All Chapters of The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND): Chapter 31 - Chapter 40
87 Chapters
Act 30. Ramona dan Demona, Bagian XI
Kepingan hati yang terakhir itu kemudian melayang menuju pedang yang sedang dipegang oleh Ramona, dan kepingan hati itu terlihat masuk ke dalam pedang tersebut.Pedang itu kemudian menyatu dengan kepingan hati terakhir milik Ramona tadi, lalu mulai bercahaya, masih cahaya berwarna merah terang, dan setelah sekian detik, cahaya tersebut lalu menghilang, dan tiba-tiba saja pedang tersebut berubah menjadi sebuah batu permata berwarna merah darah.Ramona kemudian memberikan batu permata tersebut kepada Yvoxy, dan berkata, "Ini adalah kepingan terakhir dari hatiku, yang menyatu dengan pedang ini. Aku serahkan ini kepadamu, Yvoxy. Segel yang kubuat dari kepingan-kepingan hatiku sebelumnya untuk mengurung Demona, tidak bisa bertahan lama, karena tidak ada yang namanya perasaan abadi. Suatu saat segel tersebut pasti akan lepas, karena perasaan-perasaan yang kuberikan pada Demona… Tidak memiliki kegelapan.""Hatiku murni, tidak memiliki kegelapan di dalamnya. Suatu hari nanti akan ada seseoran
Read more
Act 31. Batu Permata Merah Darah
(Kembali lagi kepada Rae yang sedang tertidur.)Mimpi yang sangat panjang, dan kali ini Rae langsung terjaga dari mimpi tersebut. Ia membuka kedua matanya sambil merasakan jantungnya berdetak sangat kencang.Sambil tiduran di atas ranjangnya, ia juga masih menggenggam kotak kecil berwarna merah darah yang diberikan Yvoxy kepadanya.Rae kemudian mengangkat kotak itu dan menatapnya dengan sangat fokus sambil bergumam, "Nenek Ramona. Jadi itulah kisahmu. Lalu, jika seluruh kepingan-kepingan hatimu menjadi segel untuk Demona… Lalu kepingan hatimu yang ada di dalam kotak ini, kepingan apa namanya? Bukankah yang tidak kau punya, hanya ambisi? Lantas, yang ada di dalam kotak ini, apa? Sehingga Lyxia harus mencari orang yang mau berkorban untuk dirinya? Apakah kepingan hati yang ada di dalam kotak ini… Cinta sejati? Lalu siapa yang telah meracuni nenek?"Rae masih terus menatap kotak itu, sampai akhirnya ia baru ingat bahwa ia mempunyai tujuan yang lain."Astaga, aku masih bergumam banyak. Se
Read more
Act 32. Awal yang Baru
Waktu terus berjalan. Langit di dalam dunia penyihir juga masih gelap, sama sekali tidak ada cahaya matahari yang bisa menembus kekuatan gelap milik Demona. Namun, Demona sepertinya kali ini agak melunak, karena berpikir tidak ada yang bisa mengalahkannya, ia mulai sedikit mencari korban di dalam dunia penyihir.Ia justru lebih banyak mencari mangsa manusia, sehingga banyak manusia yang hilang secara misterius di dalam dunia manusia, karena para penyihir hitam pengikut Demona, kini lebih menyukai manusia.Mangsa yang praktis, tidak mungkin melawan, dan tidak mengerti tentang sihir sama sekali, sehingga lebih mudah menjadikan manusia sebagai korban. Demona juga semakin lama, semakin kuat.Ia bahkan sudah mulai berani membuat aturan-aturan aneh seperti tidak memperbolehkan satu penyihir pun untuk pergi menuju ke dunia manusia. Jika ketahuan oleh pengikutnya para penyihir hitam, maka penyihir itu akan langsung dibunuh di tempat.Entah apa yang membuat Demona memberlakukan aturan aneh ter
Read more
Act 33. Cinderella yang Tidak Datang
Setelah semua gadis penari pergi menuju ke dalam ruang ganti, Dexy langsung berdiri dan berjalan menuju ke ruang ganti penari pria yang letaknya di samping ruang ganti penari wanita namun letaknya tidak begitu dekat.Dexy kemudian mengetuk pintu ruangan itu, dan Eldo mendengar ketukan dari pintu ruang gantinya, kemudian berkata, "Masuk saja."Dexy membuka pintunya, lalu masuk ke dalam ruang ganti penari pria, lalu menutup pintunya kembali hingga rapat.Dexy langsung saja bertanya, "Eldo. Kau langsung memintaku untuk memerankan Cinderella, apa kau tidak harus melihat terlebih dahulu Cinderella milik gadis-gadis lainnya?"Eldo kemudian mendekati Dexy, membelai rambutnya, dan berbisik, "Untuk apa melihat lagi kemampuan mereka? Kau sudah lama berada di sini, dan kau adalah wanita yang paling dekat denganku, bahkan kita sudah sering tidur bersama, aku juga sudah sering melihatmu menari di depanku, lantas mengapa aku harus melihat lagi penampilan mereka satu persatu? Aku yakin akan kemampua
Read more
Act 34. Cinta Bisa Salah
Keesokan harinya di dalam dunia penyihir, Rae dengan mantap, mengunjungi lagi rumah kecil milik Dexy yang berada di luar Gedung Axell. Dengan sabar, Rae menunggu kembalinya Dexy dari dunia manusia sejak kemarin.Setelah sekian lama, akhirnya Dexy kembali ke rumahnya, lalu menoleh ke arah jendela di sebelah pintu masuk rumahnya, dan menemukan guru tarinya, Rae, sedang berdiri di depan pintu masuk. Dexy dengan berani, berjalan menuju pintu masuk, kemudian membukanya.Rae langsung menoleh ke arah Dexy, begitu pintunya terbuka."Dexy, aku harap kau menjauhi pria manusia itu," ucap Rae pelan.Mendengar itu, Dexy langsung menatap Rae dengan tatapan tajam, lalu membalas, "Guru, aku akan pindah ke rumah Eldo. Aku tidak ingin kembali ke dunia penyihir ini. Eldo akan menikah denganku. Guru, Eldo bukanlah manusia yang seperti kau pikirkan. Eldo sangat bertanggung jawab, ia bahkan ingin berhenti menari dan mencari pekerjaan lain demi anak kami. Aku akan pindah secepatnya, guru. Terima kasih untuk
Read more
Act 35. Angsa Hitam yang Ketakutan
Sambil menari, Dexy bertanya, "Eldo, maukah kau, dengan rela, mengorbankan jiwa dan ragamu, hanya untukku seorang?"Eldo yang seperti sedang dihipnotis, langsung menjawab, "Dexy, aku mau. Aku mencintaimu, Dexy. Aku akan menyerahkan jiwa dan ragaku untukmu."Kemudian, Dexy langsung berhenti menari, dan dengan cepat, ia langsung menancapkan sebuah pisau kecil yang rupanya sudah ia sembunyikan di balik bajunya sedari tadi, tepat di jantung Eldo. Darah mulai mengalir, dan Eldo langsung jatuh tersungkur di atas lantai.Dexy langsung mengarahkan kedua tangannya di hadapan Eldo, dan mulai menyerap energi milik Eldo. Dengan cepat, tubuh Eldo kini menjadi hitam, hanya tersisa jasadnya saja. Dexy yang tadi menari untuk Eldo, tiba-tiba saja seluruh badannya dikelilingi oleh kabut-kabut hitam, kemudian berubah menjadi Demona.Dexy yang asli, rupanya baru saja turun dari lantai dua rumah Eldo dan hendak berjalan menuju dapur, namun, ketika tiba di dapur, ia langsung terkejut dengan kehadiran Demon
Read more
Act 36. Ketakutan yang Bertambah
Mendengar perkataan Gifu barusan, Demona langsung menurunkan kedua kakinya, lalu menatap tajam ke arah Gifu, kemudian berseru dengan ekspresi wajah yang sangat marah, "Hei! Gifu! Anak itu adalah anak campuran hasil dari hubungan seorang penyihir dengan manusia mortal! Apa yang harus kutakutkan? Mengapa pula aku harus takut padanya?! Ia bahkan belum lahir dan kau sudah mengancamku seperti itu! Katakan, Gifu, kekuatan apa yang ia punya sehingga aku harus menjauhinya?""Kau tahu bahwa aku sebentar lagi akan menjadi penguasa kedua dunia, dan kekuatanku, hanyalah satu-satunya kekuatan terbesar dan terkuat di seluruh penjuru negeri ini, lantas mengapa kau berani mengatakan hal seperti itu kepadaku?!"Demona langsung menggeram, tampaknya ia sangat marah setelah mendengar pernyataan dari Gifu tadi."Tenang, Yang Mulia. Tenangkan dirimu terlebih dahulu," ucap Gifu pelan, sambil berlutut dan membungkuk semakin ke bawah dan kepalanya hampir menyentuh lantai, kemudian melanjutkan perkataannya, "Y
Read more
Act 37. Secercah Harapan
Hari demi hari, bulan demi bulan mulai berlalu. Rae dan Yvoxy secara diam-diam, selalu bolak-balik antara dunia manusia dan dunia penyihir, hanya untuk membantu Dexy yang perutnya semakin lama semakin membesar.Karena para penyihir hitam mengincar para manusia di dunia manusia untuk diberikan kepada Demona, Rae dan Yvoxy berusaha memberikan perlindungan kepada Dexy, dengan membuat sebuah perisai pelindung magis yang tidak bisa dilihat oleh siapapun di dalam dunia manusia.Walaupun kekuatan Rae dan Yvoxy terbatas, namun, mereka berusaha agar para penyihir hitam tidak mengetahui keberadaan Dexy yang sebentar lagi akan melahirkan. Rae dan Yvoxy juga berusaha agar penyihir-penyihir lain tidak curiga mereka sering bolak-balik antara dunia manusia dan dunia penyihir.Waktu semakin berjalan cepat. Tidak terasa, sudah hampir saatnya Dexy untuk melahirkan.Mereka bahkan tidak tahu jenis kelamin anak tersebut, namun, Yvoxy bisa merasakan bahwa aura anak tersebut semakin kuat dan membuat bulu ku
Read more
Act 38. Anak yang Diharamkan
Demona semakin berjalan maju dengan perlahan untuk mendekati Dexy dan sementara Dexy mulai mendorong tubuhnya mundur hanya agar Demona tidak semakin mendekatinya.Demona lalu tersenyum kepada Dexy, dan berkata, "Aku melihat darah yang mulai mengalir melewati kakimu, dan aku rasa anak itu akan segera lahir. Aku sangat menanti kelahirannya. Ah, kau lihat diriku ini, tubuh yang kumiliki sekarang adalah tubuh milik seorang gadis penyihir bodoh, namun cantik. Bagaimana jika aku mengambil tubuhmu untuk kujadikan tempat bagi jiwaku? Jadi pengorbananmu untuk anak itu, tidak akan sia-sia, bukan?"Dexy hanya bisa menatap sinis ke arah Demona, namun, perutnya semakin sakit, sakit yang tidak tertahankan lagi. Demona akhirnya selangkah lagi untuk lebih dekat dengan Dexy, dan ia mulai mengangkat tangan kanannya ke depan.Dexy hanya bisa pasrah kali ini. Namun, ketika Demona sedang ingin mengeluarkan kekuatan sihir hitamnya, tiba-tiba, seluruh jalan di sekelilingnya menghilang, dan berubah menjadi s
Read more
Act 39. Kelahiran yang Tragis
Darah mengalir di mana-mana sementara, di depan rumah, para manusia pengusir penyihir, mulai mengusir burung-burung gagak hitam yang terbang ataupun bertengger di sekitar area itu."Ada seorang penyihir yang sedang melakukan ritual di sekitar sini, cepat cari!" teriak seorang dari mereka."Baiklah!" seru beberapa orang lainnya yang langsung pergi ke segala arah untuk memeriksa apakah ada seorang penyihir di sekitarnya.Di dalam rumah, Dexy sedang berusaha melahirkan anaknya. Yvoxy terus menerus memberi seruan agar Dexy mau mengejan dan mendorong agar anaknya dapat keluar.Dexy sendiri mulai kehabisan tenaga.Sementara Rae, melihat seluruh proses tersebut dengan wajah yang penuh dengan ketakutan, sambil berpikir, "Astaga, melahirkan ternyata sangat sulit dan sakit, bahkan sebagai seorang penyihir sekalipun!"Dan terkadang, Rae menutup matanya, sesekali, karena merasa ketakutan akan darah yang semakin banyak keluar. Dexy masih terus berjuang untuk melahirkan, dan sudah beberapa jam berl
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status