All Chapters of 8 Tahun Mencintainya: Chapter 51 - Chapter 60
148 Chapters
Melupakan
....Fara meneteskan air matanya. Ia buru-buru menghapus itu. "Ya. Gue emang pantes ngedapetin yang lebih." Fara menghibur diri. Sebenarnya, ia cuma mau Daver dan tidak mau yang lebih. Fara menggertakan gigi, menahan sesenggukannya. Ia tahu ia tampak menyedihkan sekarang. Seperti orang yang mengemis cinta. "Jangan berhenti jadi sahabat gue, please." Daver memohon. Ia tidak mau kehilangan koneksi dengan Fara. Fara mengangguk singkat, meng-iya-kan. Ia pun tidak akan berhenti bersahabat dengan Daver hanya karena sakit hati. Keadaan hening seketika. Fara sibuk mengatur napas di saat Daver terus menatapnya penuh khawatir dan rasa tidak tenang. 
Read more
Curhat (1)
 "You need to fall for knowing your fault."-Fara Maria *** Sabtu, 11.30 WIB Anara pergi ke rumah Fara karena gadis itu memintanya untuk datang. Anara tidak diberikan alasan yang jelas. Hanya saja Fara memaksanya dan mau tidak mau Anara menuruti. Ketika Anara berjalan keluar rumah, kebetulan sekali Ander lewat. Memang rumah mereka sangat searah dan dekat. Melihat Anara yang berdiri di sekitar pekarangan, Ander menghentikan motornya. "Ra, mau ke mana?" teriak Ander, tidak mematikan mesin motornya sehingga suara&nb
Read more
Curhat (2)
... "Daver suka sama lo kayaknya, Ra." Fara menatap Anara dengan matanya yang sedikit bengkak. "Kalau dia nembak lo, terima aja, ya. Gak usah pikirin gue." "Gue cerita kayak gini karena gue bener-bener gak tau ke siapa gue bisa numpahin rasa sedih gue," tambah Fara memperjelas. "Gue terima aja kalau nantinya lo sama Daver. Di saat itu pasti gue udah lupain dia, kok." Anara memukul pelan tangan Fara. "Ngaco, lo. Ngomongnya udah kayak gue sama Daver mau nikah aja. Lagian dia juga gak suka sama gue, Fara. Entah kayak apa lah cewek yang dia suka." Fara menatap Anara sendu. "Huhu. Wajar gak, sih, gue nangis kayak gini?" Fara melihat Ander. "Kok, gue ngerasa alay b
Read more
Comeback?
***Beberapa tahun lalu, Daver adalah bagian Fightcamp, tempat berlatih kickboxing yang amat sangat populer dan mahal di Jakarta. Atas satu dan lain hal, ia keluar dan terbiasa.Kehadiran Gema waktu itu membuat dirinya jadi berurusan dengan Fightcamp lagi. Mau tidak mau, sekarang ia jadi keterusan. Akhirnya, sekarang Daver memutuskan untuk ke Fightcamp dan menemui teman-teman lamanya. "Widih, si Bos!" sapa Bima mendekati Daver yang masuk. Ia memeluk Daver sebentar, lalu melepaskannya. Daver menggeleng dan tertawa pelan. "Bos apaan sih?" "Jadi sering ke sini, nih. Ayolah, comeback sekalian." Bima menepuk punggung Daver keras.
Read more
Dinner (1)
"You can't resist when God said, "This is your destiny." But you can pray that something great will come after."-Giselle Natasya***Malam ini, Anara berada di rumah Giselle. Baru pertama kali Anara melihat wajah perempuan itu secara langsung. Anara saja sebagai cewek bisa kagum sendiri saat berhadapan dengannya.Benar-benar cantik. Alis tebal dan bulu matanya yang lentik membuat wajah cewek itu tegas. Namun, saat sudah mendengar suaranya, Anara percaya Giselle adalah perempuan yang lemah lembut."Haiiiii!" sapa Giselle riang. Ia berjalan mendekati Daver dan Anara yang juga berjalan masuk ke ruang tengah.
Read more
Dinner (2)
***Selesai acara makan malam, Daver dan Anara memutuskan untuk langsung pulang. Daver juga takut kalau membawa Anara pulang terlalu malam. Nanti gadis itu bisa kena marah oleh orang tua-nya."Kapan-kapan main lagi, ya, Anara," ucap Giselle sambil menggendong Grace.Anara mengangguk dan tersenyum. "Oke, Kak. Makasih, ya, makan malamnya."Giselle membalas senyuman Anara dan mengangguk, sedangkan anak yang digendongnya itu melambaikan tangan."Da-daaa!" Grace berseri-seri.Anara ikut melambaikan tangan."Bye, sayang." Daver mencium pipi Grace. Lalu, ia beralih mencium kening Giselle. "Aku pulang, ya. Kalo ada
Read more
Dinner (3)
...Anara kira cuma ia saja yang punya masalah berat dalam hidup ini. Ternyata setiap orang benar-benar punya masalah sendiri di dalam hidup mereka masing-masing.Daver memilih untuk duduk begitu saja di alas rooftop. Karena itu, Anara ikut duduk di sebelahnya."Iya, mereka juga kangen," ucap Anara tersenyum. "Mereka pasti kangen sama anaknya yang super bandel ini."Daver tersenyum remeh. Ia menggelengkan kepala berulang kali. "Gak mungkin.""Pasti lah!" ucap Anara meyakinkan.Daver diam. Ia menarik napas panjang dan mengembuskannya panjang pula. Dengan pelan, kepalanya mengangguk kecil. Ia membalas pasrah, "Ya, pasti."
Read more
Bercakap (1)
"We don't need boys. Boys need us."-Fara Anara Elena***boys need us (3)Elena RunabelGirls yuhuuuuuFara MariaApaAnara Emileyapaancptan gue mau mandi nihElena RunabelIdih baru mandi lo raAnara Emileywkwkwk gaush sok rajin lo taeElena RunabelW
Read more
Bercakap (2)
...."Siapa, nih?" tanya Ander berbisik, tapi Daver malah menggelengkan kepala.Daver berbicara samar-samar, "Gue juga gak kenal. Udah lo ngomong aja.""Halo?""Eh, iya, halo! Ini bukan Daver, ini temennya," jawab Ander sekenanya. Ia tidak lupa menyalakan speaker ponsel. "Daver lagi.."Ander memberi jeda sebentar. Jeda itu dipergunakannya untuk bertanya pada Daver dengan bahasa wajah."Mandi," ucap Daver pada Ander dengan suara sekecil mungkin."Lagi mandi," ucap Ander pada Letta. "Btw, dapet nomor Daver dari mana?
Read more
Bercakap (3)
...Gantara mengangkat alisnya, terkejut. Ia tidak menyangka Daver akan dengan cepat memutuskan untuk menerima tawaran berat ini. Dari hati yang paling dalam, Gantara betulan senang."Benar?""Tapi itu semua masih lama, Pa. Aku aja belum lulus sekolah." Daver terkekeh. "Ke depannya, aku tetep butuh bimbingan dari Papa."Gantara mengangguk, lalu tertawa pelan. Ia senang memiliki anak laki-laki seperti Daver yang penurut dan dewasa. Bahkan Gantara bingung mengapa mantan istrinya lebih menyayangi dirinya ketimbang Daver."Oh, iya. Ngomong-ngomong anak Papa ini udah punya pacar belum?"Yang tadinya sedang mema
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status