Semua Bab Terpikat Janda Tajir: Bab 71 - Bab 80
115 Bab
Yasmin 55
"Maafin saya ya, Bu. Masih pengantin baru, malah saya bikin masalah. Maafin ya," ujar Jaja sambil mencium tangan Yasmin. Di kamar perawatan saat ini hanya ada dirinya dan juga istri yang sabar menungguinya. "Gak papa, Sayang, yang penting kamu sehat dulu." Yasmin tersenyum mafhum. Menunggu bertahun-tahun saja ia bisa, apalagi hanya menunggu beberapa hari lagi sampai suaminya sehat. "Dokter sebentar lagi akan datang membacakan hasil pemeriksaan, semoga tidak ada penyakit yang serius. Sayang, apa sih yang dirasakan saat bersentuhan dengan saya atau mungkin dengan orang lain? Kenapa bisa pingsan?" tanya Yasmin penasaran. Jaja tersenyum miris sambil menggeleng. "Saya gemetar dan pandangan tiba-tiba gelap. Pasti seperti itu kalau sentuhan terhadap orang lain terlalu berlebihan," jawab Jaja sedih. "Berarti mungkin semacam trauma apa phobia ya?" Jaja menggeleng tidak paham. Sampai sekarang saja ia tidak tahu kenapa bisa seperti ini setiap kali bersentuhan terlalu berlebihan dengan ora
Baca selengkapnya
Yasmin 56
"Berdasarkan hasil pemeriksaan kami, kondisi Mas Javier saat ini disebut Haphephobia, yaitu gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut saat bersentuhan, baik dengan orang yang belum dikenal, maupun sudah dikenal, seperti keluarga. Termasuk di dalam kasus Mas Javier saat ini disentuh oleh istri. Mau bergandengan tangan, berciuman, berpelukan, kecemasan itu bisa tiba-tiba datang," terang psikater pada Bu Ambar, Jonathan, Pak Miharja dan juga Yasmin. Empat orang dewasa itu duduk di depan meja konsultasi psikiater yang dua hari ini rutin memeriksa kondisi Jaja. Suasana memang sedikit kaku karena masing-masing tengah berdebar menantikan penjelasan dokter selanjutnya. "Dok, tapi Jaja itu sejak kecil anaknya biasa aja, Dok. Gak ada takut sama apapun, maksudnya apa jijik sama hewan apa atau geli makan beras, yang begitu deh. Kenapa anak saya bisa mengidap sakit ini, Dok? Kasihan sekali, ya ampun." Wajah Bu Ambar nampak sedih dan kecewa. Ia merasa gagal sebagai orang tua dalam mendete
Baca selengkapnya
Yasmin 57
"Halo, Vano, apa kamu tahu kabar terbaru menantu Jonathan?" "Jaja? Memangnya kenapa pemuda itu?""Katanya masuk rumah sakit.""Wah, sakit apa? Langsung meninggal gak?""Hust! Ini Papa lagi cari tahu apa yang terjadi dengan menantu Jonathan. Siapatahu Papa bisa mengobati sedikit rasa kesal ini dengan melemparkan kabar ke media. Pengantin baru, tetapi sudah masuk rumah sakit bahkan belum lagi lewat malam. Pasti anak Jonathan punya penyakit serius. Kamu gak usah mikir yang macam-macam, cukup Papa saja. Tugas kamu adalah mengatur kembali urusan sisa perusahaan kita yang sebagian sudah kembali pada Yasmin dan papanya.""Yakinlah kali ini Papa tidak melakukan kesalahan. Jika yang lalu kita berurusan dengan Miharja, kali ini musuh kita kelas berat dan kita gak boleh salah melangkah, atau perusahaan kita taruhannya.""Oke, Papa paham."Sambungan itu diputus oleh Pak Broto. Perihal bahwa Javier masuk rumah sakit baru saja ia terima dari salah satu orang suruhannya yang memata-matai Jonathan.
Baca selengkapnya
Yasmin 58
Tidak ada yang terjadi malam itu. Seperti arahan dari dokter, Yasmin dan Jaja diminta untuk bersabar dan menikmati proses terapi yang sudah mulai dijalani sejak kemarin di rumah sakit. Setiap hari Jaja akan datang ke rumah sakit untuk menjalankan terapi selama dua jam. Seharusnya cukup satu jam untuk satu kali terapi, tetapi Jonathan yang meminta dua jam sehari agar progress kesembuhan Jaja juga lebih cepat. Seminggu lagi ia akan kembali ke Spanyol dan saat itu ia ingin kondisi putranya sudah jauh membaik. Keduanya tidur sambil berpegangan tangan dalam satu selimut yang sama. Yasmin tidak memedulikan Untung yang tegak di balik celana boxer suaminya karena memang tidak boleh. Daripada celaka dan harus lari ke rumah sakit lagi, lebih baik mereka bersabar. Pagi hari, semuanya sudah berkumpul di ruang makan. Aneka menu sarapan tersedia di atas meja yang mampu menggugah selera siapapun yang melihatnya. Jaja beberapa kali menelan air liur saat melihat sambal goreng hati sapi dengan kenta
Baca selengkapnya
Yasmin 59
"Halo, Nang," sapa Jaja gembira sambil mendorong pagar rumah Nanang. Di belakangnya ada Yasmin yang mengekori dan tentu saja ikut tersenyum senang melihat Nanang menyambut kedatangan mereka. Jaja dan Nanang berpelukan erat. Lalu dengan Yasmin ia bersalaman dengan penuh hormat. Bagaimanapun Yasmin pernah menjadi bosnya, ditambah lagi sekarang Yasmin adalah istri teman baiknya. "Aduh, saya malu nih sama Bu Yasmin, rumah saya berantakan. Mari masuk," ajak Nanang ramah. Memang benar rumah pria itu berantakan, tetapi berantakan mainan anak-anak yang berhamburan di ruang depan. "Istri sama anak-anak lu ke mana, Nang?" tanya Jaja. "Lagi ke rumah mertua, Ja. Untung lu datang pagi ke sini, kalau siang gue udah jalan kerja. Sebentar, gue bikinin minum dulu." "Jangan repot, Nang!" Seru Yasmin sembari memperhatikan sekeliling rumah Nanang. Ada foto Nanang, istrinya, dan juga dua anak Nanang. "Yank, Nanang nikah sama janda juga ya?" tanya Yasmin berbisik. Jaja mengangguk. "Janda tanpa a
Baca selengkapnya
Yasmin 60
"Kamu darimana saja, Vano?" tanya Pak Broto begitu putra semata wayangnya muncul di ruang kerjanya. "Rumah sakit, Pa. Lambung ini gak enak banget." Devano menghempaskan bokongnya di sofa. Ia mengeluarkan cerutu dan siap untuk menyalakan api dengan korek gas. "Jangan merokok di sini! Kamu kalau mau merokok di bawah sana!" Pak Broto merampas cerutu yang sudah ada di bibir Devano. Pria tua itu memperhatikan wajah Devano yang sangat masam. "Kenapa lagi? Bisnis yang mana lagi yang rugi?" tanya Pak Broto. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres jika wajah anaknya murung dan nampak kesal seperti ini. Devano masih bungkam. Pria itu malah kini sudah berbaring di sofa dengan menaikkan kedua kakinya. "Kenapa kamu tidak menikahi Laras saja? Kalian sudah kenal dua bulan ini dan dekatkan? Apalagi Laras masih perawan. Papa akan dukung dan bantu lamarin Laras untuk kamu. Orang tua Laras juga main di bisnis properti walau masih amatiran. Paling tidak, Laras masih berasal dari keluarga baik-baik
Baca selengkapnya
Yasmin 61
Jaja membuka pintu kamar dengan perlahan. Langit memang sudah gelap, tetapi jam di dinding masih berada di angka tujuh lebih tiga puluh menit. Ia tidak mendapati Yasmin di kamar. Jaja menoleh keluar untuk mencari sosok istrinya, tetapi tidak dengar suara apapun. Rumah dalam keadaan sepi. "Papa udah pulang," sapa Reza yang muncul dari dapur sambil membawa segelas susu. "Za, mama belum pulang dari pabrik?" tanya Jaja. "Udah, Pa, daritadi jam lima sore udah pulang. Kata mama kalau mama pulangnya di atas jam lima sore, nanti bisa diomelin Papa, he he... Mungkin ada di kamar mandi Pa." Reza ikut mengintip ke dalam kamar orang tuanya. "Nah, itu, suara air di kamar mandi." Reza memasang telinganya. "Papa kira, mama kamu disembunyikan jin lelaki yang kesepian, ha ha ha.... ""Papa jangan iseng, Pa, ini malam jumat. Nanti kalau ada yang godain Eza gimana?" Reza mendadak horor. "Godain balik, Za, ha ha ha.... " Reza mencebik. Percuma bicara dengan papanya, pasti lelaki itu pemenangnya. Pa
Baca selengkapnya
Yasmin 62 Hot and Sweet (21+)
"Sini, Sayang, duduk di sini! Kata terapis, saat akan melakukan hubungan suami istri, kita tidak boleh buru-buru dan harus rileks. Harus sambil berbincang yang menyenangkan tentang apa saja. Sini, cepatlah!" Yasmin menepuk sisi kiri tempat tidur yang kosong. Bagian yang memang sering ditiduri oleh suaminya. Jaja pun menurut. Ia berjalan naik ke tempat tidur, walau Untung sudah bergerak manggut-manggut. Yasmin terkikik geli melihat begitu aktifnya Untung dari balik celana boxer suaminya. Jujur, sseorang Yasmin pun masih ngeri dengan senjata suaminya, tetapi ia harus bisa memberanikan diri agar suaminya juga tidak takut. Ia harus yakin suaminya mampu menjalankan kewajiban sebagai suami selain mencari nafkah dan menyayanginya. Yasmin mendekatkan duduknya pada Jaja. Tangan suaminya digenggam erat, lalu ia kecup perlahan. "Bagaimana hari ini? Apa semua lancar?" tanya Yasmin. "Kalau urusan kantor lancar, Sayang, kalau urusan kolor ini yang gak tahu, lancar atau tidak." Jaja menggaruk
Baca selengkapnya
Yasmin Season 2 (part 63)
Amira sedang dibacakan dongeng oleh papanya malam ini. Sebenarnya, ia sudah sangat mengantuk, tetapi dongeng yang diceritakan papanya begitu seru dan dia enggan buru-buru terlelap. Hal ini selalu dilakukan Emir, saat Amira mengalami susah tidur, jadi tidak setiap malam. Dalam sepekan, papanya akan membacakan cerita atau berdongeng bisa dua atau tiga kali.Tergantung sang papa sempat, dan sedang tidak keluar kota. Sejak kecil, Amira selalu dibacakan cerita oleh Papa Emir sebelum ia tidur malam. Bahkan hingga Amira berusia tiga belas tahun, Amira tak bisa melepas kebiasaan sejak kecilnya.Papa Emir bercerita tentang kisah Cinderella modern yang jatuh cinta pada seorang lelaki biasa. Seketika Amira mengingat sesuatu dan hampir saja ia lupa menanyakannya."Pa, emangnya pacaran itu apa?" tanya Amira yang tadinya berbaring, kini memilih duduk sambil menanti jawaban bijak sang papa."Kenapa tiba-tiba tanya itu?" Emir menutup buku cerita yang ia pegang, lalu mengambil tangan Amira untuk digen
Baca selengkapnya
Season 2 (Part 64)
Apakah Amira menangis saat dipermalukan di depan hampir semua anak kelas VIII? Tidak. Amira bersikap biasa saja. Tak ada sakit hati atau pun kecewa. Amira ditinggalkan dan ditertawakan oleh semua siswa, tapi ia tak peduli. Rambutnya ia kibaskan dengan kencang, agar sobekan kertas jatuh dari rambutnya. Amira juga menggunakan tangannya untuk menepuk-nepuk rambut keritingnya agar semua kertas benar-benar tak tersisa di mahkotanya.Aleta berlari menghampiri Amira dengan membawa serok sampah dan juga sapu. Ia membantu menyapu lantai yang penuh dengan sobekan kertas. Lalu, Andini dan Andrea mendekat pada Amira bermaksud memberikan dukungan."Jadi, lu naksir Kakak kelas itu?" tanya Andrea."Eh, iya kali," jawab Amira seadanya. Amira menyeringai lebar pada ketiga teman kembarnya yang selalu setia bersamanya, dalam keadaan apa pun."Dah, kalau tuh Kakak kelas gak suka diuber-uber gitu. Cuekin aja!" Andini merangkul pundak Amira, membawanya berjalan menjauh dari koridor kelas VIII. Tak ada sua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status