Semua Bab ISTRIKU SERING DIAM SETELAH KUBENTAK!: Bab 61 - Bab 70
82 Bab
Kembalinya Mantan Kekasih!
*"Sayang, jangan kerja yang berat-berat. Nanti perut kamu sakit," ujar Damar melihat Nita yang sedang mengangkat vas bunga yang jatuh karenanya."Apa sih, Mas. Cuma vas bunga doang lho ini. Berat darimana?" tanya Nita dengan raut wajah yang kesal."Ini berat lho, Sayang," ujar Damar mengambil vas bunga dari tangan Nita."Ya ampun plastik lho ini, Mas. Ngapain sih pakai takut segala macam, aku aja nggak merasa keberatan lho, Mas," ucap Nita sedikit sebal melihat kelakuan Damar yang menurutnya terlalu berlebihan."Apa sih, Sayang. Aku kayak gini nih, demi kebaikan kamu juga. Kamu jangan marah-marah dong sama aku," ucap Damar melihat Nita yang sedikit sensitif dengan sikapnya.Mungkin karena sudah pernah merasa kehilangan, jadi Damar memilih untuk lebih berhati-hati. Dia lebih siaga, tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Dia ingin menjadi sosok lelaki yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap sang istri. Damar juga benar-benar trauma dengan sikapnya yang dulu benar-benar membu
Baca selengkapnya
Rasa yang Tak Akan Pudar! (POV NITA)
Aku benar-benar terkejut melihat perlakuan Mas Damar pada sang kekasih. Bahkan di depanku saja, dia sangat berani berbuat seperti itu.Aku di sini bagai seorang putri yang tak lagi melihat pangerannya. Karena sang pangeran sudah beralih hati dan perhatian dengan seseorang yang pertama kali meraih hatinya."Mas, aku nggak salah lihatkan sekarang?" lirih aku berucap menatap Mas Damar yang masih terlihat perhatian pada perempuan yang berada di sampingnya."Sayang, ini Laura. Teman masa kecil, Mas," jawab Mas Damar tanpa memikirkan perasaanku."What, sayang? Maksudmu apa, honey?" tanya perempuan yang bernama Laura itu. Ia memegang bahu Mas Damar hingga menghadapnya."Laura ... jujur, sebenarnya aku sudah menikah. Kita berdua sudah berakhir semenjak kamu memilih untuk melanjutkan pendidikanmu dan tidak menikah denganku," lirih terdengar ucapan Mas Damar di telingaku. Sepertinya kalimat itu sangat berat untuk diungkapkannya pada Laura."No! Ini bohong, bukan? Kamu bilang, kamu akan menungguk
Baca selengkapnya
Cinta yang Terus Bersemi!
"Gue pikir lu bakalan nyakitin sahabat gue kayak dulu lagi," ujar Putri memukul lengan Damar dengan sangat kencang."Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, tidak akan bermain hati. Meluluhkannya saja dulu sangat sudah untukku, karena Anita benar-benar berubah saat itu.""Kali ini, jika aku sudah mendapatkannya. Lalu untuk apa aku harus melepaskannya begitu saja, tentu saja itu tidak akan pernah dilakukan lagi."Saat ini, Anita sedang pergi ke dapur ditemani Imah dan juga Mpok Wati. Tinggallah sekarang Damar dan Putri yang mengobrol berdua."Baguslah kalo lu benar-benar sudah sadar gimana berharganya sahabat gue. Dan gue harap, lu nggak akan ngulangin kesalahan yang sama lagi. Jika itu terjadi, gue pastikan lu nggak akan ngelihat Nita di setiap paginya buat nyambut kehadiran lu!" tegas Putri memberikan peringatan pada Damar."Gue pastiin itu, lu tenang aja. Gue nggak akan menjadi Damar yang dulu lagi, gue udah benar-benar berubah." Damar berucap dengan serius.Karena saat ini ia benar
Baca selengkapnya
BANGUNLAH, JAGOAN MENUNGGU!
Tepat hari ini adalah hari yang paling spesial. Di mana sahabat Nita akhirnya melepas masa lajangnya."Selamat ya, Sayang. Semoga selalu bahagia dan cepat dapat momongan," bisik Nita di telinga Putri."Terima kasih, gugup banget aku, Nit. Rasanya dag-dig-dug serr gitu lho. Nanti kasih tau aku ya, gimana teknik malam pertama," ujar Putri yang mendapatkan pukulan ringan dari Nita di lengannya."Kamu ini, udah ke sana aja pikirannya. Udah ah, nikmati kebahagiaan yang diberikan sekarang ya," ujar Nita lagi, mereka lalu cipika-cipiki."Sehat-sehat ya, Sayang. Jaga Mama, jangan bandel-bandel di dalam perut. Semoga Tante cepat nyusul bunting kayak mamamu," ujar Putri mengusap perut Nita."Makasih, Tante. Baby D doain, semoga Tante cepat dapat momongan ya," ujar Nita sambil berbicara menirukan nada anak kecil.Lalu setelah dirasa puas mengobrol, mereka berfoto bersama. Damar terus-menerus menggoda Aryo dan mengajari Aryo bagaimana caranya malam pertama.Memang teman yang benar-benar sefrekuen
Baca selengkapnya
GAGAL ROMANTIS!
"Dokter, istri saya kenapa nggak bangun-bangun?" tanya Damar yang bingung karena Nita sama sekali melakukan pergerakan.Hal ini membuat orang yang berada di dalam ruangan mulai tegang. Terutama Damar sebagai sang suami.Tanpa sadar Damar meneteskan air matanya. Ia tak ingin hal buruk terjadi, seperti misalnya tentang kepergian orang yang sudah teramat disayangi.Damar memejamkan matanya, mengingat kenangan demi kenangan yang mereka lalui bersama. Begitu indah, hingga semakin membuat sesak dalam dada."Sayang, bangun. Kenapa tidurmu lama sekali," ujar Damar berbicara sambil menutup matanya. Ia tak sadar bahwa seseorang yang sedang disuruhnya untuk bangun sekarang, perlahan-lahan membuka mata."M-mas," panggil Nita dengan suara yang serak. Mendengar bunyi suara, Damar membuka matanya dan langsung tersenyum haru serta bahagia karena melihat Nita sudah terbangun.Hal buruk yang sempat dipikirkannya tadi sirna dalam sekejap. Damar mencium pipi Nita berkali-kali, mengucap hamdalah tak henti
Baca selengkapnya
MEMBELI PERLENGKAPAN BAYI!
"Kenapa nggak berangkat kerja, Mas?" tanya Nita pada Damar yang sedang asik tiduran di sampingnya. Sedangkan Arkanza, sedang diasuh oleh baby sitter pilihan Damar yang menurutnya terbaik.Oleh sebab itu juga, mereka sekarang bisa bermesraan berdua. Saling berbagi cerita dan kebahagiaan."Nanti saja, aku masih ingin menghabiskan waktu bersama istri tercinta dan juga putra yang telah lama dinantikan." Damar memeluk pinggang Nita mesra, sambil bersenandung menyanyikan lagu sholawat."Benarkah begitu? Kan kalo pulang bekerja biasanya juga kita menghabiskan waktu berdua," ujar Nita pada Damar."Sekarang berbeda, Sayang. Kamu perhatiannya lebih banyak pada Arkanza dari pada kepadaku. Aku kadang suka sedikit kesal, kan aku juga--" Mulut Damar langsung dibekap Nita. Heran, kenapa sang suami masih saja membahas itu terus menerus. Dengan anak sendiri pun, dia masih mempunyai rasa kecemburuan."Arkanza masih kecil, Sayang. Dia memerlukan aku dan juga kamu, nggak usah cemburu gitu ah. Masa sama
Baca selengkapnya
KEDATANGAN MANTAN KEKASIH SANG SUAMI!
*Saat sedang asik berbelanja, Damar tak sengaja bertemu dengan Aryo dan juga Putri."Lho, ngapain lu di sini, Mar?" tanya Aryo. Damar bergumam pelan, saat melihat Aryo dan Putri bergandengan tangan dengan mesra."Nggak liat lu, gue lagi belanja. Lu tega banget ya, nggak ada jengukin anak gue yang ganteng di rumah," ujar Damar mengomel pada Aryo."Sorry, Bro. Saat itu gue sama Ayang gue lagi mutusin buat bulan madu. Jadi nggak tau, kalo Nita bakalan melahirkan. Bahkan gue sama Ayang gue juga baru tau, kalo Nita udah melahirkan," ujar Aryo lagi bersungguh-sungguh meminta maaf."Maaf ya, Mar. Kita nggak bermaksud cuek, baru aja kemarin aku sama Aryo datang liburan. Ini rencananya mau belanja juga, mau kasih hadiah sekalian buat si ganteng," ujar Putri pada Damar.Damar lalu tertawa. "Hadeh, lu berdua kayak sama siapa aja? Gue bercanda kali, nggak beneran marah. Nggak papa kok, lagian pengantin baru juga wajar kali liburan.Sorry-sorry, nggak usah diambil hati lho, ya. Ya udah ke rumah a
Baca selengkapnya
Ada Apa dengan Mama Mertua?
Nita begitu terkejut bukan main saat melihat Laura yang dengan tidak malunya menempel selalu terhadap Damar, suaminya.Padahal dari tadi Damar seolah menghindar dan mencoba duduk di tempat lain, tapi tetap saja Laura selalu mengikuti Danar tanpa memperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai mencekam karena tak suka dengan sikapnya yang tak tau malu itu."Sudah main kejar-kejarannya?" tanya Bagas membuat Damar berhenti bergerak dan Laura yang kembali mengambil posisi tepat di samping Damar.Nita yang melihat itu, mengembuskan napas kasar dan menahan rasa kesal di dalam lubuk hatinya. Ia menatap tajam sang suami yang menatapnya dengan sendu.'Matilah aku,' batin Damar meringis karena mendapatkan tatapan tak bersahabat dari sang istri kesayangan."Tante gimana kabarnya?" tanya Laura basa-basi sambil menatap Aida yang kecantikannya sama sekali tak berkurang."Tanta baik-baik saja, bagaimana denganmu, Laura?" tanya Aida sambil tersenyum manis. Kenal dengan Laura begitu lama, membuat merek
Baca selengkapnya
Ungkapan Hati Mertua!
"Mas, aku merasa ... merasa bahwa pandangan Mama terhadap Laura berbeda," ujar Nita langsung to the point menceritakan yang ia rasakan.Damar bingung, hingga nampak kerutan di dahinya. Tak paham dengan apa yang dikatakan Nita. "Berbeda? Berbeda bagaimana maksudmu, Sayang?" tanya Damar yang memang tak paham."Aku takut, Mas.""Takut apa?""Takut kamu berpaling dariku dan melupakan semua kisah yang pernah kita lalui bersama. Aku merasa akan ada sesuatu buruk yang terjadi, tapi ... tapi aku tak yakin itu apa?" Nita menjelaskan dengan terburu-buru, hingga napasnya pun ngos-ngosan tak beraturan."Tenanglah, Sayang, jelaskan secara perlahan. Aku tak paham dengan apa yang kau maksudkan itu," ujar Damar yang khawatir melihat sang istri seperti cemas berlebihan."Lagipula, aku tak akan berpaling darimu. Sudah kutekadkan dalam hati, tak akan menyakitimu lagi. Aku sudah bisa berpikir lebih baik, karena apa? Karena sekarang kita bukan hanya punya Arkanza, tapi juga cinta.""Cinta yang membuat ika
Baca selengkapnya
Membuat Panas Pelakor!
"Mas, buru-buru banget. Masih pagi lho ini, sini sarapan dulu," ujar Nita pada Damar. Damar yang sibuk ke sana kemari mengurus berkasnya, tak mendengar apa yang dikatakan sang istri"Mas!" teriak Nita melihat Damar yang tak peduli pada ucapannya."Apa, Sayang?" tanya Damar yang sedikit terkejut mendengar teriakkan sang istri. Damar lalu menghentikan sebentar kesibukannya, dan menghampiri Nita yang memasang raut wajah kesal."Sarapan dulu, masih pagi. Nggak usah buru-buru gitu kayak orang dikejar hantu," kata Nita dengan lembut."Nggak sempat, Sayang. Aku lupa, pagi ini ada meeting, jadi harus ke kantor lebih pagi. Karena ada berkas yang nggak selesai aku kerjain," ucap Damar memberi pengertian pada sang istri."Nggak usah sedih gitu, nanti selesai meeting. Aku bakalan pulang ke rumah untuk makan siang ya," bujuk Damar. Mendengar perkataan sang suami, muncullah senyuman yang menghiasi bibir mungil Nita."Nah, gitu dong senyum. Cantik banget istri aku," goda Damar sambil mencubit pipi sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status