Ternyata dulu perasaan mereka itu ada. Era buru-buru mematikan telepon. Karena panik, dia lagi-lagi lupa menyanggul rambutnya. Biasanya, dia selalu rapih dengan sanggul dan tusuk kondenya yang khas. Tapi kali ini, dia hanya asal mengikat rambut tanpa sadar beberapa helai tergerai bebas. Di sisi lain, Akhtar yang tiba lebih dulu di taman terlihat gelisah sekaligus senang. Entah kenapa, ada rasa berbeda setiap kali dia tahu bakal ketemu Era. Matanya sempat tertuju pada bunga kecil berwarna putih yang tumbuh di pinggir jalan setapak taman. Dengan iseng, ia memetik satu batang bunga yang agak panjang. “Buat Era nanti,” gumamnya pelan sambil senyum sendiri. Belum sempat ia mikir lebih jauh, terdengar suara familiar dari belakang. “Heh, lo lagi apa?” Suara itu bikin Akhtar kaget setengah mati. Dia buru-buru berbalik, dan saat matanya menangkap sosok Era, mulutnya langsung melongo sebentar. Ada yang beda. “Era? Kok… lo hari ini beda,” ucapnya pelan. “Beda apaan sih?” Era mengern
Last Updated : 2025-09-20 Read more