Semua Bab My Crazy Richie: Bab 21 - Bab 30
134 Bab
Bab 21 : Tak Siap Patah Hati
“Aku sudah gila!” gumam Kimi. Tangannya mencengkeram erat stir mobil. Ia memalingkan muka dan tertawa. Tak pernah terlintas sedikit pun di dalam pikirannya bahwa dia akan secepat ini membuka hati untuk pria. Dada Kimi berdetak kencang saat langkah kakinya terhenti tepat di depan kamar rawat Richie. Ia mengangkat tangannya mencoba mengetuk pintu saat sesorang keluar dari dalam sana. Kimi kaget, begitu juga dengan sosok perempuan cantik dengan dress berwarna merah jambu di hadapannya. Perempuan ini, Kimi ingat betul. Perempuan yang sama yang menemui Richie di pabrik.Hati Kimi mencelos, mungkinkah perempuan yang dia tahu bernama Abel ini selama satu minggu menemani Richie di rumah sakit. Tidak, Kimi merasa tidak boleh sakit hati. Siapa dia? Dia tidak memiliki hubungan spesial dengan pria yang terlihat memiringkan punggung untuk melihat dan melambaikan tangan ke arahnya sekarang.Abel pun menoleh, keningnya mengernyit karena sebenarnya dia baru sa
Baca selengkapnya
Bab 22 : Akan Menunggunya
Kimi tersenyum sendiri seperti orang gila di dalam mobilnya, begitu juga dengan Richie yang masih duduk di atas ranjang pesakitannya, bibirnya tak henti-hentinya melengkung dan sesekali menyuapkan apel yang dikupaskan Kimi untuknya tadi, dia tak menyangka jadian bisa membuatnya sebahagia ini. Pria itu spontan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan meneriakkan kata ‘Yes’ berkali-kali, hingga ia meringis merasakan nyeri bekas operasi di perutnya. Hingga malam menjelang dan Nova sudah datang pun, Richie masih saja melakukan hal yang sama. Ia tersenyum sendiri seperti orang kurang waras. Nova yang memang selama beberapa hari ikut tidur di sana pun sampai mendekat dan memegang kening putranya itu untuk memastikan Richie tidak demam. “Apa kamu sakit? Kamu baik-baik saja kan?” Nova menempelkan punggung tangannya ke kening putranya dan mengernyitkan dahi. “Tidak panas, apa mungkin efek obat mengganggu kerja syarafmu?” tanya wanita itu asal.  Nova semakin merindi
Baca selengkapnya
Bab 23 : Salah Paham
Hari itu Kimi merasa seperti terkena sidang. Ia yang berniat menginap di rumah orangtuanya langsung dicecar dengan berbagai macam pertanyaan oleh Sara tentang hubungannya dan Richie.  Menjelaskan apa adanya, Sara terkejut mengetahui fakta bahwa putrinya dan Richie ternyata tinggal bersebelahan di satu gedung apartemen."Pindah!" Satu kata dengan enam huruf itu menunjukkan betapa khawatirnya Sara ke sang putri. Sebagai seorang ibu, pikirannya sudah kemana-mana membayangkan apa yang akan dilakukan Kimi dan Richie diam-diam di apartemen mereka."Kenapa?" tanya Kimi ke Sara. Ia heran untuk apa sang mami menyuruhnya pindah. "Mami yakin kalian pasti akan mencari kesempatan dalam kesempitan, siapa yang bisa memastikan kalau kalian tidak tinggal bersama, atau tidur bersama dan ehem ehem? Hadeh.... " Sara memukul-mukul bibirnya sendiri karena mengucapkan secara gamblang apa yang menjadi kekhawatirannya. "Ya elah Mami, negatif thin
Baca selengkapnya
Bab 24 : Membuat Kimi Percaya
“Bagaimana bisa kamu tidak menaikkan resleting celanamu?” Ucapan Kimi kembali membuat Sara histeris, ia beranggapan putrinya memberi kode ke Richie setelah melakukan ehem ehem di apartemen pria itu.“Kimi!” Sara mendekat ke arah putrinya dan hampir memukul gadis itu, tapi Kimi seketika ditarik oleh Richie dan disembunyikan ke belakang punggungnya, alhasil tangan Sara mengayun mengenai bagian perut pria itu yang masih belum pulih.“Agh!” Richie memekik kesakitan. Kimi yang kaget pun seketika memegangi lengan kekasihnya itu yang terus merintih.“Mami, jahitan luarnya memang sudah sembuh tapi apa mami tahu berapa lapisan kulitnya yang dijahit?” Kimi ketakutan, tapi seketika mukanya berubah bingung saat Richie mengedip-ngedipkan matanya. Pria itu ternyata hanya berpura-pura.“Aduh! Maaf! maaf tante ga sengaja, lagian kenapa kamu tadi pakai narik Kimi segala?” sesal Sara.“Ak
Baca selengkapnya
Bab 25 : Perkara Cincin
Malam itu, Richie memilih tak langsung pulang bersama keluarganya. Lagi pula dia tadi juga membawa mobil sendiri, sang mama yang berangkat satu mobil dengannya pulang dengan menumpang mobil putra sulungnya-Daniel. Richie dan Kimi sedang duduk di teras beralaskan lantai sambil menekuk kaki, memandangi langit yang terlihat lebih indah malam itu bagi mereka- pasangan yang sedang dimabuk asmara. Sara dan Mina terlihat sibuk memilah foto mereka bersama Ghea tadi, sungguh Sara bahagia bisa berfoto bersama artis idolanya, sementara itu Nic dan Faraj serta dua putranya yang menggemaskan nampak sibuk bermain di ruang keluarga. “Ini sudah malam Rich, apa kamu tidak ingin pulang? besok kan kamu harus bekerja. Oh … ya apa kamu sudah meminum obatmu, pasti belum,” cerocos Kimi, sedangkan Richie hanya memandangi sambil menahan senyumannya. Ia tidak menyangka Kimi mau menerima lamarannya. “Kenapa? kenapa memandangiku seperti itu? apa ada yang salah di wajahku?” Kimi menepuk kedua pipinya, ia bah
Baca selengkapnya
Bab 26 : Papa Kandung
Dimas yang membaca pesan dari orang suruhannya pun terlihat berpikir. Ia ingin membuat rencana untuk bisa memanfaatkan putrinya untuk membalas rasa sakit hati putra tiri kesayangannya, dan juga merebut kembali perusahaan otomotif yang sebenarnya bukan hanya miliknya karena sahamnya dimiliki oleh beberapa orang itu. “Terus awasi, jika bisa selidiki sejauh mana hubungan keduanya,” balas Dimas.---Kimi membalikkan badannya, ia juga malu jika Richie terus memeluknya seperti itu. Namun, Kimi membiarkan saja Richie mengusap pipinya yang basah.“Aku menemukannya,” ujar Richie sambil meraih tangan Kimi, pria itu hampir menyematkan cincin di jari manis gadis itu dan memintanya untuk tidak menangis lagi. Namun, Kimi menarik tangannya.“Aku tidak mau memakainya!”“Kenapa? jangan seperti ini! aku tidak mempermasalahkan jika kamu masih mau mengenakan cincin ini,” bujuk Richie.
Baca selengkapnya
Bab 27 : Kenangan Buruk Kimi
“Aku takut jika dalang di balik penusukanmu adalah papa kandungku.”Richie mengernyit, dia masih tidak paham dengan apa yang Kimi katakana barusan. “Bisakah, kamu menjelaskannya!” pintanya sedikit ragu.Kimi pun menganggukkan kepala, menghela napasnya dan melipat ke dua tangannya di depan dada. Entah kenapa dua anak manusia itu tidak memilih berbincang di dalam, mungkin karena terlalu takut dengan jika berada dalam satu ruangan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.“Aku masih ingat dengan jelas saat orangtuaku bercerai, aku masih duduk di kelas satu SD. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka menjadi sering bertengkar, hingga hari itu aku melihat mamaku menangis denga luka memar di wajahnya. Papaku melakukan KDRT. Dan kamu tahu apa yang aku katakan ke mamaku?”“Apa?” tanya Richie dengan suara lirih, belum ada setengah cerita Kimi dan dia sudah merasa sangat kasihan.“Tinggalkan papa!”Richie tersentak, alisnya berkerut mendengar jawaban Kimi. “Kamu berkata seperti itu?”“Hem …” Kimi
Baca selengkapnya
Bab 28 : I am Crazy Rich
Kimi tercengang saat keluar dari pintu rumah orangtuanya sore itu, sebuah mobil sport berwarna abu metalik terlihat terparkir dan pria dengan kemeja garis-garis berwarna biru keluar dari dalamnya. Tidak perlu ditanya siapa pria itu, seringai nakalnya benar-benar membuat Kimi gemas.“Aku tidak mau pergi memakai mobilmu,” Ucap Kimi yang menggelengkan kepala berkali-kali sambil mental Richie.“Kenapa?”“Aku tidak mau jadi pusat perhatian,” Jawab Kimi sambil menyerahkan kunci mobilnya ke sang kekasih.“Aku sudah membelikanmu mobil sejenis untuk lamaran kita nanti, apa kamu juga tidak akan memakainya?”Kimi membelalakkan bola matanya, sepertinya dia harus mencari guru fisikanya saat SMA yang membimbingnya hingga memenangkan lomba olimpiade, jika tidak pria gila di dekatnya ini tidak mungkin bisa bertemu dan jatuh cinta kepadanya.“Untuk apa?” tanya Kimi dengan mimik wajah tak percaya.“Untuk kamu pakai ke klinik, atau ke rumah sakit milikmu jika kamu bersedia aku mendirikan rumah sakit unt
Baca selengkapnya
Bab 29 : Lamaran
Mencoba mengesampingkan gangguan yang terjadi karena papanya yang tiba-tiba muncul kembali dan ingin bertemu dengannya, hari itu Kimi terlihat cantik dengan balutan kebaya berwarna nude pink. Keluarga jauhnya pun juga sudah banyak yang datang. Kini mereka hanya tinggal menunggu keluarga Richie sampai ke rumah untuk melamarnya.“Nas, apa kamu dulu juga grogi seperti ini?” Kimi meramas tangannya sendiri. “Keputusanku menikah sudah benar kan?”Mendengar kecemasan dari saudaran tirinya Mina pun menggeleng tak percaya, bagaimana bisa Kimi meragukan keputusannya di saat semua keluarga sudah berkumpul dan hanya menunggu kedatangan pihak Richie.“Aku tidak ingin berbohong kepadamu, tapi aku juga tidak ingin menakut-nakuti. Dulu saat keluarga kak Nic datang melamarku, aku bahkan sempat berencana untuk kabur. Kamu masih beruntung Kimoci, kamu akan menikah di umur dua puluh enam tahun, dan Richie dua puluh tujuh tahun. Bayangkan aku dulu? Aku bahkan masih belum lulus kuliah, semua orang mengangg
Baca selengkapnya
Bab 30 : Akhirnya Resmi
“Angkat saja jika dia menelepon lagi.”“Tidak, aku sudah memblokirnya.” Kimi menyimpan ponselnya ke dalam tas, dan memilih menunjukkan katalog yang tengah dia lihat sedari tadi ke Richie. “Apa kamu tidak tertarik dengan pernikahan kita, sejak tadi sepertinya hanya aku yang antusias.”Richie melempar senyuman kecil mendapati calon istrinya cemberut. Mungkin menjahili Kimi akan menjadi hobinya setiap hari nantinya.---Hari pernikahan Kimi dan Richie pun tiba, meskipun sempat beberapa kali ribut dan berbeda pendapat tentang satu dan dua hal, akhirnya mereka bisa melawati dua minggu yang mendebarkan itu dengan lancar. Semua keluarga mempelai tak henti-hentinya tersenyum, meskipun sebenarnya rasa cemas berkecamuk di dada mereka, berharap acara hari itu berjalan lancar. Beberapa menit yang lalu, Pria bernama lengkap Richard Tyaga itu baru saja selesai mengucapkan kalimat akad di depan penghulu, menerima Kimi sebagai istrinya dan berjanji akan mencintainya seumur hidup. Kedua pasangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status