Semua Bab Jerat Cinta Si Iblis Tampan: Bab 31 - Bab 40
59 Bab
Bab 30
Katon menuntun langkah Karin perlahan menaiki tangga depan halaman rumah induk Bagaskara yang besar dan megah. Pintu rumah besar itu otomatis terbuka sesaat setelah Karin dan Katon menginjakkan kaki mereka. Disana, telah berdiri Serena dan Ken yang menyambut kedatangan mereka. Serena seperti biasa tersenyum hangat dan Ken di sebelahnya mengangguk untuk mempersilakan Katon masuk."Ada acara apa?" tanya Karin berbisik pada Serena.Serena tersenyum tipis. "Nanti juga bakal tahu," Mereka berempat berjalan menuju ruang besar dengan meja makan panjang. Disana sudah duduk Bagaskara bersama Santika, istrinya. Seperti halnya Serena, Santika juga memperlakukan Karin dengan sangat ramah. Mereka semua duduk mengitari meja makan besar itu.Karin tak tahu apa yang terjadi. Dia hanya memandangi hidangan mewah di depannya, berharap-harap cemas."Tak kusangka, kamu sangat menarik setelah tak bisa dibaca," Bagaskara, ayah Katon membuka suara. Perkataannya dia tujukan pada Karin. "Semoga Katon memberika
Baca selengkapnya
Bab 31
Karin mundur selangkah, sesaat setelah mendengar pengakuan Katon. Dia terkejut, meski masih ingin mendapatkan lebih banyak penjelasan, Karin memilih diam tak ingin nama ayahnya kembali disebut."Albert telah membuat Deswita menderita," Katon justru melangkah maju. "Dia meninggal hari ini. Meninggal dan jadi debu layaknya manusia yang tidak abadi,"Karin merentangkan kelima jarinya, mengisyaratkan Katon untuk berhenti bicara. "Hentikan ... ""Apa kau pikir Albert orang yang suci?" Katon makin mencecar Karin. "Aku bersumpah akan membuat putrinya menderita," Karin menutup kedua telinganya. "Hentikan ... ""Apa sekarang kau puas? Kau yang memintaku mengungkap alasanku memilihmu," "Kau ... Kau sungguh iblis,"Katon tersenyum licik. "Aku memang iblis kan?Karin memutar arah dan berlari sangat cepat meninggalkan kediaman Bagaskara. Dia tak peduli teriakan dari James yang baru saja datang, karena hatinya sangat terpukul mendengar pengakuan Katon. Semua hal buruk yang terjadi pada dia dan kel
Baca selengkapnya
Bab 32
Erna membelalak sangat lebar mendengar tawaran kerjasama dari Hendery. Lelaki itu masih menyeringai, sangat sabar menunggu respon dari Erna yang tak kunjung datang. Mereka berdua sedang berdiri sangat dekat di pinggir pagar rooftop, saling menatap namun terdiam. "Bagaimana?" Akhirnya Hendery membuka suara. Andaikan dia masih membuka pikiran Erna, tanpa butuh jawaban dia pasti sudah tahu apa yang dipikirkan Erna."Kau benar-benar gila ya," Itu tanggapan yang keluar pertama kali dari mulut Erna."Aku tak menyuruhmu membunuh Karin, kan?" Hendery bertanya enteng. "Kau hanya ... membantuku menjebaknya. Karena sekarang pasti dia tak akan datang saat kupanggil,"Erna melotot tajam pada Hendery. "Aku memang iri padanya, tapi pikiranku masih waras,""Waras? Kau rela mati sendirian 6 bulan lagi demi kewarasanmu?" Hendery menyunggingkan separuh senyum. "Setidaknya kau tak mati sendirian sebagai orang yang dicampakkan," bisik Hendery. Erna melengos pergi begitu saja tanpa memberikan keputusan. D
Baca selengkapnya
Bab 33
Tubuh Erna berdesir hebat mendengar bisikan menggoda dari Hendery. Lelaki itu masih melingkarkan lengannya di leher Erna. Dia hendak menggeser tubuh menjauhi Hendery, namun tak bisa. Dan sekarang Hendery justru mendorong tubuhnya untuk berbaring bersama, dengan kepala Erna bertumpu pada lengan Hendery."Seperti ini yang kau inginkan? Tidur bersama sambil memandangi langit?" tanya Hendery."Lepaskan ... " Sekuat tenaga Erna berusaha menggunakan akal sehatnya. Hendery lelaki yang licik. Dia pasti punya tujuan dibalik sikapnya ini."Kenapa?" Hendery tertawa lirih. "Kita kan sekarang sekutu yang akan menghancurkan Katon dan Karin bersama-sama,"Erna bangun sekuat tenaga, segera menjauh dari Hendery. Nafasnya tersengal seakan baru saja melakukan aktivitas berat. "Aku hanya membantu membujuk Karin, tak lebih,"Hendery perlahan bangun, memandangi Erna dengan sisa tawa di wajahnya. "Kau ini kenapa? Kenapa wajahmu pucat?" tanyanya. "Aku tahu kau menginginkan ini, ayo kita tidur bersama," Hender
Baca selengkapnya
Bab 34
Karin terdiam, berusaha mencerna semuanya. Kemana Erna pergi? Dia ingin berpikir positif namun hatinya berkata lain. Erna sudah meninggalkannya. Kemudian dia mendongakkan kepala, sadar jika hutan itu sangat lebat seakan dedaunan tidak mengijinkan matahari menembus tanah di bawahnya. Dia pernah menemui Hendery di hutan ini, namun bukan jalan ini yang dilewatinya.Karin pun memutuskan kembali ke jalan yang dia lalui sebelumnya, berharap akan menemukan jalan keluar dari hutan terlarang. Meski dia tahu Erna telah meninggalkannya, tapi Karin masih berusaha berpikir positif. Tak mungkin Erna berbuat sejahat itu padanya.Makin lama dia berjalan, seakan langkahnya hanya makin membawanya masuk ke dalam hutan. Karin terpaksa berhenti, mengatur nafasnya yang kering kehausan. Dia menumpukan kedua tangan pada lututnya, ngos-ngosan.Karin tiba-tiba teringat akan ucapan Katon di hari pertama mereka menikah. Apabila dia dalam bahaya, dia cukup memanggil nama Katon untuk mendapatkan bantuan. Namun, men
Baca selengkapnya
Bab 35
Karin terus berlari namun tak kunjung juga dia menemukan jalan keluar. Bahkan hutan itu seakan semakin gelap dan menutupi pandangannya. Jantungnya berdegup sangat kencang, antara capek karena berlari dan takut tertangkap Hendery. Dia sangat tahu kali ini Hendery tak akan membiarkannya lepas begitu saja."AAAA!!" Karin berteriak sangat keras ketika secara mendadak Hendery menarik pinggangnya. Spontan tubuh Karin melesat mundur sangat cepat dan dia sudah duduk di pangkuan Hendery yang sedari tadi tak bergerak dari tempat awal mereka bertemu."Kenapa kau kabur dariku?" Hendery menciumi leher Karin berulang kali. Karin memberontak, namun Hendery memegangi kedua tangannya sangat erat hingga tak bisa digerakkan."AAAA!!!" Kali ini Karin berteriak karena kesakitan saat Hendery menyentuh tato Katon dengan telunjuknya."Aku bisa menghancurkan ini sekarang kalau kau mau," ucap Hendery tampak puas. "Dan kau pun tak akan jadi istrinya lagi. Namun ... " Hendery memutus ucapannya dan sekali lagi men
Baca selengkapnya
Bab 36
"Kamu bohong kan?" Aldo menginterogasi Erna. Meski dia tak percaya dengan apa yang diucapkan Erna, namun dia tak bisa membuktikannya. Aldo selalu bisa membaca pikiran manusia Alfansa dengan lancar tanpa kendala, tak terkecuali Erna. Namun kali ini berbeda. Seakan ada kabut hitam yang menghalangi kekuatan Aldo untuk menelusuri isi hati Erna. "Untuk apa aku bohong? Kamu dan Rama mengawasi Karin tiap hari, kenapa kalian bisa ceroboh?" Meski sebenarnya dadanya berdegup amat kencang, Erna berusaha tetap tenang. Dia yakin Hendery pasti sudah mempersiapkan semuanya, termasuk menutup pikirannya dari para pelindung Karin. Dan sepertinya dugaan Erna benar, karena sebagai orang yang selalu lancang membaca pikiran Erna, Aldo kali ini tak bergeming. "Saat istirahat Karin sudah nggak ada di kelasnya," ungkap Aldo khawatir. "Aku takut dia pergi ke hutan terlarang," "Kenapa nggak nyari ke sana?" tanya Erna. Sebenarnya lebih karena dia penasaran, kenapa Hendery memilih tempat itu sebagai tempat untu
Baca selengkapnya
Bab 37
"Hidupnya tak pernah tenang, bahkan Albert rela kehilangan separuh waktu tidurnya demi menjaga Karin dari para lelaki bejat," Vanya meneruskan ceritanya. "Aku bersyukur Rama menjemputku ketika usiaku sudah 30 tahun, setidaknya aku bisa bercerita padamu tentang hidup keponakanku itu," Vanya menatap Katon sambil tersenyum tipis.Vanya Evans, adik perempuan Laksita Evans yang menjadi pengantin Rama Bagaskara. Tidak seperti Karin yang dijemput Katon saat usianya 18 tahun, Rama memberi kesempatan pada Vanya hingga usia 30 tahun untuk menikmati hidupnya di Alfansa. Maka ketika mereka bertemu, tak butuh waktu lama untuk segera meneruskan pernikahan. Tapi Karin tak pernah tahu jika dia memiliki seorang tante yang menjadi pengantin bangsawan iblis. Yang dia tahu Vanya pergi meninggalkan Alfansa untuk bekerja ke negeri lain. Vanya selama ini lebih banyak diam dalam urusan keluarga Katon, hingga suatu hari desas desus dicampakkannya Karin oleh Katon terdengar ke telinganya. Lalu Vanya meminta Ra
Baca selengkapnya
Bab 38
Kabar hilangnya Karin, sebagai pengantin Katon, tentu membuat heboh seluruh penduduk di negeri bangsawan iblis. Apalagi muncul rumor mengenai hilangnya Karin yang diduga berselingkuh dengan salah satu anggota keluarga Damon. Rumor ini menjadi buah bibir dimana pun, semua orang tak henti membicarakan hilangnya Karin, bahkan mereka juga teringat akan duel besar yang terjadi antara keluarga Bagaskara dan Damon yang terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Persamaan hilangnya Karin dengan duel besar itu adalah ada dua keluarga kasta tertinggi yang terlibat, yaitu Bagaskara dan Damon. Serta melibatkan pengantin masing-masing keluarga. Begitu juga di sekolah Sofia, semua orang tak hentinya membicarakan kasus hilangnya Karin ini karena sudah dua hari Karin tak juga ditemukan. Bahkan Stefani dengan kejam juga menyebar rumor jika Karin telah mati bunuh diri, karena malu perselingkuhannya terbongkar oleh keluarga Bagaskara. Erna yang mengetahui hal ini tak bisa tinggal diam. Dia adalah satu diantara
Baca selengkapnya
Bab 39
"Biar aku yang mengeluarkan Karin dari sana," tawar Erna, membuat terkejut semua orang yang berada di dalam ruangan itu."Maksudmu apa? Kamu nggak akan bisa selamat di sana!" seru Aldo. "Aku tahu," Erna mengepalkan kedua tangannya. "Tapi kalian tak akan bisa menemukan Karin. Karena ... Hendery pasti menutupi keberadaannya, kecuali dariku,""Di sana sangat berbahaya, apalagi untukmu yang tak memiliki pelindung maupun seorang suami," Kali ini giliran James yang bicara.Erna lipat bibirnya. "Tapi ... " Dia sengaja memutus ucapannya sambil menimbang perlukah dia utarakan semuanya. Namun sudah kepalang tanggung, dia sudah setengah jalan dan Katon pasti sudah tahu apa yang dia pikirkan."Semua salahku," ucap Erna singkat. "Harusnya aku tidak menjebak Karin untuk menemui Hendery. Aku tak menyangka dia akan menculik Karin hingga hari ini,"Semua hanya terdiam mendengar ungkapan Erna. Meski apa yang dilakukan Erna salah, namun tak ada yang berani berkomentar apapun. Bahkan Katon memilih diam,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status