Lahat ng Kabanata ng Saat Istri Mantan Menghubungiku: Kabanata 21 - Kabanata 30
125 Kabanata
Bab 21. Terluka.
"Bagaimana keadaan Zena?" tanya Dirga. Serena menatap Dirga heran, apa dia tidak salah dengar Dirga menanyakan keadaan Zena? "Sudah lebih baik hanya tinggal pemulihan saja." jawab Serena datar. "Kenapa kamu tidak memberitahuku? Harusnya kamu menghubungiku jika Zena sakit," protes Dirga tidak terima karena Serena tidak memberitahunya dan malah menghubungi Dewa. "Untuk apa?" Serena bertanya balik. "Apa itu penting?" Dirga menyatukan kedua alisnya, "Maksud kamu?" tanyanya. "Untuk apa aku harus memberitahu kamu? Biasanya jika Zena sakit kamu juga tidak pernah peduli kan? Kamu hanya mengantarkan kami ke dokter setelah itu apa? Kamu menyerahkan semuanya padaku. Lalu untuk apa aku memberitahumu?" kata Serena mencibir suaminya itu. Dirga menatap tajam Serena, dia merasa tertampar dengan kata-kata Serena. Namun dia adalah Ayah kandung dari Zena jadi dia punya hak tahu keadaan putrinya. "Terlepas dari semua yang kamu katakan, aku adalah ayah kandung Zena. Harusnya kamu menghubungiku kare
Magbasa pa
Bab 22. Ternyata.
Sudah satu minggu sejak kepulangan Zena dari rumah sakit. Selama itu juga Dirga dan Serena masih tak saling bicara. Dirga pulang jam 9 malam setelah Serena dan Zena tidur. Dan saat pagi Dirga akan keluar ketika istri dan anaknya itu berangkat. Dirga juga tidak lagi menaruh baju kotornya di keranjang khusus baju kotor di dekat mesin cuci. Ia membawa baju kotornya ke laundry dekat kantornya sekalian berangkat kerja. Serena berusaha untuk tetap tegar dan kuat meski hatinya sudah sangat hancur dan tak berbentuk lagi. Sekarang yang ia lakukan adalah berusaha menyakinkan dirinya jika memang perpisahan adalah keputusan yang terbaik maka dia harus siap dan yakin bahwa dirinya mampu menjaga dan merawat Zena seorang diri. Setelah mengamati sikap Dirga beberapa hari ini, Serena semakin yakin jika perceraianlah yang di inginkan oleh Dirga sama seperti keinginan keluarga suaminya itu. Bukan tanpa alasan Serena berpikir seperti itu melainkan karena tak sekali pun suaminya itu meminta maaf atas sem
Magbasa pa
Bab 23. Apa yang sudah hilang takkan kembali.
"Aku akan keluar sebentar, bicaralah dengannya!" ucap Aira pada Serena lalu melangkah menuju pintu, "Aku akan membuatnya kembali padamu," sambungnya lirih sebelum sebelum menutup pintu ruang perawatan Kaisar. Di dalam kamar Serena hanya menatap lekat wajah pucat Kaisar. Hatinya terasa kalut dan gelisah. Ada rasa takut yang menyelimuti hatinya. Tanpa terasa air mata mulai membasahi wajah cantiknya itu. "Apa ini yang kamu mau?" Serena mengusap air matanya kasar, "Bangun dan jelaskan semuanya! Ini sudah dua bulan dan kamu hanya tertidur. Aku sudah lelah jadi bangunlah! Jelaskan apa yang di katakan Aira itu tidak benar!" ucapnya dengan nada kesal karena teringat bagaimana Kaisar mempermainkan dan menipu perasaannya dulu. "Kamu tidak pernah mencintaiku. Semua janji dan kata-kata cinta yang kamu ucapkan adalah bohong!" Serena menatap tajam pada pria yang terbaring tak berdaya di hadapannya itu. "Dulu kamu hanya mempermainkan aku. Kamu membodohiku dengan berpura-pura mencintaiku selama em
Magbasa pa
Bab,24 Ketegasan seorang Serena.
Sampai pagi Serena tidak mau keluar kamar. Dia tidak menghiraukan panggilan Dirga yang memintanya keluar. Setelah sholat shubuh Serena segera mengirim pesan pada guru sekolah Zena untuk mengabarkan jika hari ini Zena tidak masuk sekolah. Tidak lupa dia juga mengirim pesan pada Aira jika hari ini ia juga tidak bisa datang dan berjanji akan datang esok harinya. Dia sudah memasukkan beberapa baju Zena dan bajunya ke dalam koper. Juga semua buku sekolah Zena ke dalam tas sekolah milik putrinya itu. Kali ini hatinya sudah benar-benar yakin untuk melepaskan Dirga. Setelah melihat sikap Zena tadi malam membuatnya yakin jika semua pengorbanannya sia-sia. "Zena, bangun sayang! Ayo mandi!" Serena seger membawa putrinya itu ke kamar mandi yang ada di dalam kamar. Setelah selesai, Serena memakaikan baju biasa yang membuat gadis kecil itu terlihat bingung. "Zena gak pakai seragam sekolah Ma? Memang ini hari apa?" tanyanya polos. "Hari ini kita mau jalan-jalan," jawab Serena sembari memakaikan c
Magbasa pa
Bab 25. Bukan Serena yang dulu
"Tunggu!" Dirga mengeratkan genggamannya pada pegangan koper. "Baik, aku setuju. Aku akan membuat surat perjanjian seperti yang kamu inginkan." Dirga tak punya pilihan selain menuruti keinginan Serena. "Hubungi aku jika suratnya sudah siap!" ucap Serena lalu menarik paksa kopernya. "Lepas!" sentaknya karena Dirga tetap menolak melepaskan koper milik Serena yang ia pegang. "Aku akan membuatnya sekarang. Tunggulah sebentar!" pintanya setelah ikut berdiri. "Baik." Serena melepaskan kopernya lalu kembali duduk di sofa yang tadi ia duduki. Setelah menarik nafas panjang Dirga berjalan memasuki kamarnya untuk membuat surat perjanjian seperti yang didinginkan istrinya itu. Sekitar 15 menit, Dirga keluar kembali dengan membawa dua lembar kertas yang sudah di tempel materai. Dirga meletakkannya di meja beserta sebuah pulpen. Serena mengerutkan dahinya melihat ada dua kertas perjanjian yang di tunjukkan Dirga. "Ini perjanjian yang kamu inginkan silahkan kamu baca!" Dirga mengangsurkan satu
Magbasa pa
Bab 26. Manusia egois.
Dirga mengajak anak dan isterinya makan siang di restoran siap saji karena setahu Dirga putrinya itu sangat menyukai ayam goreng. Dirga menyuruh Serena memesan makanan menggunakan kartu ATM miliknya tapi Serena menolak dengan alasan dia sudah tidak ingat dengan pinnya. Dari pada ribut di tempat umum, akhirnya Dirga memilih untuk diam dan memasukkan kembali ATMnya ke dalam dompetnya. "Di habiskan ayamnya ya,!" suruh Serena pada Zena yang duduk di samping. "Siap Mama," jawab Zena patuh. Dirga memandang sendu pada dua wanita beda usia yang telah menemaninya selama delapan tahun ini. Tanpa sadar Dirga tersenyum melihat putrinya yang pendiam bercerita tentang sekolahnya pada Serena sambil sesekali tersenyum. Baru kali ini Dirga benar-benar melihat putrinya tertawa dengan lepas dan ceria. Ternyata Zena bisa begitu cerewet jika bersama Serena, hal yang tidak pernah di perhatikannya selama ini. Tanpa sadar Dirga tersenyum ketika melihat Zena dan Serena tertawa. Hal itu sudah lama sekali
Magbasa pa
Bab. 27 Kebersamaan yang mengharukan.
Pagi ini Dirga setelah sholat subuh Dirga tidak kembali tidur seperti biasanya. Ia memutuskan untuk keluar kamarnya dan menuju dapur. Dirga tersenyum tipis ketika melihat Serena sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur dan bahan makanan. "Masak apa?" tanya Dirga tiba-tiba berdiri di balik table kitchen. "Astaga," pekik Serena kaget. "Kamu ngagetin saja," kesal Serena setelah menoleh pada Dirga yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum tipis. "Sorry, kamu pasti melamun makanya kaget!" ujar Dirga sambil tersenyum. "Ck.. Gak lucu," Serena berdecak kesal. "Aku cuma bertanya Rena, tapi kamu yang berlebihan. Begitu aja sudah kaget," ceplos Dirga tanpa sadar mengucapkan kata berlebihan yang sangat di benci Serena. Sontak membuat Serena menoleh dan memandang tak suka pada pria itu. Menyadari kesalahannya Dirga lantas mengalihkan dengan bertanya hal lain. "Pagi-pagi sudah melamun. Memang siapa yang sedang kamu pikirkan?" tanyanya sedikit canggung. "Yang pasti buka
Magbasa pa
Bab 28. Bolehkah seegois itu?
Siang ini Serena pergi menjenguk Kaisar bersama Nurida, sedangkan Al dan Zena sedang bersama Dewa. Sejak dua hari yang lalu Dewa sudah kembali dari Bali. Dia akan kembali bekerja di kantor pusat Jakarta mulai senin depan. Hari ini Dewa ingin membawa Zena dan Al beli mainan dan eskrim lalu mengajak mereka ke rumahnya karena orang tuanya sangat merindukan dua anak sahabatnya itu. Dewa belum menikah sedangkan orang tuanya sudah sangat ingin menimang cucu, karena itu orang tuanya sangat menyayangi Zena dan Al. Karena Zena dan Al sudah ada yang menjaga, Nurida ikut menjenguk Kaisar. Dahulu semasa sekolah Nurida juga mengenal baik Kaisar. Mantan kekasih sahabatnya itu adalah seniornya di SMA. Kaisar kelas 12 ketika Serena dan Nurida baru memasuki kelas 10. Kaisar adalah siswa yang ramah dan tampan juga kaya. Kaisar juga siswa yang memiliki banyak fans di sekolah. Entah apa yang membuat Kaisar langsung jatuh cinta pada Serena di pertemuan pertama mereka. Saat itu mereka tidak sengaja berta
Magbasa pa
Bab 29. Dari hati ke hati.
Serena dan Zena sedang makan malam ketika Dirga pulang. Serena menghentikan kegiatan makannya sebentar ketika mendengar klakson mobil suaminya namun sama sekali tidak berniat untuk membukakan pintu untuk pria itu."Ma, itu suara mobil Papa," kata Zena saat terdengar suara klakson mobil papanya. "Mungkin." Serena mengangkat bahunya lalu tersenyum. "Sudah lanjutkan makannya!" perintahnya yang mendapatkan anggukkan dari gadis berumur 7 tahun itu. Sudah sejak tiga tahun yang lalu Serena tidak lagi menyambut kepulangan Dirga. Tepatnya setelah pertengkaran besar mereka yang menyadarkan hati seorang Serena untuk memahami apa itu arti 'Sadar diri'. Pertengkaran itu di picu karena Serena menelfon Dirga terus menerus ketika dia sedang meeting. Saat itu Dirga tidak memberi kabar jika dia pulang terlambat karena menemani bosnya meeting dengan klien. Karena merasa khawatir Serena mengirim banyak pesan namun tidak satupun dari pesannya di balas oleh Dirga dan ketika Serena menelfon, Dirga merasa
Magbasa pa
Bab 30 Dari hati ke hati 2.
Kekecewaan seorang wanita itu ibarat salju,, Jika terus menerus menumpukAkan menjadi es yang keras bak batu. ❄❄❄"Aku sama sekali tidak ingin kembali seperti dulu." Serena menjawab dengan tegas. "Rasanya terlalu sakit jadi aku tidak akan kembali lagi," sambungnya menatap Dirga dengan pandangan terluka. "Lalu bagaimana dengan Zena?" tanya Dirga pada istrinya yang duduk sekitar empat meter darinya. "Bukankah kamu sendiri sudah tahu, putriku itu tidak akan terpengaruh,""Tidak bisakah kita memulai dari awal lagi? Aku akan,,," Dirga tidak meneruskan kalimatnya begitu Serena memandangnya dengan tatapan penuh luka. "Seperti apapun aku menjelaskan kamu tidak akan pernah mengerti seperti apa sakitnya? Jadi, cukup kasihanilah kami! Apa itu juga terlalu sulit?" ucap Serena lalu menghela nafas. "Jika saja kamu bisa memahami sedikit perasaanku, kamu akan tahu sebesar apa rasa kecewaku sekarang."Dirga mengamati wajah wanita di depannya itu. Wajahnya tak lagi seceria dulu saat pertama kali me
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status