All Chapters of Pewaris Tunggal: Chapter 101 - Chapter 110

Brandon terpaksa berlindung saat dua penguntit ini melepaskan tembakan balasan, tanpa Brandon sadari, kini hampir 10 buah mobil patroli polisi Paris berdatangan.Gaya koboy Brandon tadi telah menjadi kehebohan, karena terlihat di CCTV milik kepolisian. Sehingga kepolisian pun bergerak cepat, untuk melakukan penyelidikan dan sampai di TKP, tepat saat Brandon dan dua penguntit yang Brandon duga pembunuh bayaran ini sama-sama berlindung di deretan mobil yang macet di jalanan.Saat melihat salah seorang penguntitnya bergerak dari persembunyiannya, Brandon yang sempat di juluki The Buser, langsung melepaskan tembakan.Orang itu langsung terjengkang ke aspal, saat itulah teman satunya berlari untuk menjauh dari sana, kembali pistol Brandon menyalak, dan lagi-lagi teman si penguntit ini terkapar ke aspal.Brandon sudah tak memperdulikan lagi apakah kedua orang itu meregang nyawa, saat dia berpaling, bermaksud kembali ke mobil Putri Zeremiah, dia terpaksa mengangkat tangan, karena kini dia su

Sampai di hotel, Brandon tak kesulitan mendapatkan tiket untuk menyaksikan acara Paris Fashion Show, semua tamu hotel dapat ID card dan bisa menonton pertunjukan itu.Putri Zeremiah bahkan jauh-jauh hari sudah mengantongi tiket menonton pertunjukan berkelas ini, karena hanya kalangan tertentu yang bisa menyaksikannya.Setelah kembali bercinta saat mandi bersama, sampai-sampai Putri Zeremiah menyerah karena meladeni nafsu tinggi Brandon.Putri Zeremiah kini makin pangling melihat gaya berpakaian Brandon yang benar-benar bak model.Putri Zeremiah yang mengenakan dres panjang yang agak terbuka belahan dadanya, sampai menatap berputar ke tubuh Brandon yang terlihat benar-benar tampan, di tambah rambutnya yang rapi dan di beri sedikit gel, sehingga Brandon lebih cocok jadi selebritis dibandingkan pengawal.Padahal Brandon pun sedang menatap kagum dengan kecantikan Putri Zeremiah ini.Sampai saat ini Putri Zeremiah masih menganggap Brandon seorang pengawal, dia sama sekali tak tahu kalau Br

Setelah memberi dua lembar uang tanpa menunggu kembaliannya, Brandon setengah berlari menuju flat tersebut. Brandon lalu mengintai sebentar sambil melihat situasi.Brandon yang sedang diliputi kemarahan dan juga nafsu membunuh, langsung menendang pintu flat itu, ia sudah yakin kalau tempat inilah para penjahat bersembunyi dan menyekap Putri Zeremiah.Baru saja tendangan keras itu merobohkan pintu, terdengarlah tembakan beruntun hingga tiga kali, Brandon langsung berguling dan hampir saja sebuah peluru mengenai badannya.Bukannya mundur, Brandon malah masuk perlahan dan mengintai, ternyata orang yang menembaknya pun sama, juga bersembunyi di dalam ruangan flat itu setelah memberondongnya dengan tembakan.Brandon kini sudah masuk lewat pintu yang dia tendang tadi, dan pelan-pelan mendekat, saat itu ia melihat dari sebuah cermin ada bayangan dua orang.Brandon langsung berdiri dan…dor…dor, dua kali tembakan cukup membuat dua orang itu terjungkal sambil berteriak kesakitan dan menyumpah t

“Tak apa, Albert berpikiran terbuka, dia tak sepicik yang kita pikirkan, itulah kelebihan orang barat dibandingkan orang kita!” sahut Tantri enteng.“Baguslah…semoga dia tak tahu hubungan kita di masalalu,” cetus Brandon, sambil menghembuskan asap rokoknya. Tantri hanya mengangkat bahu, seakan itu bukan masalah besar baginya.“Sekarang apa rencana kamu, apakah akan pulang ke Indonesia?” pancing Tantri, agaknya dia sengaja tak ingin Brandon tahu, kenapa kini bisa kerja dan tinggal di Perancis dan agaknya lebih nyaman di negara mode ini.“Aku ingin bertemu Letnan Donovan, dia agaknya yang paling getol mengejar-ngejar aku, tapi aku tak mau ke kantornya, tapi ingin bertemu ke rumahnya, tapi dimana? Aku tak hapal kota ini!”Tantri malah tertawa, dia lalu membuka hapenya dan hanya berselang 5 menitan memperlihatkan pada Brandon di mana Letnan Donovan tinggal.“Itulah kelebihan kota ini, sangat mudah menemukan rumah polisi, karena semuanya ada di genggaman,” ceplos Tantri.Setelah mencapture

Kelly tersenyum mendengar Brandon yang dingin ini bisa bernyanyi lirih begitu. “Suara abang bagus, sayang nggak ada band nya, hanya suara melalui audio!” ceplos Kelly sambil melepaskan pelukannya dari Brandon dan minum wine yang barusan di antar waitres.Hampir 1,5 jam keduanya berada di kafe itu, setelah di rasa cuaca di luar makin gelap dan dingin, keduanya kini kembali ke mobil dan Brandon menjalankan mobil milik Kelly dengan perlahan, tujuannya langsung ke rumah Letnan Donovan.Kini keduanya sudah sampai di sebuah rumah berbentuk flat, di halaman rumah itu terlihat sebuah sedan, agaknya Letnan Donovan sudah ada di rumah.Brandon mengajak Kelly yang awalnya ingin menunggu di mobil, tapi Brandon langsung menraik tangan lentik Kelly ikut masuk ke rumah Letnan Donovan, setelah memencet bel, keduanya menunggu sambil saling pandang.Setelah tiga kali memencet bel, terdengar langkah kaki menuju pintu.Begitu terbuka, terperanjatlah Letnan Donovan, saat melihat wajah orang yang dia cari-c