Lahat ng Kabanata ng Wanita di Pusara Suamiku : Kabanata 31 - Kabanata 40
60 Kabanata
BAB 31
"Kamu sudah yakin melepaskan rumah itu?" tanya Karina saat Mala menemuinya di butik milik wanita itu. Semenjak menikah Karina memang diminta untuk resign dari pekerjaannya. Beruntung niatnya membuka butik sendiri agar memiliki waktu yang lebih fleksibel disetujui oleh suami dan keluarganya. Mala mengangguk. Ditatapnya gaun-gaun pesta yang dijejer rapi di ruangan berukuran delapan kali tujuh meter di lantai dua ruko milik Karina. Terdengar suara embusan napas dari wanita di depannya. "Aku mendukungmu. Lekas pergi, setidaknya kamu bisa melepas sedikit bebanmu saat mengingat rumah itu." Karina menyesap kopinya perlahan. Aroma kopi menguar di ruangan itu. "Kapan kamu meninggalkan rumahmu?" tanya Karina. "Lusa. Rencana hari ini ke rumah di Golden, aku harus memastikan barang-barang apa yang akan kubawa dan kutinggal nantinya.""Yang jelas kenanganmu dengan Bayu harus kau tinggal seiring kepergianmu dari sana. Ingat Mala. Kau sangat berhak hidup lebih baik bersama Kinanti. Berjanjilah u
Magbasa pa
BAB 32
"Dimana kau, Mala? Mengapa rumah terkunci rapat? Dan wanita gila pengasuhmu itu pun tak ada di rumahnya!" teriak Bu Rahayu pada menantunya via panggilan telepon. Mala menjauhkan ponselnya dari telinga. Perjalanannya menaiki kereta bersama Kinanti sudah hampir membawanya ke Stasiun Purwokerto. Rumah yang sudah beralih tangan pun resmi ditinggalkannya dua hari yang lalu. Pantas saja rumah itu sudah dikunci rapat, anak dan menantu Bu Haryo belum menempatinya karena masih dinas di luar kota. Jika pun rumah itu berpenghuni, sudah dipastikan mertua Mala tak bisa melenggang seenaknya sendiri seperti kebiasannya yang sudah-sudah. "Lekas pulang, buka pintu gerbangnya. Kasihan Alvaro sudah menunggu lama. Anak Bayu kepanasan!" Anak Bayu? Rasanya Mala begitu muak mendengar ucapan mertuanya. Hatinya kebas dan tak peduli dengan apapun yang menimpa anak itu. Terkesan jahat, tapi lagi-lagi kesalahan orang tuanya membuat Mala memilih bersikap demikian. "Mala, kau dengar? Alvaro kepanasan!" Te
Magbasa pa
BAB 33
Mala memilih memusatkan pandangannya pada ponsel di tangan kirinya. Dia memesan taksi online yang akan membawanya ke rumah sang nenek yang memang tak begitu jauh dari stasiun. Mala meminta izin pada driver untuk membuka jendela mobil saat melewati jalanan. Sesekali dia tersenyum saat tempat-tempat yang dia lewati mengisahkan cerita tentangnya di masa lalu. Sekolah dasar tempatnya menimba ilmu, dimana kaki polosnya pernah dengan begitu rutin menapaki jalanan berbatu ke gedung tersebut. Bukan tak punya sepatu, tetapi karena dia ingin sepatunya cepat rusak jika digunakan terus-menerus. Dia memilih memakainya saat sudah di sekolah sehingga sepatu yang dibeli setahun sekali itu tak lekas rusak. Banyak sekali perubahan yang sudah terjadi di tempat masa lalunya. Villa dan Hotel yang dulu jarang kini bermunculan layaknya cendawan di musim hujan. Mala masih ingat gedung hotel lima lantai itu dulunya adalah kebun-kebun milik petani yang kini berubah menjadi bangunan yang kokoh. "Sudah sampa
Magbasa pa
BAB 34
Mala terpaksa pulang lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukannya di awal. Bude Rumi memberi kabar yang sangat membuatnya terkejut. Dia mengatakan bahwa mertua Mala serta anak-anaknya memaksa meminta kunci rumah pada keluarga Pak Haryo. Entah dimana muka Mala pada keluarga bersahaja itu. Bagaimana mungkin rumah yang sudah sah beralih tangan justru dijadikan ajang rebutan oleh keluarga mendiang suaminya. Mala sengaja langsung menuju rumah Bude Rumi setelah wanita itu mengabarkan bahwa kondisi makin tak karuan. Mala sudah mempersiapkan diri dengan baik. Dia sudah punya gambaran apa yang sedang terjadi di rumah wanita yang selama ini sudah menganggapnya keluarga. Ada rasa tak enak pada wanita itu. Sekian kali harus direpotkan dengan urusan Mala dan keluarganya. "Wah, habis liburan?" Suara mertua Mala terdengar sumbang di telinga. Mala hampir membelalakkan mata setelah melihat kondisi ruang tamu rumah Bude Rumi yang penuh dengan kardus barang. Bahkan koper yang jumlahnya lebih dari
Magbasa pa
BAB 35
"Apakah keluargamu juga bergantung pada pemberian suamiku? Bukankah usaha ayahmu mengalami gulung tikar belum lama ini? Lucu sekali suami kita itu. Entah pantas kukatakan bodoh atau tidak, dia benar-benar memalukan. Dibuang karena dianggap belum mapan, lalu saat karirnya naik dengan bodohnya dengan sangat rela menerima barang yang sudah dibuang oleh pemilik sebelumnya.""Mala! Jaga ucapanmu!" Bu Rahayu berteriak histeris. Dia tak terima dengan ucapan Mala pada anak dan menantu kesayangannya. "Kukatakan jangan berteriak, Bu. Ini bukan tempat kita." Mala menegakkan punggungnya. Tak peduli kilatan sakit hati yang terpancar dari mata Rita."Aku tahu kau dan keluargamu mencari mangsa lain setelah laki-laki yang sudah kau hinggapi itu memilih wanita lain yang lebih memuaskan. Ayahmu bertemu Mas Bayu saat tak sengaja suamiku mampir di restoran keluarga kalian yang saat itu hampir bangkrut. Dengan menjual kisah melankolis dia menebar jaring untuk memperangkap suamiku agar memakan umpan berup
Magbasa pa
BAB 36
Mala meremas kedua tangannya. Perkataan Rita membuat jiwanya terguncang. Dia tak menyangka Bayu memberitahu perihal keluarganya pada Rita. Kekecewaan pada laki-laki itu bertambah berkali lipat karena mengungkap hal yang ingin Mala kubur dalam-dalam pada orang lain. "Entah bagaimana pun penolakanmu, nyatanya Mas Bayu sudah menikahiku. Sekuat apapun kau menolak kenyataan ini tak akan mengubah kenyataan bahwa laki-laki itu telah memilihku untuk turut serta memiliki jiwa dan raganya. Jadi kukatakan tadi di awal, aku dan Alvaro berhak dengan apapun yang dimiliki oleh Mas Bayu. Meskipun secara hukum kami tak memiliki hak, tetapi aku yakin nuranimu tak sekejam itu, Mbak." Mala tersenyum miris. Dia belum bersuara demi mendengar kalimat pembelaan seperti apa yang akan diucapkan wanita itu. "Sudahlah, Mbak. Kembalikan rumah itu. Mas Bayu memang berencana memberikan rumah itu pada kami, selepas dia menceraikanmu." Mala benar-benar hampir tak bisa menahan emosinya. Entah siapa yang harus dia
Magbasa pa
BAB 37
"Kalian mencintai Mas Bayu karena dialah satu-satunya ladang uang bagi kalian. Jika dia tak mampu memberikan apa yang kalian mau, tak mungkin kalian akan merasa begitu kehilangan suamiku. Aku tahu jika dia berkewajiban menafkahi Ibu setelah ayah mertua meninggal. Aku ikut banting tulang agar kebutuhan kita semua tercukupi. Bahkan Mas Bayu yang tadinya hanya karyawan biasa kini memiliki posisi yang begitu menjadi idaman seluruh karyawan di kantornya. Karena siapa? Karena aku yang rela menyisihkan gaji Mas Bayu untuk kuliah lagi dan hingga mampu meraih posisinya sekarang. Sayangnya dia takabur, tak pandai bersyukur. Atau bisa juga kukatakan bodoh. Setelah keadaannya membaik, dia terpikat cinta lamanya kembali. Entah tawaran seperti apa yang wanita itu janjikan hingga dia tega merusak hubungan orang lain. Masuk ke dalam keluargaku dengan alibi rendahan, menjual kisah sedihnya pada suamiku. Dan kalian semua, ya kalian semua. Mendukung kisah cinta yang tak selesai itu tanpa ada rasa dosa
Magbasa pa
BAB 38
Mala benar-benar membuktikan kalimatnya. Dia tak peduli lagi dengan sumpah serapah Bu Rahayu padanya sebelum meninggalkan rumah Bude Rumi. Tatapan kebencian tak lagi menggoyahkan kebekuan di hatinya. Tanpa Rita menjelaskan isi hati Bayu pun Mala sudah tahu bagaimana bersikap pada orang-orang itu. Apalagi sekarang, wanita itu tanpa sadar telah membuat Mala makin memupuk kebencian para pelaku penghianatan. Mungkin maksud Rita adalah dia ingin meruntuhkan kepercayaan diri Mala yang tetap terpancar meski penghianatan suaminya sudah nyata adanya. Tetapi lagi-lagi dia gagal, Mala mengokohkan dirinya menjadi sosok yang sangat tangguh. Seperti hari ini, saat Mala kedatangan orang tua Rita. Dia sudah paham dengan maksud kedatangan kedua orang itu ke rumah barunya. Mata suami istri itu menelisik setiap sudut rumah Mala yang kini terlihat makin pantas. "Tentu kamu paham dengan maksud kedatangan kami kemari, Mala." Suara bariton ayah Rita membuka kebisuan yang selama beberapa saat tercipta. M
Magbasa pa
BAB 39
Orang tua Rita tertegun mendengar penuturan Mala. Benar sekali desas-desus jika wanita yang terbiasa tampil tenang itu mampu mengeluarkan kalimat yang membuat lawan bicaranya tak berkutik. "Tetapi kau tak boleh egois!" Suara bariton ayah Rita kembali terdengar setelah beberapa saat tenggelam dengan sikap Mala yang masih duduk tenang. Aura wanita itu lain, dia bukan seorang yang mudah ditaklukan seperti yang sebelumnya. "Egois di bagian mana, Pak? Justru kalau kalian ngotot seperti ini kalianlah yang egois. Sekaligus tak tahu malu," ucap Mala penuh penekanan. Ibunya Rita hampir kelepasan mengontrol emosinya. Perkataan Mala benar-benar membuat harga dirinya hancur. Meski pada kenyataannya, sikap mereka yang rakus itulah yang membuat sosok orang tua itu tak berharga sama sekali. "Jangan mengatai kami sesukamu. Kubilang langkah yang diambil Bayu dan Rita sudah tepat. Kau dzalim jika membiarkan mereka tersiksa dengan perasaan mereka yang ingin memiliki satu sama lain. Harusnya kamu paha
Magbasa pa
BAB 40
"Kalian memang keluarga parasit tak tahu malu. Masuk menjadi pihak penghancur rumah tanggaku. Kini pun merusuh di harta yang ditinggalkan Mas Bayu padahal kalian tahu anak kalian tak berfungsi apapun di dalamnya. Apakah segala hal yang kalian katakan akan membuatku luluh memberikan sedikit apa yang ditinggalkan Mas Bayu untuk kalian? Jangan berharap, karena aku tak akan memberikan seujung kuku pun! Bekerjalah jika menginginkan sesuatu. Jangan menjadi pengemis untuk wanita yang sudah kalian curi suaminya!" "Setidaknya izinkan ibunya Bayu dan adiknya tinggal disini! Kau lebih lama hidup sebagai menantunya dari pada anakku! Mengapa mereka justru tinggal di rumah sempit kami?"Bola mata Mala membesar. Cukup jelas apa yang diucapkan oleh Pak Munandar. Jadi inilah tujuan sebenarnya dia datang kemari? Mala sedikit syok mendengar mertuanya kini menumpang di rumah orang tua Rita. Meskipun rumah itu dibeli suaminya untuk mereka, rasanya tak etis jika kedua keluarga yang sama-sama menyerang Mala
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status