Semua Bab Malam Pertama dengan Suami Lumpuh: Bab 51 - Bab 60
89 Bab
51
Wisnu mengusap pipi Raras yang sedang tertidur lelap. Wanita cantik itu selalu terlihat cantik dalam situasi apa pun. Wisnu menarik sedikit selimut mereka. Berbisik pelan di telinga istrinya itu. Dia sudah bertekad akan membuat istrinya menjadi soleha dan taat beribadah. Cinta ini tidak hanya berlaku di dunia, dia tidak ingin masuk surga sendiri tanpa Raras. Wisnu berlahan akan membimbing istrinya itu agar lebih taat." Ras, bangun.""Engghh ... jam berapa sekarang?""Jam tiga dini hari.""Masih jam tiga." Raras menarik selimutnya kembali."Iya, kita tahajud dulu.""Masih ngantuk." Raras memejamkan matanya kembali. Wisnu tak menyerah, dia akhirnya melahap kuncup mawar yang merekah milik Raras."Hmmm ... aku bahkan belum gosok gigi." Raras menjauhkan wajah suaminya."Katanya mau bunuh yahudi." Wisnu tersenyum mencubit hidung istrinya gemas. Raras langsung membuka matanya, bangkit dari atas ranjang, tanpa babibu langsung menuju kamar mandi."Ambil wudhuk ya, Ras!"Wisnu tersenyum, Raras
Baca selengkapnya
52
Pagi ini untuk pertama kalinya, mereka sarapan bersama tanpa ada perdebatan seperti biasanya. Ayah Raras terlihat lebih baik walaupun belum banyak bicara. Wisnu menyuap sarapan dengan tenang. Dia bukanlah tipe orang yang bisa memulai pembicaraan lebih dulu jika belum dekat dengan seseorang. Hanya terdengar bunyi dentingan sendok yang beradu dengan piring di ruangan itu."Ayah mau nambah nasi gorengnya?" Raras menyodorkan nasi goreng yang berada dalam mangkok besar. Ayahnya menggeleng."Ayah sudah kenyang." Laki-laki tua itu diam sejenak." Sudah berapa kandunganmu Ras?""Oh? Empat bulan lebih, ayah." Raras cukup kaget ayahnya mengetahui kehamilannya, mungkin kerena perut itu sudah mulai menonjol."Ras, lahirkanlah anak sebanyak mungkin, supaya rumah ini tidak sepi."Raras melirik Wisnu dan dibalas dengan anggukan antusias. Tentu saja Wisnu sangat bersemangat mendengar perintah itu."Ayah mau cucu berapa?" pancing Raras. Dia berusaha membuat ayahnya banyak bicara. Sudah lama mereka tid
Baca selengkapnya
53
Wisnu baru saja menyelesaikan sarapannya. Sebenarnya dia berniat menginap dua hari lagi di rumah Raras, namun pagi-pagi sekali dia mendapatkan telpon dari kampung, Mira mengalami demam tinggi. Dari semalam belum turun turun.Raras menggenggam tangan Wisnu. Memandang suami tampannya itu dengan raut penyesalan."Maafkan aku! Tidak bisa mendampingimu pulang ke rumah."Wisnu tersenyum, mengelus pipi putih milik istrinya."Tidak apa-apa, Ras. Mira hanya demam biasa, lagi pula, tidak baik bagimu jika terlalu sering berkendara terlalu lama, ada bayi yang masih kecil di sini." Wisnu mengusap perut Raras dengan sayang."Kapan kau akan kembali ke sini?" Tanya Raras penuh harap, semakin bertemu dengan suaminya itu malah semakin rindu."Paling lama dua hari lagi, jika Mira sudah sembuh, aku akan langsung ke sini.""Baiklah," Raras menunduk dengan wajah sendu. Berat rasanya berpisah dari suaminya itu."Hei ... sayang." Wisnu mengangkat dagu Raras, mengusap air mata yang meluncur di pipinya. Raras
Baca selengkapnya
54
Raras mengeratka tali yang terikat di tenda dan membantu menancapkannya ke tanah. Sesuai dengan keinginan mereka dulu, bahwa ingin menghabiskan bulan madu di hutan dengan membangun tenda. Semacam camping sederhana dan unik tapi sangat berkesan.Sebenarnya tempat ini tidak juga di kategorikan sebagai hutan yang berbahaya. Lokasinya tidak jauh dari rumah Wisnu, persis berada di atas bukit yang memiliki tebing curam yang dulu sempat ingin di panjat Raras.Awalnya Wisnu menolak aksi nekad istrinya itu, ingin berkemah dalam kondisi hamil. Tapi mendengar rengekannya siang dan malam, akhirnya Wisnu luluh juga. Sebenarnya ada jalan kecil yang bisa ditempuh dengan sepeda motor untuk mencapai bukit itu. Walaupun aga berliku dan sedikit memutar ke balik desa seberang.Tenda sudah terpasang, tenda yang cukup memberi perlindungan bagi mereka. Raras membawa berbagai keperluan selama di sana. Dia lah yang paling semangat saat ini."Ah! Akhirnya selesai." Raras merebahkan diri di atas selembar tikar
Baca selengkapnya
55. ( End )
Raras bangun pagi-pagi saat Wisnu membangunkannya cukup sabar. Mereka menunaikan shalat subuh berjamaah, berwudhu dengan mata air jernih yang mengalir di tebing yang berjarak beberapa meter dari kemah.Wisnu geleng-geleng kepala, bulan madu yang dihabiskan dengan tidur pulas bahkan tak ada ciuman sama sekali. Tapi Wisnu tak masalah, yang penting istri cantik dengan perut yang mulai besar itu bahagia dan senang.Selesai shalat subuh, mereka masuk kembali ke dalam tenda, jangan berharap ada percintaan mesra, karena Raras mengeluh merasa mengantuk dan minta di bangunkan ketika matahari sudah naik.Wisnu mengusap rambut indah itu, saat tak butuh lama bagi Raras untuk kembali ke alam mimpi. Wisnu merasa cinta semakin menggebu di hatinya, wanita ini membuatnya menjadi lebih bahagia dan penuh semangat. Raras adalah wanita yang unik, tak banyak wanita di dunia yang sepertinya. Wajah dengan mata agak sayu dan lekuk tubuh sangat feminim, tapi siapa sangka, ada ketangkasan menyerupai laki-laki
Baca selengkapnya
56. seri ke-dua
Dia berlari sekuat tenaga tanpa mempedulikan apa yang menghalangi di depannya. Situasi yang sangat buruk, karena itu ia terus saja memacu kakinya, dengan kakinya telanjang, dia tidak peduli dengan semua luka yang sudah menggores kulitnya yang putih mulus.Yang perlu dia lakukan saat ini adalah selamat dari kejaran beberapa orang yang berniat menangkapnya, selama hidupnya, dia selalu berlari kesana kemari untuk menyelamatkan diri, bahkan tidak pernah menemukan kata yang bernama 'ketenangan'."Kejar!"Suara seruan itu begitu jelas terdengar dari belakang dan wanita itu tetap saja bersemangat memacu langkahnya menjauhi sumber suara."Wanita jahannam!" Makian itu terus saja menggema dan pria yang berjumlah sebanyak empat orang itu tidak menyerah, mereka tetap berlari menyusuri semak-semak belukar."Kita harus mendapatkan wanita sialan itu dan membawa dia ke hadapan Bos!" seru salah satu dari pria yang berpakaian serba hitam dengan tubuh yang sedikit pendek dari teman di sebelahnya.Wanit
Baca selengkapnya
57
Wajah yang amat cantik itu menatap datar lautan biru yang membentang luas di depannya. Waktu begitu cepat berlalu. Tepat tiga tahun sudah, kejadian itu, dia tetap sabar dalam menghadapi hidupnya. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam hatinya yang paling dalam dia tidak bisa menerima begitu saja akan takdir yang telah ditentukan oleh Tuhan.Bukannya dia tidak mensyukuri apa yang telah dianugerahkan oleh Tuhan. Dia sangat beruntung memiliki suami seperti Wisnu. Yang memberinya limpahan kasih sayang yang tidak terhingga. Pria yang sempurna yang memiliki banyak pengorbanan untuk bisa bertahan di sisinya. Akan tetapi rasanya begitu aneh ketika dia kehilangan satu-satunya anaknya dia impikan selama ini."Ayo, Masuk! Matahari hampir tenggelam," kata seorang pria tampan di belakangnya yang menyentuh bahunya lembut. Wanita yang tidak lain adalah Raras itu menghela nafas panjang. Dia tetap saja seorang Raras yang cantik. Dia juga seorang Raras yang memiliki tekad yang kuat. Waktu tak memb
Baca selengkapnya
58
Pria itu masih segagah tiga tahun yang lalu. Wajahnya yang tampan dengan binar wibawa yang tinggi tidak bisa dilepaskan begitu saja walaupun waktu berlalu begitu cepat. Dia tetap seorang Wisnu yang memiliki kharisma yang tinggi. Memutuskan untuk hidup terpisah dari keluarga besarnya, membuat mereka mengerti akan arti dari kebersamaan yang penuh cinta.Pantai ini memberikan kehidupan yang baru bagi mereka. Di sini mereka bebas melakukan apa saja. Raras senang melakukan olahraga, wanita itu bahkan tidak akan pernah absen berenang di laut. Apalagi ketika sore hari. Sebagian besar waktunya digunakan untuk berenang dan berselancar.Karena terlalu sering ditempa matahari, kulit Wisnu menjadi kecoklatan dan mengkilat. Membuat dia terlihat jauh lebih gagah daripada biasanya. Siapa pun setuju, Wisnu adalah pria tampan, gagak dan sangat seksi.Wisnu mendongak. Ada beberapa kelapa muda yang akan menjadi sasarannya pada saat ini. Alam yang begitu kaya memang memanjakannya. Mereka membeli lahan in
Baca selengkapnya
59
"Bagaimana?" tanya Wisnu pada Raras dan wanita cantik itu menggeleng. "Dia sama sekali tidak mau membuka mulut. Bahkan setiap kali orang bertanya kepadanya, dia tidak merespon." "Kalau begitu, kita akan kesulitan untuk mengungkap identitasnya. Atau bisa jadi dia terkena amnesia, dilihat dari lukanya yang cukup parah."Raras mengangguk. Selama beberapa jam mendampingi wanita itu, Raras sama sekali tidak mendapatkan informasi. Bahkan ketika dia mengurus administrasi saat membawa wanita itu ke klinik yang berada di pulau ini."Bahkan ketika dokter menanyai dirinya, wanita itu sama sekali tidak merespon, dia hanya berdiam diri kaku seperti patung," kata Raras sambil mengangkat bahunya.Wisnu menggangguk. Pulau ini memang cukup terpencil dibandingkan dari kota besar, tetapi pulau ini menjadi tempat wisata yang selalu diincar oleh wisatawan asing maupun wisatawan lokal. Sebagai orang yang sudah tinggal beberapa tahun di pulau ini, Wisnu bisa membedakan, mana penduduk asli dan mana pendata
Baca selengkapnya
60
"Kau yakin, Raras? atas keputusanmu?' kata Wisnu sekali lagi kepada istrinya itu, bagaimana Raras mudah simpati kepada wanita asing yang bahkan tidak mereka kenal sebelumnya.Wanita cantik itu menggangguk dengan mantap."Aku bisa merasakan, bagaimana menjadi dirinya, terdampar ke tempat asing tanpa bisa kembali ke asalnya sendiri.""Tapi aku rasa, mempercayakan dia begitu cepat adalah tindakan yang gegabah, Raras."Raras tetap saja pada pendiriannya, kemudian dia mendekati Wisnu dan mengusap lengan kekar pria itu sekilas sambil meyakinkan."Aku kasihan dengannya, aku mohon, kita mungkin bisa membantunya dengan memberi dia pekerjaan, lagi pula, kita memang membutuhkan karyawan karena kewalahan melayani para pelanggan di cafe kita." Raras tetap saja gigih."Aku setuju kamu memperkerjakannya, tapi untuk tinggal bersama dalam satu atap adalah ide yang sangat tidak bagus." Pendengar itu wajah Raras sedikit cemberut."Aku butuh teman, Wisnu. Please!""Tetap saja tidak boleh percaya begitu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status