Semua Bab DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT: Bab 231 - Bab 240
263 Bab
Bab 231
Denis sungguh kerepotan, saat dia membuat susu sambil menggendong bayi kecilnya yang terus-terusan menangis mencari sang ibu susu.“Cup, cup, cup. Sabar, ya, Sayang. Papa buatkan susu dulu buat kamu.” Denis menggoyangkan timangannya sementara tangan kanannya berusaha membuka kaleng susu. Sungguh sangat repot.Dia lalu menaruh Amanda di stroler agar dia bisa membuat susu tanpa membahayakan bayinya. Namun, Amanda begitu kejer, menangis dengan keras membuat Denis tidak fokus membuat susunya. Lagipula dia memang tidak paham bagaimana takaran yang seharusnya. Denis hanya mengira-ngira saat menuang susu ke dalam botol, lalu memberinya air panas begitu saja.“Uuupss, panas sekali,” ucapnya lalu membuang sebagian susu panas itu ke sink dan kemudian menambahnya dengan air dingin.“Segini kayaknya, ya,” gumamnya pada diri sendiri, kemudian membawa botol susu itu pada Amanda yang masih menangis dengan keras.“Cup, cup, anak Papa. Susunya udah jadi,” ucap Denis seraya mengambil Amanda untuk dige
Baca selengkapnya
Bab 232
Denis merasa senang karena Amanda kembali tertidur setelah kenyang minum susu. Namun, tak lama dia kembali merengek. Denis pun gegas menggendongnya untuk menenangkan. Akan tetapi Amanda tak kunjung diam.“Kamu kenapa, Sayang?” Denis mulai kebingungan. Dia membawa Amanda keluar dari kamar, tetapi bayi itu tetap menangis dan menendang-nendangkan kakinya. Lalu, tercium bau yang tak sedap dari bagian bawah.“Uuhhh!” Denis menjauhkan wajahnya dari Amanda. Sekarang dia tahu kenapa bayi itu tak juga berhenti menangis walau sudah berusaha dibujuk.Denis kebingungan, tak tahu harus bagaimana membersihkan bayi yang buang air besar.Dia membawa Amanda ke kamarnya lagi dan membaringkannya di kasur, tetapi dia tak tahu harus melakukan apa dulu untuk membersihkannya.Denis membuka cela panjang bayi itu dan tercium bau yang semakin menyengat. Lagi-lagi dia menjauhkan wajahnya.“Huuftt!” ternyata mengurus bayi itu tak semudah yang dibayangkan. Dia pikir akan mudah, ternyata membuat susu dan membersi
Baca selengkapnya
Bab 233
Amanda terus menangis. Selain haus dia juga merasa tak nyaman. Diapersnya sudah penuh dan kotor.“Duh, kamu pup lagi ya, Dek?” ucap Denis yang mencium bau dari bagian bawah tubuh Amanda. Dia menggerutu karena malas sekali rasanya jika harus membersihkan kotoran bayinya. Namun, tak ada pilihan lain sekarang selain membersihkannya, karena tak ada orang dewasa lain di rumah itu selain dia.“Aarggh. Aku harus mencari pengganti Maria secepatnya. Kalau tidak, aku bisa gila gara-gara ngurus bayi,” umpatnya sambil mengacak rambut.Denis kembali menguatkan diri untuk membuka diapers Amanda. Dia membaringkan bayi kecil itu dan mulai membuka celana lalu diapersnya. Baunya lebih menyengat dari yang semalam. Bentuknya juga jauh lebih encer dan berlendir. Kali ini, Denis mencoba membersihkannya dulu dengan tisu basah dan tisu kering. Lalu, dia memindahkan Amanda ke diapers yang baru. Namun, baru juga dipasang, Amanda kembali mengejan. Dia pup lagi dengan suara kentut yang nyaring.“Yaa ….” Denis
Baca selengkapnya
Bab 234
“Gimana sekarang, Fer? Gue bingung harus ke mana nyari Maria. Dia nggak ada HP atau alamat yang bisa dicari.” Denis mondar-mandir di ruang perawatan Amanda dengan wajah yang bingung. Wajah dan rambutnya tampak kusut karena semalaman tidur sering terganggu.“Entahlah, gue juga bingung. Tapi jika kita nggak nemuin Maria secepatnya, Amanda bisa bahaya.” Kedua lelaki itu diam sambil merenung, memikirkan langkah apa yang harus diambil oleh mereka selanjutnya.“Sayembara!” ujar Fery dengan wajah semringah. “Mungkin kita bisa membuat postingan dan membagikannya di sosial media. Seperti yang dulu pernah ague lakukan saat mencari Suci. Gue share ke grup WA. Gimana?”“Ah, iya. Ide yang bagus.” Denis memekik girang saat mendengar saran yang bagus dari Fery. “Gue bikin iklan pencarian orang. Gue akan kasih uang yang banyak buat yang bisa ngasih tau keberadaan Maria.”“Tapi … gue nggak punya fotonya Maria, Den. Elu punya?” tanya Fery yang memberengutkan wajahnya.Denis terdiam sejenak. Dia mengin
Baca selengkapnya
Bab 235
“Lumayan juga ini imbalannya. Tapi … ke mana kira-kira si Maria itu?” gumam ibunya Hanif.“Please, deh, Bu. Masa kita mau manfaatin hilangnya Maria demi dapetin uang?” Hanif menegurnya. Walaupun dia sudah menceraikan Maria, tetapi dalam hatinya dia masih memiliki rasa untuk mantan istrinya itu. Hanya saja hasutan sang ibu membuatnya gelap mata. Maria berubah menjadi sangat buruk di matanya, padahal dulu dia sangat mencintainya.“Ya, kali-kali dia bikin kita untung. Jangan bikin kita sial aja. Udah berapa banyak dia ngabisin duit kita? Nggak ada timbal baliknya sama sekali. Ngasih anak juga anak monster. Bener-bener pembawa sial!” umpat wanita montok itu.Di sudut ruangan pembantunya hanya bisa geleng-geleng mendengarkan majikannya yang begitu benci pada mantan menantunya. Si Bibi yang tahu bagaimana sikap Wuri—ibunya Hanif— pada Maria. Dia juga beberapa kali menemukan bungkusan jamu yang aneh, yang sering Wuri berikan pada menantunya saat hamil.Diam-diam Bi Sum membawa bungkusan it
Baca selengkapnya
Bab 236
“Ini video apa? sebentar,” ujar Maria sambil merebut ponsel itu dari tangan Fany. Dia memutar video itu berulang kali. Rasa sakitnya sungguh berkali-kali. Selain sakit hati karena melihat Amanda yang terbaring lemah, lalu dia juga sakit saat mengingat kata-kata yang dilontarkan oleh Denis padanya. Lelaki itu mengusir dia walaupun Maria sudah memohon agar dimaafkan.“Kasian sekali, Mar. Kayaknya anak itu sakit karena kangen sama kamu. Lihat, laki-laki itu bilang kalau anaknya butuh kamu,” ujar fany sambil menunjuk pada Denis yang memohon agar Marian mau kembali.“Nggak apa-apa, Fan. Dia itu anak orang kaya. Ayahnya pasti bisa carikan lagi baby sitter lain, bisa belikan susu terbaik yang ada di dunia ini. sudahlah,” ucap Maria yang langsung mengempaskan dirinya ke atas kasur dan membelakangi Fany yang sudah memegang ponselnya lagi. Dia mengulang-ulang video yang menunjukan penyesalan Denis yang teramat sangat.“Iih, kamu nggak kasian apa? Lihat, sampai masuk rumah sakit begini.” Fany t
Baca selengkapnya
Bab 237
Denis langsung membuka pesan yang masuk ke akun tiktoknya. Matanya melebar saat membaca isi pesannya.[Pak, saya tau di mana Maria berada. Tapi, dia tidak mau kembali ke sana.]Begitu isi pesan yang masuk ke inbox Denis. Dia langsung terperanjat dan menegakan tubuhnya. Denis langsung membalas isi pesan itu.[Tolong beri tahu di mana posisi kalian. Bisa tolong beri saya nomor ponsel kamu?] balas Denis.Beberapa saat, tak juga ada balasan dari akun itu, membuat Denis gundah saking tak sabar. Yang paling utama, dia merasa sangat kasihan dengan Amanda. Bayi kecil itu selalu menangis saat terbangun dan mencari keberadaan Maria.Sayangnya Fany tak menaruh nomor telepon di berandanya. Jika saja ada, sudah pasti Denis akan menghubunginya.“Ayolah, Fany. Balas chatnya,” gumam Denis yang tak sabaran. Dia mondar-mandir di ruang perawatan Amanda. Sementara Fery dan Suci sedang mencari makan ke luar.Beberapa saat kemudian Fery kembali dengan sebuah kantong keresek di tangannya. Dia sengaja mem
Baca selengkapnya
Bab 238
Tok, tok, tok.Bunyi ketukan di pintu membuyarkan dua oranng yang tengah fokus dengan kegiatannya masing-masing. Fany yang sedang bersiap untuk berangkat kerja, sementara Maria sedang membuat nasi goreng dari nasi sisa untuk sarapan.“Siapa pagi-pagi begini?” tanya Fany pada Maria di saat mereka saling melempar tatap. Di ruangan yang sempit itu mereka memang bisa melihat dari ruang untuk tidur ke dapur yang hanya disekat tembok tanpa pintu.Maria hanya menggeleng, karena memang tak tahu siapa yang datang.“Bentar, biar aku cek,” ucapnya kemudian menuju ke pintu.Mata Fany melebar saat pintu terbuka. Dia melihat sosok lelaki yang kemarin sempat dilihatnya di video yang viral.“Mmhh, mau ke siapa?” tanya Fany pura-pura tak tahu. Padahal dia sudah menduga maksud kedatangan laki-laki ini.“Ini Mbak Fany yang kemarin inbox saya, kan?” tanya Denis dengan polosnya. Mata Fany langsung melotot. Jari telunjuknya menyilang di bibir.“Sttt.” Fany memberi isyarat agar Denis berhenti berucap. Dia
Baca selengkapnya
Bab 239 Denis vs Hanif
Denis keluar dari ruangan yang sempit itu diikuti oleh Fery yang sesekali menoleh ke belakang. Dia masih mau membujuk Maria agar ikut dengan mereka.“Denis, masa kita langsung menyerah begini?” bisik Fery seraya menarik lengan lelaki di depannya.“Mau gimana lagi? Dia nggak mau kembali, Fer. Masa kita mau maksa?” jawab Denis yang berbalik.“Gue nggak mau bikin dia tambah sakit hati, Fer. Gue udah parah nyakitin dia kemarin. Masa gue harus kembali nyakitin dia dengan memaksanya ikut kita?” Denis berkata dengan wajah memelas sedih.Fery langsung terdiam. wajahnya pun ikut sedih.Di dalam sana, Maria mendengnar apa yang diucapkan oleh Denis barusan, karena jarak mereka memang tak terlalu jauh.“Ini adalah resiko yang harus gue tanggung karena sudah mengusir Maria. Gue yang salah, karena itu gue yang harus menyelesaikan masalah ini.” Denis menjeda kalimatnya. “Jika Maria tidak mau lagi merawat Amanda, maka gue sendiri yang harus nyari pengganti dia.”“Den, elu, kan, tau kalau Amanda butuh
Baca selengkapnya
Bab 240 Itu untuk Maria!
“Hey! Lepaskan dia!” teriak Denis yang merasa kasihan melihat Maria diseret seperti itu. Dia menghalangi langkah Hanif yang menyeret Maria menuju ke mobilnya.“Jangan ikut campur, kamu! Dia ini istriku, karena itu aku berhak melakukan apapun sama dia,” ujar Hanif yang mendorong tubuh Denis agar tak menghalangi jalannya.“Hey! Apalagi kalau dia itu istrimu. Harusnya kamu menjaga dia dengan baik, bukannya malah memperlakukan dia dengan kasar seperti itu.” Denis menarik tangan Maria agar Hanif tak bisa menyeretnya.Langkah Hanif terhenti. Dia kemudian berbalik dengan tatapan nyalang pada Denis. “Lepaskan istriku!” desisnya dengan sorot mata tajam.“Aku ini bukan lagi istrimu, Mas. kita sudah bercerai. Bukannya kamu sudah menjatuhkan talakmu saat aku meminta kalian untuk menguburkan Rania. Kamu bilang aku bisa pergi, karena kamu sudah tak mau melanjutkan pernikahan ini. Kamu tidak mau ada aku dan Rania dalam hidupmu dan menyuruhku pergi membawa mayat Rania dalam gendongaku. ucapanmu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status