All Chapters of PENGGARIS SEGITIGA: Chapter 21 - Chapter 30
90 Chapters
Bab 20 FIRST DATE NIGHT
Setelah turun dari mobil Dimitri waktu menunjukkan sekitar pk 17.30. Selena segera bergegas untuk bersiap-siap. Dia segera mandi, membersihkan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sambil mengeringkan rambutnya, Selena mulai memilih pakaian apa yang harus dikenakannya malam ini. Sudah menjadi kebiasaannya untuk selalu tampil rapih dan menawan dalam segala acara.Waktu menunjukkan pukul 7 sore hari, dan bel apartemen Selena mulai berbunyi."Selamat sore, bu. Ini ada seorang tamu ibu menunggu di bawah," kata salah seorang security di apartemennya."Baik, pak, terima kasih, tolong sampaikan kalau saya akan segera turun," kata Selena.Selena segera memakai anting-anting sambil berusaha melingkarkan tali di sepatu hak tingginya. Sekali lagi melihat penampilannya di depan kaca, memastikan rok hitamnya jatuh dengan sempurna di badannya. setelah penampilannya sempurna, Selena segera keluar dari apartemennya.Pintu lift terbuka dan Selena segera turun ke lobby. Ketika pintu lift kembali
Read more
Bab 21 MASA LALU
"Bang terima kasih ya," teriak Raymond berpamitan dengan Bang Joni yang sedang sibuk memasak pesanan nasi goreng bagi para pelanggan-pelanggannya. "Sering-sering kemari, ajak juga mbaknya." "Terima kasih, Bang. Makanannya enak," puji Selena. "Jangan kapok ya mbak," kata Bang Joni. Selena tersenyum dan mengangguk. Raymond segera bersiap untuk mengantar Selena pulang. Kaki mereka melangkah satu per satu ditemani indahnya cahaya lampu jakarta di malam sunyi ini . Bulan bersinar terang ditemani dengan taburan bintang, menjadikan suasana malam itu menjadi lebih romantis. "Jadi, kamu sudah lama kenal Bang Joni ya?" Raymond mengangguk. "Langganan lama?" tanya Selena. "Teman lama, waktu di jalanan." "O ya? Gimana ceritanya?" "Bang Joni sudah seperti kakak sendiri. Waktu di jalan, ngamen bareng, dipukulin bareng, dikerjar-kejar bareng." "Terus...?" tanya Selena semakin penasaran. "Terus tobat, ngelamar kerja di beberapa perusahaan dan keterima di In One Tv, awalnya cuma jadi kru. Ny
Read more
Bab 22 KEBENCIAN SONIA
Hari-hari ini adalah hari paling teratur bagi seorang Selena Audrey. Ia tidak lagi melewatkan jadwal makan siang. Setiap siang, Raymond selalu mengirimkan makanan di depan ruangan pribadinya, atau bahkan, jika ada waktu senggang Raymond mengajaknya untuk pergi makan siang bersama. Dan bukan hanya itu, Raymond sanggup membuat hidup Selena menjadi lebih berwarna dengan cerita-cerita dan segudang leluconnya. Sehingga Selena merasa kehilangan apabila Raymond pergi shooting di daerah. Tetapi, terima kasih pada handphone satelite dan peralatan canggih jaman sekarang, mereka tetap dapat berkomunikasi dengan baik walaupan Raymond sedang berada di tengah hutan."Mbak.....,""Mbak....,""Mbak Selena...," teriak Rahayu."Rahayu....," jawab Selena kaget."Kamu masih hobi ngagetin orang?" lanjut Selena."Abisnya, aku udah panggil-panggil Mbak Selena dari tadi," jawab Rahayu tidak terima tudingan Selena."Iya, sorry-sorry. Ada apa?""Mbak Selena di panggil Pak Bos," jawab Rahayu."Ada perlu apa ya?"
Read more
Bab 23 PENGGEMAR RAHASIA
Menurut teman-teman Selena di Amerika, jika ada seseorang yang menyukaimu diam-diam, maka semuanya tergantung perasaan kamu dalam menilainya. Jika kamu tidak menyukai "sang penggemar", maka ia akan menjadi stalker mengerikan seperti pada film-film thriller, tetapi jika kamu menyukainya, maka ia akan menjadi cerita super romantis seperti film-film romantic comedy.Selena cukup menyesal menanyakan hal tentang Sonia kepada Rahayu. Kenyataan bahwa Raymond menyukainya sejak lama cukup menganggu pikirannya. Apa karena saya anak orang kaya? Tapi, apa benar Raymond pria yang materialistis? Buktinya, sekarang, ketika ayahnya bangkrut dan Selena tidak memiliki apapun, Raymond tetap mendekatinya. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari, tetapi Selena tidak dapat memejamkan matanya. Apa benar Raymond mendekatinya? Atau hanya gosip semata? Mereka hanya berteman saja kan? Atau jangan-jangan sekarang Selenalah yang mulai menyukai Raymond? Semakin lama berpikir, wajah Selena semakin ber
Read more
Bab 24 TAMU SPESIAL
"Dim, sorry, hari ini aku ga bisa pulang malem, jadi, jadwal iklan besok aja ya," pinta Selena."Kamu nih kenapa sih? Sekarang sedikit-sedikit ga bisa, ke mana integritas kamu? Dulu kamu tanggung jawab banget sama kerjaan kamu.""Dim, hari ini aku ada janji, ok? I'll do it tomorrow. Lagian juga Rahayu baru kasih tahu aku kemarin malem, jadi...""Janji? Sama siapa?""Dim, don't cross the line, ga semua urusan aku, kamu harus tahu kan?""Iya, tapi kamu masih kerja di sini kan? Aku masih atasan kamu. Tell me, kamu pergi sama siapa?""My mother, Dim, and it's not your bussiness anymore," jawab Selena kesal dan segera pergi meninggalkan Dimitri di ruang kerjanya.Dimitri tidak bisa menyuruh-nyuruh Selena seperti dulu lagi. Setelah apa yang terjadi dengan hubungan mereka. Sekarang Selena sudah menetapkan niat untuk tidak akan kembali padanya, walaupun dahulu, ketika baru putus, Selena sempat memohon kepada Dimitri untuk memperbaiki hubungan mereka.Waktu berjalan dengan cepat, tugas- tugas S
Read more
Bab 25 MAKAN MALAM SPESIAL
"Tok..tok..."Selena segera membuka pintu apartemennya."Hai, Ray!" sapanya sambil tersenyum."Hai," jawab Raymond."Ayo, masuk!"Raymond membuka sepatunya, menaruhnya di pinggir pintu dan segera masuk ke dalam. Mama Selena segera berdiri untuk menyambut kedatangan Raymond."Tante?" sapa Raymond kaget ketika melihat kehadiran mama Selena."Hai, Mama kira siapa, taunya kamu, Ray. Kalau Raymond, mama sudah kenal," jawab Mama."Hai tante, ini aku bawa sayur tanaman sendiri, kalau Selena ga mau, sayurnya buat tante saja," kata Raymond bercanda."Aku mau kok," jawab Selena."Ya udah, kamu gampang. Ini buat tante dulu ya, bisa di bawa ke Bandung kok Tante," kata Raymond memberikan sayur segar hasil hidroponiknya."Terima kasih," kata Mama. "Kamu sehat, Ray?" lanjut Mama."Sehat-sehat, sudah lama tidak ketemu ya tante, Sehat tante?""Sehat, sehat. Ray, ayo kita makan! Tadi tante sama Selena masak sop sama tumis kangkung kesukaan Selena, semoga kamu suka juga ya?""Pasti suka tante, apalagi ka
Read more
Bab 26 JAS SANG AYAH
Bagi Selena, tidak ada yang lebih menyenangkan ketika sedang bersama dengan Raymond. Mereka bisa ngobrol dan bercanda setiap saat, setiap waktu. Tetapi, dalam minggu ini, Selena sibuk mengurus kegiatan kampanyenya untuk memenangkan Penghargaan Pertelevisian Indonesia. Dimitri tidak membiarkan jadwal Selena kosong sedikit saja. Rangkaian acara talk show, wawancara eklusif, bahkan acara off air ke kampus-kampus yang sungguh melelahkan harus dijalankan Selena. Pada akhirnya Raymond juga harus bersabar, setidaknya sampai rangkaian acara ini selesai. Walaupun hal yang membuatnya sedikit kesal adalah ketika Dimitri selalu menemani Selena di setiap rangkaian acara-acara tersebut. "Mon, lo pergi ke PPI?" tanya Arya. "Tahun ini, kayanya gue pergi," jawab Raymond sambil tersipu. "Hah? Ga salah? Dari dulu, lo ga pernah pergi acara gituan, kenapa tahun ini lo semangat banget?" "Kenapa emang? Gue kan juga bagian dari pertelevisian indonesia, di undang pula, ga ada salahnya kan?" tanya Raymond
Read more
Bab 27 PENGHARGAAN PERTELEVISIAN INDONESIA
Malam puncak PPI memang meriah. Semua insan pertelevisian akan hadir dengan penampilan yang luar biasa. Dari pagi hingga sore, hampir semua stasiun televisi menampilkan liputan dari acara Penghargan Pertelevisian Indonesia tahun ini, mulai dari dekorasi, nominasi, perkiraan pemenang, dan seluruh rangkaian acara hingga artis-artis yang siap memeriahkan acara ini. Para kru bersiap dan mulai memastikan semua peralatan sudah terpasang sempurna, dan beberapa selebriti sudah mulai melakukan gladi bersih untuk acara malam ini.Demikian pula dengan Selena, sejak siang hari, team make up yang dikirim Dimitri sudah memenuhi seluruh apartemennya. Walaupun Selena merasa ini sangat berlebihan, tetapi ia juga tidak berniat untuk membuat Dimitri kesal. Tetapi, pada akhirnya, Selena harus mengakui kalau tanpa kehadiran team itu, ia tidak akan tampil sesempurna ini.Selena memandangi jam dindingnya. Raymond sudah berjanji akan menjemputnya pukul 5 sore ini, dan seperti yang sudah-sudah, Raymond tidak p
Read more
Bab 28 LAMARAN TIDAK TERDUGA
"Dimitri, sakit!" teriak Selena sambil menarik tangannya dari genggaman Dimitri.Dimitri tidak menghiraukan perkataan Selena, ia terus menarik Selena ke ruang yang lebih sepi. Setelah masuk ke dalam salah satur ruangan, Dimitri menutup pintu, melemparkan tangan Selena dan mulai meluapkak emosinya."Kamu nih kenapa sih? WHAT'S WRONG WITH YOU?"teriak Dimitri."What did I do wrong?" tanya Selena bingung."DIAM....., Jangan.....jangan...," suara Dimitri penuh emosi hingga akhirnya dia mengambil nafas panjang sambil mengepalkan kedua tangannya."Apa sih yang kamu cari dari dia? Dari pekerja rendahan seperti dia? Sadar, Selena, kita bukan dari dari dunia mereka, demikian pula sebaliknya. Mereka tidak akan pernah bisa berada di dunia kita," lanjut DimitriMendengar ucapan Dimitri, Selena hanya menggelengkan kepalanya dan berusaha untuk pergi meninggalkan ruangan. Tetapi Dimitri menarik kembali tangan Selena hingga menimbulkan ruam kemarahan di tangannya."Dengar, kamu boleh bermain-main denga
Read more
Bab 29 RAYMOND DAN CINTANYA
Perjalanan malam itu cukup jauh dan pada akhirnya mereka sampai pada sebuah Café kecil di pinggir jalan. Raymond membantu Selena turun dari mobil, dan mereka berdua mulai masuk ke dalam. Bau kopi yang menyengat dari dalam café terasa sedikit menyegarkan hati, setidaknya membuat perasaan Selena lebih tenang."Tunggu sebentar, biar kupesankan sesuatu," kata Raymond sambil menarik kursi dan mempersilahkan Selena untuk duduk di meja dekat jendela. Lalu ia segera memesan 2 minuman hangat dan membayarnya di kasir. Setelah semua urusannya selesai, Raymond segera menarik kursi dan duduk di samping Selena.Malam semakin larut dan dengan kejadian yang baru saja terjadi, membuat hubungan keduanya menjadi canggung. Tidak ada yang memulai pembicaraan, hingga pada akhirnya Raymond memberanikan diri untuk membuka mulutnya."Selena, kamu lihat bangunan tua di depan itu," kata Raymond sambil menunjuk sebuah bangunan tua di seberang café.Bangunan itu sudah tampak lapuk. Atapnya hampir hancur dan pekar
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status