บททั้งหมดของ Pewaris Tunggal: บทที่ 361 - บทที่ 370

Mata Renita yang bak bintang kejora langsung bersinar. “Masa sih, kok sayang banget apartemen tak di tinggali, ehmm…aku lupa, kamu pasti anak orkay yaa…sehingga pasti banyak punya properti, lagian yang kuliah di kampus itu rata-rata memang anak orkay sih!” kini Renita tertawa kecil, hingga Radin ikutan tertawa, inilah tawa pertamanya semenjak ortunya meninggal tragis.Renita lalu bilang mikir-mikir dulu terkait tawaran Radin, saat melihat wanita jelita ini mengurut kakinya, Radin menawarkan diri memijat kaki jenjang dengan bulu-bulu halus ini, Renita ternyata tanpa di duga mengiyakan.Setelah Radin melepas himnya, Renita baru sadar kalau tubuh pemuda di depannya ini sangat kokoh, walaupun tak besar berotot macam atlet binaraga. Tapi tubuh Radin kokoh proporsional.Renita masih mengenakan roknya yang tadi dan kini dia bersandar di ujung ranjang, Radin pun memijat pelan kaki kanan itu dengan obat balur, yang tadi sempat di beli Renita di

Tugas yang dibebankan Opahnya sebenarnya di sengaja, karena Brandon pelan-pelan mulai mendidik Radin sebagai calon CEO kelak. Selain sudah merasa tua, Opah Brandon juga ingin benar-benar pensiun dari dunia usaha.Di Kuala Lumpur ada masalah dengan proyek yang di garap anak usaha Kanah Group, dan Radin diminta ke sana untuk menyelesaikan masalah itu.Besoknya Radin langsung menuju kantor cabang Kanah Group, yang dulunya jadi kantor kakek buyutnya, Dato Hasim Zailani.Tiga direktur sudah menunggunya di ruang rapat, ruang kerjanya. Radin mendengarkan laporan ketiganya dan disebutkan ada proyek mereka yang di ganggu sekelompok orang, yang agaknya ingin merusak proyek bernilai jutaan ringgit Malaysia ini.“Katanya mereka itu antek dari perusahaan Dato Lim, asal Bapak Radin tahu, Dato Lim itu dulu pernah menganggu usaha kita!”Dato Anwar salah satu Dirut ini mengisahkan latar belakang Dato Lim ini, yang bebas dari penjara hampir 2 tahunan lalu dan pernah hampir membuat ayahnya lumpuh, kisah

Dengan Salsa, Radin bak bertemu guru bercinta, Salsa dengan lembut memperlakukannya, dan kelembutan ini membuat Radin sangat menikmati percintaannya.Salsa pelan tapi pasti membimbing Radin agar menelusuri tubuhnya, di mana titik-titik yang membuatnya sangat melayang dan Radin adalah murid yang cerdas, dia paham soal ini.Walaupun Radin harus mengakui, di bandingkan Renita apalagi Rose yang dia pecah perawan, milik Salsa sedikit lebih longgar.Namun itu tertutupi oleh sizenya yang bikin Salsa merem melek dan bilang pemuda ini partner bercinta yang hebat.Awalnya lembut, tapi di pertengahan, keluarlah aslinya wanita matang ini, ibarat jurus, kemampuannya dia keluarkan untuk mengimbangi kehebatan ‘murid brondongnya’ yang memiliki stamina hebat ini.Salsa tanpa sungkan melenguh-lenguh karena benar-benar melayang dan menikmati percintaannya dengan Radin.Setelah Salsa 5X klimaks, barulah Radin bak harimau sumatera, mengaum dan menumpahkan segalanya ke rahim Salsa dan ambruk di tubuh wanit

Dato Lim yang sejak awal kalah angka ikutan tersenyum lebar, melihat anak kesayangannya ini mampu mengalahkan pemuda tampan yang baru di kenalnya ini.Setelah hampir 3 jam bermain, kini ketiganya santai di kafe mewah yang ada kawasan lapangan golf ini, Dato Lim terkesan dengan gaya pemuda dingin ini.“Hebat…Lisa sangat beruntung mampu kalahkan kamu Radin, oh ya…kamu kan kerjasama dengan Kanah Group, apakah kamu kenal baik dengan Brandon Hasim Zailani, atau mendiang anaknya Aldot Hasim Zailani?” pancing Dato Lim, walaupun gayanya santai, tapi Radin bisa melihat pria tua ini mempunyai mata yang licik.Setelah menghirup minumannya sambil menyedot pelan rokoknya, Radin langsung menggeleng dan melepas ikatan rambutnya, sehingga kini rambut panjangnya makin memperlihatkan ke maskulinan wajahnya. Lisa terlihat terpesona menatap ke tampanan pemuda ini.“Saya bukan konglomerat Dato, saya hanya kenal baik dirut-dirutnya dan beruntung pemenang lelang lalu jadi pemasok. Pingin sih kenal bapak Bra

“Radin…kamu itu normal nggak sih…emmm…!” desis Lisa sambil merentakan kakinya dari pijatan Radin. Egonya sebagai seorang wanita highclass langsung keluar, Lisa seakan benci di sepelekan seorang pria.Pemuda ini hanya tertawa kecil, agaknya sifat flamboyan Radin di atas gaya opah dan juga mendiang ayahnya, Aldot Hasim Zailani.Radin benar-benar tenang dan tak grasa-grusu dan gadis molek di depannya ini sampai senewen melihat gayanya itu.Radin lalu menarik tangan Lisa sehingga kini gadis ini terduduk di pahanya dan berbisik hingga Lisa terbahak.“Huhhh…kirain apa…siapa takut, kita buktikan sekarang, apakah kamu bisa bikin aku terbang ke angkasa berkali-kali,” bisik Lisa sambil mengigit bibir Radin dan kembali melumatnya.Radin berdiri lalu duduk di bibir bathub dan Lisa berjongkok sambil memandang takjub benda yang tegak, dengan akar-akar kokoh sebagai penunjangnya. Lisa bak lapar satu bulan, saking rakusnya mempermainkan benda itu.Lisa kaget saat Radin menarik tubuhnya dan gantian me