Semua Bab Suamiku Gay?!: Bab 31 - Bab 40
91 Bab
Bab 30 - Mengulang Kejadian
"Makan yang banyak, habiskan jika bisa" Arga menyodorkan beberapa bungkus makanan yang baru datang dari restoran pesanannya. Teresia membuka bibirnya tak percaya, Arga seolah memesan porsi untuk lima orang, karena banyak sekali makanan yang pria itu pesan. "Kamu yang benar aja!" Teresia terperangah menatap banyaknya makanan yang mengisi meja di hadapannya."Kenapa?"Teresia menatap Arga tajam "Kamu tanya kenapa?! Kamu pikir aku serakus apa sampai membelikanku makanan sebanyak ini?!"Arga menatap makanan di atas meja dan kembali pada Teresia yang menatapnya kesal dan tak percaya."Bukankah makan mu banyak? Jadi aku pikir kamu mungkin akan kurang jika hanya ku pesankan satu porsi!"Teresia berdecak kesal "berlebihan tau!"Jika tadi saat makanan itu datang, Teresia yang terperangah akan banyaknya makanan, kini saat keduanya sudah makan justru Arga yang dibuat terperangah oleh Teresia.Tidak rakus katanya?Tapi wanita itu mampu menghabiskan 3 porsi makanan berbeda yang Arga pesan.Dari
Baca selengkapnya
Bab 31 - Makin Nyaman
Kedua mata Arga terpejam erat, keningnya berkerut dalam saat dengan pelan Teresia menelusuri bekas bekas luka di dadanya.Keingintahuannya memuncak, Teresia makin penasaran dengan masalalu Arga."Ahhrga" Arga menahan tangan Teresia kemudian membukanya dan menempelkan wajahnya pada tulang selangka gadis itu. Menghisapnya dan membuat tanda di sana.Arga melakukan itu agar Teresia berhenti menyentuh bekas lukanya yang membuat Arga kembali mengingat rasa sakit saat mendapat luka itu.Tangan Arga bergerak mengusap perut dan dada Teresia lalu meremasnya kasar sebelum tangan satunya merogoh ke belakang dan menurunkan resleting bajunya.Arga mencium bibir Teresia dan menurunkan gaun di tubuh Teresia, menyisakan bra yang digunakan gadis itu.Ciuman Arga turun menuju kedua payudara Teresia memainkannya dan mengeluarkan kedua benda tersebut dari sarangnya.Menggoda serta mencumbunya membuat Teresia terus mengeluarkan desah kenikmatan karena Arga melakukannya.Ini kali kedua Arga melakukan hubung
Baca selengkapnya
Bab 32 - Menjenguk Revo
Setelah hari itu Teresia gagal memberian Arga hasil masakannya. Keesokannya, Teresia pun belajar dengan Chef Raditya dan Chef Artur untuk membantunya belajar memasak. Mereka berdua bergantian memberikan Teresia pelajaran untuk memahami bahan-bahan dapur dan pelajaran memasak dari bahan masakan paling mudah. Sejak pulang dari kantor Arga, tekad Teresia begitu bulat untuk belajar memasak. Meski nantinya Arga akan memarahinya dan melarangnya untuk memasak karena pria itu tidak yakin dengan hasil masakan Teresia. Arga tak mau jujur jika dia mengkhawatirkan Teresia yang takut akan terluka karena benda-benda tajam dan cipratan minyak panas di dapur, hingga alhasil yang Arga lakukan hanya mengejek Teresia sampai wanita itu merajuk dan kesal padanya. Seperti siang ini, Teresia mendengar dengan baik semua masukan dari Chef Radit tentang memasak. "Apa hari ini anda mau coba memasak lagi Nyonya?" Teresia menggangguk "tapi gue mau coba buat kue Chef! Lo bantuin gue ya" Teresia bangkit dari
Baca selengkapnya
Bab 33 - Kedatangan Arga
Rupanya suara yang menginterupsi kata-kata Revo adalah Arga. Pria itu datang bersama seorang Dokter yang berjalan di belakangnya. Tatapan Arga nampak begitu tajam menyorot pada Revo, bahkan saat Teresia sudah berdiri di samping ranjang Revo, pria itu menarik tangan istrinya dan membiarkan Dokter yang dibawanya untuk memeriksa Revo. "Periksa dia Dok" ujar Arga dengan nada dingin. Revo mendesah pelan dan pasrah saat Dokter tersebut mulai melakukan pemeriksaan pada tubuhnya. "Jika aku tidak datang lebih lama, apa yang mau kamu lakukan?!" ujar Arga menahan geram pada Teresia dengan suara pelan namun bisa terdengar oleh Revo dan Dokter yang memeriksa itu. "Apasih! Kita juga gak ngapa-ngapain!" bisik Teresia merasa malu, ia seolah tertangkap tengah selingkuh oleh suaminya sendiri!" Arga mendengus kesal dan melihat pada si dokter yang tengah memeriksa tubuh Revo."Pak Revo hanya kelelahan, saya sudah memeriksanya tidak ada hal gawat yang terjadi. Saya akan menuliskan resep. Obatnya dim
Baca selengkapnya
Bab 34 - Hubungan Langgeng
Revo mengepalkan kedua tangannya erat. Dia tak mengerti mengapa kini Arga terlihat sangat dekat dengan Teresia. Bukankah Kakaknya itu membenci wanita? Namun melihat Arga yang tak ingin meninggalkan Teresia berdua bersamanya mencipta rasa takut di hati Revo. Sungguh pria itu takut Kakaknya mulai serius menjalani hubungan dengan Teresia. "Tidak! Tidak mungkin! Kakak tidak suka Teresia!" Revo menggeleng dan memukul kepalanya, ia tidak mau itu terjadi. Revo menenangkan hatinya sendiri, mencoba berpikir positif. Saat ini dia harus mulai bergerak, setidaknya Revo ingin Teresia tau tentang perasaanya, ia menyesali mengapa Arga datang di saat yang tidak tepat di saat ia ingin menyatakan perasaanya pada Teresia. "Sial, sial, sial!" *** Teresia mengerang keras saat Arga tak menyudahi ciumannya, bahkan tangan pria itu sudah menjamah ke dalam bajunya dan memainkan salah satu payudaranya. "Arga ... Kita di tempat umum" bisik Teresia kemudian menggigit tangannya sendiri saat jemari A
Baca selengkapnya
Bab 35 - Menginap
Teresia dan Arga kembali ke apartemen Revo tidak kurang dari waktu satu jam. Karena keduanya memang hanya membeli obat saja sementara makanan dan camilan yang Teresia ingin sudah dibeli secara online, mereka hanya tinggal mengambilnya di resepsionis. "Terimakasih Mbak" ujar Teresia mengambil pesanannya di meja resepsionis kemudian menyusul Arga yang sudah menunggu di depan lift. "Sudah" ujar Teresia menunjukan dua kantung plastik putih pada Arga. Pria itu mengambil alih kedua kantung plastik putih itu dan membawanya bersamanya. "Kita mau temani Revo sampai kapan?" tanya Teresia pada Arga setelah pintu lift tertutup. "Kita makan dulu, lalu pulang" jawab Arga yang diangguki oleh Teresia. Arga memejamkan kedua matanya masih merasakan efek mual dan pusing karena berada dalam waktu yang lama di tempat umum dan bertemu dengan banyak wanita. "Masih pusing?" tanya Teresia lagi, melihat ekspresi pria itu yang nampak kesakitan membuat Teresia khawatir. "Hmm, sedikit" balas Arga dengan nad
Baca selengkapnya
Bab 36 - Pengakuan
Arga menatap kesal pada Revo yang tak henti meminta perhatian pada Teresia, dan bagaimana wanita itu yang tidak keberatan sama sekali dimintai tolong oleh Revo. Menyebalkan, Arga tidak suka Teresia lebih mementingkan Revo dibanding dirinya. Arga mendekat pada dua manusia yang duduk di atas sofa di depan ruang tv dan masih saling asik mengobrol dengan Revo yang bersandar manja pada pundak Teresia, anak itu mengeluh pusing dan meminta Teresia untuk mengusap-usap kepalanya. Sial!Arga memaki dalam hati, ia benar-benar tak menyukai pemandangan ini. "Teresia!" panggil Arga dengan nada datarnya. Teresia menoleh dan melihat Arga yang berjalan mendekat padanya lalu menarik tangannya untuk menjauh dari Revo. "Kamu tadi sudah janji mau memijat kepalaku kan?!" kesal Arga pada Teresia karena wanita itu seolah sudah melupakannya. "Aku gak lupa kok" Teresia menggelengkan kepalanya pelan. "Kalau begitu ayo! Kamu Revo, istirahat sekarang karena besok pagi-pagi sekali kami akan pulang! Aku da
Baca selengkapnya
Bab 37 - Sudut Hati Revo
Teresia ikut bahagia dan bingung, entah mengapa kalimat sederhananya bisa memancing emosi Arga sampai seperti ini. Namun melihat Arga yang terlihat sangat tersentuh dan membutuhkan kalimatnya itu, Teresia seolah tak menyesalinya. Mungkin benar bahwa Arga memang butuh pendukung, dan tanpa sadar bahwa Teresia sudah siap untuk itu. Dia mau terus berdiri di samping Arga dan menguatkan pria itu, mengenal Arga lebih dalam membuatnya mengerti kepribadian Arga dan sikap dingin serta menyebalkan yang pria itu pernah ditunjukan padanya hanya sebatas pertahanan diri agar Teresia tak mencoba dekat dengan Arga. "Tapi sayangnya masih ada satu kekasih priamu yang membutuhkan kejelasan dari hubungan kalian loh!" beritahu Teresia mengingat kedatangan Sony hari lalu di kantor Arga. Arga melepas pelukannya dan tersenyum memandang wajah Teresia yang seketika saja memerah karena mendapat senyuman tulus oleh Arga. "Secepatnya aku akan mengakhiri hubunganku dengannya, aku tidak akan mengizinkan dia dek
Baca selengkapnya
Bab 38 - Pergi Kencan
Teresia serta Arga dibuat bingung saat bangun di pagi harinya, di apartemen tersebut tak ada lagi sosok Revo. Entah jam berapa pria itu pergi pagi tadi, namun saat Arga memeriksa ke dalam kamar dan setiap ruangan di apartemen adiknya, pria itu tak Arga temui. "Mungkin keadaannya sudah sehat, dan dia kembali bekerja" ujar Arga menebak saja. Teresia mengangguk singkat, sesungguhnya ada yang mengganjal di hatinya atas kepergian Revo yang sangat mendadak pagi ini. Sedangkan tengah malam tadi ia tak sengaja bertemu Revo, dan Revo mengatakan sesuatu tentang Arga sebelum kemudian pria itu pergi meninggalkannya. Ekspresi dan sikap Revo juga terlihat berbeda dari Revo yang biasa tersenyum dan ceria hingga mungkin Teresia pikir moodnya sedang tidak stabil karena pria itu masih dalam kondisi kurang sehat. "Kenapa melamun?" Arga menjentik pelan kening Teresia membuat kesadaran wanita itu kembali dan menatap Arga dengan tatapan kesalnya. "Ck! Aku gak enak aja, kita di sini sementara pemilik
Baca selengkapnya
Bab 39 - Ayah dan Anak
"Pengecut! Laki-laki pengecut!" Revo meninju kaca di depannya hingga benda itu pecah tak beraturan dan membuat buku-buku jarinya berdarah karena beberapa serpihan kaca merobek kulitnya. Revo menyandarkan keningnya pada kaca di depannya. Air matanya menetes perlahan jatuh membasahi pipinya. Ia sangat membenci dirinya sendiri yang bersikap pengecut karena tak berani menemui Arga dan Teresia. Sudah sebelum subuh tadi, Revo meninggalkan apartemennya dan pergi ke kantor lebih dulu. Revo tak siap melihat Arga dan Teresia keluar dari kamar yang sama dengan senyum di bibir mereka dan bersikap sangat ceria di depannya mengabaikan bagaimana hatinya yang hancur melihat kebahagiaan kedua orang itu. Revo tak menyukainya, Revo tak menyukai rasa sakit yang bersarang di dadanya. Ia tak siap mendengar kabar bahagia dari Teresia dan Arga lebih tepatnya. "Aku tidak pernah tau mencintai itu rasanya sesakit ini!" Revo mencengkram kaos di bagian dadanya dengan erat. Sejak tadi pikirannya terus berke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status