Semua Bab Suamiku Gay?!: Bab 41 - Bab 50
91 Bab
Bab 40 - Bersenang-senang Bersama
Teresia selalu menolehkan kepalanya ke berbagai sisi. Ia tak sedang dikerjai Arga bukan? "Kenapa?" Arga bersuara karena sedari mereka memasuki pintu masuk taman bermain, Teresia tak berhenti menoleh dan menatap bingung pada sekelilingnya. "Tempat ini gak tutup kan? Kenapa cuman ada kita berdua di sini, gak ada pengunjung lain" kebingungannya akhirnnya Teresia suarakan. "Karena aku menyewa tempat ini sampai satu hari ke depan!" ujar Arga dengan nada santainya. Langkah Teresia terhenti dan ia menatap Arga degan bibir terbukanya. "Hah?! Kamu sewa tempat ini?" Arga ikut berhenti melangkah dan menata Teresia dengan senyum lebar, memamerkan kesombongan yang dimilikinya. "Dengan uang aku bisa melakukan apapun" bisik Arga di depan wajah Teresia yang masih menatapnya dengan raut terkejut. Teresia mendengus dan memutar jengah bola matanya "daripada kamu membuang uangmu dengan mengkosongkan tempat ini, l
Baca selengkapnya
Bab 41 - Menyelesaikan Satu Masalah
"Pagi Chef!" Teresia menyapa riang pada dua Chef rumah Ayah mertuanya yang tengah sibuk di dapur itu. "Pagi Nyonya" sapa Chef Radit dan Artur yang tak kalah semangatnya dengan Teresia, kehadiran Teresia dan sikap ceria gadis itu membuat dapur terasa lebih hidup. "Anda terlihat sedang bahagia sekali Nyonya" tebak Chef Radit dengan nada menggodanya membuat Teresia tersipu malu. "Keliatan ya?" kekeh Teresia dan mengambil bakwan udang yang baru saja matang di atas piring. "Wajah anda itu seperti buku yang terbuka Nyonya, kami bisa mudah membacanya" tambah Chef Artur dengan tawa gelinya. Teresia merona, yaa bagaimana tidak bisa menahan wajah bahagianya jika sejak semalam saat ia dan Arga pulang ke rumah, pria itu bersikap manis dengannya, meski Teresia tak tau mengapa Arga mendadak berubah menjadi lebih manis dengannya namun Teresia menyukainya. Bahkan saat tertidur pun pria itu memeluknya dan menggenggam tangannya sepanjang malam. Belum lagi pagi tadi sebelum Arga berangkat bekerja,
Baca selengkapnya
Bab 42 - Pernyataan Cinta Tiba-tiba
Ketika mendengar suara mobil, Teresia tak tahan untuk tak melihat ke jendela namun saat yang datang dan keluar dari mobil bukan orang yang ditunggunya, bahunya lemas seketika. Ini sudah hampir jam makan malam, namun Arga belum juga kembali ke rumah. Pria itu juga tidak mengirimkan dia pesan apapun. Sementara Ayah mertuanya juga sedang tidak di rumah sejak kemarin karena pria itu berkata ingin memeriksa anak perusahaannya yang berada di kota lain, Ayah Romi mengajak Tenzo untuk ikut serta bersamanya hingga kini di rumah Teresia sangat kesepian. Suara mesin mobil kembali terdengar dari luar rumah, hingga Teresia kembali mengintip dari jendela siapa yang datang. Berharap bahwa itu adalah mobil Arga, namun bukan pria itu yang keluar dari mobil jenis SUV berwarna hitam itu terparkir di depan rumah mertuanya dan sosok yang keluar dari dalam mobil membuat kedua mata Teresia terbuka lebar. "Revo?!" Teresia bangkit dari sofa ruang tamu untuk menghampiri adik iparnya yang datang. Sejak ia
Baca selengkapnya
Bab 43 - Ketakutan untuk Ditinggal
Hari ini begitu terasa sangat panjang, Arga yang harus menyelesaikan pekerjaannya lebih lama dari hari biasanya pun sudah tak betah untuk ingin segera  pulang ke rumah. "Punggungku terasa seperti akan patah!" Arga melonggarkan otot-otot tubuhnya, duduk selama berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan serta menandatangani surat-surat yang masuk sungguh membuatnya lelah. Baiklah, hari ini sudah selesai, Arga akan pulang dan memeluk Teresia, tempatnya untuk membuang semua penat yang ada di pundaknya. Bibirnya menyunggingkan senyum hangat hanya dengan memikirkan wanita itu.Di kantornya hanya tinggal tersisa beberapa pegawainya saja, karena sebagian besar karyawannya sudah pulang lebih dulu. 
Baca selengkapnya
Bab 44 - Mabuk dan Meracau
'Plak!'Teresia berhasil melayangkan tamparannya pada pipi Revo. Napasnya memburu hebat.Revo sendiri yang baru saja mendapat tamparan dari Teresia mendadak terpaku. Pria itu tau hal ini lah yang akan didapatinya. "Lo tuh sadar gak sih sama apa yang barusan lo omongin?!" geram Teresia kemudian mengalihkan pandangannya dari Revo, ia tak bisa menatap Revo dengan pandangan sama lagi setelah pria itu dengan jelas mengungkapkan perasaan padanya. "Sangat sadar! Mungkin setelah ini kamu akan membenciku, aku sudah memikirkan resikonya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang ada di hatiku selama ini!" jujur Revo, sua
Baca selengkapnya
Bab 45 - Kecelakaan
Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, dan kehadiran Arga pun tak Teresia jumpai. Melihat kembali ke dalam ponselnya di mana banyak panggilan yang ia lakukan untuk menelepon Arga pun tak suaminya itu angkat. "Apa yang sedang Arga lakukan?!" kesal Teresia menekan rasa khawatirnya karena tak mendapat kabar apa-apa dari Arga. Teresia pun memutuskan untuk tidur di kamar, berharap saat ia bangun nanti pria itu sudah pulang. Sedangkan Arga di tempat lain, tengah dibawa Fredy  ke dalam kamar hotel di clubnya dalam keadaan setengah sadar. Sedari tadi Arga menangis dan meracau mengatakan betapa sakit hatinya karena mendengar perasaan yang Revo punya pada Teresia sedangkan dirinya sendiri belum bisa mengungkapkan perasaannya sendiri. "Kalau gitu pulanglah dan katakan perasaanmu padanya!" geram Fredy karena merasa direpotkan akan kehadiran Arga di club miliknya. "Tidak, tidak, aku takut melihat h
Baca selengkapnya
Bab 46 - Benar-benar Cemburu!
Saat Arga mengerjap dan membuka matanya, yang pertama kali Arga  rasakan adalah rasa sakit di kepalanya dan mual di perutnya, sepertinya karena efek mabuk semalam. Arga mendesahkan napasnya pelan, bodohnya dia yang mengendarai mobil tak berhati-hati dan membuatnya menabrak pohon namun untunglah ia tak mendapat luka serius, karena dari apa yang dirasakan, Arga hanya merasakan sebuah perban yang menutup keningnya, luka yang dia dapat karena terbentur oleh stir kemudinya. "Shit!" makinya pelan atas kebodohannya. Ruangan putih yang sudah ia sadari bahwa kini Arga berada di rumah sakit tanpa siapapun yang menemaninya. Kesendirian yang selalu menjadi temannya setelah kasus pelecehan yang ia dapat. Arga mencoba bangkit dari atas ranjang, dia ingin pulang!Namun saat kepalanya menoleh ke sudut ruangan kamar, kedua matanya membulat sempurna melihat sosok yang tertidur di atas sofa dengan wajah yang tertutup oleh rambut
Baca selengkapnya
Bab 47 - Berbicara Hangat
"Kamu juga makan!" Arga mengambil sendok yang Teresia gunakan untuk menyuapinya itu untuk ia gunakan juga untuk menyuapi Teresia yang sedari pagi tadi juga belum makan sama sepertinya.  Dikarenakan makanan rumah sakit yang menurut mereka berdua tak enak, Arga harus menyuruh pekerjanya untuk membelikan mereka makanan.  Dan kini, mereka berdua pun memutuskan untuk makan di satu piring berdua karena memang Teresia sedang tidak bernafsu untuk makan. Alasannya karena wanita itu tidak senang aroma obat yang sangat kuat saat ia makan di kamar rawat Arga.  "Apa menurutmu Ayah tau aku di sini?" tanya Arga sembari tangannya menyuapi Teresia yang duduk diam bermain ponsel di sebelahnya.  "Tidak, eh atau mungkin tau? Jika Chef Radit kasih tau Ayah, pasti Ayah tau" jawab Teresia kemudian mematikan ponselnya dan mengambil kotak makan di tangan Arga untuk ia suapi lagi pria itu. Namun pria itu menolaknya "kamu habiskan" karena sudah seten
Baca selengkapnya
Bab 48 - Bermanja
Menjelang sore, saat kantung infus Arga sudah habis barulah pria itu diizinkan untuk pulang oleh Dokter. Sedangkan Teresia yang masih menemaninya itu sedikit menjauhinya karena apa yang Arga lakukan tadi di kamar rawat Arga. Arga sendiri tidak mau meminta maaf atau membujuknya, pria itu bahkan masih selalu menggodanya membuat Teresia kesal dan tak menunjukan wajah ramahnya pada Arga. "Teresia, kepalaku sangat pusing loh" Arga menyentuh kepalanya saat Teresia tak sengaja mendorong pelan tubuh Arga agar masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan. Namun karena dorongannya, kepala belakang Arga terantuk oleh sandaran kursi. Meski sebenarnya rasanya tidak sakit sama sekali, namun hal itu Arga manfaatkan untuk mengambil perhatian Teresia yang sangat ahli jika mendiamkannya. "Usap sendiri!" dengus Teresia masih menahan kesal karena kesalahpahaman yang tadi Arga ciptakan di ruang rawat hingga Teresia tak lagi mau mengingatnya na
Baca selengkapnya
Bab 49 - Tentang Rasa
Teresia mendesah hebat saat Arga di bawah sana tak berhenti memainkan miliknya dengan jari dan lidahnya."Arga stoph!! Arghh, sudah cukup!!" Teresia melentingkan tubuhnya dan mencoba menggapai wajah Arga agar tidak terus mencumbunya di bawah sana karena tubuh Teresia sudah sangat lemas atas pelepasannya yang sudah terjadi dua kali.Namun sedari tadi Arga hanya asik memainkan tubuhnya tanpa menyatukan mereka berdua."Aahh, sialan! Kenapa kamu bisa sangat menggoda?!" Arga merangkak dan berhenti di depan wajah Teresia, membagikan rasa wanita itu lewat ciuman yang dilakukannya.Teresia membalas lumatan Arga tak kalah liarnya, jemarinya ia layangkan pada helai rambut Arga yang tebal di tangannya."Aku mau sekarang! Masukkan sekarang Arga!" pinta Teresia melingkarkan kedua kakinya di pinggul Arga, meminta pria itu agar mempercepat kegiatan mereka.Arga sendiri yang juga sudah tak tahan pun memposisikan dirinya tepat di depan Teresia dan dengan sek
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status