Lahat ng Kabanata ng Karma : Kupermalukan di Akad Nikahnya : Kabanata 41 - Kabanata 50
131 Kabanata
aku atau dia yang cerdik
keesokan hari setelah memastikan semua ritual pagi anak-anak selesai dan mereka berangkat sekolah aku segera mempersiapkan diri untuk pergi ke tempat Kartika.Setelah mengenakan blazer dan mengambil tas aku segera meraih kunci mobil dan bersiap pergi.di saat yang bersamaan masjadi yang tengah membaca buku di ruang tamu nampak heran melihatku terburu-buru."Kamu ma kemana?'"Ada urusan.""Tidak bisakah kamu sehari saja di rumah?""Aku punya banyak urusan yang harus kutangani, sebelum orang lain mendahuluiku," jawabku yang seketika memmbuatnya bungkam."Jangan berusaha terlalu keras, Sakinah, kau akan lelah dan kesulitan," ujarnya."Selama ini aku sudah mengurusi diriku sendiri dan urusan rumah tangga tanpa bantuanmu, aku akan baik-baik saja," jawabku. "Kamu mau kemana?" ulangnya."Maaf aku bisa terlambat, aku pergi dulu," pamitku.*Sesampainya di bangunan besar yang diberi nama lembaga pemasyarakatan Sukajadi kuparkirkan mobil dan langsung masuk ke loby untuk mendaftar jika aku ingin
Magbasa pa
setelah
setelah membuatkan sarapan untuk anak-anak aku segera menuju ke kamar dan membuka laptop milikku untuk memeriksa hal-hal yang belum aku lakukan.Aku kenal seseorang yang menguasai dunia IT dan berprofesi sebagai hacker profesional. Aku berencana untuk mengirimkan email dan meminta bantuannya untuk melacak siapa pemilik ponsel yang kemarin aku dapatkan dari menekan tombol redial di telepon rumah.Beruntungnya dia segera membalas email dan merespon pertanyaanku serta bersedia membantu untuk menemukan kaki tangan dari Mas Yadi.[Itu nomornya berada tak jauh dari rumah dinasmu ] balas kenalanku itu.[Sungguhkah? mohon dicek, siapa ] pintaku.[Mudah-mudahan aku bisa melacak nomor ini terdaftar atas nama siapa, kita berharap saja semoga nama yang didaftarkan adalah nama yang valid dan memiliki alamat lengkap.][Aku akan menunggu kabar baik darimu, terima kasih sebelumnya.][Aku akan mengirimkan email jika sudah ketemu hasilnya, semoga bisa cepat ][Ya, terima kasih. Aku akan menunggu ] ba
Magbasa pa
dia adalah
[Siapa orangnya?] balasku dengan rasa penasaran.[Kartu itu terdaftar atas nama Alicia angraini,] balasnya.[Aku tidak kenal siapa itu Alicia] jawabku.[Coba diingat-ingat, lokasi dari pemilik nomor ini tidak jauh dari rumah dinasmu yang dulu]Tentu mendapatkan mendapatkan kabar semacam itu aku menjadi berpikir panjang dan bingung Siapa kiranya orang yang tinggal di sekitar rumahku dan bekerjasama dengan Mas Yadi dan menjadi kaki tangannya.Aku tidak habis fikir, dan yang lebih mengherankan lagi seingatku tidak ada yang bernama Alicia Anggraini sebagai anggota Persit yang tinggal di sekitaran komplek rumah dinas TNI.Ataukah itu hanya nama palsu? Tapi mana mungkin bisa mendaftarkan nomor kartu ponsel tanpa nomor induk kependudukan dan kartu keluarga, tentu hal ini membuatku semakin penasaran dan ingin tahu siapa sebenarnya Alicia itu.Ataukah nama Alicia adalah nama anak dari tetangga-tetanggaku itu? aku akan menelpon dan bertanya kepada anak-anakku mungkin ada teman sebayanya ada yan
Magbasa pa
aku menuju
Aku menuju ke mobil dengan tertatih tatih, sebagian anggota tubuh ini gemetar dan leherku sakit dan napasku sempat sesak beberapa saat. Dengan sisa rasa syok dan tegang, kuhempaskan diri di jok mobil dan tak sabar diri ini memeriksa dokumen yang sudah kurebut dari Hendra.Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah surat tanah warisan dari orang tuanya, dan uang tunai senilai 20 juta. Ternyata, Mas Yadi memang cerdik ia sudah memperhitungkan langkah sebelum hendak menikah kedua kalinya. Aku kagum sekaligus kecewa, juga kecewa pada diri sendiri mengapa begitu lemah dan teledor hingga tak bisa menjaga keutuhan keluarga.Harusnya, dari awal aku tak pernah membantu Kartika, harusnya aku tak perlu akrab dan sampai kera mengajaknya ke rumah. Aku tak tahu bahwa pada akhirnya mereka akan saling jatuh cinta dan mengkhianatiku. Begitu pun Kartika, setelah bersuamikan Mas Yadi, wanita itu jadi berani, bukan saja berani menunjukkan diri tapi juga berani datang dan mengkronfrontasi kami. Ah, rupany
Magbasa pa
aku akan pergi
Selepas kepergian Mas Yadi, aku masih bergeming di tempat semula memperhatikan ekspresi kedua anakku yang terlihat amat terpukul setelah ayahnya dibawa kembali oleh polisi. Mereka terus menangis dan tersedu-sedu membuat hatiku teriris, bahwa fakta mereka memang sangat mencintai ayahnya, ya, aku bisa memaklumi hal itu. Wajar seorang anak menyayangi orang tua mereka.Aku tahu persis bahwa, meski aku menahannya di penjara, tak lama lagi ia pasti bisa melepaskan diri, apalagi sistem hukum yang sudah mulai terbalik dan materialistis. Dengan membayar denda ia akan dibebaskan dan melenggang santai. Aku tahu pasti itu akan terjadi, karenanya, selagi ia ditahan, kali ini, aku akan sungguh memanfaatkan situasi.Aku hendak beranjak ke kamar ketika Imel menghampiri dan menyentuh jemariku, ia meluruhkan diri dan bersimpuh."Mama, akhirilah ini, kami lelah, jika akhirnya Mama dan Papa bercerai kami akan ikhlas," ujarnya sambil terisak."Aku tahu, kalian sungguh mencintai Papa kalian, aku tak bis
Magbasa pa
antara mertua dan ibu
Kupikir aku akan mendapat pembelaan atau setidaknya kata kata lembut yang menyejukkan dari bibir mertuaku, tapi sia-sia saja, dia terus menghujat dan menyalahkanku.Dia merasa bahwa putranya adalah suami yang sempurna sedangkan aku hanya wanita yang tidak tahu diri dan benalu yang merugikan."Aku tahu semua yang kau lakukan selama ini, bagaimana pun aku juga purnawirawan TNI yang masih koneksi, kau sungguh keterlaluan," desisnya sambil membenahi kacamatanya."Aku melakukan itu untuk mengungkap kejahatan Mas Yadi, aku hanya ingin ia sadar dan berhenti berbuat nekat, Pak," jawabku pelan."Kau hanya cari pembenaran atas sakit hatimu yang menjadi korban perselingkuhan! Alih-alih sibuk membesarkan sakit hati, harusnya kau fokus saja pada rumah dan kesehatan mental anak-anakmu, kasihan mereka, setiap kali datang kemari mereka selalu menangis.""Apakah mereka sering menemui Bapak di sini?" tanyaku sambil menatapnya sedang ia terlihat salah tingkah dan mengalihkan pandangannya."Kau tak tah
Magbasa pa
sepulangnya
**Sepulangnya dari rumah ayah Mertua dan Ibuku, aku langsung memutuskan untuk menemui Novita di rumahnya.Kuparkirkan mobil di depan rumah dengan halaman yang asri dan masih satu kompleks dengan bekas rumah dinasku dulu. Kuketuk pintu dan terdengar langkah kaki mendekat kemudian daun pintu terbuka dan alangkah terkejutnya Novita, melihat kedatanganku."I-ibu ada apa Ibu di sini?"tanyanya dengan ekspresi ketakutan."Aku ingin membicarakan sesuatu," ujarku sambil menabrak setengah dadanya dan langsung duduk di sofa.Aku tidak peduli bagaimana penilaiannya tentang kesopananku, yang pasti aku sedang sangat marah dan benar-benar ingin memberinya sebuah pelajaran."A-ada apa ya, mencari saya malam-malam begini?""Saya penasaran dengan sesuatu, jadi langsung datang menemuiku.""Apa yang ingin Ibu bicarakan?" tanyanya takut-takut "Kamu disuruh Suryadi untuk menuruti semua kemauannya, dibayar berapa?""Enggak, Bu.""Jangan bohong!""S-saya hanya ....""Teganya kamu mengkhianati saya, pa
Magbasa pa
bincang
Hari ini, aku dan Novita saling berjanji untuk pergi ke kantor polisi untuk memberi keterangan. Setelah berkendara lima belas menit akhirnya sampailah kami di depan Polrestabes dan aku langsung memarkirkan mobil.Kami menuju ruang yang sudah ditentukan dan ketika melewati koridor aku berpapasan dengan ayah mertua dan dua orang yang mengikuti, mendorongkan kursi roda.Jujur, ada situasi canggung dan sedikit bimbang di hatiku, apakah aku aka menyapanya atau tidak, namun mengingat pertengkaran kami kemarin, kurasa aku tak perlu banyak bicara."Sakinah, kamu mau apa lagi kemari?""Aku sedang ada urusan," jawabku singkat."Asal kamu tahu, aku datang menjaminkan Suryadi.""Bagus, Pak. Semoga berhasil.""Aku ingatkan sekali lagi ....""Tidak usah diingatkan saya selalu ingat, saya akan kalah dan anda menang, saya sendirian dan Anda memiliki dukungan, iya, kan?" sindirku sambil tersenyum dan berlalu.Aku tak mau buang waktu, bicara dengannya lebih lama lagi merugikan tiap detik dalam hidupku
Magbasa pa
tiba tiba ada pahlawan
Dari serangkaian peristiwa yang terjadi hingga berurusan berkali kali ke kantor polisi, aku sepertinya memang butuh seseorang untuk mendampingi dan membelaku. Aku harus memikirkan mulai sekarang untuk membayar tim kuasa hukum. Namun, akan ada biaya yang harus aku keluarkan, sedangkan tabunganku mulai memprihatinkan.Seperti hari ini, aku harus ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan tahap kedua. Entah apa yang akan terjadi di sana.Aku tahu, aku punya bisnis, namun seperti yang kita ketahui, rezeki itu tak bisa ditebak atau ditargetkan, meski berusaha keras, tetap saja banyaknya uang yang datang ditentukan oleh kemurahan hati Tuhan.Aku juga lelah, khawatir berusaha sekuat tenaga dan hasilnya gagal, aku akan lebih kecewa dan kecewa lagi.Seperti hari ini, aku harus ke kantor polisi lagi untuk memenuhi panggilan tahap kedua untuk memberi keterangan pada penyidik, mereka bilang semakin cepat proses penyidikan dan mendapatkan bukti maka akan semakin cepat kasus ini disidangkan."Sesa
Magbasa pa
aku sudah bilang
"Jangan terlalu banyak bercanda, nanti orang yang lewat akan mengetahui bahwa sebenarnya kamu bukan orang yang tegas," ujarku sambil tertawa."Ketegasan ada tempatnya, aku tak mungkin akan bersikap serius dan tegas pada wanita anggun sepertimu, akh juga salut karena kau menjelma jadi nyonya yang terlihat disegani.""Hentikan candaanmu, yang lama lama terdengar berupa olokan," balasku menepuk punggung tangannya."Siapa bilang mengolok, kau saja terlalu mudah salah paham," jawabnya."Begini, aku mau pamit dulu ya, kalo ada panggilan atau apa saja, silakan hubungi nomorku," ujarku sambil bagkit dan mengenakan tas."Maaf ya, aku tak bisa mengantarmu karena tumpukan tugas dan tanggung jawab.""Oh tidak usah, aku akan baik-baik saja, lagipula kamu harus bekerja.""Aku berharap kita bisa lebih sering berjumpa," balasnya menyunggingkan senyum khas."Ya, tentu. Selama aku berurusan di sini, aku akan terhubung denganmu.""Kalo begitu, aku akan selalu membantumu," ucapnya sambil mengulurkan ta
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status