All Chapters of Pelakor XXL : Chapter 31 - Chapter 40
50 Chapters
surprise
Reya berjalan bersama Jun, gadis itu berasa sedikit lebih di belakang. Merasa takut sekali, padahal lelahnya belum hilang karena hampir setiap hari habiskan waktu dengan tidur bersama Om Jun. Jun terhenti kemudian menunggu Reya agar berjalan di sampingnya. Setelah gadis itu tepat berada di sampingnya, tangannya bergerak menggenggam tangan gadisnya."Om enggak apa-apa ke hotel ini? Bukan ke apartemen aja?" tanya Reya takut. Jun diam ia malas berdebat. Lagipula tak mungkin Kuki atau Lili datang ke sana malam-malam begini. Ia malas ke apartemen Reya yang berlawanan arah dengan hotel tempatnya menginap. Keduanya kemudian masuk ke dalam lift. Ada pembicaraan karena seperti biasa Jun malas berkata apapun di saat marah seperti ini. Pintu Kemudian terbuka dan Jun lagi-lagi berjalan di depan Reya. Langkahnya kemudian berhenti, menatap wanita yang berada di depan pintu hotelnya, Indi. Jun membeku beberapa saat, kemudian suara pintu lift menyadarkannya dari lamunan. Jantung pria itu berdegup k
Read more
cemas
Reya pagi ini merasa cemas, apalagi Jun belum menghubungi sejak kemarin malam. Semalam beruntung ia melihat Indi terlebih dulu, sehingga bisa ambil langkah seribu untuk meninggalkan tempat itu tanpa ketahuan. "Kok kelihatan cemas banget?" Ratna bertanya kepada sang putri."Nggak apa-apa kok Bu, aku cuman agak cemas aja nanti mau ada pengambilan foto." Reya berkata. "Yang rileks. Kamu pasti bisa ibu yakin kok.""Iya Bu," jawab Reya. "Ya udah, kalau kayak gitu sekarang kamu habiskan dulu sarapanmu." Keduanya kemudian menikmati sarapan pagi yang tadi dibeli oleh Reya. Pagi-pagi sekali Gadis itu sudah terbangun kemudian membeli sarapan nasi uduk tak jauh dari rumahnya. Setelah selesai sarapan dan mencuci piring ia segera berjalan ke rumah Lili. Memiliki janji temu bersama dengan Kuki dan juga Lili. Mereka sudah merencanakan akan melakukan pengambilan gambar di studio foto milik teman Kuki. Letaknya tak jauh dari sana. "Lili." Reya menyapa ketika ia telah sampai di depan pagar rumah s
Read more
perhatian Kuki
Reya, Kuki dan Lili sudah tiba di studio foto milik Arga, teman Kuki. Gadis itu sudah berganti pakaian dan Arga sudah beberapa kali mengambil foto. Hanya saja Reya terlihat tanpa senyum. "Senyum dong Rey," kata Kuki menyemangati.Bagaimana Reya mau tersenyum? Apalagi sejak tadi merasa kalau Indi seolah tengah menilainya. Ia merasa Ind mulai menduga sesuatu dan itu adalah alasan wanita itu datang. Dan juga tentang sindiran tentang cerita yang berbau pelakor, dan ia cukup peka dengan apa yang ditanyakan istri dari kekasihnya tadi. Reya berusaha tersenyum, tapi terlihat kaku sekali. Pikirannya benar-benar dibuat berantakan. Yang ia takutkan adalah ketika sang ibu mengetahui apa yang terjadi. Hubungannya dengan Om Jun tentu bukan masalah besar jika memang mereka harus berpisah. Reya sejak dulu memang ingin lepas dari pria itu. Dan mungkin ini adalah salah satu cara. Namun cara ini jelas mengandung risiko tinggi. Kalau ini tiba-tiba saja datang ke rumahnya dan mengungkapkan semua hal kep
Read more
kemarahan Indi
Setelah acara selesai Jun segera kembali ke hotel. Pria itu berjalan dengan tegas, rahang yang mengeras dan sesekali hela nafas. Apa yang dilakukan Indi benar-benar merusak harinya. Seharusnya selama di sini akan menjadi menyenangkan sekali bersama dengan kekasih yang ia cintai. Setelah sampai di depan pintu kamar ia segera masuk. Bau makanan menyeruak, Jun melangkahkan kaki menuju ruang tengah melihat sang istri tengah merapikan makanan."Aku tadi beli makanan sebelum pulang dari tempatnya Mbak Lis. Aku beli capcay sama ayam mentega kesukaan kamu." Seperti biasa Indi tak memasak sendiri karena ia kurang suka memasak dan menyiapkan segala sesuatu di dapur."Saya mandi dulu." Pria itu menyahut tanpa senyum. Ia lalu berjalan menuju kamar untuk segera membersihkan diri setelah aktivitas seharian ini.Tujuan membiarkan tubuhnya lama-lama di atas guyuran air dari shower. Pikirannya benar-benar kalut akibat kelakuan istrinya yang tiba-tiba saja datang merusak semua hal yang ia rencanakan.
Read more
pesan Ibu
Waktu berlalu begitu saja. Jun masih bisa menahan keinginannya untuk menemui Reya selama hampir dua bulan ini. Namun, pria itu tetap mengikuti semua kegiatan Reya selama mereka berjauhan. Tetap berusaha mengendalikan gadis itu. Hanya saja, saat ini jadi semakin sulit. Apalagi, Reya semakin sulit untuk dihubungi. Ia malas menerima panggilan dari Jun. Karena yang terjadi adalah keduanya selalu saja bertengkar.Jun tak suka kegiatan yang dilakukan Reya, jika berkaitan dengan laki-laki. Dan sering kali gadis itu menunjukkan kegiatan yang ia lakukan bersama laki-laki. padahal mereka hanyalah fotografer atau terikat kerjasama ngonten bareng.Jun tengah sibuk dengan ponsel miliknya. Menunggu panggilan diterima. "Ya om?""Di mana kmu?" "Hmm, di Bandung, aku lagi ada kegiatan Om. Kenapa?"Jun jelas kesal karena ia pasti ke sana dengan pria-pria yang menjadi timnya. "Berhenti aja sih jadi instaseleb itu. Ngapain sih?""Om bukannya kita udah bahas ini? Kenapa masih dibahas lagi?" "Saya cembur
Read more
meet Yuji
"Rey?!" panggilan dari luar rumah terdengar.Itu adalah Lili yang berencana malam ini keluar dengan Reya. Mereka memang sudah memiliki janji untuk bertemu dan berkumpul si sebuah kafe. Keduanya jadi cukup dekat dengan Cakra dan juga Arga teman Kuki. Mereka juga cukup sering menghabiskan waktu bersama. Sekedar menonton atau makan malam di kafe seperti saat ini. Reya berjalan ke luar, menggunakan kemeja juga celana jeans. Tak lupa sedikit merias wajahnya. Setelah menjadi ambasador ia juga dilatih merias diri. Saat ini cara makeup-nya juga sudah semakin baik. Tentu saja itu digunakan untuk menunjang penampilannya."Masuk dulu, ngomong sama ibu." Reya mengatakan itu sambil membuka pintu pagar."Halah, halah anak ibu." Lili meledek, tapi tetap berjalan masuk dan meminta ijin pada Ratih. Sementara Reya menunggu di luar karena ia juga sudah berpamitan tadi. Dan tak mau terus dinasehati oleh ibunya. Setelah Lili meminta ijin, Reya dan Lili segera berjalan ke depan gang. Di sana ada mobil Ca
Read more
tentang Yuji
"jadi Mas Yuji ini orang yang diminta buat jagain aku?" tanya Reya. "Iya Bu," jawab pria itu.Gadis itu kemudian menatap pada Yuji, kesal sekali karena pria di sampingnya itu tak banyak menjelaskan dan lebih banyak menganggukkan kepalanya. Ditambah lagi, ia memanggil Reya dengan sebutan ibu."Mas jangan panggil aku Bu dong. Kamu bilang kita ini pacaran kan? Mana ada orang pacaran manggil pacarnya Bu? Lagian emang aku keliatan kayak ibu-ibu di mata kamu?" Reya bertanya dengan kesal, ia melipat tangan di depan dada kemudian menyandarkan tubuhnya ke tempat duduk.Kedatangan Yuji tadi, jelas sebagai sebuah isyarat agar Reya pulang. Dan ia tak mau cari gara-gara dengan menolak permintaan Yuji. Apalagi ia sudah mengatakan kalau dirinya adalah kekasih Reya.Yuji melirik tak ada senyuman, sejak tadi wajahnya sudah terlihat seperti patung karena kaku dan tanpa ekspresi. Memang begitu sikapnya sejak dulu. "Jadi saya panggil ibu apa?" tanya Yuji. Reya kembali duduk dengar apa pertanyaan itu m
Read more
pacar Reya
Pagi ini Jun sudah berada di kantor. Suntuk kita terus berada di rumah terlalu lama. Bahkan setelah pertikaian semalam ini tetap masih mementingkan kegiatan sosialnya. Pagi-pagi tadi ya berniat untuk berangkat ke Malang. Berniat untuk membagikan sembako dan bingkisan.Jun duduk di kursi kerjanya pria itu tengah mengobrol dengan Yuji untuk mencari tahu apa yang terjadi semalam. "Jadi kamu bilang pacarnya dia kan?" "Iya Pak, sayang ngaku pacarnya. Jadi semalam itu langsung pulang nggak kemana-mana lagi.""Bagus kalau begitu. Jadi saya nggak perlu terlalu cemas di dekat sama laki-laki lain. Nanti kamu balikin aja mobil pinjamannya, lebih baik kamu beli mobil sendiri nanti saya transfer uangnya. Sekalian kamu ajak Reya untuk milih mobil apa yang dia mau. Karena ini mobil untuk menunjang kegiatannya dia.""Baik pak," sahut Yuji. "Kalau begitu saya minta tolong. Tolong kamu jaga dia baik-baik. Dan antar jemput ke manapun dia mau pergi. Termasuk jadwal rutin untuk check up ibunya. Setiap
Read more
Ke Surabaya
Kepergian Reya ke Surabaya, tentu sudah diketahui oleh Jun. Seminggu ini dengan sumringah ia menunggu kedatangan gadis kesayangannya. Berita yang jelas ia dapatkan dari Yuji. Sebenarnya, Reya enggan untk memberitahu. Jun senang sejak pertama kali diberitahu, itu yang membuat moodnya segera saja membaik. Kabar kedatangan Reya ke Surabaya mengikis jarak yang selama ini buat dirinya rindu. Angannya kini rasanya bisa tercapai, ingin bertemu dengan Reya. Memeluk, cium, dan melakukan segalanya dengan si gembil kesayangannya. Di sisi lain, Reya tak bisa merasakan kebahagiaan yang sama seperti Jun. Rasanya berat sekali untuk melakukan pekerjaan ini. Padahal, itu adalah kewajiban yang harus ia lakukan sebagai brand ambassador. Pagi tadi sudah bersiap-siap dan sang Ibu juga sudah menyiapkan sarapan."Nanti ibu nitip Reya, ya nak Yuji." Ratih berpesan kepada pria yang ia pikir adalah kekasih dari anaknya itu. "Iya Bu," ucap Yuji. Reya duduk di samping Yuji. Gadis itu menyajikan makanan ke p
Read more
kerinduan
Pagi ini Indi sudah sibuk dengan segala kegiatannya. Ia berada di Sidoarjo untuk melanjutkan road tour berbagi. Di dalam mobil ia melihat Instagram milik Reya. Di sana di beritahu kalau besok gadis itu akan berangkat ke Surabaya. Indi hela napas ada perasaan berat yang mendadak hadir. Ia melirik pada Rara, tangan kanannya. "Besok, saya ada acara Ra?" Gadis berambut pendek itu anggukan kepala. "Ada pertemuan di rumah Ibu Ela.""Batalin ya, besok saya mau ke kantor bapak."***Jun duduk di sofa menatap pada jendela hotel, sudah cukup lama menunggu. Sudah datang terlebih dahulu untuk menunggu kekasihnya. Ingin meluapkan semua kerinduan yang selama ini ia rasakan. Sudah tak sabar lagi memeluk dan mengecup bibir Reya. Sesekali ia hela napas, dan tak bisa menutupi senyuman yang sejak tadi sesekali terlihat di bibirnya.Jun kemudian mendengar pintu yang terbuka segera saja ia berjalan ke depan dan melihat kekasihnya berjalan masuk. "Rey," sapanya. Reya cukup terkejut karena ia tak mengira
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status