All Chapters of Karena Dendam Suamiku Direbut: Chapter 31 - Chapter 38
38 Chapters
Bab 31
Bab 31Nita menangis tersedu-sedu di dalam pelukan seorang pria yang tiba-tiba datang. Sesekali Nita merasakan kepalanya dielus perlahan dan suara seorang pria mulai masuk ke dalam gendang telinganya."Sudah, Nit. Menangislah jika itu semua bisa membuatmu menjadi lebih tenang," lirih pria itu lagi.Di dalam keadaan yang kini begitu ricuh, Nita merasakan kehangatan dan entah mengapa rasanya dia tak bisa menolak walaupun sebenarnya merasa enggan.Entah siapa pria yang tengah memeluknya sekarang. Tapi Nita merasa bersyukur karena dia bisa jauh lebih tenang. Suara Lisa dan teriakan yang terus memaki-maki kini mulai mereda. Begitu juga dengan kekhawatirannya dan juga tangisan yang sejak tadi terus saja membasahi pipi.Perlahan, Nita mulai sadar dan wanita itu mencoba untuk keluar dari pelukan. Tapi tiba-tiba pria itu mencegahnya dan semakin menerapkan pelukannya."Jangan melepaskannya karena terpaksa, Nita. Aku tahu kalau kamu sekarang butuh sandaran."Lagi, Nita dibuat bingung oleh sosok
Read more
Bab 32
Bab 32Nita menganggukkan kepalanya perlahan. "Baik, Dok. Tapi apakah adik sepupu saya itu baik-baik saja?"Dokter tampak menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyum tipis seolah mencoba untuk memberikan kode pada Nita, agar dia tetap bersikap tenang."Pasca sadar dari koma memang seringkali membuat pasien merasa terkejut. Ini merupakan hal yang wajar jadi anda tak perlu khawatir."Setelah Nita mendapat penjelasan dari dokter, perasaannya jauh lebih tenang.Kini dokter dan beberapa perawat terlalu pergi meninggalkan Nita. Walaupun keadaan sudah jauh lebih tenang, Nita tetap memilih berada di luar ruangan Lisa.Dia masih merasa takut dan juga shock karena keponakannya itu terus saja mengumpatnya.Tiba-tiba suara ponselnya berdering. Nita lantas meraihnya dan menatap layar ponsel yang menyala serta memperlihatkan adanya panggilan masuk dari ibunya."Halo, Bu?""Nit? Kenapa suara kamu kedengaran bergetar. Ada apa?"Nita menggigit bibir bawahnya karena dia tak bisa menyembunyikan peras
Read more
Bab 33
Bab 33Bu Dewi terlihat tergopoh-gopoh menghampiri anaknya. Nita masih duduk tepat di depan ruangan Lisa. Namun wanita itu segan untuk masuk kembali karena takut jika sepupunya akan marah. Walaupun Lisa kini sudah ditenangkan, Nita masih saja merasa bersalah."Nita," panggil Bu Dewi.Nita menoleh, seketika pula dia beranjak dan memeluk erat tubuh ibunya. Sudah cukup baginya untuk pura-pura kuat, Nita tak tahan lagi.Bu Dewi segera mengelus pelan pundak anaknya. Dia tahu kalau anaknya memang sering kali menyalahkan diri sendiri atas segala hal yang terjadi."Sudah, Nita ... Sudah! Mau sampai kapan kamu nangis seperti ini?"Nita mengusap sudut matanya. Ucapan Bu Dewi barusan benar. Dia memang tak pantas menangis terus. Tapi nyatanya dia ketakutan saat ini.Nita segera melepas pelukan. Ditatapnya lekat sosok sang ibu dengan sudut mata yang berair."Gimana kondisi Lisa?""Dia kayaknya masih tidur, Bu. Mungkin dua jam lagi sadar," ujar Nita.Bu Dewi menghela napas berat. "Kamu pulang aja
Read more
Bab 34
Lisa tampak mengerjapkan matanya beberapa kali. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dari kejauhan yang cukup samar."Lisa ... kamu udah bangun, Nduk?"Lisa memperjelas penglihatannya secara perlahan-lahan dan saat itulah matanya kembali membulat dengan sempurna ketika melihat sosok Bu Dewi."Bibi? Kenapa Bibi ada disini?!"Bukannya merasa senang, Lisa justru makin merasa kesal karena dia ingin sekali bertemu dengan Linda.Lisa juga merasa takut jika sesuatu yang buruk terjadi padanya karena Lisa hanya percaya pada Linda.Bu Dewi tampak terkejut ketika mendapatkan sikap kasar Lisa. Tapi wanita paruh baya itu tahu kalau keponakannya saat ini tengah dalam keadaan yang buruk."Lisa tenang dulu, ya? Bibi panggilkan dokter," ujarnya.Lisa hanya diam. Wanita itu memilih untuk memalingkan wajahnya. Tapi setelah pintu tertutup, Lisa kembali berpikir untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan dirinya.Wanita muda itu kembali mencoba untuk menggerakkan tubuhnya. Tapi sekali lagi dia dikejut
Read more
Bab 35
"Aku lumpuh, 'kan? Kenapa Bibi nggak jujur padaku?!"Tangis Lisa kembali pecah ketika wanita itu sadar keadaannya memprihatinkan. Hidupnya benar-benar hancur karena dia bahkan tak bisa lagi menggerakkan tubuhnya."Dimana Mbak Linda? Kalian berbuat apa sama Mbak Linda?!"Satu-satunya hal yang ingin diketahui oleh Lisa hanyalah keadaan kakaknya. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh wanita muda itu, Linda kini telah meninggal dunia.Bibir Bu Retno rasanya begitu berat untuk terbuka. Bagaimana caranya dia bisa menjelaskan tentang keadaan yang telah terjadi?Sebelum dia berhasil membuka suara, pintu ruangan kembali terbuka dan menampakan sosok Nita. Wanita itu bahkan datang dengan seorang pria yang tak lain adalah Dimasta."Nita? Kenapa kamu balik lagi, Nduk?"Nita menghela napas berat. "Gimana mungkin aku tetap berada di rumah, Bu? Biar aku saja yang bicara sama Lisa."Bu Dewi tampak mengangguk pelan. Sedangkan Nita kini berjalan mendekati sepupunya yang masih menangis di atas ranjang
Read more
Bab 36
Dada Lisa terasa semakin bergemuruh. Saat ini dia memang masih belum yakin kalau kakaknya telah meninggal. Tapi satu hal yang pasti, Mbak Linda tak mungkin meninggalkannya sendirian di rumah sakit apalagi sampai membiarkan dirinya berada di tangan Nita dan Bu Dewi.Tangisan Lisa kembali pecah dan dia tak bisa membendungnya lagi. Seberapa banyak dia mencoba untuk tak lagi menangis tetap saja rasanya sulit karena dirinya frustasi.Saat ini dia telah lumpuh dan Mbak Linda juga sudah meninggal. Lisa hanya bisa meratapi tangisnya. Nita tiba-tiba memeluknya, Lisa awalnya mencoba untuk berontak tapi nyatanya dia tak bisa menggerakkan tubuh sama sekali.Alhasil dia menangis dipelukan Nita, wanita yang sangat dibencinya.Di luar ruangan, Bu Dewi dan Dimasta terlihat tersenyum melihat pemandangan yang cukup mengejutkan. "Syukurlah, sepertinya semuanya kan baik-baik saja.""Iya, Bu. Dimas harap juga gitu," cicit Dimasta.Bu Dewi sejujurnya karena pria muda itu putrinya. Bukan satu dua kali saja
Read more
Bab 37
Bab 37Nita datang kembali ke rumah sakit untuk bergantian menjaga Lisa. Pagi tadi ibunya telah pulang lebih dulu ke rumah.Setelah sampai di rumah sakit wanita itu segera pergi ke ruang rawat sepupunya. Saat membuka pintu ruang rawat Lisa, gadis itu terlihat termenung seolah telah mendapatkan begitu banyak kehancuran di dalam hidupnya.Nita menghela nafas perlahan sambil meletakkan barang bawaannya. Dia lantas menarik kursi dan duduk tepat di samping ranjang Lisa."Gimana keadaan kamu, Lis? Udah lebih membaik?"Lisa melirik sekilas tapi sayangnya gadis itu tak mengatakan apapun. Bahkan bibirnya kini terlihat semakin pucat dengan raut wajah yang tak memiliki semangat sedikitpun untuk melanjutkan hidup."Kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan untuk minta sama Mbak dan Bibi, ya?"Lisa terkekeh pelan. Tiba-tiba saja gadis itu merasakan kengerian di dalam dirinya karena kini justru dirawat oleh orang-orang yang sempat dia sakiti."Mbak, kamu nggak perlu bersikap baik padaku.""Kenapa? Ap
Read more
Bab 38
Bab 38Setelah Lisa dirawat beberapa hari di rumah sakit, gadis itu pada akhirnya diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Namun dengan satu syarat bahwa dia harus menjalani perawatan rutin ke rumah sakit.Mereka semua kini telah sampai di rumah dan Lisa dirawat di rumah Retno. Apalagi tak ada satupun orang yang mau merawatnya sama sekali. Hanya Nita dan ibunya saja yang bersedia."Lisa, kalau nanti kamu butuh sesuatu panggil saja Mbak atau Bibi."Wanita muda itu tampak menganggukkan kepalanya perlahan dan membiarkan sesosok perempuan yang baru saja bicara padanya itu menutup pintu kamar.Setelah Nita memastikan keadaan sepupunya itu baik-baik saja dan merasa nyaman di dalam kamar. Dia memutuskan untuk kembali dan menemui ibunya. Apalagi saat ini ada tamu tak diundang yang terus saja mengikutinya.Pandangan kita mengarah tajam ke arah ruang tamu. Ada Dimasta yang tengah asik mengobrol dengan Bu Dewi.Perlahan wanita itu mendekat namun tatapan tajamnya tak kunjung menghilang sama sekali
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status