All Chapters of Jadi Istri Kedua CEO Dunia Monster: Chapter 31 - Chapter 40
59 Chapters
Tanpa Nama
Kalimatnya membuatku tertampar. Aku lupa dengan keadaan di sekitar yang berada di dalam perang. "Sistem, aku tak memiliki skill lain untuk menyerang para Fire Goblin itu. Apa kamu ada cara lain?" tanyaku melirik ke arah layar hologram di samping ini.[Notifikasi! Tentunya ada. Anda hanya perlu melakukan kultivasi jangka waktu singkat, atau menerapkan sebuah skill yang dibeli dari sistem.][Notifikasi! Jika Anda ingin membeli skill dari sistem. Pastikan telah memilih yang terbaik dan bisa digunakan sebaik mungkin. Sebab, Anda hanya bisa memilih 2 skill dari sistem.][Notifikasi! Namun, andai Anda ingin melakukan kultivasi jangka waktu singkat. Maka, Anda memerlukan buku pedoman kultivasi di sistem. Pembelian buku pedoman kultivasi itu tak terbatas. Hanya saja, setiap orang cuman bisa menampung satu aliran kultivasi. Jika lebih, mereka bisa mengalami cacat, atau bahkan kematian dalam jangka waktu dekat.]Salah satu alisku terangkat sebelah karena penasaran melihat itu. Menggunakan pedom
Read more
30. Diterima atau Tidak, Sama Saja
[Notifikasi! Benar! Para Fire Goblin tidak memiliki nama. Cara mereka berkomunikasi antar satu dengan yang lain adalah dengan menggunakan isyarat bahasa tubuh, dalam bentuk para Fire Goblin.] Aku terdiam tak bisa berkata, tapi mengalihkan pandangan pada para Fire Goblin. Mereka berkomu-nikasi dengan menggunakan isyarat bahasa tubuh. "Bagaimana caranya aku memanggil mereka dengan bahasa tubuh?" tanyaku pada diri sendiri dengan nada lirih. Berdecak pelan karena mendapatkan jawaban yang tak sesuai seperti ekspektasi. Berarti, aku tak bisa menggunakan skill mutlak ini untuk membuat mereka bertarung satu sama lain. Aku menghela napas pelan dengan tangan mengepal. Rasanya kepalaku sangat gatal memikirkan rencana yang baru saja gagal, bahkan sebelum dijalankan. "Ayo cari cara lain," gumamku menyema-ngatkan diri sendiri. Sebuah ide pun muncul tiba-tiba, ketika kepala sedang kosong dan tak tahu harus berpikir apa. Aku menolehkan kepala ke arah layar hologram yang berada di samping. "Sis
Read more
31. The Lord of Fire Goblin
Tak lama berselang dari penjelasan sistem. Tubuhku mulai berubah jadi transparan, dengan beberapa bagian tubuh yang berubah menjadi partikel sekecil debu, tapi agak sedikit transparan. Samar-samar, pandanganku mulai terbagi ke tempat lain. Sedikit demi sedikit, tempat yang tadi samar itu mulai terlihat jelas dan jernih. Bersamaan dengan aku yang bisa melihat bentuk utuh tubuhku sendiri. Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling, di mana aku berada di sebuah tempat luas layaknya stadium pertarungan romawi kuno, tapi dengan style dan design yang modern. Pandanganku terhenti bersamaan dengan reaksi tubuh menegang di tempat, saat melihat makhluk yang menjadi lawanku ; The Lord of Fire Goblin. Tingginya sekitar dua meter, kulit The Lord of Fire Goblin seperti tanah retak yang diisi lahar panas. Matanya merah menyala dengan tubuh dipenuhi otot. Ditambah, dia memiliki taring besar dari rahang bawah. Tubuhku bergetar dengan hebat layaknya sedang mengalami gempa. Ini tak sesuai ekspektasiku
Read more
32. Terlihat Angkuh?
Keringat dingin kembali memenuhi permukaan kulitku. Jika seperti itu, bagaimana caranya aku menang dari The Lord of Fire Goblin ini, saat sistem sudah mengeluarkan kalimat seperti itu. Rasanya aku ingin mengutuki diriku sendiri karena hal ini. Kenapa sebelumnya tak bertanya dulu pada sistem. "Apa ada cara lain, skill-skill yang aku miliki saat ini tak akan membuatku bertahan lebih lama," tanyaku berintonasi pelan sembari melirik ke arah sistem. [Notifikasi! Anda bisa membeli skill pada slot sistem, atau cara lainnya adalah membeli esensi alam seperti api, air, angin, tanah, petir, dan lain-lain untuk menambah kekuatan Anda pada Angklung.] Keningku mengernyit melihat itu. "Membeli esensi? Seperti apa esensi alamnya?" aku kembali melontarkan pertanyaan pada sistem. [Notifikasi! Bentuknya seperti bola kristal, tapi warna masing-masing bola berbeda. Tergantung elemen alam yang diwakilkan.] Aku mengangguk paham, tak ada waktu lebih banyak saat ini. Aku memilih untuk menanamkan esensi
Read more
33. Perubahan
Melihat hal itu, aku pun segera mengambil ancang-ancang untuk berlari. Akan tetapi, kala dia sudah mendekat ke aku. Tubuhnya tiba-tiba menghilang dan tak tertangkap oleh pandangan mata. "Di mana dia?" tanyaku dengan keringat dingin dan rasa was-was ke sekitar. The Lord of Fire Goblin bisa muncul dari mana saja. Jadi, aku harus mengantisipasi kemunculannya yang bisa hadir dari mana saja. "Hai, manusia!" persis seperti apa yang sudah aku perkirakan. Suara The Lord of Fire Goblin tiba-tiba mengalun lembut dari belakangku, dengan nada geram luar biasa. Aku terbelalak dan bergerak spontan untuk menghindar ke depan. Namun, sebuah kaki berotot yang dibalut oleh zirah besi menyentuh punggungku dengan sangat kuat. Sesaat, napasku seperti dicekat oleh sesuatu. Pikiranku seakan tak lagi berfungsi, dengan tubuh yang terpental dan melaju cepat di udara. Brakk! Tubuh ini langsung menabrak dinding transparan yang membatasi ring pertarungan. Rasa sakit luar biasa, yang tak akan bisa diungkapkan d
Read more
34. Konstelasi Yaterar
"Apa aku bisa menggunakan kekuatan Boss Dungeon?" tanyaku pelan pada diri sendiri. [Notifikasi! Tentu Anda bisa. Semua syarat yang diperlukan telah Anda lakukan!] [Notifikasi! Apakah ingin diaktifkan sekarang?] Aku merasa senyumku mengembang dan ber-getar di saat yang bersamaan. Entah mengapa, udara di sekitar terasa sangat berat. "Tentu saja, aktifkan sekarang!" tuturku dengan nada yang sulit diungkapkan. [Notifikasi! Mengaktifkan kekuatan seorang boss Dungeon!] "Tak usah banyak bicara lagi, langsung saja selesaikan dengan pertarungan!" seru The Lord of Fire Goblin, sebelum dia melesat ke arahku dengan pedang dan palu di masing-masing tangannya. Di saat yang bersamaan ketika The Lord of Fire Goblin itu melesat. Aku merasa bahwa tubuhku seperti dirasuki oleh sesuatu yang sangat asing. Sesuatu itu terasa seperti membuatku lebih kuat. [Notifikasi! Tubuh Anda akan mengalami beberapa bagian perubahan. Kekuatan fisik akan meningkat jauh!] [Notifikasi! Mendata skill baru milik Boss
Read more
35. Evolusi Tingkat Pertama
Melihat hal itu. Firasatku mengatakan bahwa ini tak bisa dianggap berakhir begitu saja. "Kaukira, aku hanya bisa mengayunkan pedang dan menumbuk dengan palu saja?" kalimat itu tiba-tiba menggema. Nadanya terdengar seperti The Lord of Fire Goblin, tapi lebih rendah dan mendebarkan seperti berisi ancaman kematian.Aku melirik ke sekitar, tak ada orang lain. Lalu kembali memusatkan titik fokus pada asap putih yang menyelimuti tempat The Lord of Fire Goblin berdiri tadi. Siluet mata merah tiba-tiba muncul. Tubuhku pun langsung menegang dengan kedua tangan yang bergetar. Kenapa tubuhku bereaksi seperti ini setelah melihat siluet itu? Pandanganku pun langsung menunduk, seakan tak berani untuk menatap siluet mata itu.[Notifikasi! The Lord of Fire Goblin menggunakan skill evolusi tingkat pertama, dia menggunakan aura intimidasi untuk menekan Anda!]Panel layar muncul menjelaskan kejadian yang sedang terjadi padaku. Aku spontan melihat ke arah siluet mata merah yang muncul di tengah kabut
Read more
36. Tiga Versi Angklung
[Notifikasi! Ada banyak!][Notifikasi! Tiga kemampuan Angklung yang bisa Anda gunakan itu adalah membuat mereka menjadi Tameng Angklung, pedang Angklung, dan gelombang suara panas. Ini lebih baik, dari versi sebelumnya. Di mana hanya bisa digunakan dengan menggunakan skill.]Setelah aku membaca kalimat di panel ini. Aku langsung menengok ke arah skill yang dimiliki saat ini. Terlihat jelas di situ, tercantum nama-nama skill yang tertulis dalam panel sistem. Hanya saja, penulisannya menggunakan bahasa Inggris. [Notifikasi! Para konstelasi yang menonton mulai mengangkat alis kebingungan. Mereka bertanya-tanya; kapan pertempurannya segera terjadi?]Panel layar baru muncul, menutupi panel sebelumnya yang otomatis menghilang di saat ada panel baru. Kemudian, netraku secara otomatis melirik ke arah The Lord of Fire Goblin yang menatapku sambil mengeluarkan aura intimidasi.Ya, aku bisa merasakan intimidasinya karena udara yang masih terasa agak berat untuk bernapas. Lama dia berdiam sambil
Read more
37. Manusia hanya Bertindak Tanpa Memikirkan Konsekuensi
Pedang yang berada di tanganku ini langsung saja bergerak spontan untuk menebas dia, atau setidaknya. Dia menjauh dan membuatku bisa menjaga jarak. Rasanya sangat berat dengan aura intimidasi sedekat ini.Sayangnya, semua tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan. The Lord of Fire Goblin di hadapanku ini malah menangkis dan membuat pedang itu terlempar jauh dari genggaman.Prang-prang! Bunyi pedang yang terhampas berkali-kali di pinggir sampai menghentak dinding pembatas. "Manusia hanya bisa menggunakan tanpa berpikir konsekuensinya!" bisik The Lord of Fire Goblin dekat di telingaku.Tangannya menyusuri leherku. Tanpa aba-aba, dia berhenti dan langsung mencengkram bagian leher hingga aku merasa bahwa kaki tak lagi berpijak pada tanah. Sepertinya dia berniat untuk membuat leherku putus dengan cengkraman yang perlahan semakin bertenaga ini. Diam-diam, aku mengulurkan tangan untuk mengambil salah satu Angklung di belakang. Di saat aku merasa bahwa teksturnya mulai berubah seperti gen
Read more
38. Kembali ke Bumi?
"Kamu tunggu di sini. Aku akan memanggil dokter!" ucapnya melepaskan genggaman tangan, lalu berlari keluar dari ruangan. Di saat dia telah keluar. Aku tersadar tempatku berada saat ini. Aroma obat-obatan yang familiar, selang infus dan kata dokter. Jika kalimat teka-teki itu yang digabungkan menjadi satu, maka akan merujuk pada rumah sakit. "Ini mimpikan? Tapi kenapa terasa nyata?" aku mengedarkan pandangan seraya bergumam dan mengangkat alis kebingungan.Di detik berikutnya, aku langsung teringat, tentang pertarungan dengan The Lord of Fire Goblin. "Sial-sial-sial!" padahal tinggal sedikit lagi sebelum aku mengucapkan kalimat itu, lalu menang telak dan memiliki Dungeon Fire Goblin. Ingin rasanya mengepalkan tanganku dengan erat. Namun rasa lemas masih mendominasi tubuh.Pada akhirnya, aku pun hanya bisa terdiam bersender pada ranjang rumah sakit. "Jika ini hanya mimpi, kenapa harus kembali ke kehidupan di mana
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status