Semua Bab Legenda Naga Langit: Bab 181 - Bab 190
232 Bab
181. Kekuatan Yang Besar Terkadang Mengundang Musuh
"Kau harus mengambil banyak pelajaran dari sayembara ini, hasrat untuk menjadi Jawara itu harus di tanamkan, akan tetapi tetap harus berpegang teguh pada sportifitas.Dan ingat, yang terpenting adalah mendapatkan pengalaman yang berguna untuk berkembangnya ilmu kanurganmu ke depannya," Abinawa memberi nasehat kepada Arya Dwi Raga.Arya Dwi Raga hanya menganggukkan kepalanya, dia akan selalu mengingat nasehat yang di berikan oleh Abinawa dengan baik.Mereka menikmati makan malam dengan lahap, sambil terus bercerita mengenai sayembara. Batik Saka dan Arya Dwi Raga terlihat begitu antusias, sementara Abinawa dan Batari Ambar lebih banyak menjadi pendengar karena mereka tidak ingin dalam sayembara, pun mereka sudah pernah merasakan di sayembara sebelumnya di Kota Bandar Agung."Setelah ini, aku yakin akan banyak pendekar yang datang berkunjung ke Sekte Naga Putih karena yakin sekte itu akan menjadi sekte yang berpengaruh dengan adanya kalian berdua," ucap Abinawa kembali memberikan pujian
Baca selengkapnya
182. Pangeran Surga
Waktu terus berjalan, hari terus berganti. Hari ini tibalah babak perdelapan besar Sayembara Pulau Es Utara.Delapan pendekar yang berhasil melaju berasal dari tiga aliran berbeda, sehingga membuat persaingan semakin menarik untuk di saksikan.Baruna Wardhana, Walaskara, Arga, Arya Dwi Raga, Candra, Wikura, Arta, dan Bayu Ceka adalah nama-nama pendekar yang berhasil melaju hingga babak perdelapan besar."Arya dan Arta adalah dua nama yang memberi warna dalam sayembara kali ini, aku sangat berharap kedua pendekar muda ini akan melaju sampai babak empat besar, sehingga dapat terus menyaksikan setiap aksi-aksinya," ucap salah seorang penonton."Akupun berharap seperti itu, aku yakin masih banyak trik dan jurus yang belum di keluarkan dua pendekar muda ini,""Haha jangan terlalu berharap, karena lawan dua pendekar muda itu bukan sembarangan, Arya akan bertemu Bayu Ceka, pendekar kebanggaan Sekte Jurang Neraka, aku yakin dia tidak akan mudah untuk di taklukkan. Sementara Arta, dia akan men
Baca selengkapnya
184. Perkemahan Musuh
"Jadi mereka sudah mencium pergerakan kelompok kita?" Tanya pemuda itu.Kelima orang itu menganggukkan kepalanya dengan serempak, lantas menjelaskan jika keamanan di Pulau Es Utara sudah meningkat dengan drastis, bahkan seorang pendekar suci ikut di turunkan dalam barisan keamanan.Pemuda itu menganggukkan kepalanya, dia mengelus dagunya selang beberapa menit kemudian tertawa kecil."Itu bukan masalah, bukankah sejak awal kita sudah memetakan kekuatan Pulau Es Utara ini? Apa kalian masih ragu dengan rencana dan strategi yang sudah aku susun?" Tanya pemuda itu."Kami tidak berani meragukan anda, tuan Liwan. Akan tetapi kami hanya mengantisipasi apa yang mungkin bisa terjadi ke depannya," jawab salah satu dari mereka, tanpa berani mengangkat kepalanya.Yups, pemuda itu adalah Liwandara salah satu petinggi yang di miliki oleh Sayap Emas. Liwandara sekaligus sosok yang memimpin dan bertanggung jawab atas penyerangan yang akan mereka lakukan pada Pulau Es Utara. Tujuan utama di lakukannya
Baca selengkapnya
183. Meningkatnya Keamanan
Sayembara terus berlangsung, babak perdelapan besar yang mempertemukan Arta dan Wikura terus mempertontonkan pertarungan yang menarik.Arta dengan senjata cambuknya benar-benar menjadi lawan yang merepotkan untuk Wikura. Wikura di sisi yang lain juga tidak pernah menduga jika Arta lebih kuat dari perkiraannya, bahkan mampu membuatnya di kewalahan."Kau ternyata jauh lebih kuat dari yang aku perkirakan," ucap Wikura."Mendapatkan pujian dari Pangeran Surga adalah sebuah kebanggaan, akan tetapi jika aku mampu memenangkan pertandingan ini, maka akan jauh lebih membanggakan dan akan membawa naik nama sekteku... " Balas Arta.Wikura hanya tersenyum tipis, dia tidak bisa terlalu jumawa karena memang pertarungan mereka saat ini berimbang. Baik dari kekuatan ataupun pola serangan.Detik kemudian, dua pendekar muda itu melesat kembali ke depan. Kali ini pertarungan semakin menarik, karena keduanya sama-sama berusaha untuk menekan lebih dulu.Ledakan kekuatan dan gelombang kekuatan membuat udar
Baca selengkapnya
185. Penyerangan Di Mulai
Suasana di dalam tenda utama itu semakin memanas. Banyak dari mereka mempertanyakan perubahan rencana yang sangat mendadak itu.Bahkan Runda Gawi selaku yang di percaya sebagai pemimpin bangsa siluman dalam penyerangan kali ini merasa jika ini semua sangat mendadak dan tanpa perencanaan yang matang. Runda Gawi juga tidak lupa menjelaskan jika mereka bergerak dengan gegabah, maka kemungkinan untuk mereka mengalami kekalahan sangat besar."Kolman, aku sungguh menghormati semua keputusanmu. Bahkan pasukan dan prajuritku juga akan siap untuk turun dalam penyerangan besok, akan tetapi pertimbangkan dengan baik, aku sungguh tidak ingin kita mengalami kekalahan," ucap Runda Gawi.Kolman menarik nafas dengan panjang, sebelum menghela dengan berlahan, "Penyerangan besok itu di lakukan setelah melalui pertimbangan yang masak, aku yakin Tuan Liwandara yang berada di lapangan memiliki sesuatu yang mengharuskan kita melakukan penyerangan lebih cepat," Suasana di dalam tenda pertemuan itu kembali
Baca selengkapnya
186. Pulau Es Utara Di Serang
Pertempuran di pelabuhan Kota Salju Putih dengan cepat terdengar oleh Sentika dan Astika selaku Ketua Pulau Es Utara.Astika yang mendengarnya jelas terbakar emosi, dia tidak pernah menduga akan terjadi pertempuran besar di Pelabuhan Kota Salju Putih. "Berapa banyak jumlah mereka?" Tanya Astika."Jumlah mereka sangat banyak, Ketua. Bahkan menurut mata-mata yang kita sebar di Kota Salju Putih, jumlah mereka akan terus bertambah karena masih banyak pasukan berkuda sedang menuju Kota Salju Putih, ketua," lapor pendekar itu.Astika mengeram dengan keras, dia mengepalkan tangannya. Penyerangan yang di lakukan ketika ada sayembara seperti ini adalah sebuah penghinaan besar bagi Astika. Dia jelas tidak akan tinggal diam, baginya tidak ada jalan kembali bagi siapa saja yang berurusan dengan pulau es dan berpotensi menghancurkan nama baik Pulau Es Utara di mata dunia persilatan."Siapkan armada tempur, kita sambut kedatangan mereka. Aku sendiri yang akan memimpin pertempuran kali ini," ucap A
Baca selengkapnya
187. Pulau Es Utara Di Serang II
Area gelanggang sayembara seketika menjadi pertempuran. Semua pendekar yang berada di dalam gelanggang terlibat pertarungan. Baik yang berusaha mempertahankan diri ataupun mereka yang memiliki hasrat untuk membunuh dan menghabisi.Bukan hanya mereka yang berasal dari golongan tua, mereka yang berasal dari generasi muda menjadi target utama penyerangan. Para pendekar yang sudah menggunakan penutup wajah itu langsung menyerang dan mengincar para pendekar muda.Namun gerakan mereka langsung terhenti ketika di hadang oleh para pendekar pulau es utara."Berani sekali kalian berbuat onar di wilayah Pulau Es Utara," bentak Jaya Swara, bersama dengan itu dia langsung memerintahkan semua pasukannya untuk segera mengamankan semua pendekar berjubah itu.Sementara Jaya Swara harus di hadapkan pada seorang pendekar yang sudah terkenal namanya di dunia persilatan, yaitu Caping Merah yang di yakini menjadi salah satu pemimpin penyerangan ini."Caping Merah, aku tidak pernah menduga kau cukup berani
Baca selengkapnya
188. Pulau Es Utara Di Serang III
DUARRRR!!!DUARRRR!!!Suara letusan kembang api di siang hari itu jelas langsung menarij perhatian dari Sentika dan Astika. Keduanya jelas langsung keluar dari aula utama Pulau Es Utara. Sentika dan Astika di buat sangat terkejut menemukan telah terjadi pertarungan di setiap penjuru pulau es."Sialan!!! Berani sekali kalian semua menyerang Pulau Es Utara," ucap Astika dengan lantang dan di alirkan dengan tenaga dalam sehingga terdengar ke seluruh kota di pulau es.Semua mata dengan cepat tertuju kepada Astika dan Sentika. Kedatangan mereka jelas menjadi pukulan telak bagi musuh, karena jelas tidak ada yang tidak mengetahui seberapa kuat sosok Sage Pedang yang namanya sudah terkenal luas di dunia persilatan selama satu dekade terakhir."Sentika, aku harap kau mampu menggila dan menghabisi setiap musuh yang telah datang kemari. Aku tidak peduli jika nanti orang-orang aliran lurus akan menyebut kita pendekar yang haus darah, karena bagiku yang terpenting tidak ada yang boleh lolos dari
Baca selengkapnya
189. Pulau Es Utara Di Serang IV
"Aku terlalu merendahkannya, dia ternyata memiliki kekuatan yang sangat besar," ucap Randu Gawi saat merasakan bagian dadanya terasa sesak saat terjadi benturan dua kekuatan besar.Sementara itu, di sisi lain Sentika juga merasakan hal yang sama. Dia pun merasakan sesak di bagian dadanya, akan tetapi Sentika sudah jauh lebih siap, sehingga dapat dengan cepat menstabilkan dirinya.Sentika dengan cepat mengalirkan kembali tenaga dalam pada pedangnya, dan kembali bersiap dengan kuda-kuda tarungnya, dia jelas tidak ingin lawan melakukan serangan kejutan saat dirinya dalam keadaan lengah.Beberapa menit kemudian, benar saja Randu Gawi sudah melesatkan serangan lanjutan. Kali ini dengan tenaga dalam dan energi yang jauh besar. Beberapa kali terlihat Sentika terpundur cukup jauh ke belakang karena tidak mampu menahan bobot dari kapak yang menjadi senjata dari Randu Gawi."Bagaimana? Apa kau sudah paham perbedaan kekuatan di antara kita?" Ucap Randu Gawi dengan senyuman yang mengejek."Kau me
Baca selengkapnya
190. Pulau Es Utara Di Serang V
Abinawa memilih untuk melihat situasi terlebih dahulu. Dia sudah ada di gelanggang sayembara sejak pertempuran itu di mulai. Bahkan matanya pun menemukan pertarungan yang melihat teman-temannya itu.Abinawa memang memilih untuk mempelajari situasi terlebih dahulu, sebelum turut campur dalam pertarungan. Selain itu, Abinawa pun menyaksikan pertarungan hebat antara Sentika dan Randu Gawi pemimpin siluman banteng itu."Jadi MagaDewi adalah salah satu dalang di balik penyerangan ini," gumam Abinawa.Abinawa dengan cepat dapat mengenali identitas dari Randu Gawi yang berasal dari Bangsa Siluman. Melihat bangsa siluman sudah berani menampakkan dirinya, berarti mereka sudah memiliki kekuatan untuk memulai rencana dan melindungi kelompok mereka dari serangan para pendekar nantinya. Satu yang menjadi kecemasan dari Abinawa, yaitu bangsa siluman ini sudah menjalin kerja sama dengan salah satu kekuatan besar dunia persilatan. Firasat Abinawa yang mengatakan jika munculnya kekuatan-kekuatan baru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
24
DMCA.com Protection Status