All Chapters of Adikku, Pelakorku.: Chapter 21 - Chapter 30
71 Chapters
Bab 21
"kakak kenal kak Edward?” tanya Tania penasaran."tentu, dia adalah CEO dari perusahaan Albern Royal Group. dan saat ini perusahaan kami sedang bekerjasama dalam project penting. wajar kami saling mengenal." jawabku.“benarkah? berarti selain tampan dia juga kaya raya, bodoh sekali kakak menolaknya dulu." Tania tertawa dengan tatapan meremehkan."jodoh siapa yang tahu Tania, lalu apa kau akan menerima perjodohan itu?" tanyaku penasaran.Jika Tania mencintai Zico, mungkin dia akan menolak rencana perjodohan itu.Tania berfikir sejenak, tangannya menempel didagu, "ehm, aku berencana menerima perjodohan itu kak," ucapnya tersenyum.aku tertegun sesaat, bagaimana bisa dia berencana menerima perjodohan itu?"aku berencana akan menemuinya setelah sembuh nanti. tak sabar melihat setampan apa dirinya secara langsung." wajah Tania merona, kedua tangannya menitupi pipinya yang memerah."sepertinya kau sangat menyukainya ya? apa foto itu membuatmu jatuh cinta pada pandangan pertama?" aku menyipit
Read more
Bab 22
setengah jam setelah berbincang ria bersama ayah, aku pamit pulang.didalam mobil aku langsung menghubungi Edward.setelah dering kedua, Edward mengangkat telponku. [“halo Edward!”][“Bella, tumben kau menghubungiku duluan?”] suara bariton gagah itu terdengar santai.[“ehm begini, ada sesuatu penting yang ingin ku bicarakan padamu, bagaimana kalau kita bertemu sekarang?”] ajakku penuh harap.[“...”] sunyi ... tidak ada jawaban. aku menggigit bibir karena gugup, mungkinkah Edward ingin menolak ajakanku?[“Tidak bisa. untuk sekarang aku sibuk,”] jawabnya datar.Aku terdiam kecewa, sudah kuduga. tak heran jadwalnya memang padat.[“Oh, baiklah. maaf mengganggu.”] suaraku merendah.[“Tapi malam ini aku tidak sibuk, jadi bagaimana kalau bertemu nanti malam saja, kita makan malam di restoran Rich Secret jam 7 nanti."] spontan aku kembali bersemangat, tak ku sangka Edward mau berbaik hati meluangkan waktuk untukku nanti malam.["baiklah! terimakasih!"] kataku tersenyum cerah.[“dandan yang can
Read more
Bab 23
“Edward ..."Edward berbalik. sekejap aku terkesima, kilauan penampilannya membuat mataku silau, benar-benar ketampanan yang bercahaya.sepertinya aku sudah gila, hampir saja aku jatuh cinta padanya.tidak boleh! aku harus fokus pada tujuanku.aku melangkah mendekat ke arahnya. mata Edward melebar menatapku, ia tak bekedip sedikit pun."Edward?" telapak tanganku mengayun menyadarkannya."a-ah ya?" Edward akhirnya sadar matanya kembali berkedip.melihat raut wajahnya yang salah tingkah membuatku ingin jahil menggodanya, "apa penampilanku hari ini membuatmu terpesona?" kataku setengah bercanda."ya kau cantik sekali hari ini Bella," ucap Edward tersenyum."bukan hanya aku saja, kau juga terlihat sangat tampan. gaya rambutmu yang baru membuatmu terlihat berbeda," tuturku. tentu saja aku bekata jujur, karisma Edward makin bertambah.Edward tersenyum memalingkan wajahnya, aku menyerit heran. ada apa dengannya?setelah diperhatikan, telinga Edward memerah.apa dia sedang malu karena dipuji?
Read more
Bab 24
"Terimakasih atas makan malamnya,” ucapku didalam mobil.Setelah makan malam, Edward menawarkan diri untuk mengantarku pulang, aku menerimanya jadi aku menyuruh supir untuk membawa mobilku pulang lebih dulu.“Apa aku boleh singgah sebentar?” Edward menoleh menatapku.aku menyerit heran, kenapa tiba-tiba dia ingin singgah?“Kalau tidak boleh, tidak apa-apa," ucap Edward dengan raut menekuk.“A-ah boleh kok, aku juga baru ingin menawarkanmu untuk singgah sebentar," kataku sembari menggaruk pipiku dengan ujung jari. sebenarnya aku tidak enak menolaknya, jadi aku berkata begitu.Edward keluar duluan dari mobil lalu berjalan membukakan pintu untukku.“ayo kita masuk bersama,” ajaknya mengulurkan tangan.Aku menerima uluran tangannya, "terimakasih."saat aku hendak melangkah, Edward tiba-tiba membuka jasnya dan memakaikannya padaku.“Kasihan punggungmu kedinginan," ucapnya memakaikan.Aku mengangguk sembari tersenyum, kemudian mempersilahkannya untuk masuk kerumahku...pelayan menyambut kam
Read more
bab 25
hari berganti dengan pagi yang cerah. aku kembali bekerja dikantor seperti biasa, tak lupa aku membawa berkas yang diperlukan yang ingin kuberikan pada pengacara Nowela nanti.“Bella." Viona datang memasuki ruanganku. suaranya terdengar tidak bersemangat dan wajahnya juga tampak murung.“ada apa Vio?” aku menghentikan sebentar pekerjaanku.“Ini, berkas projek yang akan dipakai rapat besok lusa, ada beberapa halaman yang sudah aku perbaiki karena tidak sesuai dengan perencanaan awal. Kamu periksa saja dulu, kalau tidak ada masalah langsung saja tandatangan." Viona menaruh berkas dengan lesu.Aku dan Viona sudah lama berteman, kami berteman sejak kuliah lalu kami semakin dekat hingga menjadi sahabat, tetapi aku menganggapnya lebih dari itu, ia sudah seperti saudaraku sendiri, ia peka dan sangat peduli padaku.Aku juga sangat sayang dan peduli padanya, kami bahkan menggunakan bahasa informal walaupun aku seorang atasan sekaligus bos pemilik perusahaan. Tidak ada kata bos dan bawahan diant
Read more
bab 26
sepulangnya dari kantor aku berencana mengajak Edward bertemu untuk mengembalikan jas-nya semalam.kalau dipikir beberapa hari ini kami semakin sering bertemu yah.Ting! Tertanda ada pesan masuk di ponselku.{“Kita akan bertemu dirumahmu sekarang."} isi pesan balasan Edward.{“Baiklah.”} aku mengirim pesan balasan.Aku tidak tahu mengapa Edward ingin bertemu dirumahku, dan tanpa berfikir panjang aku menyetujuinya saja. Lagian jas nya juga ada dirumah.setengah jam kemudian aku sampai dirumah, kulihat mobil Edward sudah terparkir didepan rumahku.ku hampiri mobil hitamnya itu "Sudah lama menunggu?”“Tidak, baru saja,” jawab Edward. Ia turun dan langsung masuk rumah bersamaku.Namun sebelum kakiku memasuki rumah, tak sengaja aku melihat tukang kebun rumahku mengarahkan kamera ponselnya pada kami.mencurigakan! sepertinya orang itu telah memotret kami diam-diam.“masuklah duluan, aku ada urusan sebentar,” ucapku meninggalkan Edward.Aku berjalan menghampiri tukang kebun itu.“pak Diman, s
Read more
Bab 27
“Bella, apa kau sungguh ingin memecat mereka?” tanya Edward tiba-tiba.aku menoleh menatapnya, “Bagaimana menurutmu Edward? Sebelumnya aku sudah memecat seluruh pelayan bawahan Zico dan menggantinya dengan pelayan baru. Sekarang aku juga ingin memecat mereka karena mereka juga bawahan Zico. Tapi ..."Aku melirik Pak Diman dan Leri, rasanya berat sekali untuk memecat mereka.“Kalau begitu kau tidak perlu pecat mereka,” saran Edward sembari merubah posisi duduknya lebih santai.Pak Diman dan Leri menoleh kearah Edward dengan penuh harap.“Maksudmu?”“kurasa mereka berkata jujur," ucap Edward santai."ya, aku juga merasa begitu. tapi tetap saja mereka itu bawahan Zico." dari awal aku sudah bertekad untuk membersihkan semua bawahan Zico dirumah ini, walaupun Pak Diman Dan Leri berkata tidak mengetahui perselingkuhan mereka, tetap saja mereka sudah kurang ajar memata-mataiku dibawah perintah Zico.ini membuatku bingung."Bella, jika kau mengganti semua orangnya Zico, ia pasti akan sangat cu
Read more
bab 28
Beberapa hari berlalu sejak terakhir Edward berkunjung kerumahku. saat akan mengembalikan jasnya waktu itu Edward berkata nanti saja, akibat perkataannya itu sampe sekarang aku belum juga mengembalikan jasnya itu.Dan kemarin aku mendapat kabar dari mata-mataku di rumah sakit. katanya Zico dan Tania akan kembali hari ini.Ternyata duo penghianat itu sudah sembuhtak ku sangka, lebih cepat dari perkiraanku. Tapi tak apa, aku sudah menyelamatkan aset dan mengganti bawahan mereka. Aku hanya perlu merencanakan sesuatu yang lain untuk menghancurkan mereka perlahan.Getaran ponsel mengalihkan perhatianku, terlulis panggilan nama ayah di layarnya.[“Halo ayah,”] sapaku mengangkat telpon.[“Halo putriku sayang, ayah ingin mengabarkan sesuatu. hari ini Tania dan Zico sudah boleh pulang penyakit mereka sudah kering dan sembuh."] suara ayah terdengar lega, aku tersenyum mendegar suara ayah saja.[“syukurlah ayah, Bella senang dengernya. Yaudah Bella kesana ya jemput mereka.”][“Tidak perlu. kami
Read more
bab 29
"tidak perlu ayah, aku saja sudah cukup, tidak perlu membawa kak Bella," tolak Tania dengan senyuman. namun hanya aku yang tahu bahwa matanya menyorotkan kekesalan.“kalian belum pernah bertemu kan? Edward saja tidak tahu wajahmu, ini pertemuan kalian pertama kalinya. Kalian butuh orang ketiga untuk memulai pembicaraan. Kebetulan Bella mengenal Edward, mudah bagi Bella untuk memperkenalkan kalian nanti. Jika nanti kau tak suka setelah bertemu dengannya, kau bisa bilang pada kakakmu," jelas ayah.Tania berdiri dengan tegas, "tidak ayah, aku juga tidak berencana menolak Kak Edward. biarkan aku pergi sendiri!""jangan membantah Tania! kau tidak boleh pergi sendiri, Bella tetap harus menemanimu!" ayah meninggikan suaranya dengan tegas."tapi ayah-""tidak ada tapi-tapian, dengarkan atau ayah batalkan?" suara ayah terdengar serius. Tania hanya terdiam lalu membuang muka, ia kembali duduk disampingku dengan kesal. wajahnya yang semula riang tadi ntah menguap kemana.aku hanya tersenyum semba
Read more
bab 30
PoV Tania...setelah percakapan bersama kak Bella dan ayah tadi aku langsung pamit pergi ke kamar."Sial! ... kenapa ayah harus membicarakan perjodohan itu pada Zico sih! aku kan sudah memintanya jangan bahas depan Zico! Ah merepotkan sekali."Aku mengigit jari dengan resah, khawatir Zico akan sangat marah padaku. Walau sebelumnya aku tidak pernah membuatnya marah, ntah kenapa aku takut melihat wajahnya yang menahan amarah karena cemburu buta.'ceklek!' pintu kamarku terbuka lebar. Zico berdiri masih dengan sorot mata tajamnya. “Ka-kak ipar!” walau aku takut aku berusaha bersikap tenang."a-ada apa kakakk ipar? bu-bukankah kak Bella masih dibawah?"tanpa menjawabku Zico masuk kekamarku, ia mengunci pintu dan mulai melangkah mendekatiku.aku merasa aura mencengkam dari tubuhnya, kakiku reflek melangkah mundur.“Tania, kenapa kau tidak menolak rencana Perjodohan itu?” tanyanya dengan wajah menyeramkan. suaranya terdengar dingin.aku membeku ditempat, aura kecemburuannya serasa seperti m
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status