Lahat ng Kabanata ng Pembalasan Istri Kumal: Kabanata 281 - Kabanata 290
296 Kabanata
Mencari tau
Sri rejeki bersiap sejak beberapa jam lalu, kedatangan ibu kandung Mutia membuatnya bahkan merasa sangat berdebar, ada banyak hal yang ingin dia katakan pada wanita itu, wanita yang menurutnya begitu banyak menyimpan luka yang belum terobati."Ya sayang? Kau sudah selesai." Sri mengangkat panggilan dari Satria."Belum, setelah ini masih ada operasi lain. Apakah sudah sampai?" Satria bertanya dari balik ponsel."Sudah, aku aka segera masuk. Bagaimana operasi pertamanya?" Sri bertanya pada sang suami.Hari ini harusnya Satria menemani sang istri, namun panggilan darurat dari rumah sakit dirinya harus kembali ke pekerjaan utamanya."Baik, semua berjalan lancar., aku berharap semua juga lancar di sana"."Semoga sayang, tunggu saja kabar selanjutnya dari istrimu ini." Ucap Sri dengan gurauan.Terdengar tawa renyah dari balik ponsel Sri namun hanya wanita itu yang bisa mendengarnya dengan jelas."Baiklah, aku harus kembali bekerja, jangan lupa hubungi aku segera. I love you sayang." "I Lov
Magbasa pa
Mimpi yang terselip
"Bagaimana jika kita menikah?" Suara lelaki tampan di ujung tebing membuat debar jantung wanita yang menatapnya serasa akan melompat dari raga."Jangan bercanda Arka." Dia menjawab dengan santai, berusaha mengendalikan degup jantungnya sendiri."Aku bercanda? Aku sedang bicara serius padamu Lusia." Matanya tajam meyakinkan lawan bicaranya."Kamu yakin akan menikah denganku?" Tanya gadis itu ragu."Apa kamu meragukan aku?" Sorot mata tulus itu memancarkan kehangatan."Bukan begitu, aku hanya tak ingin kali ini kamu merasakan penyesalan, hidupku tak seperti ga dia lain." Ucapnya lirih, banyak hal sudah terjadi padanya selama ini.Wanita itu menatap dengan sayu. "Aku hanyalah gadis miskin Arka, kamu tau bagaimana ibuku membesarkan aku sendiri." Mata berwarna Kelabu itu menatap dengan sendu, kelopak matanya panjang kecoklatan, Arka merasa sedang menatap manekin di sebuah pusat perbelanjaan."Apakah aku perduli dengan masa lalu keluargamu?" Arka mengatakan itu bukan tanpa alasan, dirinya s
Magbasa pa
Pertemuan pertama
Jani menyentuh kopernya dengan erat, kebetulan demi kebetulan ini terlalu tak mungkin di anggap biasa. Bagaimana bisa bahkan nama yang sama muncul dalam mimpinya dia dengar juga di dunia nyata, sementara dirinya bahkan belum menyadari arti dari segala mimpinya selama ini."Leon!" Jani meminta Leon membantuny sekarang.Leon mendekat, membawa wanita Jani masuk ke dalam mobil lebih dulu dan kini dia berjalan kembali ke arah wanita di depan mobilnya."Apakah kami menggenal anda?" Leon berusaha mencari tau siapa wanita di depannya itu.Sri menatap dengan wajah datar. dia sudah mencari tau siapa lelaki yang ada di depannya ini."Harusnya tidak, tapi saya yakin anda akan tau nama Arka."WajahnLeon berubah, dia melihat ke arah mobil sebentar, memastikan Jani tak mendengarkan percakapan mereka."Sepertinya apa yang akan anda bicarakan sangat penting, bagaimana jika kita bertemu lain waktu." Leon menawarkan.Sri menaikkan alisnya heran, dia menyadari seperti nya ada yang di sembunyikan Leon, ta
Magbasa pa
Karma dua manusia jahat
Sri hanya bisa melihat mobil mewah Leon pergi meninggalkan bandara internasional, dirinya itu masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi."Katakan Man, apakah Leon benar-benar kekasih Lusia?""Saya belum dapat informasi itu nyonya, apakah saya harua mencari tau juga nyonya?""Tentu saja, Jika begitu tolong segera cari tau apa yang sebenarnya terjadi man, aku tak sabar ingin segera bertemu tuan Leon lagi." Ucap Sri lalu berjalan menuju mobilnya sendiri.Sepanjang jalan Sri bahkan tak bisa tenang, dirinya masih memikirkan bagaimana Lusia nampak bingung dengan apa yang dirinya harus lakukan sekarang."Antarkan aku ke pabrik man, ada yang harus aku selesaikan." Ucap Sri di perjalanan dari Jogja, dia berharap tuan muda bernama Leon itu segera memberinya kabar.Di jalan saat Sri berhenti di lampu merah, dia tak sengaja melihat Fandi dan Fani berada di dekat sebuah tempat makan, mereka nampak duduk di sisi sebuah mobil dengan kap terbuka."Ada apa dengan dua orang itu man?" Sri melihat
Magbasa pa
Maaf dari Fani
"Kamu tau, aku senang melihatmu sengsara, setidaknya kamu tau bagaimana rasanya di hinakan, ajarkan juga pada saudaramu bagaimana mengucapkan terimakasih, katakan aku masih mengingat caranya memperlakukan aku dan Lala! " Sri berjalan membuka pintu mobil"Aku kemari hanya ingin menikmati penderitaanmu. menyenangkan sekali melihatmu tak ada harga diri"perlahan Sri masuk kembali ke dalam mobil dan sebentar kemudian menurunkan kaca jendela. "Kau harus ingat aku masih mencari sisa uangku dan juga menagih uang sekolahku untuk Fani, katakan pada nya aku tak ikhlas dan menganggapnya hutang!"Fandi hanya bisa diam melihat mobil Sri menjauh, bahkan kalimat yang sudah terangkai indah hilang begitu saja dari kepala, dia diam saja saat mobil Sri meninggalkan dirinya sendiri di depan sebuah minimarket, sama seperti dirinya yang meninggalkan Aini di depan sebuah minimarket."Apa yang wanita itu katakan mas?" Fani mendekat setelah memastikan Sri pergiFandi menatap kesal ke arah Fani, merasa keberad
Magbasa pa
Aku siap Leon
Sri mencoba berpikir sejenak, benarkah apa yang Fandi katakan padanya tadi, seolah seperti dia sedang mendengar kisah yang mengerikan, bagaimana bisa dia meninggalkan wanita gila di tengah hutan."Aku tak mengerti man, kenapa Fandi meninggalkan Aini di Tengah hutan, bagaimana mereka bisa saling terhubung setelah pelarian Aini yang bahkan kita sendiri tak tau di mana dia berada." Sri bahkan masih berpikir betapa konyol nya kisah yang dia dengar."Menurutmu apakah kita perlu mencari Aini man?" Sri bertanya pada asistennya, sungguh saat ini dirinya sedang bimbangArman terdiam sebentar, mencari Aini bukanlah perkara mudah, dirinya bahkan tak tau persis hutan mana yang Fandi maksud."Apakah nyonya ingin mencari Aini?""Sejujurnya iya, kita sudah mencarinya kemana-mana man, dengan banyak orang dan tak ada hasil, tapi Fandi, dia justeru menemukan wanita itu begitu saja, bukankah itu takdir yang konyol." Sri tak bisa menyembunyikan senyum herannya.Arman masih diam, dia juga merasa apa yang
Magbasa pa
Kebetulan
Sri masih menunggu kabar dari Arman, hingga malam menjelang, dirinya tak juga mendapatkan berita di mana Aini berada."Apakah kamu yakin Fandi berkata jujur, sayang?" Satria yang sudah mendengar semua cerita istrinya bahkan jauh-jauh menyusul ke tempat di mana Sri sedang menunggu informasi."Aku yakin, aku masih mengenal mata nya yang selalu ketakutan bila gelisah."Satria menatap istrinya dengan kesal, bagaimana dia masih mengingat mata mantan suaminya."Matanya? apa bagusnya mata lelaki hidung belang itu!" Suara satria terdengar jengkel."Jangan cemburu, kamu tetap yang terhebat sayang." Ucap Sri dengan senyum menggoda, dia bisa membaca wajah tak suka sang suami."Ya harusnya begitu, jangan membuatku merasa kesal sekarang, mantanmu itu bahkan tak akan bisa menyamai cintaku!" Ucapnya meyakinkan, namun nafa bicaranya masih terdengar tak suka.Sri tersenyum sembari memeluk suaminya dari belakang."Aku tau, tak akan ada yang bisa menyisihkanmu sedikitpun, kamu adalah pemenangnya." Ucap
Magbasa pa
Kenangan yang tersibak
"Kau tau tempat ini?" Leon bertanya dengan alis terangkat.Jani menggelengkan kepalanya, meski merasa tak asing namun dirinya tak dapat mengenali lingkungan tempatnya barada sekarang."Aku tak tau, ada sesuatu di sini?" Jani berusaha mengingat, namun tak dapat menemukan serpihan cerita dari tempatnya berada sekarang."Ayo kita masuk, mungkin kamu akan menemukan jawabannya. " Ucap Leon membuka pintu mobil nya dan segera berjalan ke sisi yang lain."Ayo keluar." Ucap Leon lagi, menarik jemari kecil Jani keluar dari dalam mobil mereka."Aku tak mengerti." Jani masih mematung di tempat, takut bila Leon berbuat sesuatu yang mungkin membuat dirinya merasa kecewa."Kau hanya perlu mengikuti kata hatimu, tak ada yang perlu di mengerti Jani, aku tak akan pernah membuatmu merasa terluka, percayalah!" Ucap Leon meyakinkan wanita di hadapannya itu.Mata Jani keluar menelisik ke sekitar tempatnya berdiri, sebuah pelataran kecil dengan pohon mangga besar di dekat pagar rumah itu, membuat hati kecil
Magbasa pa
pelarian dari wanita masalalu
Sementara Fandi dengan perasaan tak menentu memutuskan pulang ke Solo, dia tak ingin mendapat masalah dengan bertemu lelaki seperti tuan Cien. Bergegas dia berjalan ke kamar dan melihat Kila tertidur dengan baju terbuka."Ada apa Sayang?" Kila bertanya dengan cemas, melihat Fandi membuka lemari baju dan mengemasi barangnya."Ayo pulang sekarang." Ucapnya kesal terus di tanya namun Kila masih tak memahami situasi yang ada."Kenapa mendadak pulang?""Ya karena kita memang harus pulang Kila!" Ucap Fandi kesal. "Bantu aku berbenah dan jangan banyak tanya!" Ucapnya lagi lalu melanjutkan lagi menata pakaiannya.Dengan kesal Kila medekat, menarik kopernya juga ke depan lemari dan ikut memasukkan barang-barangnya."Padahal kita baru berapa hari di sini!" Ucapnya ketus."Kalau kau mau di sini terus, silahlan! aku mau pulang!" Ucap Fandi lagi dengan nada tinggi, dia benci sekali saat Kila merajuk tanpa alasan.Fandi menatap Kila dengan wajah tak suka."Harus nya kau malu bilang begitu, aku suda
Magbasa pa
Aini
Aini menjerit di depan toko, dia takut sebab Fandi sudah meninggalkan dirinya sendiri di tempat asing, pegawai toko juga ketakutan sekarang, Aini bisa saja melukai orang karena tertekan. "Wanita murahan!" Tiba-tibsa saja kalimat itu keluar dari bibir Aini, dia teringat pernah menyebut nama itu begitu sering dulu.Aini terduduk di trotoar jalan, uang yang di genggamnya ia lepas begitu saja, ia menatap nanar ke jalan yang sepi, seakan dirinya bisa saja tenggelam dalam gelap.Aini mengingat betul dia pernah hidup mewah, namun entah kenapa sekarang semua hanya bergantung pada saat orang memberinya perhatian dan cinta. "Kenapa kamu pergi mas!" Aini menangis lagi, kali ini bayang wajah Arka suaminya tergambar jelas, lelaki itu bahkan telah damai sekarang.Aini begitu mengingat bagaimana Arka yang tak pernah berbuat jahat padanya dulu, masih menjadi lelaki yang menempati hatinya selain Satria. Dia bahkan rela menyingkirkan semua rintangan yang ada hanya untuk menempati ruang yang tak lagi
Magbasa pa
PREV
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status