Semua Bab Kubuat Miskin Suamiku Dan Keluarganya: Bab 21 - Bab 30
42 Bab
Bab 21
"Mau apa kau menemuiku di tengah jalan begini? ""Aku? Aku rindu padamu Mas. " seketika mataku berbinar mendengar penuturannya, tapi aku sedikit menahan demi gengsi, biar dia tahu siapa Indra itu, tidak akan ada yang mampu menolak pesona dariku yang memang sudah ditakdirkan terlahir dengan wajah tampan. "Sudah kupastikan kau akan rindu denganku, aku ini pria terbaik di hidupmu jadi jangan sok tidak butuh," ucapku jumawa"Ups, tapi bohong, hahahahahaha! " Nia tertawa terbahak seolah sedang mengejekku"Sialan kau Nia! Katakan apa maumu! " hardikku, sungguh aku kesal sudaj dikerjai oleh Nia seperti ini, hilang harga diriku sebagai suami. "Duhileh, udah gak sabar nih ye, oke baiklah klau memang kamu sudah tak sabar, aku menemuimu untuk mengambil milikku, " ucap Nia menatap tajam padaku, dan jujur aku sedikit ngeri melihat wajah Nia yang berubah-ubah seperti ini. "Apa maksudmu? Milikmu yang mana? ""Itu, yang baru saja kau kendarai. ""Apa? Maksud kamu mobil? Tidak-tidak
Baca selengkapnya
Bab 22
"Heh codot! Ngomong apaan sih lo, gak jelas begitu? Nia siapa? Gue gak kenal, kita ini begal, lo serahkan semua barang-barang lo kalo enggak gue hajar nih! " hardik salah satu orang itu. Dan apa katanya tadi? Mereka begal? Jadi mereka bukan anak buah Nia? Waduh, gaswat nih, gimana kalau mereka ngambil jam tangan gue, bisa berabe, gue harus ambil jurus seribu kaki nih. "Ah elah, Bang, baru aja gue dirampok, mobil gue di bawa kabur, masa mau dirampok lagi sih? " ucap ku mencoba bernegosiasi sama ketiga penjahat ini. "Bodo amat itu bukan urusan kita, sekarang cepat serahkan dompet, hape, dan itu jam tangan lo juga siniin, gue tebas leher lo mau! ""Jangan, Bang, iya bentar gue buka dulu nih semuanya," ucapku mengulur waktu mereka. Dan begitu mereka terlihat lengah karena saling mengobrol satu sama lain, aku pun mempraktekkan jurus dadakan ku tadi yakni jurus seribu kaki. Aku berlari sekuat tenaga tanpa mereka sadari lari ku sudah lumayan jauh dari keberadaan mere
Baca selengkapnya
Bab 23
"Dia rekan kerjaku di kantor, ya, gimana lagi, Bu, aku sama Nia sudah lama tak bersama, sedangkan aku pria normal, yah aku yakin Ibu paham lah maksudku, dan lagi aku besok mau menikah siri sama Risa, karena dia hamil anakku. ""Serius kamu Indra? " tanya Ibu dengan wajah yang tak percaya dengan ucapanku. "Serius lah, Bu, masa aku bercanda soal beginian. ""Terus duitnya dari mana walaupun menikah siri kan mesti pake duit?""Ibu tenang saja, besok aku mau jual jam tangan ini, Ibu tau berapa harga jam tangan ini? " aku menatap Ibu sementara itu, Ibu menjawab dengan gelengan kepala. "Tiga puluh juta, " ucapku sedikit tersenyum didepan Ibu. "Ti, tiga puluh juta? Serius kamu Ndra? " aku mengangguk menjawab pertanyaan Ibu. "Wah, kalau gitu cepetan jual Ndra, Ibu akan merestui pernikahan kalian tapi Ibu minta hasil jual jam tangannya ya? " "Beres kalau itu mah, asalkan Ibu dukung Indra.""Ya pasti dukung lah, secara kamu kan anak Ibu, tapi kamu mau menikah apa Nia tau?
Baca selengkapnya
Bab 24
"Hahahaha, Nia, Nia, memang kamu tak pernah berubah ya, aku sangat yakin kamu pasti punya ilmu cenayang, sehingga bisa tau apa yang orang pikirkan. ""Ck, jangankan aku punya ilmu begitu, Ngga, lha aku dengar suara tengah malam saja aku takut, aku hanya bisa menebak padamu saja, itu juga lantaran kita sudah bersahabat sejak lama. ""Ok, ok, baiklah, ya aku menghubungimu memang untuk menanyakan itu, benarkah video yang kau share itu? ""Benar lah, itu kan aku yang ambil sendiri vidionya. ""Astaga, aku benar-benar gak nyangka dia akan melakukan perbuatan hina seperti itu. ""Yah begitulah, itu hanya sebagian kecil dari prahara rumah tangga ku saat ini, selain itu masih banyak masalah besar yang menimpa rumah tanggaku. ""Ya Tuhan, Nia, aku turt prihatin ya, aku tak menyangka rumah tangga yang kulihat bahagia ternyata menyimpan luka begitu besar didalamnya. ""Its okay, aku gak papa, mungkin ini memang ujian rumah tangga ku, tapi soal untuk melanjutkan atau pun be
Baca selengkapnya
Bab 25
"Apa maksudmu? Dan kamu ini siapa kok mengacau di acara pernikahan anakku dan menantuku ini," ucap si Ibu dari jalang. "Apakah kalian tidak tahu jika menantu baru kalian itu suami orang? " tanyaku pada kedua orang tua si gundik, dan benar saja mereka terkejut dengan penuturanku barusan. "Risa! Katakan apakah itu benar! " hardik sang Ayah pada gundik yang ternyata bernama Risa itu. Risa masih bergeming sembari menunduk. "Jawab! Jangan jadi orang bisu! " hardik sang Ayah lagi. "I, Iya, Yah, " jawab Risa dengan terbata. Hemmm, pemandangan yang menarik untuk aku lihat. "Dasar anak tak tahu diri! Kalau tahu dia suami orang tak sudi aku mengijabkan kalian! ""Maafkan aku, Yah, aku terpaksa membohongi kalian, aku sudah hamil. ""Apa! Dasar kau memang benar-benar jalang! Kurang apa aku mendidik dan membesarkanmu selama ini ha! Tak bisakah kau mencari pria yang benar bukan pria bajingan yang sekarang ini! " ucap Ayah Risa setelah puas menampar Risa beberapa kali hingga membu
Baca selengkapnya
Bab 26
"Ini semua karenamu! Kalau saja kau becus menjadi seorang istri, maka suamimu tak akan pernah berpindah ke lain hati seperti ini! " hardik Ibu Risa padaku sebelum akhirnya dia memutuskan untuk menyusul suaminya yang lebih dahulu pergi. Apa katanya? Aku tak becus jadi istri? Kenapa dia malah menyalahkanku? Apakah ini definisi darah tetaplah darah tak bisa berubah menjadi air. Sesalah apapun jika itu anak sendiri maka akan tetap dibenarkan perbuatannya. "Kalian juga kenapa masih disini? Bubar semuanya bubar! " pekik Ibu mertuaku pada para tetangga yang masih menyaksikan keributan ini. [Huuu! Dasar keluarga gila, usir aja mereka, Mbak Nia! Benalu kok dikasih tempat ya begitu menggerogoti] cibir tetangga sebelum mereka meninggalkan rumahku. "Nia, please jangan minta cerai dari, Mas, Mas masih cinta padamu, " ucap Mas Indra saat para tetangga sudah bubar. Perlahan ia berjalan ke arahku lalu meraih tanganku untuk dia genggam, sengaja kubiarkan karena aku ingin tahu apa mau
Baca selengkapnya
Bab 27
 Untuk apa dia memanggil Ibuku?  Apakah dia mau menghentikan kami dan meminta kami kembali tinggal disini?  Yah semoga saja, tapi ternyata harapan tak sesuai kenyataan,  Nia menghentikan kami bukan karena menginginkan kami kembali melainkan ia ingin memeriksa koper yang kami bawa. Tunggu-tunggu, apa-apaan ini?  Apa dia kira kami ini maling,  sehingga harus memeriksa koper kami layaknya kami sudah mencuri sesuatu miliknya? "Ada apa, Nia?  Apa kau mau meminta maaf? " ucapku padanya."Cih,  siapa juga yang mau minta maaf. Aku cuma mau periksa apa yang kalian bawa di dalam koper itu,  bisa saja kan kalian membawa sesuatu yang bukan hak kalian, " ucap Nia sinis. 
Baca selengkapnya
Bab 28
Susah payah aku menelan saliva ku,  aku tahu Nia tidak sedang main-main,  lagian Ibu ngapain sih pake ambil perhiasan mendiang Ibu Nia segala,  aku sangat tahu,  Nia sudah pernah mengultimatum ku, saat aku kekurangan uang,  aku pernah meminta Nia menjual salah satu perhiasan mendiang Ibunya,  Nia berkata jangan sekalipun sentuh apa-apa milik mendiang orangtuanya,  karena itu adalah peninggalan satu-satunya,  jadilah saat itu Nia meminjamkan sejumlah uang,  yang bahkan hingga sampai saat ini uang iru belum aku kembalikan. Tak masalah kan,  toh uang istri juga uang suami,  tapi kalau soal perhiasan yah anggap saja aku berbaik hati mengerti perasaannya soal peninggalan orang tuanya. "Nia,  tolonglah jangan begitu,  dia juga Ibu mertua kamu,  masa tega mau penjarakan Ibu? " ucapku mencoba mengiba pada Nia. 
Baca selengkapnya
Bab 29
Tidak terasa akhirnya kami sudah sampai di kediaman orangtua Risa, kuedarkan pandanganku ke sekeliling,  memang sih rumah orangtua Risa masuk di daerah perkampungan,  tapi semenjak tadi aku tak melihat adanya rumah sebesar rumah orangtua Risa,  jadi aku asumsikan jika orangtua Risa yang paling kaya di kampung ini.  Ah,  aku memang pintar dalam memilih istri,  mereka ternyata orang kaya,  yah meskipun Risa tak sekaya Nia,  tapi tak apa,  seperti ini juga sudah cukup, daripada tidak sama sekali, iy kan readers? "Kalian tunggu disini,  biar aku masuk dan minta ijin dulu sama Ayah dan Ibu, " ucap Risa pada kami.  "Kenapa tak kau biarkan kami masuk Risa?  Setidaknya di teras,  disini panas,  dasar menantu tak tahu diri? " hardik Ibu pada Risa.&nb
Baca selengkapnya
Bab 30
"Janji ya, jangan diulangi lagi kesalahan yang sama,  Ayah sangat kecewa anak yang Ayah besarkan dengan kasih sayang berbuat hal memalukan seperti itu," ucap Ayahku mengelus rambutku. "Iya,  Yah,  Risa janji.""Lalu apa kau mau terus melanjutkan pernikahanmu dengan suamimu itu? " "Tentu tidak,  Yah,  begitu aku tahu belangnya aku berniat menceraikannya nanti setelah anak yang Risa kandung lahir.""Baguslah,  Ayah dan Ibu juga tak bisa berlama-lama menampung mereka. ""Iya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status