Semua Bab Bilik Lain di Hati Suamiku: Bab 31 - Bab 40
55 Bab
31. Menikahlah Kembali Denganku, Ze
Ze sedikit tercekat, ingatannya terlempar pada pesan Ardi tadi di rumah."Jangan menerima lamaran siapapun sebelum masalah diantara mereka putus. Kenapa Ardi bisa menebak begitu tepat. Sedangkan dirinya membayangkan saja tidak, jika Pak Ari akan melamar hari ini. Dalam pikiran, lelaki itu mengajak bertemu pasti untuk membicarakan rancangan pembangunan rumah dinas untuknya dan Ardi. Tapi ternyata?"Jadilah istri saya, Bu?"Sebuah cincin berlian kini diarahkan Pak Ari ke hadapan Ze. Wanita itu terhenyak, apa yang harus ia katakan, sedang di hatinya tak sedikitpun ada cinta?Akankah Pak Ari kecewa jika aku langsung menolak? Tapi, jika mengulur waktu dengan jawabannya yang sama, bukankah hanya akan membuat Pak Ari semakin berharap. Bismillah!"Mohon maaf sebelumnya, Pak. Tapi apa Bapak tahu status saya saat ini seperti apa?"Pak Ari mengangguk."Bu Silvia sudah memberi tahu saya.""Saya tidak bisa menerima lamaran siapapun sebelum pengadilan mengetuk palu perceraian, Pak.""Kenapa tidak,
Baca selengkapnya
32. Honeymoon Kedua
Semua mata kini tertuju pada Ze."Bagaimana Ze? Apa kamu menerima lamaran Ardi?" tanya Paman Ali.Ze menarik napas dalam. Beberapa waktu lalu pernah ia berada pada situasi seperti ini dan saat itu, jelas bahwa dirinya menolak untuk bersama karena menginginkan pembuktian dari Ardi. Tapi apa yang ia dapat, Ardi justru masih saja berada di dekat Seruni.Tapi kali ini, akankah Ardi bisa dipercaya?"Sebelum menjawab lamaran itu, saya mau bertanya beberapa hal pada Mas Ardi.""Silahkan, Ze.""Apa benar Mas sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan Seruni?""Iya benar.""Sudah berapa lama?""Sekitar enam bulan yang lalu.""Kenapa?""Mas sudah menyerahkan Seruni pada orang tuanya. Setelah kamu pergi, dia sudah tinggal bersama adiknya Zara.""Apa selama ini dia tidak pernah menghubungi Mas lagi?"Ardi menggeleng."Dia sudah menikah.""Bagaimana kalau dia bercerai lagi dan kembali menghubungi, Mas?""Mas tidak akan lagi melayaninya.""Kenapa?""Karena Mas tahu itu akan menyakiti perasaanmu."Z
Baca selengkapnya
33. Permohonan Seruni
[Assalamualaikum Mas, apa kabar? Sebenarnya berat hatiku untuk menghubungimu, tapi aku tidak tahu harus minta tolong sama siapa lagi. Begini Mas, enam bulan yang lalu saat aku hendak hijrah ke Malang, aku mengalami kecelakaan hingga hilang ingatan. Ternyata ada seorang lelaki yang menolongku. Dalam keadaan masih amnesia, dia menikahiku, Mas. Tapi sekarang ingatanku sudah kembali. Aku benci pada suamiku itu. Tega dia menipuku yang tengah amnesia dan mengaku bahwa aku ini adalah calon istrinya. Hingga aku bersedia dia nikahi. Jika kamu tidak keberatan, aku mau minta bantuanmu untuk melaporkan hal ini ke polisi atas kasus penipuan. Aku ingin bebas, Mas. Tapi aku tidak bisa kemanapun. Dia terus memantau gerak-gerikku. Hanya kamu tujuan, karena aku tahu kamu pasti tidak akan membiarkanku dalam bahaya. Tolong aku, Mas. Aku berjanji setelah masalahku ini selesai, aku akan benar-benar pergi jauh dari hidupmu. Sekali lagi, tolong aku, Mas.]Membaca pesan tersebut membuat jantung Ze berdegup ke
Baca selengkapnya
34. Lelaki Misterius di Cafe
Ze masih tercengang."Aku sedang di kejar-kejar suamiku, Ze. Dia ada diluar. Jika aku keluar dari ruangan ini, dia pasti akan menemukanku. Please Ze, aku nggak bohong. Aku nggak tahu bahkan kamar ini adalah milikmu. Aku asal lari dan sudah sangat terjepit hingga masuk kemana saja. Ternyata kamar ini milikmu."Ze berpikir sejenak bagaimana mungkin Seruni bisa masuk sedang pintu kamar terkunci otomatis? Tapi pertanyaan itu terabaikan saatdia melihat pintu terbuka dan seorang lelaki berwajah menyeramkan tengah berjalan ke sana kemari.Benar ada yang mengincar Seruni. Lalu apakah dia harus menolong wanita yang sudah membuatnya bercerai dengan Ardi?"Please, Ze."Seruni berlutut meminta pertolongan. Akhirnya hati Ze luluh. Ia yang semula meminta pada Ardi untuk tidak lagi berhubungan dengan Seruni justru memberi jalan wanita itu untuk menumpang berlindung di kamarnya. Sungguh tidak masuk akal. Tapi membiarkan wanita itu dalam bahaya pun ia takkan tega.Ze kembali melirik keluar kamar. Lel
Baca selengkapnya
35. Dimana Kamu, Ze?
Suaminya Seruni."Mendengar nama itu tersebut dari bibir istrinya, Ardi terhenyak. Dia memang tidak terlalu perhatian dengan rupa lelaki yang sempat mondar mandir di depan kamarnya pagi tadi. Hanya sekilas melihat. Yang dia ingat lelaki itu berjambang."Kamu nggak salah lihat?""Nggak Mas, aku yakin tadi sempat melihat lelaki itu di depan kamar saat Seruni tiba-tiba aja masuk ke kamar kita."Ardi terdiam sejenak."Yaudah biarin aja. Kita juga nggak punya urusan sama dia."Ze masih terlihat cemas."Apa dia tahu ya Mas, kalau Seruni tadi itu berlindung di kamar kita?""Bisa jadi tahu, kamu mau Mas samperin orang itu?" tanya Ardi yang seketika dijawab Ze dengan gelengan."Yaudah kalau gitu senyum lagi donk?"Ardi menarik dua sudut bibir Ze menjauh membentuk simpul senyum meski sang istri terpaksa melakukannya."Kayak gini honeymoon kita jadi menegangkan Mas, Ze takut.""Yah masih takut juga. Yaudah kalau kamu takut, habis makan kita langsung balik ke kamar."Ze mengangguk."Yaudah ayuk h
Baca selengkapnya
36. Terkuaknya Misteri
Keesokan paginya, Ardi melaporkan kejadian itu pada pihak kepolisian. Meski pihak hotel meminta bersabar karena mereka masih terus melakukan pencarian. Tapi Ardi tak mau menunggu.Atas laporannya, hanya hitungan menit, beberapa aparat sudah langsung meluncur ke lokasi. Seluruh staf dan sequrity dimintai keterangan. Bahkan sampai pada staff di Fiftenn Celcius.Dari seluruh yang dimintai keterangan, terhitung ada tiga orang yang tidak hadir saat itu. Dua libur dinas dan satu orang lagi sedang mengambil cuti selama dua hari. Pihak kepolisian meminta dihadirkan ketiganya.Menunggu siang hari, dua yang sedang libur akhirnya sampai di hotel. Mereka selesai diinterogasi. Salah satu diantara mereka mengajukan pertanyaan."Kemana Syarif, dia tidak hadir?""Dia cuti. Di telpon tidak diangkat, rumahnya kosong.""Kemarin pagi dia 'kan ke hotel untuk mengambil surat cutinya.""Tadi malam beliau juga sempat bertemu saya di Fifteen Celcius," seloroh yang lain.Tim interogasi yang bertindak tersebut
Baca selengkapnya
37. Penyesalan Ardi
Wajah Ardi pun teralihkan ke belakang. Ia terhenyak mendapati Seruni ada di depan pintu ruangan."Mas Ardi, Ze. Maafkan aku."Wanita itu melangkah masuk dan mengajukan permohonan maaf dengan wajah tertunduk. Melihatnya, Ardi segera bangkit."Sebenarnya apa yang kau inginkan, Runi? Kenapa kau menipuku malam itu? Kau lihat istriku, dia disekap selama tiga hari! Harusnya jika kau jujur, aku bisa dengan segera menyelamatkannya! Kau penipu! Aku membencimu, Runi!"Ardi tak kuasa menahan diri hingga berhasil membentak Seruni. Amarah yang sedari tadi ditahan kini ia biarkan lepas. Jika bukan wanita, lelaki itu sudah melayangkan tangan ke wajah Seruni yang berlinangan air mata."Beri kami penjelasan atas semua yang sudah terjadi, Runi? Jangan diam!""Itulah lelaki yang sudah menikahiku, Mas. Itu kenapa aku memintamu menolongku! Karena dia iblis!""Tapi kau tidak seharusnya menipuku!"Ardi masih belum bisa mengontrol amarah, Ze yang di sisinya mengusap jemari lelaki itu hingga sang suami bisa s
Baca selengkapnya
38. Kesetiaan Seorang Suami
Pagi membentang, Ardi telah siap dengan satu baskom air hangat. Ia akan menyeka tubuh sang istri, karena tadi saat perawat meminta mengerjakannya, tapi sang istri menolak.Lelaki itu keluar dari kamar mandi, pandangannya langsung tertuju pada Ze yang masih berbaring di atas ranjang."Mas seka badanmu, ya," ucapnya sedikit segan karena meski telah saling mencintai, dalam beberapa hal tetap menimbulkan debar aneh di dada.Ze mengangguk. Ardipun mulai membantu Ze membuka pakaiannya. Wanita itu menatap sedikit malu sebab untuk pertama kali ia biarkan Ardi membuka dan sesaat lagi mengelap tubuhnya.Setelah melepas kancing baju, jemari Ardi mengambil kain sarung lalu menutup tubuh Ze. Dengan keadaan tertutup lelaki itu kembali membuka hingga lepas pakaian sang istri.Meski tertutup sarung, tubuh mulus itu tetap saja berhasil membuat gaduh jantung Ardi. Namun, ketika melihat sang istri kesakitan, ia membuang jauh segala keinginannya.Seluruh pakaian selesai dibuka, Ardi kini membasahkan hand
Baca selengkapnya
39. Putusan Pengadilan
Satu bulan kemudian ...Keadaan Ze sudah sangat sehat. Bahunya perlahan mulai bisa digerakkan. Ia bahkan sudah dapat mengangkat benda-benda ringan seperti gelas berisi minuman atau piring berisi makanan. Kepalanya juga sudah membaik, warna kebiruan bekas hantaman kursi sudah memudar. Bengkaknya pun sudah sempurna menghilang.Selama ini, ia tinggal di rumah pamannya. Ardi datang mengunjungi setiap weekend. Meski rindu memenuhi kalbu, keduanya berusaha sabar. Hanya telpon yang selalu teriring setiap malam saat hendak tidur. Itulah cara ampuh untuk mengurai rasa yang dibendung selama seharian.Tapi saat ini, dikarenakan keadaan Ze sudah membaik, lelaki itu berencana mengajak sang istri untuk ikut pulang ke desa.Dia sampai di Surabaya setelah melalui sekian jam perjalanan. Sampai di rumah, kehadirannya disambut oleh istri tercinta yang tampak cantik dalam balutan gamis syar'i serta jilbab warna senada."Assalamualaikum."Ardi menatap sang istri dengan perasaan lega bercampur bahagia."Wa
Baca selengkapnya
40. Alhamdulillah Doble, Mas
Sudah dua tahun lo, belum juga hamil. Biasa itu udah disebut infertil. Udah diperiksa belum Bu Ze?"Bu Lastri, tetangga samping rumah ibu mertua Ze terus mengoceh. Tiap kali ada acara di rumah sang Mama, wanita itu selalu ada. Bahkan terkadang tidak diundang, wanita itu justru datang sembari bertanya pada ibu mertua Ze dengan pertanyaan,"Ibu kemarin ada titip pesan ya sama si Anang suruh saya datang ke rumah? Maaf ya Bu, Anang baru ngomong tadi pagi."Begitulah dirinya, selalu punya cara supaya bisa merusuh di acara tetangga. Kali ini, Ze jadi sasaran."Baru juga dua tahun Bu Lastri, Fatimah sama suaminya sampai sepuluh tahun. Tapi kalau Allah sudah berkehendak, tak ada yang tak mungkin. Di usia ke empat puluh tahun lebih, Fatimah akhirnya mengandung juga," bela ibu lain seolah paham perasaan Ze seperti apa."Iya sih. Si Mera anak saya yang pertama juga telat hamil, Bu. Waktu itu setahun nikah masih juga kosong. Tapi Ibu mertuanya tu ngebet banget, sampai Mera nangis kejar mengadu ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status