All Chapters of CRAZY BOSS: Chapter 51 - Chapter 60
92 Chapters
rindu kekasih
Saat sampai di hotel, Shenna buru-buru menghubungi Kevin. Sebelumnya ia sudah menyiapkan kata-kata dengan harapan Kevin tidak marah padanya. Shenna: "Malem sayang." Shenna: "Lagi sibuk, sayang?" Biasanya Kevin akan merespon dengan cepat, Shenna jadi was-was karena sudah lima menit namun kekasihnya belum juga mengirim pesan balasan. Jangankan pesan balasan, di baca saja belum. Shenna masih setia menunggu, matanya terus melirik room chat yang tidak juga kunjung membalas pesan singkatnya. Merasa tubuhnya lengket, Shenna buru-buru mandi. Sembari menunggu balasan Kevin yang membuatnya agak takut. Kevin: "Engga kok, biasa aja." Kevin: *panggilan tak terjawab* Shenna sedang asik membasuh rambutnya yang sangat lengket, salah dirinya sendiri karena bermain air dengan Arga yang tidak mau kalah. Shenna mencium aroma rambutnya sendiri, "Wangi banget." pujinya pada diri sendiri. Shenna lalu mengganti bajunya dengan pakaian tidur, sudah malam, Shenna harus banyak istirahat karena ad
Read more
ikut saya sekarang!
"Pak, staff yang lainnya bakal landing hari ini kan ya?" tanya Shenna saat keduanya sedang duduk menikmati sarapan mereka di hotel. Arga menganggukkan kepalanya pelan, masih setia menyantap makanan serta men-scroll video di salah satu aplikasi di ponselnya. "Kita yang jemput pak?" tanya Shenna lagi, kali ini lebih excited dari sebelumnya. Arga menghentikan kegiatannya, biasanya ia akan kesal setiap kali ada orang yang mengganggu waktu makannya. Namun kali ini berbeda, entah karena apa. Pria itu menatap pada perempuan yang masih menunggu jawaban, matanya terlihat jelas bahwa ada penuh harapan di sana. "Engga." balasnya singkat. Arga lalu kembali menikmati sarapannya, namun ada perasaan aneh dalam dirinya. Shenna bahkan tidak mengeluarkan suara setelah mendengar jawaban singkat Arga. Perlahan pria itu mendongak, menatap perempuan yang memperlihatkan tampilan wajah lesu di depannya. "Kamu kenapa?" tanya Arga pelan. Shenna yang tersadar langsung menggeleng, memberi tanda
Read more
bapak senang ga?
Shenna sudah hampir tidak waras, pikirannya melayang mencari tahu ke mana Arga akan membawanya pergi. Pikiran negatif membuat perempuan itu jadi was-was sendiri, wajah Arga terlihat tidak bersahabat. Entah ada pikiran lain yang membuat pria itu jadi dingin seperti ini. Shenna baru bisa bernafas lega setelah duduk di dalam cafe mewah dengan pemandangan hijau di sekitarnya. Dengan segelas ice taro latte, matanya menatap pria yang kini duduk di depannya dengan tatapan tak bisa di baca. "Ngapain kita ke sini, pak?" tanya Shenna akhirnya angkat bicara. Arga terdiam selama beberapa detik, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan yang di lontarkan perempuan itu. "Pengen aja." balasnya begitu saja. Shenna mengerutkan kening, agak tidak percaya dengan jawaban yang ia dengar kali ini. Bagaimana bisa seorang Arga dengan wajah datarnya tadi, tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya dan mengajak perempuan itu kebut-kebutan di jalan, hanya untuk mampir ke cafe ini. Tidak begitu peduli dengan al
Read more
projek besar
Sejak tadi Shenna terus mondar-mandir di depan Arga, mereka sudah ada di bandara, menunggu kedatangan temannya yang lain. Sudah sepuluh menit, namun tanda-tanda kedatangan teman-temannya belum juga muncul. Arga yang melihat Shenna langsung menegurnya, "Bisa duduk manis aja ga? pusing saya liat kamu mondar-mandir terus" ketusnya dengan menyilangkan kaki kanannya di atas paha. Tidak menghiraukan keluhan Arga, perempuan itu langsung tersenyum usai melihat perempuan dengan hoodie pink datang. Shenna melambaikan tangannya saat melihat Indy dan kawan-kawan baru keluar. Perempuan itu langsung berlari menghampiri temannya yang lain. Meninggalkan Arga yang sejak tadi diam saja, pria itu melangkah dengan pelan menghampiri para karyawannya. Shenna memeluk Indy lebih dulu, "Haii mbak" sapanya penuh antusias. "Duhh padahal baru dua hari, tapi gua udah kangen banget sama lo Shen" ujarnya sambil menepuk punggung perempuan itu. "Selamat sore pak" ujar Mbak Indy menyapa Arga saat pria itu
Read more
meeting yang di tunggu-tunggu
Shenna bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan dokumen file-file penting yang pastinya di butuhkan oleh Arga. Perempuan itu mengambil baju formalnya untuk ia gunakan di pertemuan hari pertama. Meeting akan di lakukan di cafe modern yang memiliki private room. Shenna harus memperlihatkan bahwa dirinya juga berperan penting dalam kegiatan ini. Ia tidak boleh memakai pakaian sembarangan, karena penampilan juga harus memiliki nilai yang pantas. Dengan polesan natural di wajahnya, Shenna menambahkan lipstik lebih berwarna dari biasanya. Kini ia terlihat sangat cantik. Sebelum memulai meeting dengan klien, semua team harus berkumpul untuk mendiskusikan beberapa hal penting. Perempuan itu mengambil tas kerjanya, memakai heels yang tidak terlalu tingga lalu keluar dari kamarnya. Ia menghampiri kamar bosnya lebih dulu, mengetuk pintu dan memastikan bahwa bosnya masih ada di sana. Tok Tok Tok "Pak, udah bangun?" panggil Shenna dari luar. Namun tidak mendapat jawaban dari pria itu
Read more
club
Saat ini Arga dan para staffnya sedang menikmati malam di sebuah club besar yang ramai di kunjungi orang-orang. Mereka duduk di sofa melingkar sambil merayakan keberhasilan mereka hari ini. Semuanya mengangkat gelas bersama, "Cheers!!" teriaknya bersamaan. Shenna tersenyum, ia senang karena semuanya berjalan sesuai harapan. Arga bahkan tidak bisa menghentikan raut wajah kegembiraan di dalam dirinya. Mengikuti alunan musik dengan pengaruh alkohol, Indy berdiri hendak mencari tempat agar dapat menggerakkan tubuhnya. Diikuti dua temannya yang lain, kecuali Shenna dan Arga yang masih betah duduk di tempat mereka masing-masing. Shenna menatap Indy dari kejauhan, memastikan wanita itu tetap dalam pengawasan yang aman. Shenna sengaja hanya minum sedikit, alasannya karena ia tidap pernah minum alkohol sebelumnya. Hanya karena tidak ingin membuat teman-temannya kecewa, perempuan itu datang untuk ikut merayakan keberhasilan mereka. Arga kembali membawa sebotol alkohol, menuangkan sed
Read more
kesalahan
Arga membantu Shenna untuk masuk ke dalam kamar hotelnya, ia masih berusaha menenangkan Shenna yang saat ini diam saja. "Gapapa pak, saya baik-baik aja. Makasih banyak ya" ujarnya pelan. Arga mengangguk paham, saat ini yang Shenna butuhkan adalah istirahat. Perempuan itu pasti merasa sangat lelah sekarang. "Istirahat yang cukup ya, besok kita free, kamu bisa istirahat yang banyak" ujar Arga sebelum keluar. Bahkan saat menutup pintu kamar perempuan itu, Arga masih merasa tidak rela. Rasanya ia ingin membakar hidup-hidup orang yang sudah membuat Shenna ketakutan seperti itu. *Fikri Call* "Bapak di mana, pak?" tanya pria itu pada Arga. "Saya udah di hotel, mau istirahat, cape." balasnya cepat dan singkat. Fikri mengerti, ia lalu mematikan sambungan telepon itu. Kini ia di repotkan dengan dua gadis yang sudah menghabiskan banyak alkohol. "Indy bangun dong, ndy bangun, bangun, woi bangun napa" teriaknya tepat di telinga Indy. Namun Indy sama sekali tidak merespon, perempu
Read more
kangen
Kevin tidak tenang sejak kemarin, ia dan Shenna bahkan tidak saling memberi kabar. Kevin sangat sibuk karena katingnya di kampus mengajaknya untuk ikut repot dalam acara yang mereka buat. Sehingga waktu Kevin ia habiskan bersama dengan katingnya, menyukseskan acara amal untuk anak yatim yang akan mereka lakukan besok. Pukul satu pagi, laki-laki itu membuka ponselnya. Saat membuka ponsel, senyuman dirinya dan Shenna sudah menyambutnya. Damar datang dengan dua botol beer binteng dan meletakkan tepat di depan Kevin. Keduanya memutuskan untuk menghangatkan tubuh dengan minuman beralkohol ini. "Perasaan lo akhir-akhir ini sibuk mulu, Shenna gimana?" tanya Damar yang sembari membuka tutup beer itu. "Shenna juga sibuk" sahutnya pelan. Kembali meletakkan ponselnya, sudah jam segini, pastinya perempuan itu sudah tertidur lelap. Tidak baik jika dirinya memaksakan kehendak untuk mendapatkan balasan pesan saat itu juga. Ia meneguk satu sloki beer yang di tuangkan Damar untuknya, "Gua
Read more
bingung
Indy terbangun dari tidurnya, perempuan itu seperti biasa harus melihat wajah bangun tidurnya yang sudah pasti sangat cantik. Indy turun dari ranjang kamar hotel, melangkah menuju kaca hias yang berada di dekat pintu kamar. Sembari tersenyum perempuan itu hendak mengikat rambutnya yang terurai. Matanya menyelidik saat melihat tanda merah di sekitar leher, kembali memastikan tanda merah apa yang ada di lehernya. Wanita itu terkejut bukan main, hampir berteriak namun untungnya tidak terlalu keras. Pikirannya kacau, mengingat kembali apa yang terjadi kemarin malam. Indy merutuki dirinya sendiri yang minum terlalu banyak, salah satu hal yang paling ia benci dalam dirinya adalah selalu melupakan hal-hal penting ketika mabuk. Indy tidak bisa mengingat apapun jika dirinya sedang dalam pengaruh alkohol. Wanita itu terus memikirkan kemungkinan yang terjadi, mencoba mengingat-ingat apa yang ia lakukan semalam. Wanita itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang, kepalanya masih sedikit p
Read more
ga kangen sama gua?
"Besok kita bakal ada meeting lagi di tempat yang sama seperti kemarin, saya harap kalian sudah menyelesaikan tugas kalian masing-masing sehingga meeting kita besok lancar. Lakukan yang terbaik, saya mau kita berhasil besok." ujar Arga usai mereka semua menyantap sarapan pagi mereka. Semuanya mengangguk paham akan maksud Arga, "Sekarang kalian bisa istirahat, lakuin apa aja yang bisa bikin kalian happy di sini" "Gausah banyak pikiran, nikmatin aja momen nya" tambahnya lagi. Arga berdiri dari tempat duduknya, menyisakan empat karyawan yang menatap kepergian pria kaya itu. Shenna beralih pandangan, kini perempuan itu menatap mas Fikri yang sejak tadi diam saja. "Kenapa mas? ada masalah kah?" tanyanya tiba-tiba. Mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dari Shenna, membuat Fikri terkejut, lalu menggelengkan kepalanya pelan, tanda semuanya aman. Shenna mengangguk paham, "Gimana kemarin?" tanyanya pada Indy, kali ini matanya menatap pada wanita yang asik menikmati seduhan hot lattenya.
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status