Lahat ng Kabanata ng Fitnah Dari Ipar Dan Mertua : Kabanata 31 - Kabanata 40
97 Kabanata
Bab 31. Bahagia Amira dan Duka Syahla.
Amira kini tinggal di rumah keluarga kandungnya.Rumah berlantai dua itu memiliki empat kamar utama dan satu kamar pembantu. Dua kamar di lantai atas, dan dua kamar di lantai bawah sementara kamar pembantu terletak di dekat dapur.Kamar di lantai atas merupakan kamar Syahla, dan satu kamar lagi kosong. Sementara kamar di lantai bawah, merupakan kamar Tuan Abimanyu dan kamar tamu jika ada yang menginap.Amira meminta kepada Tuan Abimanyu, untuk menempati kamar tamu saja karena letaknya di lantai bawah. Hal itu karena akan ia tempati bersama Gemilang yang sedang aktif-aktifnya sebagai seorang batita. Kedua orangtua Amira pun memenuhi permintaan putrinya.Rasa haru dan bahagia terus menyelimuti hati Amira. Ia kini tengah menidurkan Gemilang di kamar. Hari sudah menjelang sore, Amira memilih merebahkan tubuhnya di samping Gemilang. Ia masih bingung hendak melakukan apa di rumah itu. Amira langsung diboyong oleh orangtuanya saat itu juga, sehingga hal ini terlalu mendadak untuk Amira.Amira
Magbasa pa
Bab 32. Kembali ke Posisi
Bu Syahnaz dan Amira telah mendengar kabar berpulangnya Nek Warsih dari Syahla semalam lewat telepon, dan hari ini akan dilangsungkan acara pemakaman Nek Warsih. Syahla meminta Bu Syahnaz dan Amira datang mengunjunginya dan memaafkan semua kesalahan Nek Warsih semasa hidupnya.Tuan Abimanyu sedang menikmati secangkir teh di depan balkon kamarnya sembari membaca sebuah buku saat Bu Syahnaz akan berpamitan padanya untuk menghadiri acara pemakaman Nek Warsih di kediamannya. Bu Syahnaz kembali mengajak suaminya untuk datang menghadiri pemakaman Nek Warsih dan mendoakannya."Pa, yakin Papa gak ikut ke pemakaman Bik Warsih dan menemui Syahla?" tanya Bu Syahnaz pada suaminya."Mama dan Amira saja, Papa ingin istirahat," jawab Tuan Abimanyu."Tapi Pa, kasihan Syahla kalau kita tak datang. Dia pasti butuh dukungan dari kita. Bagaimanapun, dia sudah lama menjadi anak kita, Pa. Apa Papa tega, lihat Syahla seperti itu?" Bu Syahnaz mencoba membujuk suaminya."Anakku hanya Amira." Tuan Abimanyu acu
Magbasa pa
Tak Sengaja Bertemu
Di Rumah Radit.Bu Retno sedang duduk di teras rumahnya, menatap nanar jalanan komplek yang tepat berada di hadapan yang tertutup pagar rumahnya.Di sore hari seperti ini, banyak ibu-ibu muda sedang berkumpul menemani anak-anak mereka bermain di jalanan komplek. Ada yang bermain sepeda, ada juga yang menyuapi anaknya makan. Mereka terlihat gembira, terkadang membicarakan perkembangan anaknya satu sama lain. Bu Retno sesekali tersenyum, ia hanya bisa melihat di balik pagar rumahnya. Ingin rasanya bergabung dengan ibu-ibu muda tersebut, atau para nenek yang sedang menjaga cucunya dengan gembira.Bu Retno merasa iri, ingin rasanya dia juga merasakan hal yang sama dengan para tetangganya. Memiliki seorang cucu dan bermain bersama-sama di sore hari seperti ini.Namun, harapan tinggal harapan. Sudah tiga tahun usia pernikahan Radit dan Selly, belum juga ada tanda-tanda Selly akan mengandung."Ma, mama kenapa melamun?" Rania tiba-tiba datang menyapa Ibunya. Ia langsung duduk di kursi sebela
Magbasa pa
Bab 34. Tanda Merah
"Mau bicara apa? masihkah ada hal yang harus kita bicarakan?" tanya Amira pada Radit, ia tak ingin mengulur waktu bersama lelaki yang telah menyakiti hatinya tersebut."Huh, memang, tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku hanya ingin tahu kabarmu saja, Mir. Ternyata, menjadi simpanan lelaki kaya, telah membuat kamu banyak berubah, ya?" Radit tersenyum sinis pada Amira."Maksud kamu?""Ya, kamu sekarang lebih kelihatan modis bukan gadis polos yang dulu aku kenal. Lihat saja barang-barang yang kamu pakai, semuanya seperti barang mahal. Ternyata uang telah membutakan hatimu ya, Mir. Aku benar-benar tidak menyangka." Radit memindai penampilan Amira, dari ujung rambut hingga ujung kaki.Radit sangat terpesona, Amira terlihat semakin cantik dan menawan. Radit teringat dengan ucapan Selly yang pernah bertemu Amira di kota ini satu tahun lalu. Selly bercerita jika Amira bekerja sebagai seorang pelayan, tak mungkin Amira mampu membeli barang-barang mahal jika pekerjaannya hanya itu. Apalagi S
Magbasa pa
Bab 35. Talak untuk Selly
Radit mulai membuka baju milik Selly, tetapi gejolak yang tadinya membara, kini sirna. Rasa yang begitu menggelora, berubah menjadi rasa kecewa dan Amarah saat melihat di dada Selly banyak tanda merah yang bukan miliknya karena Radit belum melakukannya. Radit mendorong Selly hingga terhempas."Wanita jal*ang! Tega kau mengkhianatiku, dua kali!" Radit menampar Selly membabi buta.Selly berteriak kesakitan, ia memohon pada Radit untuk berhenti menamparnya."Sakiit, Bang! Tolong hentikan, sakit!"Radit pun menghentikan aksinya karena melihat Selly kesakitan. Sebenarnya Radit bukan tipe lelaki yang kasar, hatinya terlanjur sakit dan perlakuannya pada Selly di luar kendalinya.Radit duduk di sofa, menatap Selly dengan kecewa. Sementara Selly pun tergugu, ia mengelus kedua pipinya yang merah bekas tamparan Radit."Kenapa kau lakukan ini? Kenapa tak puas mengkhianatiku?" tanya Radit pada Selly, saat ia sudah mulai mengendalikan emosinya.Selly menoleh, ia menatap Radit dengan tatapan benci.
Magbasa pa
Bab 36. Perkenalan.
Anton merasa familiar dengan nama tersebut. Ia menerka-nerka sepertinya pernah bertemu dengan putri kandung Tuan Abimanyu itu. Ia pun mengingat sesuatu, kejadian satu tahun lalu saat makan di sebuah restoran bersama Selly. Mereka sempat ribut dengan seorang pelayan bernama Amira, yang menurut Selly mantan istri dari Radit--suami Selly. Anton kembali memperhatikan Amira yang tengah berbicara di atas panggung, sangat berbeda dengan Amira pelayan wanita yang ia temui satu tahun lalu. Hanya wajahnya saja yang sekilas mirip, tetapi Amira yang ini kelihatan lebih berkelas. Sementara Amira si pelayan dulu, kelihatan polos dan lugu."Mungkin hanya mirip saja," gumam Anton, ia menggelengkan kepalanya karena sempat merasa terkejut dengan Amira. Anton merasa, tak mungkin pelayan wanita itu tiba-tiba menjadi putri tunggal bos-nya.Amira memperkenalkan dirinya secara singkat dan garis besarnya saja. Ia juga mengatakan akan mulai sering ke kantor untuk bekerja. Amira meminta kepada semua karyawan
Magbasa pa
Bab 37. Sebuah Cerita
Syahla dan Radit pun akhirnya berkenalan. Syahla menceritakan tujuannya datang merantau ke kota Jakarta untuk memulai kehidupan baru di sana. Ia sudah berjanji bertemu dengan teman kuliahnya dulu yang kini menetap di Jakarta dan menawarinya pekerjaan.Radit dan Syahla mengobrol sepanjang perjalanan. Meskipun lebih banyak Syahla yang bercerita, sementara Radit hanya sebagai pendengar dan sesekali menanggapi. Hingga akhirnya obrolan mereka berhenti saat keduanya didera rasa kantuk dan mulai tertidur di dalam kereta.Kereta akhirnya berhenti setelah berjalan selama sepuluh jam dari Surabaya ke Jakarta. Radit bangun dari tidurnya, ia pun membangunkan Syahla yang masih terlelap.Syahla pun terbangun, ia kemudian bersiap-siap dan mengikuti Radit yang bersedia menolongnya untuk sampai di alamat tujuan.Mereka berdua menaiki taksi online yang sudah Radit pesan sebelumnya. Kebetulan mereka satu arah, alamat rumah teman Syahla berada di satu komplek yang sama dan hanya berbeda blok saja.Syahla
Magbasa pa
Bab 38. Di Restoran
Hari ini Bu Syahnaz mengunjungi Syahla di rumahnya. Bu Syahnaz sangat rindu pada putrinya tersebut karena sudah seminggu tidak bertemu.Bu Syahnaz mencoba menghubungi Syahla, tetapi dua hari ini nomor Syahla tidak aktif. Hal itu membuat Bu Syahnaz merasa khawatir karena saat terakhir berkomunikasi, Syahla terus meminta maaf padanya dan suaminya.Melihat pagar rumah Syahla terkunci dari luar, membuat wanita paruh baya itu bertanya-tanya. Namun, Bu Syahnaz tak ingin berpikiran negatif. Mungkin saja, Syahla sedang ada keperluan di luar rumah.Bu Syahnaz mencoba kembali menghubungi Syahla, tetapi tetap sama, tidak aktif. Wanita paruh baya itu memutuskan untuk menunggu di depan rumah. Ia hanya ingin memastikan jika Syahla baik-baik saja.Setelah hampir satu jam menunggu, Bu Syahnaz akhirnya menyerah untuk menunggu. Ia terlihat sangat khawatir terhadap Syahla yang sudah seminggu ini tak memberi kabar padanya.Bu Syahnaz memilih pulang, ia kemudian memerintah sopirnya untuk tetap tinggal dan
Magbasa pa
Bab 39. Hai, Selly!
Selly menerima uluran tangan Amira, ia mencoba tersenyum menutupi rasa penasarannya. Amira duduk berhadapan dengan Anton dan Selly, ia kemudian memesan minuman pada Delia yang masih berada di situ. Sementara Selly terus memperhatikannya, menelisik wajah Amira yang masih tertutup masker. Selly ingin meyakinkan dirinya jika wanita itu bukanlah Amira yang ia kenal."Apa ada yang salah dengan saya, Bu Selly?" tanya Amira seketika, saat melihat pandangan Selly yang tak berhenti menatapnya."Ah, tidak. Saya hanya merasa, seperti pernah bertemu Anda," jawab Selly, kikuk."Nona Amira ini mirip dengan seseorang yang Bu Selly kenal, makanya ia terus memperhatikan Anda. Kebetulan juga namanya mirip," timpal Anton."Benarkah?" Amira pura-pura antusias. "Semirip apa?""Lumayan mirip, saya juga sempat berpikir seperti itu, tapi setelah dipikir-pikir sepertinya tak mungkin orang yang sama," ujar Anton."Kenapa?""Perbedaannya bagai langit dan bumi. Amira yang saya kenal, dia hanya seorang pelayan d
Magbasa pa
Bab 40. Permintaan Amira
Amira merasa ini tawaran yang menarik, ia pun memikirkan keuntungan dan kerugiannya jika menerima tawaran Selly. Ia bisa saja memberi kesempatan untuk perusahaan Selly, karena memang yang korupsi di sini adalah Anton. Sementara ia juga butuh perusahaan Selly untuk melakukan proyek pekerjaan yang sudah mulai berjalan."Baiklah, aku coba pertimbangkan, asal kau mau memenuhi semua permintaanku.""Apa?" tanya Selly penasaran."Bersihkan nama baikku di lingkungan tempat tinggal Yudha," ujar Amira mengatakan permintaannya."A-apa? Aku tak mengerti maksudmu?" Selly menelan salivanya, ia merasa sedang dihakimi Amira."Kau tak usah berpura-pura Selly. Aku tahu apa yang kau lakukan saat aku masih tinggal di rumah Yudha. Kau memfitnahku, memberikan foto-foto editan itu pada Bu Yati, tetangga Yudha, dan karena hal itulah aku diusir oleh warga," jelas Amira."I-itu tak benar, aku tak melakukan itu. Siapa yang mengatakan itu padamu, Mir?" "Aku bisa melakukan apa pun, Selly. Sekarang aku yang berku
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status