All Chapters of JODOH TAK TERDUGA: Chapter 71 - Chapter 80
145 Chapters
BAB 71 : Puncak Amarah
“Masya Alloh. Cantiknya pacar orang. Seksi beut.” ucap Dewa yang sedang memegang ponselnya sambil menscroll foto yang dikirim Citra.Dewa menggelengkan kepalanya dan sesekali berdecak kagum. Dewa berkata seperti itu sengaja menggoda Dariel dan membuat Dariel penasaran.“Itu foto Arin apa Citra?”“Ck. Ck. Ck. Cantiknya masya alloh sekali.” Dewa menghiraukan Dariel dan terus mengagumi foto Citra yang menggunakan dress biru.Tidak mungkin Dewa memuji wanita lain cantik padahal kekasihnya juga cantik. Apalagi memuji Arin, mana berani dia, yang ada nanti Dewa dihajar Dariel.Dariel yang tak tahan diabaikan Dewa bangkit dari duduknya dan berjalan menuju Dewa. Dariel merampas ponsel Dewa. Melihat ponselnya dirampas begitu saja, Dewa hanya bisa diam dan berdecih.Melihat foto-foto itu, Dariel menscroll hingga menemukan foto Arin. Saat melihat foto itu Dariel menganga.Bagaimana Dariel tidak nge-freeze? Disana Arin mengenakan pakaian yang cukup seksi. Belahan dada rendah, potongan baju yang pa
Read more
BAB 72 : Menghabiskan Uang Transferan
Transfer Rp. 15.000.000,00 berhasil diterimaWHAT?Seriusan ini?Citra buru-buru membuka mutasi rekening pada m-banking miliknya. Disitu tertera jika yang mentransfer uang itu dari berasal dari rekening Dariel Halbert.Mungkin bagi Dariel uang 15 juta itu tidak ada apa-apanya, namun bagi Citra ini sama saja dengan gajinya selama 3 bulan. Meski Citra sudah tau jika Dariel itu ‘Sultan’, namun ia tidak menyangka jika ia akan menerima uang sebanyak ini.Ting ting[11.13] Dewa : Citra sayang[11.13] Dewa : Uangnya habisin ya[11.13] Dewa : Buat kalian berempat[11.14] Dewa : Bebas mau dipake apa aja, yang penting yang halal[11.14] Citra : Tapi ini kebanyakan mas[11.14] Dewa : Bos Dariel lagi ngamuk-ngamuk disini, kayak yang lagi PMS.[11.14] Dewa : Jadi lebih baik kamu dengerin aku.[11.15] Dewa : Habisin semuanya.[11.15] Dewa : Daripada ntar aku yang kena semprot.Citra menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung bagaimana menghabiskan semua uang pemberian Dariel. Transfer? Bukann
Read more
BAB 73 : Rencana Resign
Dewa berlari terbirit-birit dari lantai 3 menuju lantai 14. Tenang saja. Dewa tidak berlari menaiki tangga, tapi menggunakan lift. Bodoh jika Dewa menuju ruang Dariel menggunakan tangga darurat. Untuk apa capek-capek dibangun lift jika tidak digunakan.Dewa masih dengan larinya menyusuri lorong menuju pintu ruangan Dariel.BrukDariel yang sedang berbicara serius dengan Aldo terkaget mendengar pintu ruangannya terbuka secara kasar.“Ga sopan banget lo. Ketuk pintu dulu. Balik lagi sana.”Deja vu yang Dewa rasakan. Sama seperti saat Dewa masih bersama Brian dulu. Brian juga jika Dewa main nyelonong masuk ke ruangannya Brian pasti akan menyuruh Dewa kembali ketuk pintu.Dewa jadi kangen dengan bos lamanya itu.“Ini urgent bos. Lo ngga mau denger suara Arin? Kata Citra, Arin pengen telepon gue.”Dariel menegakkan punggungnya seketika. Dariel heran dengan Arin, alih-alih menghubunginya Arin malah ingin menghubungi Dewa.“Buruan telepon.”Dewa duduk di samping Aldo, tepat di hadapan meja k
Read more
BAB 74 : Godaan Pagi menuju Siang
Ting tong… ting tong… Kalya menekan bel rumah Brian. Rumah Brian sangat besar. Jika dilihat dari luar, rumah Brian ini bergaya Arsitektur American Mediteranian. Kalya terpana hanya melihat luar rumah Brian, apalagi dalamnya. Seorang pelayan tua membukakan pintu rumah Brian. Pelayan itu tersenyum padanya. “Maaf... Siapa ya, mbak?” “Saya Kalya. Briannya ada?” Pelayan itu mengerutkan keningnya. Kalya memanggil majikannya langsung namanya tanpa embel-embel ‘pak’. “Ada. Tapi masih tidur.” Kalya kesal. Brian masih tidur. Padahal Brian sudah janji akan mengantarnya belanja. Pelayan Brian namanya Anem. Anem mempersilakan Kalya untuk masuk. “Kalo dibangunin susah ngga ya bu?” tanya Kalya. Bagaimana pun meskipun p
Read more
BAB 75 : Perihal Cium
Aakhhh “Sakit, Kal. Perih banget.” ringis Brian sambil mengusap pinggangnya. Bagaimana tidak sakit jika Kalya mencubit pingganganya. Lagi enak-enaknya malah dicubit. -- batin Brian Rasain. Mesum sih. -- batin Kalya “Makanya. Dikasih enak biar bisa peluk malah kelewatan.” “Ya ampun kelepasan, Kal. Kan bisa bilang, ngga harus nyubit.” “Bisa kan tahan diri.” “Enak, Kal. Pengen lagi. Seharian ini kita pelukan aja kayak tadi, yuk. Beneran deh pelukan kamu paling nyaman.” “Dasar duda kesepian.” Kalya tidak mendengarkan rengekan Brian. Kalya melanjutkan makannya yang terhenti tadi. Dirasa tidak bisa membujuk Kalya lagi, akhirnya Brian lanjut makan. Setelah semua makanan habis Kalya membereska
Read more
BAB 76 : Ikut Resign
Hari minggu yang cerah. Hari ini hari pertama Lili akan bekerja. Dia sudah sangat semangat. Dari subuh tadi Lili sudah membantu Arin, Citra dan Lina untuk beres-beres ruang tengah tempat semalam mereka tidur bersama. Lili sudah rapi dengan seragamnya. Ia menuju ruang tengah. Citra sedang bermain ponsel, Lili duduk di sofa samping Citra. “Widiiih… Yang udah mau kerja. Ntar mbak anterin deh.” “Ngga usah lah mbak. Jalan aja. Orang deket juga.” “Biarin lah. Biar ngga telat juga.” “Lagian ini masih setengah 7, mbak. Aku berangkat jam 7 juga bakalan belum kesiangan, kok.” Citra mengangguk saja. Arin dan Lina masing-masing membawa 2 piring yang berisi nasi goreng dan telur ceplok. Mereka menyimpannya diatas meja. Mereka sudah duduk lesehan di bawah, lebih nyaman lesehan.
Read more
BAB 77 : Ngobrol Ambar dan Arin
Lili sedang mengelap meja yang barusan di duduki oleh pelanggan sepasang anak SMA. Ia jadi teringat kembali saat masa SMA nya. Dulu saat SMA beban nya hanya ada pada PR yang sulit dan ia sering mengomel kalau PR nya banyak, tapi sekarang setiap masalah datang silih berganti dan ia yakin kedepannya akan ada masalah-masalah yang lainnya. Terkait ayahnya… Untuk saat ini Lili kesulitan untuk mengungkap kejahatan mereka, tapi kejahatan mereka sepertinya berhubungan dengan berkas yang diberikan pak Cakra. Tidak mungkin ayahnya sampa-sampai mengamankan berkas itu hingga menitipkannya pada pak Cakra. Cling cling cling Lonceng gantung pada pintu berbunyi.  Ada pelanggan yang masuk. “Velkommen til Norges Bakeri.” (Selamat Datang di Norway Bakery) Pelanggan yang masuk itu… Arin. “Loh, kak. Udah pulang?” Lil
Read more
BAB 78 : Rising Star our Company (1)
Di dalam ballroom hotel yang sangat luas ini seluruh karyawan SFC sedang berkumpul. Dari mulai para petinggi perusahaan hingga Office Boy/Girl.Mereka terlihat stunning dengan mengenakan pakaian terbaik mereka. Yang pria mengenakan tuxedo dan wanita mengenakan dress terbaik mereka.   Jika hari dimana acara Rising Star our Company ini diadakan memang sudah permintaan Brian jika seluruh karyawan bebas tugas. Bahkan satpam pun tidak ada yang berjaga satu pun. Baik itu perihal keamanan, kebersihan, catering semuanya menjadi tanggung jawab Event Organizer. Brian ingin karyawan jabatan apapun itu bisa menikmati acara ini.   Hampir semua karyawan SFC sudah berkumpul disini.   Arin, Lina dan beberapa anak finance berkumpul bersama.   “Padahal bagusan ngga pake outer.” ucap Lina. Lina sudah membayangkan Arin saat masuk aula pasti akan menjadi perhatian, karena bajunya bagus dengan bentuk tubuh Arin dan warna d
Read more
BAB 79 : Rising Star our Company (2)
“Kamu yang bakalan menang tapi kok malah aku yang deg-degan ya?” tanya Lina pada Arin. Anak otomotif yang mendengar ucapan Lina semuanya setuju. “Mbak kalo dapet rewardnya bagi-bagi kita, ya? Kita dikasih P*zza Limo juga udah seneng, mbak…” ucap Rizal. “Ga usah dengerin Rizal, Rin. Itu hak kamu, kamu bebas buat pake apa aja juga.” ujar Adi. Iya bener, mbak. Ga usah dengerin Rizal. Dasar Julid lo… Pizza Limo kemahalan, mbak. Kasih aja Lolipop biar pada ngemut permen daripada pada ngerokok. Ujar anak otomotif yang cewek. Halah… Bilang aja itu maunya lo. Jangan bawa-bawa kita. Gue tau lo tuh gaya tomboy selera hello kitty. Om-om imut kita. Badan keker ngemut permen lolipop… cih..&nbs
Read more
BAB 80 : Rencana Kerja & Pindah
Malam itu Lina dan Citra menginap di kontrakan Arin. Tidak ada persiapan sebelumnya dan terkesan dadakan jadi mereka tidak membawa baju ganti, alhasil Lina dan Citra meminjam baju Arin. Lagipula besok hari minggu dan libur bekerja.Semalaman itu mereka menghabiskan waktu mengobrol perihal acara semalam. Arin mengatakan pada Lina dan CItra bahwa Arin akan ikut resign dan akan pergi juga ke Jakarta.Flashback“Kalian pasti kaget pas tau Kalya yang menang, ya?” tanya Citra.Tidak ada yang menjawab. Arin dan Lina hanya melirik Citra yang duduk di sofa single.Lili datang membawa teh hangat dan kue sisa dari Norway Bakery. Ambar yang menyuruh Lili membawa sisa kue untuk dimakan bersama Arin. Sebelumnya Lili juga sudah mengambilkan selimut untuk mereka bertiga. Lili pikir mereka pasti kedinginan mengingat dress yang dikenakan oleh Arin, Lina dan Citra cukup terbuka dan press body.Mereka sudah memakai piyama dan bersiap tidur tapi mereka belum mengantuk jadi mereka hanya mengobrol di sofa d
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status