Lahat ng Kabanata ng DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU: Kabanata 71 - Kabanata 80
102 Kabanata
Bab 71
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 71PoV NADYA"Ayo semangat!"Aku nyengir mendengar Aryan berteriak seakan sedang menjadi supporter sepak bola. Dia lalu berjalan ke dapur, hendak membuatkanku susu almond. Aku tengah memangku Vio, menyodorkan pu*ing payudaraku ke bibir mungilnya yang kini sibuk menjilati dan berusaha menghisap. Di hari pertama kemarin, belum ada setetespun ASI yang keluar sehingga membuatku sedih. Tapi setelah hari ketiga, aku bisa tersenyum karena akhirnya, ASI ku keluar meski baru satu dua tetes saja. Vio yang awalnya terbiasa memakai dot selama tiga minggu ini, awalnya menolak dan menangis keras. Dia mengalami bingung puting. Tapi dengan kesabaran dan ketelatenan, bayiku akhirnya bisa menyusu lagi."Harus sering sering disusui ya Mbak. Dan kalau bayi tidur, bisa dirangsang dengan alat pompa. InsyaAllah kalau tekad Mbak Nadya kuat, adik Vio bisa minum ASI lagi."Bu Farida sang konselor laktasi yang kami kunjungi sangat ramah dan membantu. Dia mengajariku bagaimana p
Magbasa pa
Bab 72.
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 72"Nadya, tolong aku Nadya. Mas Hendra sepertinya kena serangan jantung. Aku harus bagaimana?"Aku terdiam sejenak dengan hati berdebar. Wajah Sindy yang polos dan memelas seakan membayang di wajahku. Juga kata-katanya di pemakaman Tante Liana kemarin. Dia rela berpura-pura atas kematian madunya demi meraih simpati orang lain. Dia membuang identitas demi hidup nyaman berlimpah harta, bahkan tak mengakui hubungan darahnya dengan sang kakak. Bagaimana aku harus percaya pada orang seperti dia?"Nadya…""Sindy, Kau salah menghubungi orang. Seharusnya yang kau panggil itu dokter, bukan aku. Lagi pula, bukankah kau bisa menyetir? Di rumahmu ada ART kan? Bawalah Om Hendra ke rumah sakit.""Tapi aku…""Maaf ya. Ini sudah larut malam. Aku tadi lupa mematikan ponsel. Bye Sindy. Segeralah hubungi dokter." Ujarku lalu menyudahi percakapan dan mematikan ponsel tanpa menunggu jawaban darinya..Apa sebenarnya yang ingin dia rencanakan? Tiba-tiba saja, aku teringat
Magbasa pa
Bab 73. Bertahanlah, aku menunggumu disini
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 73"Nadya… Sayang…"Ada yang menepuk-nepuk pipiku. Lalu sepasang tangan memeluk tubuhku yang menegang. Ponsel ditangan, yang tanpa sadar ku cengkraman erat-erat ditarik orang. Lalu suara isak tangis samar terdengar.Allah, aku rasanya tak ingin bangun lagi jika kenyataan yang nanti akan kuterima terlalu menyakitkan. Tidak cukupkah aku kehilangan Mama dan Papa. Kenapa harus Intan juga?Tiba-tiba suara tangis bayi melengking, membuatku terkejut. Reflek, aku melepaskan diri dari pelukan sosok tubuh beraroma maskulin yang sangat kukenal tadi. Aku membuka mata dan mendapati Vio menangis keras dalam gendongan Mbok Asih. Mbok Asih sendiri sibuk menenangkan Vio sambil mengusap air matanya sendiri.Aku mengerjakan, mengulurkan tangan hendak mengambil Vio, tapi tangan Aryan menahanku."Kau yakin kuat menggendong Vio?"Aku mengangguk, merasakan dadaku yang mengeras, merespon suara Vio yang meminta ASI. Aryan memberi isyarat pada Mbok Asih, yang segera memberikan
Magbasa pa
Bab 74.
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 74Aku melangkah ke bibir danau dengan tangan tetap dalam genggaman Aryan. Air danau yang pekat di malam seperti ini membuat hatiku gentar. Jika dari atas saja aku merasa takut, apalagi Intan di dalam sana. Danau ini luas sekali. Tentu saja, setelah Danau Toba, Danau Ranau adalah yang terbesar di Sumatera. Danau dengan pemandangan indah yang memanjakan mata ini telah menelan sahabatku."Kami sedang bersampan, tapi ponsel Intan jatuh. Dia terkejut dan refleks menjangkaunya. Sampan kehilangan keseimbangan hingga dia jatuh ke dalam air." Ujar Surya tadi."Tapi Intan itu seorang perenang Surya. Bagaimana caranya dia tidak bisa menyelamatkan diri?" Tanyaku tak percaya.Surya tertunduk."Kami bersampan sampai ke tengah. Kata Intan untuk terakhir kalinya sebelum pulang.""Dan kau? Apa yang kau lakukan?""Maaf, aku tidak bisa berenang Nadya.""APA?!""Ssstt… sayang…" Aryan menarikmu, memeluk bahuku. Dia membiarkanku menangis untuk kesekian kalinya."Jangan me
Magbasa pa
Bah 75. Hantu?
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 75Aku tiba di rumah yang telah tiga hari kutinggalkan. Aryan langsung ke rumah Bunda mengantarkan ASIP. Di kuncinya pintu dari luar begitu melihatku berbaring lunglai seakan tanpa daya. Aku menatap langit langit kamar, pada plafon ukir berwarna putih yang melukiskan wajahnya.Setelah tiga hari berlalu dan Intan belum juga ditemukan, polisi mulai pesimis dia masih hidup. Danau yang luas menyulitkan pencarian sementara waktu terus berjalan. Air mataku menitik. Bagaimana bisa kau meninggalkan aku begitu saja In? Dan apa maksud tulisanmu itu? Perempuan lain di hati suamiku.Apakah benar itu hanya judul novel yang akan kau tulis? Atau memang itu petunjuk darimu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Surya? Wanita yang sedang bulan madu, apakah punya waktu untuk sekedar memikirkan alur novel?Aku biarkan air mataku terus turun. Sambil memeluk guling, aku berusaha memejamkan mata. Sudah tiga hari aku tidak tidur dengan benar. Rasa lelah, ngantuk dan pikiran
Magbasa pa
Bab 76. Surya san Sindy
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 76Mbok Asih gemetar, wajahnya pucat pasi dan dia terus menunjuk nunjuk ke arah ruang tamu dengan ujung telunjuknya yang bergetar getar. Ketakutan di wajahnya menular padaku."Ha… hantu?"Mbok Asih mengangguk kuat kuat. Aku melirik jam. Baru jam sebelas malam. Aryan belum pulang, mungkin sebentar lagi.Selagi aku dan Mbok Asih bingung hendak melakukan apa, pintu depan diketuk. Sebuah ketukan lembut dan halus, seakan akan dia tak ingin didengar, tapi juga ingin diketahui, menggema di tengah malam yang sepi. Mbok Asih mengkeret, dia memegang tanganku kuat kuat."Itu hantunya Mbak!"Aku tertegun. Mana mungkin hantu mengetuk pintu? Lalu, Tiba-tiba saja kudengar sebuah suara yang amat kukenal berseru memanggil namaku."Nadya!"Aku terkesiap. Itu suara Intan! Ya Allah, itu benar suara Intan. Apakah aku sedang bermimpi?Kali ini ketukan di pintu disertai suara Intan memanggil namaku berulang kali. Tanpa sadar aku menepis tangan Mbok Asih dan berlari menurun
Magbasa pa
Bab 77. Intan dan Salma
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 77PoV INTANAku terus berenang menuju tepian danau di sisi lain cottage. Tapi air yang dingin membuat kaki dan tanganku terasa berat sekali. Aku mendorong dorong kaki, berusaha melepas sepatu yang kupakai agar lebih ringan. Berusaha tenang, meski jantungku terus berdegup kencang. Danau ini luas sekali, dan demi menghindari Surya, aku berenang menjauh hingga agak ke tengah. Mampukan aku mencapai tepian? Oh Tuhan aku tak bisa membiarkan kedua manusia zalim itu menguasai hartaku. Aku lebih rela memberikan semuanya pada anak yatim dari pada dia.Hupp… sepertinya aku mencapai tepian. Terasa ada yang menggores pipiku, mungkin ranting kayu. Rasanya perih. Tapi aku tak bisa lagi memikirkan perasaan sakit itu karena ada yang jauh lebih sakit di dalam sini, di hatiku. Aku menggapai ke atas, berusaha mengangkat tubuh. Rasa lelah karena berenang bermeter meter jauhnya, di air yang dingin seperti es sementara hari masih subuh membuatku kehabisan tenaga. Aku nyari
Magbasa pa
Bab 78. Pengakuan Sindy
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 78Begitu masuk ke dalam rumah, Aryan terpana melihat dua sosok asing dengan penampilan misterius yang berdiri di dekatku. Tapi kemudian dia mengenali bahwa salah satunya adalah Intan. Tampak jelas keterkejutan disana, rasa tak percaya, bahagia, juga sedih melihat keadaan adik sepupunya yang kurang terawat itu. Tenggorokanku sendiri tercekat oleh rasa haru. Bagi Intan, Aryan dan Ayah Bundanya adalah keluarganya yang terdekat sementara Tante Rosa masih di Amerika."Intan…" Desis Aryan.Dan Intan langsung menghambur ke dalam pelukan suamiku. Dia terisak isak disana sementara mata Aryan sendiri berkaca kaca. Pertemuan yang tak pernah disangkanya akan terjadi."Apa yang terjadi?" Tanya Aryan begitu Intan melepaskan pelukannya. "Dan kau?" Aryan kini menatap Salma yang menunduk."Ini Salma Bang." Jawabku.Aryan tersentak."Tenanglah Bang. Aku akan menceritakannya. Sekarang, bagaimana kalau kita biarkan mereka istirahat dulu? Besok aku akan memanggil dokter
Magbasa pa
Bab 79. Hari yang tak terlupakan
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 79"Apakah sudah cukup semua yang kau ingin tahu tentang diriku, Nadya?"Sindy berdiri, dia sama sekali tidak tampak mabuk. Sesaat, aku terkejut melihatnya. Dia tahan sekali minum bergelas gelas anggur tapi tak memberi efek apa apa. Dan dia, pandai sekali bersandiwara. Beberapa detik lamanya kami saling bertatapan. Sebelum akhirnya dia tertawa terbahak bahak penuh kemenangan."Kaget? Yeay! Kamu kena prank!" Serunya sambil bertepuk tangan. "Kau lupa ya? Aku ini penjahat. Minuman seperti itu ibarat air putih bagiku."Aku berusaha untuk tetap tenang. Ingat, selalu ada Plan B untuk setiap rencana. "Ah, nggak juga. Aku tahu kok kalau kamu cuma pura pura mabuk." Ujarku. "Okelah kita perjelas saja. Sepertinya aku sudah cukup mendengar semua yang kau katakan. Jadi apakah kau mau ikut secara sukarela denganku ke kantor polisi?"Dia menghentikan tawanya secara mendadak."Apa? Kau kira aku gila ya? Hey…" Dia melambaikan tangannya di depan wajahku. "Kau terperan
Magbasa pa
Bab 80. Hari yang tak terlupakan 2
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 80PoV INTANAku berjalan dengan langkah lambat memasuki ruang acara pelantikan. Ruangan yang didesain terlalu mewah untukacara pelantikan. Mendengar suaraku, para hadirin yang datang, serentak menoleh. Dapat kulihat mata para staff yang terbelalak melihatku. Para wartawan yang langsung hendak menghampiri, namun kucegah dengan mengangkat tangan, dan tentu saja, keluarga Surya yang menjerit histeris. Semua itu berpadu bagai adegan film. Namun yang menjadi fokusku adalah lelaki yang berdiri di belakang podium. Lelaki yang beberapa bulan lalu melambungkan Asaku untuk hidup normal usai mendapat status sebagai mantan narapidana. Satu-satunya lelaki yang pernah membuatku jatuh cinta. Dan lelaki yang menorehkan luka teramat dalam di hati dan hidupku.Aku mengunci tatapan mata Surya yang tampak sekali gentar, lalu berpaling dan berjalan menuju perlengkapan sound system. Kuulurkan tangan yang memegang flashdisk berisi rekaman suara Surya di cottage tempo hari
Magbasa pa
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status