Dimas yang membaca pesan dari orang suruhannya pun terlihat berpikir. Ia ingin membuat rencana untuk bisa memanfaatkan putrinya untuk membalas rasa sakit hati putra tiri kesayangannya, dan juga merebut kembali perusahaan otomotif yang sebenarnya bukan hanya miliknya karena sahamnya dimiliki oleh beberapa orang itu.
“Terus awasi, jika bisa selidiki sejauh mana hubungan keduanya,” balas Dimas.
-
-
-
Kimi membalikkan badannya, ia juga malu jika Richie terus memeluknya seperti itu. Namun, Kimi membiarkan saja Richie mengusap pipinya yang basah.
“Aku menemukannya,” ujar Richie sambil meraih tangan Kimi, pria itu hampir menyematkan cincin di jari manis gadis itu dan memintanya untuk tidak menangis lagi. Namun, Kimi menarik tangannya.
“Aku tidak mau memakainya!”
“Kenapa? jangan seperti ini! aku tidak mempermasalahkan jika kamu masih mau mengenakan cincin ini,” bujuk Richie.
“Aku takut jika dalang di balik penusukanmu adalah papa kandungku.”Richie mengernyit, dia masih tidak paham dengan apa yang Kimi katakana barusan. “Bisakah, kamu menjelaskannya!” pintanya sedikit ragu.Kimi pun menganggukkan kepala, menghela napasnya dan melipat ke dua tangannya di depan dada. Entah kenapa dua anak manusia itu tidak memilih berbincang di dalam, mungkin karena terlalu takut dengan jika berada dalam satu ruangan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.“Aku masih ingat dengan jelas saat orangtuaku bercerai, aku masih duduk di kelas satu SD. Aku tidak tahu apa yang membuat mereka menjadi sering bertengkar, hingga hari itu aku melihat mamaku menangis denga luka memar di wajahnya. Papaku melakukan KDRT. Dan kamu tahu apa yang aku katakan ke mamaku?”“Apa?” tanya Richie dengan suara lirih, belum ada setengah cerita Kimi dan dia sudah merasa sangat kasihan.“Tinggalkan papa!”Richie tersentak, alisnya berkerut mendengar jawaban Kimi. “Kamu berkata seperti itu?”“Hem …” Kimi
Kimi tercengang saat keluar dari pintu rumah orangtuanya sore itu, sebuah mobil sport berwarna abu metalik terlihat terparkir dan pria dengan kemeja garis-garis berwarna biru keluar dari dalamnya. Tidak perlu ditanya siapa pria itu, seringai nakalnya benar-benar membuat Kimi gemas.“Aku tidak mau pergi memakai mobilmu,” Ucap Kimi yang menggelengkan kepala berkali-kali sambil mental Richie.“Kenapa?”“Aku tidak mau jadi pusat perhatian,” Jawab Kimi sambil menyerahkan kunci mobilnya ke sang kekasih.“Aku sudah membelikanmu mobil sejenis untuk lamaran kita nanti, apa kamu juga tidak akan memakainya?”Kimi membelalakkan bola matanya, sepertinya dia harus mencari guru fisikanya saat SMA yang membimbingnya hingga memenangkan lomba olimpiade, jika tidak pria gila di dekatnya ini tidak mungkin bisa bertemu dan jatuh cinta kepadanya.“Untuk apa?” tanya Kimi dengan mimik wajah tak percaya.“Untuk kamu pakai ke klinik, atau ke rumah sakit milikmu jika kamu bersedia aku mendirikan rumah sakit unt
Mencoba mengesampingkan gangguan yang terjadi karena papanya yang tiba-tiba muncul kembali dan ingin bertemu dengannya, hari itu Kimi terlihat cantik dengan balutan kebaya berwarna nude pink. Keluarga jauhnya pun juga sudah banyak yang datang. Kini mereka hanya tinggal menunggu keluarga Richie sampai ke rumah untuk melamarnya.“Nas, apa kamu dulu juga grogi seperti ini?” Kimi meramas tangannya sendiri. “Keputusanku menikah sudah benar kan?”Mendengar kecemasan dari saudaran tirinya Mina pun menggeleng tak percaya, bagaimana bisa Kimi meragukan keputusannya di saat semua keluarga sudah berkumpul dan hanya menunggu kedatangan pihak Richie.“Aku tidak ingin berbohong kepadamu, tapi aku juga tidak ingin menakut-nakuti. Dulu saat keluarga kak Nic datang melamarku, aku bahkan sempat berencana untuk kabur. Kamu masih beruntung Kimoci, kamu akan menikah di umur dua puluh enam tahun, dan Richie dua puluh tujuh tahun. Bayangkan aku dulu? Aku bahkan masih belum lulus kuliah, semua orang mengangg
“Angkat saja jika dia menelepon lagi.”“Tidak, aku sudah memblokirnya.” Kimi menyimpan ponselnya ke dalam tas, dan memilih menunjukkan katalog yang tengah dia lihat sedari tadi ke Richie. “Apa kamu tidak tertarik dengan pernikahan kita, sejak tadi sepertinya hanya aku yang antusias.”Richie melempar senyuman kecil mendapati calon istrinya cemberut. Mungkin menjahili Kimi akan menjadi hobinya setiap hari nantinya.---Hari pernikahan Kimi dan Richie pun tiba, meskipun sempat beberapa kali ribut dan berbeda pendapat tentang satu dan dua hal, akhirnya mereka bisa melawati dua minggu yang mendebarkan itu dengan lancar. Semua keluarga mempelai tak henti-hentinya tersenyum, meskipun sebenarnya rasa cemas berkecamuk di dada mereka, berharap acara hari itu berjalan lancar. Beberapa menit yang lalu, Pria bernama lengkap Richard Tyaga itu baru saja selesai mengucapkan kalimat akad di depan penghulu, menerima Kimi sebagai istrinya dan berjanji akan mencintainya seumur hidup. Kedua pasangan
Malu-malu, begitu lah tingkah Richie dan Kimi sekarang. Mereka duduk bersisian bersandar pada kepala ranjang sambil menekuk kaki. Sesekali Kimi melirik pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.Sekali, dua kali dan pada akhirnya pandangan mata mereka bertubrukan. Jantung Kimi hampir saja melompat, gadis itu langsung membaringkan badannya salah tingkah dan menarik selimut sampai sebatas dadanya.“Ayo kita tidur ini sudah malam!"Kimi memunggungi Richie, ia merapatkan kelopak matanya dan memegang erat-erat selimut di bagian dadanya. Bukankah dia sudah resmi menjadi istri pria itu, kenapa dia malah seperti ini?Sementara Richie juga sama saja, dia malu memulai sesuatu yang memang sudah semestinya dilakukan pasangan pengantin baru.Berbeda dengan kakaknya yang seorang mantan casanova, ini jelas kali pertama Richie berada satu ranjang dengan wanita, apa lagi wanita itu sudah resmi menjadi istrinya. Namun, Richie tidak ingin memaksa, ia merasa Kimi belum siap untuk menerimanya, lagi pula ti
Sungguh jika ada pria baik-baik di dunia ini yang masih tersisa, Richie adalah salah satunya. Meskipun besar dan lahir di tengah keluarga yang kaya raya. Dia sama sekali tidak pernah arogan apa lagi membangga-banggakan hartanya. Memakai mobil, baju bahkan bergonta-ganti jam tangan mewah adalah hal yang biasa untuknya, karena sejak lahir dia juga sudah bergelimang harta, apa yang dia kenakan dan apa yang dia tampilkan jelas sesuai dengan kemampuan finansialnya. Dan gadis yang beruntung mendapatkan pria itu sebagai suaminya adalah Kimi Zia Azzahra, dokter cantik yang sudah dari setengah jam yang lalu mengurung dirinya di dalam kamar mandi.“Kim… sayang!” panggil Richie dari atas ranjang, sesekali bibirnya tersenyum sambil memutar-mutar kotak tisu galon dan mengingat bagaimana isinya tersipu malu ketika dia meledeknya tadi. “Enyahkan dulu barang laknat itu dari tanganmu,” teriak Kimi dari dalam kamar mandi, gadis itu duduk di atas closet yang tertutup dan enggan untuk keluar dari sana.
Kimi menatap villa milik Richie yang terlihat sangat megah. Malu-malu ia menerima uluran tangan suaminya yang sudah membukakan pintu untuknya. Setelah menempuh kurang lebih dua jam perjalanan, mereka tiba di sana. Karena akan ditinggali sang pemilik selama dua hari tiga malam, penjaga villa pun sudah membersihkannya. Bahkan, kamar utama yang akan ditempati sang tuan terlihat sangat bersih dan romantis. Aroma vanilla menusuk indera penciuman Kimi saat pintu dibuka, benar-benar menenangkan. Lelahnya bahkan sedikit berkurang karena keindahan villa ditambah dengan hijaunya hamparan kebun teh yang menyejukkan mata. Kimi memilih berdiri di teras samping. Menarik napas dalam-dalam karena udara begitu segar. Paru-parunya terasa sangat dimanjakan. Gadis itu hampir merentangkan ke dua lengan saat Richie tiba-tiba memeluknya dari belakang. Keduanya tersenyum, Richie menggelayuti Kimi manja dan membisikkan kata-kata cinta. "Jadilah milikku seutuhnya," bisik Richie mesra. Kimi pun menganggu
Seolah tenaganya dikuras dan dihisap oleh sang suami, Kimi benar-benar lemas. Bahkan untuk beranjak dari atas ranjangnya saja dia seperti tidak memiliki daya. Udara dingin masih terasa meskipun matahari sudah sedikit meninggi. Richie kembali berbaring di samping sang istri, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Kimi dan memberikan kecupan di kening. “Terima kasih istriku,” ucap Richie mulai mencoba menggoda lagi. Kimi benar-benar membuatnya merasa menjadi laki-laki paling bahagia di dunia ini.Sepertinya Kimi gampang sekali tersipu malu dengan ucapan pria itu, terbukti pipinya kini merona merah kembali. Terlebih Richie mengangsurkan tangan untuk membelai-belai perutnya.“Apa akan langsung jadi dedek bayi?” harapnya.“Apa kamu ingin kita segera memiliki bayi?”Kimi kini tak memikirkan rasa malu lagi, semalam bahkan Richie sudah melihat apa yang ada di dirinya tanpa terkecuali. Ia mengangkat ke dua lengannya dan meminta suaminya itu untuk memeluknya. Kimi mencurukkan kepalanya ke leher R