All Chapters of Not A Dream Wedding: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
21
Jeffin yang mengetahui bahwa Abiyya belum mengisi perutnya, memutuskan untuk memasak sedikit dengan bahan-bahan yang bisa ia jadikan untuk makan malam. Jeffin meregangkan tubuhnya saat semuanya sudah selesai dan sudah makanan sudah tersaji di meja makan. Kini langkahnya beranjak menuju lantai atas guna memanggil Abiyya agar makan. Satu kali ketukan, Jeffin tidak mendapat balasan dari Abiyya. Saat ketukan ketiganya barulah Jeffin dapat mendengar suara Abiyya.“Sebentar!” teriaknya dari dalam. Jeffin melipat kedua tangannya di depan dada sembari bersandar di samping pintu kamar menunggu sang pemilik untuk keluar.“Ada apa?” tanyanya dengan pakaian yang sudah berganti dari yang terakhir Jeffin lihat tadi.“Makan,” jawab Jeffin singkat yang membuat Abiyya menaikkan alisnya sebagai tanda ia bertanya apa maksudnya. “Makan dulu, habis itu saya mau bicara seperti yang kamu bilang tadi sore.”“Aku nggak lapar,” balas Abiyya.“Nggak usah bohong, sedari tadi pagi nggak ada makanan sama sekali ya
Read more
22
Abiyya yang merasa bersalah karena melakukan hal tidak sopan, berulang kali mengucapkan kata maaf. Bahkan Jeffin sendiri sudah tidak mempersoalkan perilaku Abiyya barusan dan sudah memaafkannya. “Stop, bilang maaf, oke. Dari tadi kamu ngucapin kata maaf udah sampai berapa kali. Saya juga sudah memaafkan kamu, Abiyya,” jelas Jeffin yang sudah bosan dengan kata maaf yang keluar dari mulut Abiyya. “Daripada kamu bilang maaf terus, mending kamu bicara jujur sama saya, apa saja yang sudah Crystal lakukan ke kamu.” Perkataan Jeffin selanjutnya membuat Abiyya terdiam. Saat ini keduanya sedang berada di halaman belakang rumah mereka. Jeffin yang berniat untuk menyelesaikannya hari ini, memilih tempat tersebut agar Abiyya mau bicara jujur. “Abiyya, saya nggak membenarkan apa yang Crystal lakukan ketika memang dia berbuat salah, meskipun dia adik saya.” “Apa yang akan kamu lakukan, kalau orang tua kamu tahu tentang semua kebenaran yang coba kita tutupi?” tanya Abiyya pada akhirnya mau membuka
Read more
23
Abiyya membuka matanya perlahan. Abiyya menatap sekeliling ruangan yang tampak asing baginya. Namun, dari aromanya saja Abiyya bisa menebak bahwa sekarang dirinya sedang berada di rumah sakit. Abiyya teringat akan apa yang terjadi pada dirinya terakhir kali.Sekarang Abiyya melirik ke arah tangan kirinya yang terasa sedang dipegang oleh seseorang. Benar saja ada Jeffin yang sedang tidur dan tengah menggenggam tangannya dengan kepala yang diletakkan di atas ranjang. Abiyya mencari-cari jam yang ada di ruangan tersebut. Pantas saja Jeffin ketiduran karena sekarang memang waktunya untuk tidur.Abiyya merasa sudah lebih baik dari terakhir kalinya. Tangan kanan Abiyya bergerak mengusap pelan kepala Jeffin. Dirinya merasa sangat senang bisa bertemu dengan Jeffin. Jeffin yang pada awalnya tidak terlalu banyak berbicara, namun tetap bersikap baik padanya. Abiyya tersenyum saat kembali mengingat pertama kalinya ia bertemu dengan Jeffin. Abiyya yang tiba-tiba mencegat mobil yang sedang dikendar
Read more
24
Seorang pria tengah berdiri memandang langit malam yang terlihat begitu cerah dengan ponsel yang menempel di telinganya bersama dengan segelas wine di tangannya. Dengan seksama ia mendengarkan apa yang sedang disampaikan oleh orang suruhannya. Terlihat pria tersebut sedang menahan napasnya lalu mengeluarkannya secara perlahan.“Kamu harus mencari tahu semuanya. Pokoknya saya nggak mau tahu, kamu harus berhasil menyelidikinya. Kalau nanti sudah ada kejelasan biar nanti saya yang lanjutkan.”Pria tersebut menutup teleponnya lalu menghembuskan napas kasar. Matanya menerawang pada langit. Salah hatinya berharap bahwa ia mendapat titik terang akan masalah yang tengah ia selidiki. Selama bertahun-tahun ia melakukannya ia mencari dan sekarang ia menemukan seseorang yang mirip dengan ibunya, ia berharap semoga kali ini ia mendapatkan hasil yang diinginkannya.Kemudian lelaki tersebut menyesap wine yang ada di tangannya. Hatinya berkata jika memang apa yang ia selidiki benar, ketika ada yang m
Read more
25
Crystal membanting pintu mobilnya dengan kasar. Langkahnya dengan cepat mencari keberadaan Aera. Beberapa kali Crystal berteriak memanggil-manggil Aera, namun tidak ada sahutan sama sekali.“Mama mana?” tanya Crystal pada salah satu pekerja yang kebetulan berpapasan dengannya.“Nyonya ada di belakang, Non,” jawabnya. Tanpa menanggapi lagi Crystal langsung berjalan menuju dimana Aera berada. Dan benar saja Crystal melihat Aera yang tengah bersantai dengan memandang layar ponselnya.“Ma, ada yang mau Crystal bicarakan,” ucap Crystal sembari duduk di kursi sebelah Aera tanpa basa-basi terlebih dahulu.“Kenapa, Crys? Tadi Mama juga dengar kamu teriak-teriak panggil Mama.”“Ma, Crystal mau kasih tahu kalau sebenarnya Kak Jeffin dan Abiyya cuma menikah pura-pura.” Melihat ekspresi biasa saja dari Aera tentu membuat Crystal semakin kesal. “Ma, mereka udah bohongin Mama sama Papa!” seru Crystal yang membuat Aera menatap putrinya.“Mama udah tahu,” balas Aera santai.“Apa? Mama tahu darimana?”
Read more
26
Abiyya bersama Jeffin saat ini sedang berada di kediaman orang tua Jeffin. Sudah satu minggu baik orang-orang Jeffin, Reksa, dan Freja belum menunjukkan hasil dimana keberadaan Crystal. Hal itu membuat Aera jatuh sakit. Beberapa hari yang lalu juga Saga sudah di jemput oleh Nandi yang katanya keadaan suaminya sudah berangsur membaik.“Crystal,” gumam Aera saat duduk di sofa yang yang ada di kamar Jeffin dulu. Jeffin membawa Abiyya ke kamarnya setelah tadi sempat menemui Aera yang terbaring di atas ranjang.“Jeff, ini belum ada kabar tentang Crystal?” tanya Abiyya yang saat ini hanya berdua bersama Jeffin. “Sama sekali nggak ada?”“Nggak usah dipikirin, nanti pasti bisa ketemu,” jawab Jeffin seperti biasa dengan pembawaannya yang tenang.“Jeff, aku mau jujur boleh?”“Apa?”“Ada kaitannya sama Crystal.” Jeffin mengernyitkan dahinya yang kemudian mendekat ke arah Abiyya dan duduk di sampingnya.“Crystal kenapa?”“Waktu itu, pas malam kamu dapat kabar dari mama, sebelum jam makan siang Cr
Read more
27
Bi Er yang baru saja tiba di depan rumah merasa heran kenapa pintu depan terbuka namun tidak ada orang di sekitar halaman rumah. Dengan cepat wanita paruh baya itu melangkahkan kakinya untuk masuk. Seketika barang-barang belanjaan yang ada di tangannya terlepas begitu saja saat melihat Abiyya yang terkapar di lantai dengan tangan yang memegang perutnya. Yang membuat Bi Er semakin khawatir karena Abiyya yang sepertinya sudah kehilangan kesadaran.“Astaga Mbak Abiyya,” panggil Bi Er sembari mengguncang pelan tubuh Abiyya. Tak mendapatkan respon dari Abiyya, mata Bi Er beralih pada ponsel yang ada di dekat Abiyya. Dengan cepat Bi Er membuka ponsel tersebut dan mencari panggilan terakhir yang ada di sana.“Tunggu sebentar lagi saya sampai,” ucap dari orang yang mengangkat panggilan yang dihubungi oleh Bi Er.Benar saja, tidak lama kemudian seorang laki-laki dengan setelan kerjanya datang dengan berlari masuk ke dalam rumah. “Kenapa bisa sampai kayak gini?” tanyanya pada Bi Er apalagi sete
Read more
28
Tidak semua hal yang ada di dunia bisa kita ketahui. Akan ada banyak hal yang terkadang datang dalam kehidupan tanpa terduga. Seperti akan jadi apa kita setelah dilahirkan ke dunia, dengan siapa kita hidup berdampingan, dan banyak hal lainnya yang sudah di atur oleh Tuhan bahkan tentang kehilangan. Kita hanya bisa berusaha menjalani hidup dengan baik dan bisa bertahan hidup bagaimanapun kondisinya.“Gimana, Ma?” tanya Jeffin.Aera menggeleng pelan. “Masih belum mau makan,” jawab Aera sembari melirik makanan yang ada di nakas samping brankar. Matanya terus tertuju pada Abiyya yang tengah berbaring dengan mata terpejam. Saat Aera meminta Abiyya untuk makan, Abiyya hanya menjawabnya belum merasa lapar dan ingin beristirahat.“Ya udah, mending sekarang Mama pulang dulu aja, ini udah malam. Biar nanti Jeffin yang bujuk Abiyya buat makan.”“Mama di sini aja nemenin Abiyya.”“Ma, besok aja datang lagi ke sini, biar Mama istirahat juga.” Aera mengangguk dan mengiyakan permintaan Jeffin.“Mama
Read more
29
Keesokan paginya, setelah sarapan selesai, Reksa memanggil Crystal untuk menemuinya di ruang kerjanya. Apapun kesalahan yang sudah diperbuat Crystal, Crystal tetaplah putrinya yang sudah ia dan Aera rawat sejak kecil. Tidak ada perlakuan berbeda untuk memenuhi segala kebutuhan Crystal. Baik Reksa ada Aera selalu memperlakukan gadis kecil yang dulu mereka ambil dari sebuah panti sama seperti mereka memperlakukan Jeffin.Sampai tidak terasa, ternyata gadis kecil itu sudah beranjak dewasa. Namun, semua perlakuan yang Reksa dan Aera berikan, serta semua didikannya tidak membuat gadis itu menjadi anak yang selalu baik. Nyatanya ada kala dimana ternyata Crystal berbuat sesuatu yang tidak pernah mereka duga.Lantunan musik klasik yang sengaja Reksa setel untuk menemaninya menunggu kedatangan Crystal terdengar menenangkan. Matanya terpejam sembari mengingat kembali masa-masa dimana Crystal yang masih menjadi gadis kecil lucu yang selalu mengikuti kemana saja Jeffin pergi. Bagaimana suara lemb
Read more
30
“Abiyya, maafin semua perbuatan Crystal selama ini ke kamu ya.” Aera menggenggam tangan Abiyya setelah Freja keluar untuk mengejar Crystal. “Mama ngga tahu kalau selama ini Crystal memperlakukan kamu dengan tidak baik.”Abiyya tersenyum seraya membalas genggaman tangan Aera. “Abiyya udah maafin semua perlakuan Crystal sama Abiyya, Mama nggak perlu minta maaf. Ini semua bukan salah Crystal, ini salah Abiyya karena tiba-tiba masuk ke kehidupan keluarga kalian. Maaf karena Abiyya semuanya malah jadi kayak gini.”Aera menggelengkan kepalanya pelan. “Nggak, kamu sama sekali nggak salah, Abiyya. Mama sama Papa malah berterima kasih sama kamu karena udah jadi bagian dari keluarga ini. Walaupun ada beberapa alasan yang membuat kamu harus menjadi bagian dari kita.”“Maafin Abiyya sama Jeffin kalau semua ini berawal dari kebohongan yang kita ciptakan. Makasih juga karena udah terima Abiyya menjadi bagian dari kalian, meski sebenarnya Abiyya sendiri bukan dari keluarga yang jelas asal-usulnya.”
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status