The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)

The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND)

Oleh:  arrinknight  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
87Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ramona terpaksa menyegel Demona menggunakan kepingan dari hatinya agar sihir hitam musnah. Namun, seratus tahun kemudian, seorang gadis penyihir bernama Lyxia, jatuh cinta kepada seorang manusia dan mulai menarik perhatian manusia itu dengan tariannya. Karena larangan bahwa penyihir tidak boleh mencintai manusia, Lyxia mulai memiliki ambisi yang jahat, yakni ingin mengontrol dua dunia di bawah tangannya. Keinginannya ini membuat aura gelap dalam hatinya semakin membesar, membuat segel yang mengurung Demona selama ini hancur. Demona lalu mulai mengambil tubuh milik Lyxia dan kembali mencari korban untuk memperkuat ilmu sihir hitamnya agar bisa menguasai kedua dunia. Namun, karena merasa bersalah, Lyxia lalu meminta untuk dilahirkan kembali agar bisa melawan Demona, namun, setelah ia terlahir kembali sebagai Ixy, ia justru tidak ingat tujuan awalnya. Demona tahu Lyxia bahwa sudah terlahir kembali, sehingga ia mulai mengacaukan hidup Ixy dengan bantuan Krahe, putri angkatnya. Mampukah Ixy mengalahkan Demona dengan tariannya dan menjadikan Hideki sebagai cinta sejatinya?

Lihat lebih banyak
The Red Swan (The Demon vs A Dancer) (IND) Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
87 Bab
Intro : The Red Swan
Seluruh cerita dalam novel ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya terhadap musik/lagu, hanya penamaan saja. Jika ada kesamaan dalam penamaan, mohon maaf. Dan penulis sendiri belum bisa menulis dengan Bahasa Indonesia yang baik, jika ada kritik/saran tentang tulisan/EYD/tanda baca bisa hubungi penulis ya. Penulis sangat menerima saran dan kritik yang membangun.Masih ada beberapa istilah dalam bahasa asing yang mungkin kurang dimengerti, seperti en pointé (adalah berjinjit hingga ujung jari kaki sambil melakukan gerakan-gerakan balet), atau pas de deux (adalah duet tari di mana dua penari, biasanya laki-laki dan perempuan, melakukan langkah balet bersama), atau juga pointé shoes (adalah jenis sepatu yang dikenakan oleh penari balet saat melakukan tarian en pointé).Untuk istilah tari balet lainnya seperti fifth position atau first position, penulis mempersilahkan pembaca untuk mencari istilahnya di dalam mesin pencarian.Penulis juga mempersilahkan pembaca untuk berfantasi secara lu
Baca selengkapnya
Act 1: Dua Dunia
Ada sebuah kisah, dari sejak jaman dahulu kala: bahwa di dalam Bumi ini, sebenarnya terdiri dari dua dunia. Dunia paling bawah adalah dunia manusia, yang menurut kisah tersebut, adalah dunia yang mortal. Semua orang bisa berumur panjang dan bisa memiliki kematiannya sendiri-sendiri.Manusia tidak bisa dan tidak mempunyai kekuatan sihir, namun, ada hal yang menarik dari mereka yakni, manusia mempunyai perasaan, emosi, dan jiwa yang mendalam. Terkadang, manusia akan lebih berpikir dengan hati dan perasaan mereka terlebih dahulu, baru selanjutnya mereka akan berpikir dengan logika.Walaupun manusia tidak mempunyai kekuatan sihir atau magis, mereka tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti menanam padi, bercocok tanam, atau bahkan bekerja sebagai nelayan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Tidak dipungkiri bahwa walaupun manusia adalah makhluk yang lemah, tapi nyatanya tidak. Mereka diciptakan lengkap bukan hanya diberikan emosi dan perasaan, namun juga akal budi dan
Baca selengkapnya
Act 2: Pria Manusia
Suatu hari, Lyxia terlihat sendirian di dalam rumahnya. Ayah dan ibunya sedang pergi keluar untuk mengajar. Karena bosan, Lyxia lalu pergi keluar dari rumahnya dan kebetulan saja dari jauh, ia melihat dua orang penyihir tingkat atas yang sedang lewat agak jauh di depan rumahnya. Mereka berdua terlihat sedang membuka portal menuju ke dunia manusia.Karena yang dapat membuka portal ke dunia manusia hanyalah para penyihir tingkat atas, Lyxia secara diam-diam, mengikuti kedua penyihir tingkat atas tadi, dan begitu mereka masuk ke dalam portal yang baru saja dibuat oleh salah satunya, Lyxia kemudian dengan cepat berjalan untuk masuk juga ke dalam portal itu. Ia lalu masuk ke dalam portal setelah kedua penyihir tadi sudah masuk terlebih dahulu.Karena suara langkah kaki Lyxia sangat pelan, kedua penyihir itu tidak mendengar sama sekali bahwa ada yang mengikuti mereka dari belakang. Portal tersebut langsung menghilang ketika Lyxia dan kedua penyihir itu sudah masuk ke dalamnya.Dunia yang as
Baca selengkapnya
Act 3. Menuju ke Tingkat Berikutnya
Lyxia langsung berlari menuju ke rumahnya. Orang tuanya terlihat baru saja pulang dari tempat mengajar. Mereka bertiga lalu berdiri, dan saling berhadapan di depan pintu rumah.Lyxia langsung menghadap ibunya, dan berkata sambil memohon, "Ibu, aku ingin secepatnya menjadi penyihir tingkat tinggi!"Ibunya terkejut dengan permintaan Lyxia itu, lalu ia tersenyum dan menjawab, "Kau masih harus belajar ilmu sihir lebih baik. Yang kau lakukan justru bukan belajar sihir, namun malah menari, Lyxia! Setiap pagi dan setiap hari, kau akan belajar sihir sambil menari. Apakah kau bisa fokus jika seperti itu terus?"Lyxia lalu tersenyum, dan membalas ibunya, "Aku akan belajar sihir lebih giat lagi, aku bisa fokus, dan aku akan buktikan bahwa menari dan menyihir, keduanya bisa kulakukan!"Ibunya hanya tertawa kecil sambil mengelus kepala Lyxia, lalu masuk ke dalam rumah bersama ayahnya. Lyxia langsung bergegas pergi ke perpustakaan terdekat, hendak bertemu dengan guru sihirnya, seorang wanita tua be
Baca selengkapnya
Act 4. Festival Kembang Api
Portal tersebut tidak begitu lama muncul, dan begitu Lyxia berhasil masuk ke dalam portal serta menginjakkan kakinya di dunia manusia, portal itu langsung menghilang begitu saja. Lyxia lalu melangkah dengan hati yang berbunga-bunga, berjalan melewati hutan yang indah itu menuju ke kota kecil yang letaknya tepat di sebelah hutan.Setelah sampai di pinggir sebuah kota kecil, Ia langsung berlari menuju pasar yang pernah ia kunjungi waktu itu, hanya untuk melihat-lihat dan menebak, apakah Mikhel masih ingat pada dirinya atau tidak. Lyxia langsung berlari menuju sebuah kios sayur yang ia kunjungi ketika pertama bertemu Mikhel.Ketika ia tiba di depan kios sayur, kedua matanya langsung terbuka lebar, melihat seorang pria berbadan kekar yang sedang mengangkut sebuah karung besar berisi hasil panen.Lyxia dengan senyum lebar, seolah menemukan batu permata yang sangat indah, langsung saja berlari menuju pria tersebut sambil berteriak, "Mikhel!"Mikhel terkejut mendengar suara teriakan, lalu me
Baca selengkapnya
Act 5. Angsa Putih yang Indah
Lyxia mengajak Mikhel untuk menemaninya menari bersama, di tengah-tengah taman tersebut, di samping api unggun yang besar itu. Mikhel akhirnya menuruti ajakan Lyxia walaupun ia tidak bisa menari sebenarnya. Sesampainya mereka di tengah-tengah taman itu,Lyxia lalu melakukan fifth position sambil mengayunkan kedua tangannya, lalu mengulurkan tangan kanannya kepada Mikhel. Mikhel kemudian meraih tangan Lyxia, dan Lyxia mulai menari, beberapa gerakan sederhana dari tarian balet yang indah.Semua orang langsung terdiam dan mata-mata mereka langsung menatap ke arah Lyxia yang sedang menari dengan begitu anggun, bahkan ada beberapa orang yang memang terlihat membawa alat musik, mulai memainkan musik untuk Lyxia.Tubuhnya begitu lentur, gerakan-gerakannya begitu indah. Kedua kakinya sangat lincah dan kedua tangannya bergerak mengikuti alunan musik yang dibawakan oleh beberapa orang tersebut. Mikhel memperhatikan Lyxia yang sedang menari balet dengan begitu anggun, dengan decak kagum.Matanya
Baca selengkapnya
Act 6. Burung Hitam Pembawa Perkara
Lyxia melihat kedua orang tuanya sedang berlari kecil di sudut jalan dan terlihat seperti sedang mencari-cari dirinya, langsung saja ia menarik tangan Mikhel, menggandengnya dan mengajaknya berlari menuju ke sebuah kios yang belum buka pagi itu.Lyxia lalu mengintip kedua orang tuanya itu dari balik kios.Mikhel lalu terheran-heran dengan sikap Lyxia, dan bertanya, "Lyxia, ada apa?"Lyxia menoleh ke arah Mikhel, lalu menjawab dengan pelan, "Kedua orang tuaku sedang berada di sini, ah, Mikhel, aku tidak memberitahukan kedua orang tuaku bahwa aku akan pergi ke festival kembang api kemarin, maafkan aku."Mikhel lalu tertawa mendengar jawaban Lyxia yang polos itu, lalu membalas, "Baiklah kalau begitu, aku sebaiknya pergi terlebih dahulu, kau tahu di mana bisa menemukan diriku. Sampai jumpa nanti, sayang," lalu Mikhel mengecup bibir Lyxia, kemudian ia berjalan dan meninggalkan Lyxia sendirian.Lyxia lalu mengintip lagi kedua orang tuanya itu dari balik kios kecil tadi. Dengan rasa gugup, i
Baca selengkapnya
Act 7. Kebangkitan Iblis Hitam
Setelah Lyxia masuk ke dalam lorong gelap yang minim cahaya, tiba-tiba saja, pintu kecil tadi tertutup rapat dengan sendirinya. Lyxia seolah tidak mendengar sama sekali suara pintu tersebut, dan seolah terhipnotis, ia justru semakin penasaran kemana bulu burung gagak hitam tersebut akan membawanya.Bulu burung gagak hitam tersebut mulai terbang rendah dan semakin menjauhinya, dan Lyxia mulai berlari untuk mengejar bulu burung gagak hitam itu.Setelah berlari untuk beberapa saat, ia akhirnya tiba di sebuah ruangan yang berada di ujung lorong. Bulu burung gagak hitam tersebut masih terus melayang, lalu pintu ruangan tersebut terbuka sendiri, dan bulu burung gagak hitam tersebut kemudian masuk ke dalamnya, diikuti oleh Lyxia.Bulu burung gagak hitam itu akhirnya mendarat di atas sebuah lemari yang terlihat sudah tua usianya. Lyxia lalu membuka lemari tua itu dengan perlahan. Memang ruangan yang gelap, namun, entah bagaimana, Lyxia bisa melihat seberkas cahaya berwarna abu-abu yang memant
Baca selengkapnya
Act 8. Hati yang Hancur
Yvoxy hanya bisa berdiri dengan keringat dingin yang mulai mengalir melewati wajahnya, namun ia berkata, "Lyxia, pulanglah. Kami hanya ingin memastikan bahwa dirimu baik-baik saja, karena kemarin kedua orang tuamu mengunjungiku hanya untuk menanyakan di mana dirimu seharian, tidak pulang ke rumah."Lyxia tersenyum lagi, dan membalas, "Baiklah, aku akan pulang, terima kasih sudah mengkhawatirkan diriku, guru," lalu ia mulai melangkah keluar dari gedung perpustakaan.Yvoxy hanya bisa menatap anak didiknya itu dengan sorot mata yang penuh dengan kecurigaan. Melihat keringat dingin Yvoxy yang mengalir melewati wajahnya dan cara ia memandang Lyxia, Rae langsung menepuk bahu Yvoxy dan berbisik, "Apakah itu barusan adalah Lyxia?"Yvoxy menggelengkan kepalanya dan membalik badannya, lalu menatap ke arah punggung Lyxia yang sedang berjalan keluar dari gedung perpustakaan. Rae juga membalik badannya dan menatap punggung Lyxia, dengan raut wajah yang penuh dengan rasa kebingungan.Setelah bebera
Baca selengkapnya
Act 9. Angsa Hitam yang Menipu
Lyxia kini mengubah dirinya menjadi Mira, menggunakan ilmu sihir hitam yang tiba-tiba saja ia miliki. Padahal, tidak ada satu penyihir pun di dunia penyihir yang bisa menggunakan sihir hitam tersebut kecuali para penyihir hitam dan pemimpinya, Demona, karena sumber energinya berasal dari kegelapan, dari iblis.Entah apa yang merasuki Lyxia, dan entah rencana apa yang ia punya sehingga ia mengubah dirinya sendiri menjadi Mira, wanita yang bersama Mikhel tadi malam.Ia lalu masuk ke dalam rumah Mikhel yang tidak dikunci, dengan perlahan. Mikhel yang terlihat hendak membuang sampah dan membuka pintu depan rumahnya, tiba-tiba terkejut ketika ia menemukan Lyxia yang kini adalah Mira.Mikhel terkejut ketika ia melihat 'Mira' yang kini berdiri tepat di hadapannya, namun ia tersenyum dan bertanya, "Mira, bukankah kau baru saja pulang tadi? Atau adakah sesuatu yang tertinggal di sini?"'Mira' lalu tersenyum mendengar pertanyaan tersebut, dan menjawab, "Tidak, aku hanya ingin bersamamu, walau h
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status