpun hatinya tidak akan rela jika Raleigh mencari wanita pendonor sel telur. Sekalipun wanita itu hanya akan dikontrak Raleigh demi memberi keturunan yang akan ia asuh bersama Celia. Rasa sedih yang berlebihan, tertekan, dan selalu berpikiran negati
Baca selengkapnya
Pengusiran Tak Berperasaan
Pepatah berkata : Tak ada yang lebih pantas dilakukan ketika menghadapi orang marah kecuali diam. Teriakan, hinaan, dan luapan emosi Celia karena perbuatan Raleigh yang menyebabkan Lily menangis, bayi mungil putri sepupunya, adalah kesalahan terbodoh yang pernah dilakukan. Ditambah dengan ucapan lantang Raleigh bila tidak sudi mengadopsi anak. Sejak awal, Raleigh tahu bahwa Celia lebih memilih untuk mengadopsi anak dari pada mencari wanita pendonor sel telur. Namun keteguhan Raleigh tetaplah sama meski berjanji akan memperbaiki hubungan rumah tangganya dengan menuruti apapun keinginan Celia. Khusus satu hal itu, Raleigh tidak akan mengabulkannya dengan mudah. Dia memiliki alasan yang kuat mengapa menolak mengadopsi anak. Tapi itu bukan berarti ia tidak menyayangi rumah tangganya dan Celia. "Go away! Aku tahu kamu hanya merayuku dengan janji-janji manismu itu!" Raleigh masih menatap Celia penuh permohonan agar tidak mengusirnya. Ini sudah malam dan Raleigh tidak tahu harus tidu
Baca selengkapnya
Lari Dari Kejaran Mertua
Valerie masih menatap ponsel Raleigh yang berdering dengan perasaan bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat Dad Mark, papanya Celia, menelfon Raleigh. Menurutnya Dad Mark sangat cepat bertindak untuk membuat anak dan menantunya kembali bersatu. Hingga dering itu mati, Valerie masih diam lalu menatap Raleigh. "Aku tidak tahu harus bagaimana jika Dad Mark sudah bertindak.""Bagaimana beliau tahu secepat ini Ral?""Mungkin sepupu Celia yang mengatakan segalanya. Padahal aku ingin menyembunyikan hal ini lebih dulu dari mereka sampai menemukan jalan terbaik. Aku hanya tidak mau Celia tertekan dan mendapat belas kasihan seperti wanita paling malang di dunia.""Mungkin kamu bisa mengangkatnya tapi jangan berkata kalau berada di rumahku."Raleigh menggeleng. "Biarkan saja dulu karena masalah ini sedang panas. Sekuat apapun aku membela dan mempertahankan diri, tetap saja akan berakhir kalah. Kamu tahu kan bagaimana sikap Mom Clarie padaku?"Valerie mengangguk paham karena Celia pernah
Baca selengkapnya
Celia, Si Wanita Dominan
Seseorang tidak akan menjadi sangat cerdas jika belum pernah melakukan sesuatu yang sangat bodoh. Sama dengan apa yang dilakukan Raleigh ketika ia memiliki masalah dengan Celia. Pikirnya menuruti keinginan Celia agar pergi dari rumah adalah sebuah jawaban, tapi ternyata itu menambah deretan kebodohan Raleigh di mata mertuanya, terutama Dad Mark. Setelah mendapat telfon dari Gerard bahwa Dad Mark membuat keributan karena tidak menemukan Raleigh di Coolworths, swalayan tempatnya bekerja, Raleigh segera memacu mobilnya kesana dengan perasaan kacau balau. Ia malu jika Dad Mark benar-benar membuat keributan di hadapan para anak buah Raleigh. Jika memang benar demikian, ditaruh dimana mukanya setelah ini? Kewibawaan yang dijunjung setinggi langit bisa hancur dalam sekejap lalu Raleigh akan menjadi trending topic yang menarik di kalangan para anak buah. Oh, tidak, Raleigh tidak bisa membayangkannya. "Dad?" Raleigh menghampiri Dad Mark penuh kehati-hatian. Ia sedang ditemani Gerard ber
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status