All Chapters of Menikah Dengan Keponakan: Chapter 11 - Chapter 20
127 Chapters
11. Pasangan Absurd
Leon mengerjabkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari masuk melalui celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Helaan napas panjang sontak keluar dari bibirnya ketika melihat seonggok manusia yang tertidur lelap di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Semalam dia memang memindahkan Aeris ke tempat tidur karena tidak tega melihat gadis itu tiba-tiba berteriak ketakutan. Leon tidak tahu kejadian buruk apa yang dialami Aeris di masa lalu. Dia hanya tahu jika Aeris anak angkat neneknya. Karena alasan itulah seluruh keluarga menyetujui pernikahan mereka. Banyak pesan masuk di ponsel Leon setelah aktif. Dua belas pesan dari Brian, tiga dari Aerin, dan satu dari Dio. Leon mengerutkan dahi, merasa heran karena adik laki-lakinya itu jarang sekali mengirim pesan. Dan tidak lama kemudian Dio menelepon.Ada perlu apa Dio meneleponnya? Apa ada hal penting yang ingin anak itu sampaikan?"Ya, Dio?" "Nenek Hana menuju ke kamar kakak. Lima menit lagi di
Read more
12. Pura-Pura Bercinta
"Aku sengaja melakukannya agar Nenek percaya kalau kita sudah melakukan hubungan suami istri." "Sungguh?" tanya Aeris polos. "Iya." Leon mengangguk. Semoga saja Aeris percaya dengan ucapannya. "Ah, benar juga, ya. Ibu jadi percaya kalau semalam kita sudah bercinta." Leon sontak mengembuskan napas lega. Untung saja Aeris percaya dengan ucapannya. Dasar polos. *** Aeris tercengang menatap bangunan kokoh yang berdiri di hadapan. Apartemen Leon. Mulai sekarang dia akan tinggal di apartemen keponakannya itu. Aeris segera turun, lalu mengambil kopernya yang berada di bagasi. Gadis itu tampak kerepotan menyeret tiga buah koper yang berukuran lumayan besar, tapi Leon berjalan begitu saja tanpa berniat membantu. "Leon, bantuin." "Tidak mau," katanya tanpa berbalik menatap Aeris. Aeris menghentak-hentakkan kaki kesal. Entah dosa apa yang sudah dia lakukan di masa lalu hingga Tuhan memberinya suami yang sangat menyebalkan seperti Leon. "Kamu tidak berperikemanusiaan sama sekali. Dasar
Read more
13. Kecupan Manis
"Aeris nggak mau!" Aeris menutup hidung erat-erat mencium aroma jus yang dibuat Hana."Jus ini bagus untuk kamu, Sayang." Hana terus membujuk Aeris agar mau meminum jus yang dia buat.Aeris bergidik membayangkan bagaimana rasa segelas jus berwarna hijau pekat di depannya. Jus itu terbuat dari asparagus, berokoli, dan daun katuk."Aeris tidak mau, Ibu ...." desah Aeris menahan kesal."Jus ini baik untuk rahim kamu, Sayang. Ibu kan, sudah nggak sabar pengin punya cucu dari kamu." "Duh, Gusti." Aeris mengusap wajah kasar. Bagaimana mungkin dia dan Leon memberi cucu kalau mereka saja belum melakukan hubungan suami istri."Ayo, cepat minum!" "Tapi, Bu ...." "Jangan dirasakan, ayo cepat minum."Aeris menutup hidung dan mata erat-erat saat minuman itu masuk ke tenggorokan agar tidak muntah."Anak pintar." Hana menepuk puncak kepala Aeris dengan penuh sayang."Ini yang terakhir ya, Bu?" Aeris memohon agar Hana tidak menyuruhnya untuk meminum jus aneh-aneh lagi."Iya, Sayang. Ibu pulang dul
Read more
14. Jealous
Hari ini, Anne datang ke apartemen Aeris untuk memberi tahu jika membutuhkan model pria untuk baju keluaran butik mereka."Kok, dadakan banget sih, Ne?""Ini majalah besar, Ai. Aku jamin baju kita pasti laku keras kalau diiklankan di majalah itu."Aeris menarik napas panjang. "Tapi siapa yang mau jadi modelnya, Ne? Apa lagi pemotretannya harus siang ini juga.""Nah, itu yang aku nggak tahu."Aeris mendengkus kesal. Anne selalu mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Dia bingung harus mencari model dalam waktu singkat. Bel apartemen Leon tiba-tiba berbunyi nyaring. Aeris pun meminta tolong Anne untuk membukanya. "Tolong bukain, Ne. Aku mau ambil minum dulu buat kamu.""Okay." Anne pun segera beranjak ke depan untuk membuka pintu."Aerisnya ada?"Anne menatap cowok berseragam SMA yang berdiri di hadapan dengan dahi berkerut dalam. Cowok tersebut memiliki wajah yang cukup tampan, postur tubuhnya pun juga bagus."Kamu siapa, ya?" "Aku tetangganya Aeris.""Siapa yang datang, Ne? Oh,
Read more
15. Dia Kembali
"Aku nggak bisa memasang kancing ini.""Sini, aku bantu."Sean tersenyum senang karena Aeris memasang kancing di pakaiannya. Akhirnya dia punya banyak kesempatan agar bisa dekat dengan gadis itu.Leon tanpa sadar mendengkus kesal. Rasanya dia ingin sekali menendang Sean keluar angkasa agar jauh-jauh dari istrinya."Kita butuh model satu lagi nih, Ai!" ucap Anne tiba-tiba."Kok, dadakan banget sih, Ne?" Aeris mendesah panjang karena pihak majalah yang bekerja sama dengan mereka tiba-tiba menginginkan model pria satu lagi.Anne mengangkat kedua bahunya ke atas. "Mereka mintanya gitu.""Terus siapa yang mau jadi modelnya?""Bagaimana kalau suamimu?" Anne milirik Leon yang duduk tidak jauh dari mereka. Selain memiliki wajah tampan, postur tubuh Leon juga bagus. Lelaki itu sangat cocok untuk menjadi model baju mereka, pikirnya."Dia nggak mungkin mau. Lagi pula Leon sedang tidak enak badan.""Ayo, dong, Ai. Coba bujuk Leon, please ...." Anne menangkupkan kedua tangan di depan dada. Semoga
Read more
16. Gadis Polos yang Sangat Menggemaskan
Leon memperhatikan gadis yang tertidur lelap di dalam dekapannya. Wajah gadis itu terlihat begitu polos dan apa adanya. Seperti bayi. Leon sangat yakin di luar sana pasti banyak orang yang mengira jika Aeris masih berusia belasan. Namun, siapa yang akan menyangka jika umur gadis itu sudah hampir kepala tiga.Cup,Kening Aeris berkerut karena Leon mengecup bibirnya singkat. Leon terkekeh pelan melihatnya, dia pikir Aeris akan bangun, tapi tidak lama kemudian gadis itu kembali tidur.Cup, cup ...."Mmhh ...." Aeris menggeliat pelan karena Leon kembali mengecup bibirnya. Bibir Leon tampak berkedut karena menahan tawa. Entah kenapa dia merasa senang menganggu Aeris yang sedang tidur. "Tante, bangun," ucapnya sambil mengguncang bahu Aeris pelan."Mmhh ...." Aeris malah menenggelamkan wajahnya di dada Leon, mencari posisi tidur yang paling nyaman."Tante!"Aeris mengerutkan dahi karena terganggu dengan suara Leon. "Tante tidak bangun?""Sekarang jam berapa, sih?" gumam Aeris dengan mata t
Read more
17. Kapan Punya Anak?
Aeris berusaha melepas tangannya dari genggaman Leon."Kita harus kelihatan mesra di depan keluarga. Apa Tante lupa?" "Oh, iya. Aku lupa." Aeris sontak mengamit lengan Leon dengan mesra. Mereka berjalan bersama memasuki gereja seperti sepasang suami istri yang bahagia."Bagaiamana kabarmu, Sayang? Ibu kangen banget sama kamu." Hana memeluk Aeris dengan erat lalu mengecup kedua pipi gadis itu dengan penuh sayang.Aeris memutar bola mata malas mendengar ucapan sang ibu. "Ibu lebay banget, deh, perasaan tiga hari yang lalu Ibu baru ketemu sama Aeris."Hana terkekeh mendengar jawaban putri bungsunya. "Bagaimana? Apa sudah membuahkan hasil?""Maksud, Ibu?" tanya Aeris tidak mengerti."Cucu," jawab Hana sambil menunjuk perut Aeris.Aeris mengusap wajah kasar. Hana selalu saja menyinggung soal cucu jika mereka bertemu. "Belum.""Kok, belum? Kamu nggak ngikutin saran yang Ibu kasih?""Sudah." Dalam hati Aeris meminta maaf karena membohongi Hana lagi."Kenapa sampai sekarang kamu belum hamil?
Read more
18. Amarah Leon
Aeris tiba di rumah tepat jam sembilan malam. Gadis itu tampak heran melihat Leon tidur di sofa. Kemeja suaminya itu terihat sangat kusut, rambutnya berantakan, dan tubuhnya penuh keringat. Namun, entah kenapa Leon malah terlihat sexy di matanya. Apa Leon baru saja berlari mengelilingi lapangan? Malam-malam begini?"Leon," ucap Aeris sambil menguncang lengan Leon pelan. Leon mengerjabkan mata perlahan, kedua tatapan matanya seketika bertemu dengan Aeris. "Tante dari mana saja? Apa Tante tidak tahu kalau Leon mencari Tante seharian?" "Kamu nyari aku?" tanya Aeris sambil menunjuk diri sendiri."Aku tuh, khawatir sama Tante. Apa Tante tidak bisa minta izin dulu sebelum pergi?""Aku sudah minta izin sama kamu, tapi kamu malah mengabaikanku, Leon.""Apa Tante tidak bisa minta izin lagi?""Aku tuh, sudah berulangkali minta izin sama kamu.""Apa Tante tidak bisa mengabari Leon kalau mau pergi lama?""Aku tidak membawa ponsel, maaf," jawab Aeris takut-takut."Tante bisa meminjam ponsel oran
Read more
19. Sama-Sama Jual Mahal
Aeris mengangguk. Seharusnya dia memberi tahu Leon jika ingin pergi lama dengan Krishna."Nah, jangan terlalu gengsi jadi orang, kamu harus minta maaf juga sama, Leon. Menahan rindu itu berat, kan?"Aeris tanpa sadar mengangguk. Sedetik kemudian kedua pipi gadis itu bersemu merah karena Anne menertawakannya."Cie, Aeris kangen sama Leon.""Anne!" Aeris menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan karena malu.Tawa Anne malah semakin keras. Sepertinya Aeris mulai menaruh hati pada Leon."Puas-puasin deh, tuh, nanti malam na ena sama Leon." Kebanyakan membaca fanfiction membuat Aeris dan Anne mengganti istilah bercinta dengan 'na e na'."Na e na gundulmu. Belah duren aja belum." Aeris sontak memukul mulutnya sendiri saat menyadari ucapannya barusan."What?!" pekik Anne lumayan keras. "Oh My God, Aeris. Kalian sudah hampir dua bulan menikah sampai sekarang belum na e na?"Aeris menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Belum," jawabnya malu-malu."Astaga!" Anne menepuk keningnya lumayan ker
Read more
20. Memberi Aeris Hadiah
Leon terus memikirkan ucapan Brian saat di kantor tadi. Apa benar yang dikatakan oleh sahabatnya itu jika dia mulai menyukai Aeris? Tapi bagaimana dengan perasaannya pada Alea?Tangan Leon perlahan terangkat, memegang dadanya sebelah kiri, tepatnya di bagian jantung. Entah kenapa jantungnya tidak lagi berdebar saat mengingat Alea. Apa mungkin dia sudah melupakan gadis itu?Leon mengusap wajahnya dengan kasar. Aeris tidak mungkin mampu menghapus nama Alea dari hatinya begitu cepat. Perasaan aneh yang dia rasakan saat ini mungkin karena dia terlalu merasa bersalah pada gadis itu.Ya, mungkin karena itu.Tin!Leon tergagap karena mendengar suara klakson mobil yang berada tepat di belakangnya. Dia pun melirik trafict light yang berada tepat di samping kirinya. Dia tidak sadar jika lampu sudah sudah menyala hijau karena terlalu asyik melamun. Leon pun segara menjalankan mobilnya sebelum tidak mendapat umpatan dari pengguna jalan lain karena berhenti terlalu lama.***Aeris berulangkali men
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status