***[Maafkan aku Sayang, aku tidak bermaksud untuk mengabaikanmu. Rapat siang tadi sungguh menyita waktu] balas Jidan saat dirinya sudah bersantai.Pesan yang ia kirim masih belum berwarna biru, melihat angka jam di ponsel, langsung memperkirakan bahwa istrinya pasti sudah tertidur.Perbedaan waktu yang cukup jauh, membuat keduanya sulit untuk berkomunikasi.[Selamat beristirahat Bidadariku, mimpi yang indah. Besok pagi aku ingin melihat senyuman manis di wajahmu] pesan itu di lengkapi dengan emoticon peluk.“Bagaimana rapat tadi Nang? Apa sudah mendapat solusi?” tanya umi Ruqoyya yang menghampiri Jiddan, ikut bersantai di atas sofa.“Mereka meminta Jiddan untuk mengatasinya langsung ke sana Mi,”“Bagus kalau begitu Nang, sekalian menjenguk istri dan adikmu di sana,”“Besok akan Jiddan konfirmasi kepada Pak mentri, jika Umi mengizinkan Jiddan ke sana,”“Pergilah nak jika itu suatu kebaikan, pesantren biar Umi yang memantau, Pakde khoirul juga akan membantu di sini,”“Maaf Gus, Ka Naya
Terakhir Diperbarui : 2022-09-13 Baca selengkapnya