Semua Bab DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT: Bab 251 - Bab 260
263 Bab
Bab 251 Keputusan Denis
Hanif yang terhuyung langsung menegakan tubuhnya sambil menyeka ujung bibirnya yang berdarah.“Kamu marah rupanya, karena pacarmu disebut barang bekas,” ucap Hanif dengan nada mengejek.Denis akan melayangkan lagi tinjunya, tapi Maria gegas menahannya. “Jangan kotori tangan Bapak,” ucapnya dengan tatapan tajam pada Hanif. Belum pernah maria seberani itu. Biasanya dia hanya diam dan menurut. Namun, ucapan hanif barusan yang mengatakan dirinya barang bekas, sungguh melukai hatinya.“Berani juga kamu, Maria?” ucap Hanif sambil menilik Maria dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Sepertinya kamu sudah punya banyak uang sekarang, hah? Melacur kamu ya? Sampai bisa beli baju dan sepatu yang bagus,” katanya dengan tawa mengejek.“Tutup mulutmu!” bentak Denis. Dia sudah tak pedulikan lagi dengan tatapan orang-orang yang melihat pertengkaran mereka.Hanif tertawa renyah. “Kamu tidak tau kan, kalau dia ini anak haram. Ibunya juga seorang pelacur sampai lahir dia. Aku menikahinya karena dulu dia
Baca selengkapnya
Bab 252 Gaun Pengantin
Maria duduk diam di depan meja rias di kamarnya. Tatapannya kosong. Pikirannya melayang ke mana-mana. Ingin rasanya pergi saja dari sana agar tak harus terjebak dalam pernikahan yang tak diinginkannya. Namun, haruskah dia meninggalkan Amanda lagi untuk kedua kalinya? Bagaimana jika anak itu sakit lagi?Pikiran buruk memenuhi kepala Maria. Walau bagaimanapun, dia teramat sayang pada Amanda yang sudah dia anggap anaknya sendiri.Atau … mungkin dia harus membuat perjanjian dengan Denis untuk mengakhiri pernikahan itu saat Amanda bisa lepas darinya.Di luar, orang-orang sudah ramai mendekor rumah Denis. Lelaki itu memang memutuskan untuk menikah di rumahnya. Dia tidak mengundang banyak tamu, hanya keluarga dan teman dekat saja.“Maria, ada tamu untukmu,” ujar Denis dari luar dibarengi ketukan pelan.“Iya, Pak. Sebentar,” jawab Maria yang melirik pada Amanda yang tertidur pulas di atas kasurnya. Maria bangkit dan menuju pintu. Dia buka dan ada Denis yang sedang berdiri dengan beberapa or
Baca selengkapnya
Bab 253 Pernikahan
Denis dan Maria menikah dengan wali hakim, karena Maria tak punya ayah. Hanya saudara dari pihak ibunya yang datang. Itu pun hanya dua orang. Selain jauh, mereka juga tak punya uang untuk ongkos ke sana.“Selamat untuk kalian. Mami senang kamu akhirnya bisa menemukan seseorang yang bisa membuatmu move on, Denis,” ucap seorang wanita paruh baya yang berwajah indo. Sangat cantik. Wajahnya menurun pada Denis yang lebih cenderung bule.Denis tersenyum sekilas pada sang ibu yang memang sangat tahu masa lalunya dengan Amanda. Wanita itu bahkan tahu saat Denis mencintai wanita yang berstatus istri orang. Lalu, saat Amanda bercerai dan bersama dengan anaknya.“Kamu cantik sekali, Maria. Just like an angel,” pujinya pada wanita yang kini resmi menjadi menantunya.Maria tersipu malu. Memang banyak yang memujinya cantik, tetapi tak pernah dia dapatkan dari seorang wanita yang berstatus mertua. Ibunya Hanif justru selalu menghinanya.“Kalian benar-benar cocok,” pujinya lagi.“Terima kasih,” jawab
Baca selengkapnya
Bab 254
“Oh, ya?” Denis balas tertawa. “Akan aku coba malam ini. Sepertinya bukan Maria yang longgar, tapi milikmu yang terlalu kecil,” katanya sambil menarik pinggang Maria agar merapat dengannya.Hanif melotot marah, begitupun dengan Maria yang kaget mendengar ucapan Denis barusan. Jantungnya berdebar cepat. Dia merasa salah tingkah dan membayangkan yang tidak-tidak.Hanif ingin sekali meninju wajah Denis, tetapi sang ibu menahannya. “Kamu jangan berbuat keributan di sini. Bisa-bisa kita diusir,” bisik wanita paruh baya itu. Hanif pun kembali menarik tangannya yang sudah mengepal dengan kuat.“Dia sudah menghinaku, Ma. Menyebalkan sekali,” ujar Hanif dengan rahang yang mengeras.“Sudahlah, ayo, kita pergi dari sini,” ajak wanita paruh baya itu. kedatangannya ke sana memang hanya ingin mengetahui siapa Denis sebenarnya. Dan sungguh sangat mencengangkan karena Maria bisa mendapatkan seorang suami yang jauh lebih baik dari pada anaknya.Hanif masih membutuhkan sokongan darinya. Lelaki itu sang
Baca selengkapnya
Bab 255 Denis Berulah
Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas
Baca selengkapnya
Bab 256 Mimpi
Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia
Baca selengkapnya
Bab 257 Kepergian Maria
“Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m
Baca selengkapnya
Bab 258
Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat
Baca selengkapnya
Bab 259 Akhir Pencarian Denis
Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus
Baca selengkapnya
Bab 260 Suapi Aku
Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status