Lahat ng Kabanata ng ISTRIKU SERING DIAM SETELAH KUBENTAK!: Kabanata 41 - Kabanata 50
82 Kabanata
Rasa yang Masih Sama
Asih berjalan tergesa-gesa menyusuri lorong rumah sakit. Ia mencari kamar dengan nomor yang sudah diberitahukan oleh petugas rumah sakit.Sesampainya di sana, Asih terkejut melihat Damar yang dilarikan ke ruang UGD, sedangkan Nita sudah dipindahkan ke ruangan VIP.“Bagaimana keadaan Nak Damar?” tanya Asih pada Bagas yang menundukkan kepalanya.“Masih ditangani oleh dokter di dalam ruangan,” jawab Bagas sendu. Saat ini ia merasa bingung dengan apa yang terjadi. Bahkan, inti permasalahan ini pun Bagas tak tau apa. Ia hanya tahu, anak dan menantunya sedang dalam posisi yang tidak baik-baik saja.“Bu, gimana keadaan Nita?” tanya Putri yang tiba-tiba datang setelah tau kondisi sahabatnya. Sepulangnya dari mengantarkan Nita ke rumah sakit kemarin, Putri tak kembali lagi untuk menjenguk Nita. Karena ada banyak pekerjaan yang tidak dikerjakannya dan membuatnya jadi berantakan. Hal itu juga membuat Putri dimarahi oleh atasannya.Dan hari ini kembali lagi terjadi hal-hal seperti sebelumnya, un
Magbasa pa
Cemas!
*“Gimana keadaan anak kita, Pa?” tanya Aida saat baru saja sampai. Ia menatap ke dalam ruangan bercat putih itu.“Tinggal menunggu dia sadar saja, Ma,” ucap Bagas.“Apakah sudah boleh ditemui, Pa?” tanya Aida tak sabar menemui sang putra. Ia ingin segera memeluk Danar, seperti anak kecil yang terluka.“Nanti saja ya, setelah Bagas sudah bisa dipindahkan ke ruangan lain.”“Mama bersyukur banget Damar nggak papa.” Aida mengusap wajahnya, senyum bahagia terbit di bibirnya saat mendengar kabar sang putra yang baik-baik saja.“Alhamdulillah, Papa juga bersyukur sekali. Kita berdoa saja semoga Damar segera sadarkan diri.” Bagas menatap dari kaca luar, menatap anaknya yang berada di dalam ruangan itu.“Lagipula kata dokter, untung saja luka tusuknya tidak terlalu dalam. Jadi lumayan mudah untuk ditangani,” ujar Bagas lagi.“Syukurlah …,” gumam Aida sangat bersyukur dengan pernyataan yang didengarnya.“Aryo terima kasih banyak sudah menolong Damar dan juga Anita, ya,” ujar Aida sangat-sangat
Magbasa pa
Drama Seru!
KUCING dan TIKUSPutri akhirnya dapat bernapas lega, setelah jantungnya dibuat jedag-jedug tak terkira.Untung saja saat Asih bertanya, Putri dan Nita bisa menjawab dengan benar. Mereka berhasil membuat Asih percaya dengan jawaban mereka, ya walaupun itu bohong.“Sorry, ya, abisnya lu datang tiba-tiba. Jadinya gue langsung arahin aja permasalahannya ke lu,” ujar Putri cuek sambil menatap lelaki di depannya. Seperti tak merasa bersalah sama sekali.“Ya tapi, lu gamparnya kekencangan!” ucap pria itu dengan nada kesal. Ia memegang pipinya yang terasa panas sambil meringis sesekali.“Maaf, baperan banget lu ah jadi cowok. Baru segitu aja udah sakit,” ejek Putri dengan senyum meremehkan. Benar-benar menyebalkan.“Heh, lu mau nyoba rasanya di gampar gimana!” ujar pria itu sambil melayangkan tangan di udara. Pria itu hanya menggertak, mana bisa dia menyakiti perempuan. Jelas-jelas itu tidak termasuk dalam kamus hidupnya.Sedangkan Nita yang menyaksikan perdebatan itu, sesekali tertawa mel
Magbasa pa
Hampir Kehabisan Napas!
“Kamu boleh selingkuh berkali-kali, seratus kali, bahkan seribu sekali pun. It's okay! Tapi dengan nggak ngakuin aku, ini udah keterlaluan, Yo! Kamu benar-benar bikin hati aku hancur berantakan!" teriak Putri mendalami perannya sebagai sosok perempuan yang teraniaya. Air mata di pipinya semakin deras mengalir. Putri memang pantas menjadi pemeran utama dalam sinetron yang banyak menangis.“Sudah lah, Yo! Kamu jangan menjadi lelaki yang begitu, minta maaf padanya. Kalo tidak, Om akan bilang pada ayahmu bagaimana perlakuan kamu terhadap pacarmu sendiri,” ujar Bagas lalu menepuk bahu Aryo. Bagas hanya ikut-ikutan saja, dia percaya bahwa Putri adalah pacar Aryo. Karena selama ini Aryo sangat menutup diri, dan jarang bercerita padanya tentang permasalahan cinta dia.“T-tapi, O-om ….” Ucapan Aryo langsung dipotong oleh Asih. Aryo di sini benar-benar ternistakan, dia yang tak tau ada apa dan masalahnya apa malah menjadi korbannya. Dan sekarang dia hanya bisa pasrah mendengar omelan Bagas k
Magbasa pa
Salting Sendiri
“Kan dari dulu emang udah nggak cantik. Mau digimanain juga tetap nggak cantik,” ucap Nita sambil tersenyum tipis. Putri yang paham ke mana arah pembicaraan Nita, langsung mencoba menghiburnya."Iya sih, kalo gue lihat-lihat. Lebih cantikan Aryo,” ujar Nita mambil memegang dagunya.“Gue lagi yang kena, dikira gue bencong apa,” geram Aryo melihat tingkah Putri. Nita lalu tertawa mendengar pernyataan yang Putri lontarkan.Teruslah tertawa, Sahabatku. Karena kamu sudah kuanggap seperti adikku sendiri, lukamu adalah lukaku juga. Dan kebahagiaanmu justru juga sebagai kebahagiaanku. Batin Putri sambil melihat Nita yang mulai tertawa dengan lepas.Ia benar-benar senang bisa melihat sahabatnya kembali ceria seperti Nita yang pertama kali dia temui. Tanpa sadar Putri tersenyum.Di sisi lain Aryo juga tak sengaja melihat Putri yang tersenyum. “Manis,” ucapnya di luar kendali.Namun Aryo segera menyadarkan dirinya, dia tak boleh memuji wanita itu. Mana mungkin lelaki yang berkharisma sepertinya m
Magbasa pa
Lega!
***Sudah terhitung seminggu aku berada di dalam ruangan yang identik dengan berwarna putih ini. Rasa bosan pun sudah menyelimutiku."Bagaimana keadaanmu, Nak. Apakah sekarang sudah merasa lebih baikkan?" tanya Ibu yang baru saja ke luar dari dalam kamar mandi."Iya, Bu, alhamdulillah Nita udah merasa lebih baik dan lebih sehat dari sebelumnya. In Syaa Allah juga udah bisa pulang ke rumah ini kayaknya," ujarku pada Ibu."Syukurlah, iya nanti kamu akan pulang juga kok, Nak. Sebentar lagi, ya, tunggu Ayah mertuamu membereskan administrasi." Aku lalu menganggukkan kepala dan selanjutnya membantu Ibu membereskan barang-barang yang akan segera dibawa pulang ke rumah."Halo, Sayang, gimana kabarnya?" tanya Mama dengan senyuman manis di bibirnya. Mama tiba-tiba sudah berada ke dalam ruangan ini."Udah agak mendingan, Ma. Nita juga udah merasa lebih baik," jawabku lalu mendekat dan memeluk dirinya."Syukurlah, itu artinya kamu sudah bisa pulang hari ini. Ayo Mama bantu beres-beres supaya lek
Magbasa pa
Berdetak Kencang
Terdengar pintu dibuka dan menampilkan Ayah yang sedang berdiri di sana."Sudah siap untuk pulang?" tanya Ayah padaku. Aku lalu mengangguk kepadanya.Perasaan lega kembali menyelimuti diri, saat orang berharga tak jadi untuk pergi.Bersamaan dengan itu Aryo dan Putri datang bersamaan. Lalu kami saling bersitatap karena mereka datang dengan romantis, tak ada perkelahian di antara keduanya."Aduh yang mau jadi penganten, nempel mulu perasaan dari kemaren-kemaren," ledek Mama kepada Putri dan Aryo yang terlihat tak sadar dengan kehadiran kami semua. Mungkin dikiranya, di dalam ruangan ini hanya ada aku dan Ibu saja."E-eh, Tante. Gimana kabarnya, Tan?" tanya Putri yang terlihat salah tingkah.Sekarang bahkan penampilannya pun terlihat lebih feminim, mungkin ia menyesuaikan dengan Aryo yang sangat cool. Cara bicaranya pun tidak seperti biasanya yang selalu blak-blakan dan seperti orang yang kesurupan."Alhamdulillah, baik. Aduh, tambah cantik saja ya kamu, Putri," ujar Mama sambil menepuk
Magbasa pa
Dia Baper atau Nangis Sih?
POV Damar!*Aku pura-pura memejamkan mata, sesaat sebelum Nita memasuki ruangan yang sekarang tempatku berada.Kulihat dia terburu mendekati brankar tempat kuberbaring, ia memegang telapak tangan kuerat.Dalam hati, aku tersenyum senang karena dia sepertinya sangat mengkhawatirkan kondisiku. Ingin rasanya aku jingkrak-jingkrak sekarang juga, tapi drama harus tetap berjalan apa adanya. Seperti sesuai rencana aku, Aryo dan juga Putri."Kamu cepat sembuh dong, kamu nggak rindu sama aku ya, Mas. Kok kamu betah banget tidurnya. Aku aja udah sehat lho, Mas."Iya, Sayang, aku sebenarnya udah sembuh dan agak baikan kok. Namun sekarang aku hanya ingin melihat seberapa besar cintamu yang tersisa untukku, batinku menjawab ucapannya."Mas, kamu itu udah kurus jangan tambah kurus dong, nanti kita nggak serasi. Setidaknya aku yang kurus kamunya lagi yang melebar."Haish! Permintaan macam apa ini, bisa-bisanya dia meminta yang begituan di sana suaminya sekarang sedang terpejam mata. Akan tetapi, pe
Magbasa pa
Ciuman Ke Dua
"Aku pengen kita sama-sama memperbaiki diri. Aku minta maaf pernah menorehkan luka yang begitu besar dalam hatimu, kamu mau maafin aku, 'kan?" tanyaku padanya. Aku sangat berharap jawabannya iya. Meskipun tadi aku sudah mendengar bahwa dia memaafkan, hanya saja hati ini rasanya masih belum puasa dengan perkataan yang dia ucapkan saat aku pura-pura memejamkan mata tadi."Mas, a-aku ....""Aku benar-benar bodoh, kenapa tidak bisa membencimu yang jelas-jelas selalu menyakiti hatiku. Aku bodoh, Mas," ujarnya tiba-tiba memukul kepalanya berkali-kali.Aku lalu duduk dari posisi berbaring dan segera membawanya ke dalam pelukan."Maafkan aku. Andai dari awal aku tak seceroboh dan sekeras itu. Mungkin luka yang aku berikan tak akan sedalam yang kamu rasakan saat ini," ujarku memeluknya erat.Terlihat bahu Nina yang bergetar, dia menangis? Padahal baru saja tadi aku menggodanya dan sekarang dia kembali menangis lagi.Tangisannya hanya membuat aku merasa semakin bersalah."Maafin aku, Nita," li
Magbasa pa
Kenangan Pahit yang Membayangi!
"Pantesan kamu marah-marah terus ya tadi di rumah sakit, ternyata lagi PMS," ucap Damar saat mereka sekarang sudah berada di rumah."Mas, apaan sih. Nggak usah ngomong gitu bisa nggak," ucap Nita pada sang suami yang terlihat menyebalkan.Mereka sekarang berada di dalam kamar yang sama, tak lagi berpisah seperti dulunya.Saat Nita berjalan menuju kamar mandi, Damar langsung menarik Nita duduk ke pangkuannya. Nita sedikit terhenyak saat mendapatkan perlakuan begitu."Kamu cantik," goda Damar. Ia sangat senang melihat pipi memerah milik sang istri. Terasa begitu menggemaskan saja menurutnya."Mas, nggak usah mulai deh," ujar Nita terlihat kesal. Bukan karena apa, pasalnya jantung ia berdegup sangat kencang. Tak bisa diajak kompromi untuk biasa-biasa saja ketika berdekatan dengan Damar."Kenapa? Sama istri sendiri nggak papa, 'kan," ucap Damar lagi."Mas, jangan kayak gini deh. Aku ... aku nggak bisa, Mas." Nita langsung berdiri dari pangkuan Damar, ia sangat terpukul atas kejadian yang
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status