All Chapters of Digerebek Saat Lagi Mendesah: Chapter 21 - Chapter 30
120 Chapters
Saling menyalahkan. 21
Bab 21Saling Menyalahkan"Arsilla!"Plak!Satu tamparan mendarat kilat di pipi perempuan yang sedang kalap itu. Arsilla nyaris terjungkal ke lantai karena saking kuatnya Tamam menamparnya."Aow!" ucap Arsilla seraya memegang pipinya, yang terasa panas.Tanpa dikomando, tetangga berdatangan, saat mendengar suara lantang keributan itu. Cukup membuat Tamam bingung sebenarnya. Tapi emosi sudah terlanjur memuncak. Napasnya sudah memburu."Kamu menamparku, Mas?" tanya Arsilla dengan mata menyalang. Nada suaranya terdengar bergetar. Tamam mengedarkan pandang. Orang-orang yang mendengar keributan mereka, sudah saling berdatangan. Bahkan semakin ramai. Semakin banyak yang datang."Maafkan aku Tarfi'ah! Aku nitip Nabilla di sini dulu! Akan aku selesaikan masalahku dengan Arsilla!" ucap Tamam kepada tetangganya itu. Tarfi'ah diam saja. Karena dia masih syok. Tak menanggapi apa pun. Bahkan menganggukkan kepala saja tidak.Karena tetangga pada datang, akhirnya Tamam segera mendekati Arsilla. Mera
Read more
Bisik-bisik Tetangga. 22
Bab 22Bisik-bisik Tetangga"Jadi kamu kena denda potong kambing dan uang?" tanya Teguh untuk lebih memastikan. Anton menganggukkan kepalanya pelan. Anton sudah menceritakan masalah sidang tertutupnya itu pada Teguh. Ya, Anton sekarang ada di rumah Teguh lagi. Karena dia tak tahu mau ke mana. Razmi benar-bener sudah tak mau menerimanya. Sudah mengharamkan Anton jika menginjakkan kaki di rumahnya. Razmi benar-bener sudah tak sudi lagi. Sudah sangat jijik melihat paras lelaki yang telah memberikan dia dua anak itu. "Iya, pusing aku!" balas Anton. Teguh menghela napas panjang. Kemudian mengacak rambutnya kasar. Walau bukan masalah dia, tapi tetap saja ia seolah juga ikut merasakan. Ikut merasa sesaknya masalah temannya itu. "Yaudah, nikmati dan jalani saja!" balas Teguh. Anton menghela napas panjang. Menggigit bibir bawahnya pelan. "Entahlah, engap aku dengan masalah ini," ucap Anton. Teguh mencebikan mulutnya."Aku saja ikutan engap, apalagi kamu! Itulah ... nikmat hanya sesaat, tap
Read more
Rencana dijalankan. 23
Bab 23Rencana dijalankan"Hemm, Si Fiah langsung masuk ke dalam rumah. Nggak jadi belanja dia. Pasti dia terkejut melihat rambutku yang basah ini! Mampus kamu Tarfi'ah! Nggak akan aku diam saja! Perawan tua nggak tahu malu!" ucap Arsilla dalam hati. Dia sangat puas sekali. "Pagi-pagi udah seger aja Mbak Silla," ledek salah satu ibu-ibu yang ikut belanja. Yang lainnya menyenggol lengan yang bertanya. Nyengir."He he he, iya," balas Arsilla dengan memaniskan senyumnya. Tangannya memilah dan memilih sayuran yang akan dia beli. Sorot mata bahagia yang Arsilla pancarkan. Tetangga yang ikut belanja saling memainkan bibirnya, saling senggol, pertanda mereka risih dengan kelakuan Arsilla. Tapi Arsilla tetap saja santai, seolah dia tak pernah membuat huru-hara."Eh, kapan ini motong kambingnya?""Secepatnya, Bu. Tenang saja. Sebagai warga yang baik, pasti saya akan turuti peraturan desa ini. Walau sebenarnya saya sama sekali tak bersalah. Karena saya difitnah! Saya dijebak!" jawab Arsilla.
Read more
Perlu Bicara. 24
Bab 24Perlu Bicara"Dek, kita perlu bicara!" ucap Anton kepada Razmi. Pagi ini Anton memang pergi ke rumah Razmi. Dia tak masuk kerja. Ijin terlebih dahulu. Karena hatinya benar-benar sedang berkemelut hebat. Tak tenang, galau, dilema. Membuat dia tak fokus untuk kerja. "Tak ada yang perlu dibicarakan! Semuanya sudah cukup jelas, bahkan sangat jelas! Jadi apa lagi yang perlu dibicarakan? Sungguh memalukan. Tapi, nampaknya yang melakukan tak punya malu!" balas Razmi. Anton berusaha menarik pergelangan tangan Razmi. Tapi Razmi terus menolaknya. Anton sebenarnya sangat sakit hati dengar ucapan Razmi. Tapi dia harus tetap bersabar demi mendapatkan maaf dan kesempatan lagi dari Razmi. "Razmi, aku mohon, tolong kasih aku kesempatan satu kali lagi. Aku janji akan berubah. Aku janji akan setia sama kamu!" ucap Anton. Razmi menyeringai kecut. Kepalanya geleng-geleng heran dengan sikap kekeuh Anton yang menurut Razmi tak tahu malu itu. "Tapi sayangnya aku sudah tak percaya dengan janjimu!
Read more
Tamam dan Razmi. 25
Bab 25Tamam dan Razmi"Pa, itu mamanya Nathan!" ucap Nabilla seraya menunjuk. Mereka baru saja sampai. Bahkan belum turun dari motor.Tamam menoleh ke arah telunjuk anaknya menunjuk. Kemudian melepas helm pelan."Owh, ternyata Razmi yang datang!" ucap Tamam dalam hati. Ia menelan ludah sejenak."Iya. Turun dulu, ya!" balas dan pinta Tamam kepada anaknya."Iya, Pa," balas Nabilla dengan nada suara yang sangat polos.Nabilla segera turun dari motor. Pun Tamam juga ikut turun dari motor."Ma, itu papanya Nabilla!" Nathan menunjuk ke arah Nabilla dan Tanam. Razmi segera menoleh ke arah anaknya menunjuk."Iya, berarti papanya yang datang," balas Razmi. Nathan manggut-manggut saja."Mungkin Mas Tamam juga sama seperti aku pemikirannya, malu jika istrinya yang datang memenuhi panggilan sekolah. Atau kasihan Nabilla akan jadi tambah malu!" ucap Razmi dalam hati."Yaudah, kamu masuk dulu ya, Mama biar langsung menuju ke kantor saja!" pinta Razmi. Nathan menganggukkan kepalanya pelan."Siap, M
Read more
Mengcapek. 26
Bab 26Mengcapek"Mas Anton? Ngapain dia chat aku?" ucap Arsilla ngomong sendiri. Matanya fokus ke layar pipih yang ia pegang. Melihat ada pesan masuk dari Anton, cukup membuatnya terkejut. Hatinya deg-degan akut. Gimana tak deg-degan, rasa saat ketahuan kala itu, masih sangat terasa. Karena penasaran, akhirnya Arsilla membuka pesan singkat dari Anton. Ingin tahu juga, pesan apa yang Anton kirimkan. [Aku mau ketemu! Kamu lagi sendirian kan di rumah?!] seperti itu pesan singkat dari Anton. Seketika mata Arsilla membelalak."Gila orang ini? Masalah belum juga kelar, malah dia mau ngajak ketemuan. Dia benar-benar gila apa ya?" sungut Arsilla ngomong sendiri. Seketika napasnya memburu. Dadanya pun naik turun. Emosi seketika memuncak. Arsilla menatap tajam ke layar pipihnya. Dia masih di rumah Tamam. Belum mau pergi dan enggan untuk pergi. Masih ingin merayu Tamam untuk rujuk. Seperti itulah maunya. Ya, Arsilla ini bisa dibilang keras kepala. Apa yang dia inginkan harus terwujud, bagai
Read more
Saling Geram. 27
Bab 27Saling Geram"Boleh saya ketemu anak saya?" tanya Tamam. "Iya, Bu, saya juga ingin ketemu anak saya. Jadi kita pertemukan Nathan dan Nabilla, agar mereka bisa baikan! Kita bisa sama-sama menasehati mereka," sahut Razmi. Bu Guru yang memanggil mereka mengulas senyum. "Boleh, Pak, Bu, bentar saya panggilkan mereka di kelas," balas Bu Guru itu. "Terimakasih," balas Tamam. Razmi pun mengangguk, pertanda dia juga nitip ucapan terimakasih. Bu guru itu menganggukkan kepalanya dan mengulas senyum, kemudian beranjak dan melangkah menuju ke kelas Nathan dan Nabilla. Memanggil mereka karena permintaan orang tuanya. Acara pemanggilan orang tua dan pemberitahuan apa yang diinginkan sekolahan telah selesai. Pihak sekolah sangat menyayangkan dengan keadaan yang terjadi. Kabar tak senonoh itu memang sudah terdengar di sekolahan Nathan dan Nabilla. Tamam dan Razmi tak banyak bicara. Karena mereka juga menyadari salah juga dalam hal ini. Walau bukan mereka yang melakukan kesalahan, tapi ju
Read more
Saat Tahu. 28
Bab 28Saat Tahu"Mau ke mana kamu?" tanya Bu Anna. Karena Arsilla datang untuk meminjam mobil ke orang tuanya. "Mau ke sekolahannya Nabilla," jawab Arsilla santai. Bu Anna melipat keningnya sejenak. Mencerna."Ke sekolahannya Nabilla? Ngapain?" tanya balik Bu Anna. Untuk lebih memastikan. "Nabilla tengkar di sekolahan. Tengkar sama Nathan. Jadi orang tua dapat panggilan ke sana! Memang anak itu bikin ribet aja!" jelas Arsilla. Bu Anna tentu saja terkejut mendengarnya. "Kamu itu yang bikin ribet. Bukan anakmu! Ini semua ya karena ulahmu!" balas Bu Anna. Arsilla menghela napas panjang. Menata hati dan pikiran. Harus tetap tenang menanggapi ucapan ibunya. "Kok gitu sih, Bu? Udah bagus Arsilla mau datang ke sekolahannya Nabilla! Faktanya Mas Tamam juga nggak mau datang ke sana, mikirin kerjaan dia. Berat sama kerjaannya dibandingkan dengan masalah anak. Katanya malu. Urusan anak kok malu. Aneh!" balas Arsilla. Sengaja berbohong agar mamanya mau meminjamkan mobilnya. Bu Anna menghela
Read more
Atur Rencana. 29
Bab 29Atur Rencana"Astaghfirullah!" ucap Razmi dengan nada syok. "Kenapa? Ada apa?" tanya Tamam penasaran. Tanpa banyak bicara Razmi seketika menyerahkan hapenya itu ke Tamam. "Ini, lihat sendiri!" balas Razmi. Seketika Tamam menerima hape Razmi. Melihat apa yang ada di dalam hape itu. "Astagfirullah! Sungguh biadab mereka!" ucap Tamam dengan nada suara murka. Ya, Razmi menerima, foto Anton dan Arsilla sedang jalan berdua. Foto sembunyi-sembunyi. Teguh yang mengirimkan foto mereka. Seketika napas Tamam dan Razmi saling memburu. Dada mereka saling naik turun. Tamam segera mengembalikan layar pipih itu kepada pemiliknya. Razmi dengan cepat menerima. "Apa yang akan kita lakukan?" tanya Razmi. Tamam menelan ludah sejenak. Masih berpikir secara kilat. "Kamu telpon saja Teguh. Minta tolong kepada dia, untuk terus membuntuti mereka, mudah-mudahan Teguh tak keberatan. Jadi kita bisa susul mereka! Kita pergoki lagi!" jawab Tamam. Razmi menelan ludah sejenak. Mencerna. "Yakin mau nyu
Read more
Semua Geram. 30
Bab 30Semua Geram"Kenapa berhenti?" tanya Tamam kepada Razmi. Ya, Razmi memang berhenti. Cukup membuat Tamam penasaran tentunya."Perutku sakit. Aku mau berhenti di POM itu dulu, ya!" jawab Razmi. Tamam menganggukkan kepalanya pelan. Membuka kaca helmnya."Ok. Kalau gitu aku tunggu di sini, ya!" balas Tamam. Razmi menganggukkan kepalanya pelan."Iya. Yaudah aku ke POM dulu, udah nggak tahan. Peru sakit di saat yang tidak tepat!" gerutu Razmi. Tamam hanya menyeringai tipis saja."Sabar!" balas Tamam. Razmi mencebikan mulutnya sejenak. Kemudian membalas dengan senyuman. Kemudian tanpa mikir panjang lagi, Razmi segera meluncur ke POM yang telah ia incar. Karena perutnya memang sudah melilit.Karena Razmi sudah meluncur ke POM, akhirnya mau tak mau, Tamam menunggu tak jauh dari POM yang didatangi Razmi itu. Berangkat bersama, jadi kalau ada apa-apa yang harus saling menunggu. Seperti itu pemikiran Tamam."Arsilla, sebenarnya apa maumu? Kamu bilang tak ingin pisah denganku. Tapi faktanya
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status