All Chapters of PENGGARIS SEGITIGA: Chapter 31 - Chapter 40
90 Chapters
Bab 30 EBIH (MENJADI) MANUSIA
Sudah tiga hari berlalu dari malam yang menguras emosi. Dan Selena masih tidak punya jawaban dari semua permasalahannya. Di saat hatinya memilih Raymond, tetapi otaknya selalu mengarahkan pada Dimitri. Bagaimana mungkin seorang Selena Audrey dapat mengkhianati keinginan ayahnya? Jantungnya berdetak kencang, ketika memikirkan setiap masalah percintaannya. Dan yang cukup mengganggu adalah ketika masalah-masalah itu membuat Selena tidak bisa tidur selama tiga hari. Dan yang lebih parah lagi, susu coklat penyelamatnya di malam hari, kini juga membuat kenangan baru yang membuatnya merasa lebih galau.Raymond shooting sekitar 1 minggu di hutan Kalimantan dan kira-kira 4 hari lagi, lelaki itu akan meminta jawaban tentang nasibnya. Apa yang harus dikatakannya? Bisakah dia meminta waktu, waktu untuk berpikir lebih lama lagi? O, Tuhan, jawaban apa yang harus aku berikan?Pikiran Selena melayang pada kejadian-kejadian yang dilaluinya bersama Raymond. Awal pertemuannya, kejadian di pulau, hingga p
Read more
Bab 31 MAMA DAN PAPA
Udara pagi di Bandung sangat menyegarkan, sekiranya kota ini sedikit lebih santai dari pada hiruk pikuk Jakarta. Sudah pukul 9 pagi, dan Selena segera menuju rumah ibunya. Rumah yang didatanginya 10 tahun lalu. Hanya saja kali ini Selena sudah konfirmasi kalau dia akan datang pagi ini."Selena!" panggil mama sambil melambaikan tangan, ketika Selena sampai di halaman rumahnya.Selena segera berlari dan memeluk ibunya."Mama senang kamu kemari, tapi kamu baik-baik saja kan?" kata Mama."Baik, Ma, cuma butuh refreshing," jawab Selena."Ayo, masuk!"Rumah mama tidak seperti rumah papa dahulu. Rumahnya tidak terlalu besar, tetapi nyaman dan bersih. Banyak pepohonan di pekarangan, menjadikan rumah mungil itu begitu asri dan segar."Kamu masuk saja dulu, Mama sudah siapkan kamar, jadi masukkan koper kamu ke dalam," kata mama sambil membuka pintu rumah"Terima kasih, Ma. Tapi, aku sudah pesan hotel di dekat sini, lagipula Selena tidak mau mengganggu kehidupan Mama.""Hah? Ganggu apa? Hotelnya
Read more
BAB 32 DI ANTARA DUA PILIHAN
Setelah suasananya tenang, maka Mama dan Selena dapat bercanda layaknya ibu dan anak. Teh yang disiapkan mama pun sudah habis diminum akibat dari banyaknya pembicaraan yang hilang selama bertahun-tahun. Selena menceritakan bagaimana hari pertamanya bersekolah di Amerika, semua teman-teman hingga pengalamannya pacaran dengan beberapa orang. Mama pun bercerita tantang masa mudanya yang sedikit tomboi, berkalahi dengan beberapa pria, hingga cerita ketika Mama membantu papanya mencari pencuri uang pabrik layaknya seorang detektif. Pada akhirnya Mama mulai menanyakan alasan Selena ke Bandung hari ini." Jadi, sesungguhnya kamu ke Bandung mau bicara tentang apa?""Hah? Ga kok ma, Selena cuma...cuma mau ngobrol biasa saja sama mama," jawab Selena pura-pura tidak tahu.Tiba-tiba wajah Selena menjadi merah, dan Mama mulai menangkap apa yang kira-kira akan dibicarakan anak perempuan satu-satunya itu."Sepertinya mama bisa nebak nih, masalah Raymond, ya?" tanya Mama.Selena pun terdiam, dia tidak
Read more
Bab 33 MENANTI SEBUAH JAWABAN
Ini adalah saat yang paling ditunggu sekaligus ditakuti oleh Raymond. Pesawat yang akan membawanya ke Jakarta ini, juga akan membawanya menuju kenyataan kehidupan percintaanya. Raymond sangat berharap Selena dapat menerimanya, tetapi pikirannya cukup ragu untuk mengamini kejadian itu akan terjadi. Apakah Selena akan memilihnya? Atau..., Raymond tidak dapat membayangkan seperti apakah dirinya jika Selena menolaknya.Pesawat akan terbang dari Banjarmasin menuju Jakarta dalam 1 jam 45 menit, tetapi sepertinya Raymond sedikit mengharapkan kalau pesawat itu terbang lebih lama lagi."Bro, lo kenapa sih? Kaya orang yang baru pertama kali naik pesawat?" tanya Arya."Ga apa-apa, perasaan lo aja kali?""Itu tangan kenceng banget megangin sandaran kursi, Ya elah, biasa aja kali."Raymond segera melepas genggaman tangannya. Raymond tidak ingin terlihat seperti ada masalah."Udah, ga usah pura-pura, lo bengong melulu seminggu ini, shooting ga konsen, dialog lupa melulu, bahkan lo sampe jatoh kecemp
Read more
Bab 34 KEPUTUSAN SELENA
Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Dalam sekejap mata, satu minggu sudah lewat begitu saja. Kini hanya tinggal jalan antara bandara dan apartemen yang memisahkan Raymond dengan Selena. Jalanan Jakarta yang biasanya macet, kini cukup lancar dan nyaris tidak ada hambatan. Tak lama berselang, Raymond sudah dapat melihat gedung apartemen Selena dari dalam kendaraannya."Terima kasih, Pak," kata Raymond sambil memberikan uang jasa kepada supir taxi yang ditumpanginya.Setelah berada di gedung itu, langkahnya terasa semakin berat. Apa yang harus dilakukan jika Selena menolak cintanya? Apa sebaiknya dia mencoba untuk berteman dengan Selena tanpa ada perasaan apa-apa? Mana mungkin dia bisa berteman dengan orang yang akan selalu dicintainya selama bertahun-tahun? Bagaimana dia bisa melihat Selena menikah dengan orang lain selain dirinya?"Naif...naif....Raymond kamu terlalu nekat melamar Selena minggu lalu, apa yang kamu pikirkan?" ujar kata hatinya yang dipenuhi rasa penyesalan."Halo Ma
Read more
Bab 35 KISAH BARU
Selena sudah membuat keputusan yang cukup berat dalam hidupnya. Hanya saja dia sedikit ragu jika Dimitri mampu menerima keputusannya itu. "Pasti, dia akan marah atau berbuat ulah," pikir Selena. Akan tetapi, sebesar apapun masalah yang akan dibuatnya, Selena tetap yakin akan pilihannya. Walaupun di dalam hatinya, Selena sedikit meragu dengan keputusannya itu."Siapa yang bisa kau bahagiakan?"Suara mama terngiang-ngiang di kepala Selena. Selena tidak yakin 100% , tetapi ia yakin kalau dirinya mampu membahagiakan Raymond. Pria dengan tingkat kebahagiaan yg tidak begitu rumit.Selena tidak sanggup melanjutkan hubungan bersama Dimitri. Karena jujur saja, walaupun ia berpacaran dengan Dimitri, Selena sangat yakin kalau dia tidak akan sanggup mencintainya. Berbeda dengan Raymond. Walaupun tidak terlalu yakin, tetapi Selena tidak ingin kehilangan pria yang telah mengisi hidupnya selama beberapa bulan ini .Jadi pada siang ini, sebelum Selena memberikan jawaban pada Raymond malam nanti, Selen
Read more
Bab 36 PASANGAN SERASI
"Mon, Mon.....," teriak Pak Wahyu sambil terburu-buru berlari, masuk ke dalam ruangan Wildlife Adventure."Ya, Pak? Ada apa?" jawab Raymond bingung.Nafas Pak Wahyu terengah-engah, tangannya memegang dadanya seperti menahan jantungnya yang hampir copot dan keluar dari dadanya."Pak, Bapak, ga apa-apa?" tanya Raymond mengkhawatirkan kondisi Pak Wahyu."Ga pa-pa, Mon. Sebentar ya, ngumpulin nafas dulu."Raymond segera mengambilkan segelas air putih dan memberikannya kepada Pak Wahyu."Ada masalah apa, Pak? Bapak membuat saya khawatir."Pak Wahyu memegang bahu Raymond, dan tersenyum lebar."Mon, barusan rapat produser, lo percaya ga? Di 2 episode kemarin, ratting and share acara kita tinggi. Apalagi episode minggu lalu, rattingnya paling tinggi di antara seluruh episode-episode Wildlife Adventure. Ahahahaha, itu ibu Popi, produser B blog sampai bengong lihat pencapaian kita. Ide kamu berhasil, Mon. Yes, Yes!" jawab Pak Wahyu sambil mengepalkan tangannya senang."O, Ya?" tanya Raymond s
Read more
Bab 37 RAHASIA KECIL
Selena kembali masuk ke dalam kantornya untuk mengambil helm dan tasnya. Segera semuanya siap, Selena segera menggandeng Raymond menuju lift yang akan membawa mereka ke pintu depan kantor In One TV. Hati Selena cukup gembira karena minggu ini Raymond tidak pergi bekerja ke daerah, akan tetapi sesungguhnya kesibukkannya sendiri yang membuat Selena tidak dapat sering-sering menemui Raymond.Sesungguhnya ia takut Raymond marah dan mengomel dengan kegiatannya yang super padat dan banyak, tetapi lelaki itu cukup sabar dan penuh pengertian. Jika Selena terlalu sibuk, Raymond selalu mengirimkan makanan dan itulah yang membuat Selena bersyukur memiliki kekasih seperti Raymond."Kamu tunggu di sini, aku ambil motor dulu," kata Raymond sambil berlari ke arah parkiran motor.Selena tersenyum dan mengangguk. Siang ini memang cukup panas, matahari terik, apalagi sudah lama tidak turun hujan. Hampir saja Selena menyesali pilihannya. "Hahaha, seharusnya aku tidak memaksa untuk naik motor hari ini,"p
Read more
BAB 38 ACARA MAKAN SIANG YANG SEDIKIT KACAU
Tidak ada yang menyangka, acara makan siang yang awalnya begitu menyenangkan, kini berbuah menjadi sebuah musibah. Sungguh siang hari yang santai bagi Raymond dan Selena, dimana mereka bisa menikmati makan siang dan berbincang berdua, berubah menjadi horror ketika semua orang di dalam Mall memperhatikan mereka seperti seorang narapidana. Belum lagi beberapa jepretan kamera handphone yang mengabadikan kebersamaan mereka secara diam-diam."Ini ada apa sih?" bisik Selena bingung."Aku juga ga tau, kenapa ya mereka pada ngeliatin kita begitu, ga biasanya," jawab Raymond yang juga merasa kebingungan seperti Selena."Emang, ada yang aneh di muka aku?" tanya Selena kembali."Ga, Sayang," kata Raymond melanjutkan. "Kamu cantik, atau jangan-jangan mereka ngliatin kamu gara-gara kamu terlalu cantik.""Harus, ya?""Harus apa?""Ngegombal di saat seperi ini?""Beda tahu, kalau gombal itu memuji secara berlebihan, tapi kalau untuk kasus kamu, ini betulan. Cantik, pinter lagi, pacar aku, hahaha."Ra
Read more
Bab 39 PEMBICARAAN PARA KARYAWAN
"Panggil Rahayu!" perintah Dimitri kepada Mara."Baik, pak."Mara segera menelepon Rayahu untuk memintanya datang ke kantor Dimitri. Walaupun Mara sudah bekerja 10 tahun di In One TV, sesungguhnya ia tidak terlalu kerasan bekerja sebagai asisten Dimitri. Jika bukan karena anaknya, Mara tidak akan bertahan bekerja selama itu. 3 tahun pertama Mara bekerja sebagai junior asisten Elio Soedibrata, dan kini ia bekerja untuk anaknya."Anak dan bapak bedanya bagai langit dan bumi,"pikir Mara ketika Dimitri membuatnya kesal."Siang, Mbak Mara," kata Rahayu ketika memasuki ruang depan."Masuk, Yu. Udah ditungguin dari tadi," jawab Mara."Terima, kasih, Mbak."Rahayu mengetuk pintu ruangan Dimitri."Permisi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?""Selena sudah kembali?" tanya Dimitri."Belum pak. Mungkin sebentar lagi," jawab Rahayu."Tolong telepon untuk segera kemari. Ada yang perlu saya bicarakan mengenai rapat siang ini.""Baik, Pak. Akan saya usahakan. Ada lagi, pak?""Tidak ada, itu saja.""Kalau
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status