Setelah pulang dari rumah mas Arga, aku dan mas Abdullah memutuskan untuk sekalian menginap di rumah abah dan umi. Begitu juga dengan mas Sholeh dan mbak Lita, mereka ikut membersamai kami."Huuek, huek, huek." Lagi dan lagi, sama halnya dengan beberapa hari sebelumnya, hampir setiap pagi aku merasa mual, terkadang pusing ringan pun ikut ku rasakan. "Duduk dulu Fir. " Mbak Lita menuntunku duduk di kursi meja makan. Terpaksa ku letakkan pisau yang tadinya akan ku buat untuk memotong sayuran. "Kamu hamil ya?" tanya mbak Lita yang duduk di sebelahku. Ku kerutkan dahiku padanya. Tak menyangka pertanyaan seperti itu ia lontarkan padaku, mengingat usiaku yang sudah berkepala tiga. "Umi?" mbak Lita memanggil umi yang baru saja muncul dari teras belakang. "Mi, lihat deh, Fira kayaknga hamil, " kata mbak Lita saat umi berjalan mendekati kami. Ah, ada apa dengan kakak iparku ini, mendengar jawabanku saja belum, kenapa ia sudah heboh b
Read more