All Chapters of Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier : Chapter 11 - Chapter 20
231 Chapters
BAB 11
BAB 11Mantan Ibu Mertua (2)"Oh iya... ngomong-ngomong...apakah Ibu tak mau melihat mereka bertiga?" tanyaku retoris. Aku yakin dia tak ingin melihat keadaan cucunya. Jika dulu saat menjadi menantunya saja dia enggan bermain dengan anak-anakku. Apa lagi sekarang? "Sekali lagi, jangan sampai kejadian seperti tadi terulang lagi. Aku tidak mau keluarga besar Soraya malu dengan perbuatanmu!"Aku agak tersentil saat dia dengan begitu mengkhawatirkan keluarga besannya. Tentu berbanding terbalik dengan caranya memperlakukan orang tuaku yang dianggapnya tak akan pernah sebanding. "Apakah keluarga Soraya tidak malu anaknya menjadi maling suami seorang istri dan ayah tiga orang anak?" tanyaku kembali. Mata wanita itu membesar bersamaan dengan selesainya kalimatku. Kulihat Bu Mirna gelisah dengan duduknya. Tak lama, dia berdiri setelah menghujamkan pandangan matanya padaku. Tanpa kata permisi, dia berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil yang menunggunya dari tadi. Aku mencoba menentramkan d
Read more
BAB 12
Bab 12Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 12 ) Rizki Tak Terduga Berkali-kali aku bersyukur saat menghitung omset yang kudapatkan hari ini. Warung makan ayam bakar yang kurintis perlahan merangkak naik. Ayam bakar yang tadinya terjual puluhan porsi kini sudah menyentuh angka seratus ke atas. Bahkan pernah hampir seribu porsi saat beberapa sekolah mengadakan acara bersamaan. Biasanya momen perpisahan sekolah atau ujian yang menjadikan pesanan paket ayam bakar membludak. Hingga beberapa kali kami harus tutup lebih awal. Aku tak mau serakah. Segalanya harus kuukur dengan kemampuanku sendiri dan para pekerjaku. Beruntung sekali memiliki tim yang begitu solid. Karyawanku kebanyakan berusia di bawahku. Sebuah tantangan tersendiri. Mereka yang tengah giat-giatnya mencari nama tentu saja sejalan dengan semangatku yang baru memulai usaha ini. Tetapi di sisi lain aku harus bersabar manakala mereka yang masih labil terkadang bergerak sesuai mood mereka. Tak masalah, sejauh ini aku bisa m
Read more
BAB 13
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier (13)Rizki Tak Terduga 2"Rafli. Saya Rafli Aditama." Kalimatnya membuat mataku melotot tak percaya. Hampir saja aku tak menguasai diri dan bertingkah konyol. "Apakah Anda Rafli Aditama pengusaha retail yang terkenal itu?" Kepalang tanggung, daripada aku mati penasaran. Lebih baik kutanyakan saja. Laki-laki itu tersenyum. Entah maksud senyum apa yang disunggingkannya barusan. "Apakah aku begitu terkenal?" Senyumnya tak berhenti terbit dari bibirnya. Sungguh membuat bagian-bagian di wajah itu saling menyempurnakan satu sama lain. "Ya… saya sering mendengar nama Anda. Pengusaha terkenal di kota ini. Saya sangat tersanjung dengan kehadiran Anda disini, Pak. Tetapi… mengapa Anda justru memilih warung saya untuk menyediakan makanan yang Anda inginkan?" tanyaku dengan jujur. "Kebetulan panti asuhan tempat saya melakukan santunan tidak jauh dari sini. Tentu saja saya mencari restoran yang dekat dengan tempat itu, agar mempermudah prosesnya nanti. Dan
Read more
BAB 14
Bab 14Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 14 ) Egois Hari ini aku sengaja datang ke rumah makanku untuk mempersiapkan pesanan dari Pak Rafli. Putri juga sudah kuminta secara khusus untuk datang lebih pagi. Aku tak ingin pesanna pertama dalam jumlah banyak ini keteteran. Akhirnya sesuai kesepakatan tiga ratus box paket ayam bakar sudah kami selesaikan pukul sembilan pagi. Memang kami biasa menyelesaikan satu jam lebih cepat agar tidak terburu-buru saat mengecek. Kupastikan seluruh paket tersebut tidak ada yang tertinggal. Mumpung hari Minggu, kuajak serta ayah, ibu serta tiga anakku ke warung ayam bakarku. Mereka kuarahkan ke ruang pribadiku di belakang. Sudah kusiapkan televisi serta kasur yang cukup nyaman untuk mereka. Anak-anak sangat antusias bermain di halaman belakang yang memang masih cukup luas dengan pengawasan ibuku. Bahkan berkali-kali Zoya terjungkal saat mengejar langkah kakak-kakaknya di sana. Sementara Ayah membantuku memasukkan tumpukan box nasi ke dalam mobil y
Read more
BAB 15
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier (15)Egois 2 "Ya sudah. Biar aku saja yang nganter makanan ke sana. Aku nggak mau Mbak Vinda dipermalukan!" jawab Putri sinis. Bahkan kedua tangannya disilangkan di dada. Aku terkekeh melihat reaksinya. Dia kira mudah menghadapi manusia-manusia itu. "Sudah. Nggak masalah, Put. Kita harus profesional. Tenang saja, masalah sepele." Aku mencoba memberikan pemahaman pada gadis itu. "Apakah nggak papa? Maksudku. Aku takut… ""Apa? Kau khawatir aku melakukan tindakan bodoh? Meracuni mereka misalnya?" tanyaku dengan gurauan. "Tapi, Mbak. Nggak bakal ada adegan jambak-jambakan kayak di sinetron-sinetron itu, kan?" Aku tersenyum gemas pada gadis yang sudah kuanggap adikku sendiri. Usia yang masih muda nampaknya membuat Putri masih berpotensi meledak-ledak. "Nggak bakal, Put. Aku sudah lulus bagaimana bertindak elegan di depan para penghianat. Kamu tenang saja. Lagi pula aku tak akan mengotori tanganku dan di tempat ini pula. No, aku tak akan menghancu
Read more
BAB 16
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 16) Permintaan Gila"Ada hal lain yang ingin kalian sampaikan?" tanyaku penuh selidik. Kulihat Bu Mirna membetulkan posisi duduknya. "Kami bermaksud memberikan uang hasil penjualan rumah, tetapi … ," Mas Galih menggantung kalimatnya. Kutunggu beberapa dia menyelesaikan kalimatnya. "Tetapi kami akan mengambil Zoya untuk tinggal bersama kami," lanjut Bu Mirna.Aku membelalakkan mata menatap keempat orang tak tahu malu di depanku. Kuremas ujung apron yang kukenakan saat melayani pembeli. Detak jantungku sudah tak beraturan lagi ritmenya. Kupastikan apa yang kudengar baru saja. Mereka menginginkan Zoya? Lututku terasa begitu lemas saat ini. Apakah mereka masih punya akal hingga mengucapkan permintaan segila itu padaku? "Siapa kalian hendak membawa Zoya dari ibunya?" tanyaku dengan suara bergetar. Aku hampir menangis, bukan karena sedih. Tapi karena marah pada manusia terk*tuk di depanku. Mereka mengatakan sesuatu yang sangat menyakiti hatiku. K
Read more
BAB 17
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier (17)Permintaan Gila (2)"Sudahlah, Vin. Kami datang untuk mengurangi bebanmu. Kami kasihan padamu yang harus banting tulang membiayai ketiga anakmu. Bahkan kami akan memberikan separuh uang penjualan rumah itu padamu. Jangan dibuat ribet!" Bu Mirna kembali mengucapkan kalimat yang membuatku makin panas. Kulihat Satrio, bagian logistik rumah makanku berdiri siaga di depan pintu ruang masak. Sepertinya dia jaga-jaga apabila ada sesuatu di luar kendali. "Tutup mulut kalian! Tak akan kubiarkan Zoya berada di tangan kalian. Bahkan aku tak sudi kau yang seharusnya dipanggil nenek, untuk menyentuh kulitnya! Perlukah kuingatkan kembali bagaimana kalian mengusir kami di malam itu? Bahkan aku memohon padamu, Bu. Tak lihatkah anakku yang masih merah itu pergi saat udara sedang dingin-dinginnya? Dan anak yang kalian usir waktu itu sekarang mau kalian ambil? Otak dan hati kalian kemana?" teriakku makin kalap. Kurasakan bahuku terguncang hebat karena beban ya
Read more
BAB 18
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 18 ) Permintaan Gila Mantan Suamiku Parahnya mereka meminta Zoya tinggal bersama mereka. Bahkan aku masih ingat bagaimana khawatirnya malam itu saat aku membawa tubuh mungilnya dari rumah kami. Selimut yang tebal rasanya masih kurang aman dan nyaman melindungi tubuhnya dari terpaan hawa dingin angin malam. Tanpa belas kasih, mereka mengusir kami dari rumah yang selama ini kami tempati. Dan sekarang mereka menginginkan Zoya? Dengan mengimingiku uang hasil penjualan rumah? Yang benar saja. Bahkan aku lebih memilih kehilangan apapun di dunia ini, tapi tidak dengan ketiga anakku. Tidak akan kubiarkan mereka mengambil salah satunya dariku. Aku pulang dari warung makan menggunakan motor maticku. Pikiranku masih tersita pada peristiwa siang tadi. Aku tak habis pikir mereka masih punya muka terang-terangan meminta Zoya, setelah apa yang mereka lakukan. Dan Soraya? Mengapa dia terlihat pasrah ketika Mas Galih dan keluarganya meminta Zoya untuk tingg
Read more
BAB 19
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier (19)Permintaan Gila Mantan Suamiku (2)Aku tersentak. Dadaku bergemuruh. Bila kuikuti egoku, aku ingin segera meraih benda itu dan kulempar ke tong sampah. Nyatanya aku tak tega, melihat bagaimana kedua anakku terlihat menyukai mainan barunya. Tanpa menunggu lama, segera kudekati ibu yang duduk tak jauh dari kami. Matanya menatapku penuh tanya. "Bu, Mas Galih tadi ke mari?" tanyaku sambil menjatuhkan bobot di sampingnya. Ibu menoleh dan mengangguk. Aku menarik napas cukup dalam, berharap sesak di dalam sana lekas terurai. "Sendiri?" lanjutku. "Iya," jawab ibu. Awalnya aku ragu, menyampaikan atau tidak maksud kedatangan keluarga Mas Galih ke tempat usahaku tadi siang. Tetapi kupertimbangkan dengan cepat, aku menceritakan detail kejadian tadi siang. Aku tidak ingin Mas Galih mendapatkan peluang untuk mengambil anak-anakku. Kurasa aku membutuhkan bantuan ibu, mengingat Mas Galih pasti akan sering ke mari saat aku sedang mengawasi warung makank
Read more
BAB 20
Diceraikan Karena Bukan Wanita Karir ( 20 ) Pak Rafli[ Kudengar Soraya bertengkar hebat di rumah orang tuanya. Bahkan suaranya terdengar cukup jelas, kurasa ada hal buruk menimpa keluarga itu] Aku menarik sudut bibir, tertawa sinis dan miris dalam waktu bersamaan. Meski tak mengamini kalimat Melda, nyatanya ada kelegaan tersendiri mendengar keburukan menimpa keluarga para pecundang itu. Akhirnya kuputuskan meminta tolong Melda untuk menyelidiki apa yang terjadi dengan Soraya. Bukan ingin mengetahui urusan orang lain, hanya saja ini menyangkut anak-anakku.Kuceritakan pula tentang keinginan Mas Galih yang ingin mengambil Zoya dari pengasuhanku. Menurut Melda, hal itu tidak bisa dilakukan mengingat Zoya masih berusia di bawah dua belas tahun. Anak korban perceraian yang masih di bawah umur akan diasuh ibunya. Kecuali, didapati kenyataan bahwa sang ibu tidak dapat memenuhi hak-hak anak atau bahkan melakukan tindakan amoral yang bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak. M
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status