Semua Bab Main Cantik Membalas Suamiku: Bab 71 - Bab 80
101 Bab
Bab 71
Keesokan harinya Imel dan Saskia kembali datang ke cafe untuk menemui Mahira. Kali ini mereka berangkat pagi sekali berharap bisa ketemu sahabat dari Kinan tersebut.Setelah menunggu cukup lama mereka berhasil menemui Mahira."Wah keren sekali ya, seorang anak panti asuhan bisa bekerja di cafe terkenal seperti ini dan sepertinya punya jabatan yang bagus," sindir Imel.Mahira memang meminta Pak Rudi untuk membawa mereka masuk ke kantornya ketika manajer cafe tersebut memberitahu bahwa ada yang mencarinya. Dan begitu mendengar sindiran yang dilontarkan Imel tersebut, Mahira hanya tersenyum tidak terpengaruh sama sekali."Bukan begitu caranya untuk mengucap salam bukan?" tanya balik Mahira dengan sopan."Disini saya sebagai tuan rumah jadi kalian harus menghormati saya. Itu pun kalau kalian ingin saya hormati sebagai tamu. Jadi lakukanlah etika bertamu yang benar," lanjut Mahira.Imel dan Saskia yang merasa disindir oleh Mahira tidak terima. Raut wajah mereka menunjukkan wajah yang tidak
Baca selengkapnya
Bab 72
Mas, kamu sayang sama aku nggak?" tanya Saskia pada Jaka ketika mereka sedang berada dalam kamar."Kenapa nanya gitu?" tanya balik Jaka."Aku merasa kamu cuek sekali padaku akhir-akhir ini. Padahal kan sekarang aku lagi hamil anak kamu, Mas," rajuk Saskia.Jaka menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Saskia yang aneh menurutnya."Kamu aneh deh nanyanya, hal seperti itu seharusnya tidak perlu kamu tanyakan. Sudah jangan nanya lagi, besok waktu kamu kontrol kehamilan kan?" ucap Jaka."Iya Mas, kamu nemenin aku kan Mas?" tanya Saskia.Usia kehamilan Saskia kini sudah menginjak hampir 7 bulan, oleh karena itu perutnya semakin terlihat membuncit. Namun Jaka berusah untuk menunjukkan kasih sayangnya yang entah kenapa perlahan semakin memudar ketika dia melihat sang istri."Iya besok Mas temani," ucap Jaka singkat lalu memutuskan untuk tidur.Saskia merasa kesal karena Jaka tidak menggubris omongannya sama sekali dan malah tidur memunggunginya.'Kenapa kamu berubah, Mas?' keluh Saskia dala
Baca selengkapnya
Bab 73
Sayangnya dalam kasus seperti ini, tidak ada kaitannya dengan keturunan, Bu. Namun ini masih kecurigaan saya, nanti untuk pastinya akan bisa kita lihat setelah bayi ini lahir. Dan baru bisa kita lakukan tatalaksana untuk penyelesaiannya," ujar sang dokter.***Jaka dan Saskia hanya diam tidak bersuara, begitu pun saat mereka sudah sampai di mobil mereka. Tidak ada percakapan yang menghiasi seperti yang biasa mereka lakukan setiap selesai periksa ke dokter."Mas," ucap Saskia pelan.Namun Jakan hanya terdiam tidak berusaha merespons kalimat yang ingin diucapkan oleh Saskia."Kalau benar nanti anak ini terlahir cacat, aku tidak mau merawatnya. Kita kasih ke panti asuhan saja daripada anak ini membuat malu keluarga, Mas," jelas Saskia.Jaka terkejut mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh Saskia. Dia tidak habis pikir Saskia bisa berbicara seperti itu."Ngomong apa kamu? Dia itu anak yang dititipkan Allah sama kita, jadi seperti apapun nanti kita akan merawatnya," sahut Jaka yang
Baca selengkapnya
Bab 74
Semakin mendekati hari perkiraan lahirnya, Kinan merasa tambah grogi. Dia berharap prosesnya saat melahirkan nanti bisa berjalan dengan lancar tanpa suatu halangan.Hari ini Kinan kembali memeriksakan diri ke dokter kandungan karena Kinan merasa perutnya kencang. Kinan ditemani oleh sang Nenek, Mahira dan juga Bu Hasna."Nek, Kinan takut sekali," ujar Kinan pada sang Nenek ketika sedang menunggu antrian dokter."Banyak berdoa ya Nak, biar proses lahirannya lancar dan dimudahkan," ujar Nenek Arini.Bu Hasna yang mendengar kalimat yang diucapkan Kinan tanpa sengaja meneteskan air matanya."Loh Bu Hasna, kenapa nangis?" ucap Mahira.Bu Hasna segera menghapus air mata yang terjatuh dengan cepat."Bu Hasna, terima kasih karena selalu mendampingi Kinan hingga sekarang. Doakan semoga proses melahirkan Kinan nanti lancar ya?" ucap Kinan dengan tulus."Kinan, tanpa kamu minta Ibu selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu," jawab Bu Hasna.Mereka semua kembali menunggu antrian di depan ruang dok
Baca selengkapnya
Bab 75
POV JakaSejak pulang dari dokter kandungan beberapa hari yang lalu, Saskia menjadi lebih pendiam. Dia lebih sering berada di kamar lalu berdiam diri."Aku nggak apa-apa," ujar Saskia ketika aku bertanya ada masalah apa.Aku masih disibukkan dengam urusan butik Saskia yang ramai. Namun ada hal yang membuatku pusing, Ibu terus meminta uang untuk modal investasi seperti yang dikatakan tempo hari."Jaka, gimana?" tanya Bu Lina saat sarapan."Bagaimana apanya Bu?" tanyaku pura-pura tidak mengerti arah pembicaraan Ibu. Kulihat Ibu berdecak sebal, mungkin karena biasanya aku selalu menuruti kemauannya sedangkan kali ini aku belum mengabulkan permintaannya.Mau bagaimana lagi, aku sedang tidak ada uang sebanyak yang ibu minta. Aku tidak enak kalau harus meminta kepada Saskia melihat kondisinya akhir-akhir ini yang selalu murung."Uang yang ibu minta untuk investasi itu loh, gimana sudah ada?" tanya Bu Lina."Maaf Bu, Jaka belum ada uang segitu," ujar Jaka."Ya kamu minta Saskia lah, masak h
Baca selengkapnya
Bab 76
"Sebenarnya Imel kemarin habis dilabrak sama seorang ibu-ibu yang mengaku istri sah dari pacar Imel" ucap Jaka akhirnya."Apa????" teriak Bu Lina merasa terkejut.***"Kamu bercanda kan Jak?" ujar Bu Lina masih tidak percaya."Nggak Bu, aku tidak bercanda. Mana mungkin aku bercanda untuk hal seperti ini?" cicit Jaka."Nggak Jak, adik kamu itu polos, tidak mungkin dia sampai berbuat seperti itu," keluh Bu Lina sambil memijit pelipisnya."Ah aku tau, kamu ya Sas yang meracuni otak anak saya jadi dia berbuat seperti itu?" tuduh Bu Lina kepada menantunya.Saskia yang disangkutpautkan dengan persoalan Imel tentu saja tidak terima dengan tuduhan dari Bu Lina."Enak saja kalau ngomong, jangan fitnah donk Buz" ketus Saskia."Saskia yang sopan kalau ngomong sama Ibu," tegur Jaka."Mas, ibu kamu ini aneh, masak yang ngelakuin kayak gitu Imel disangkutpautin ke aku sih. Mana bisa aku terima Mas?" ucap Saskia sambil memasang wajah sedih agar Jaka tidak memarahinya."Bukan begitu sayang, Ibu kan k
Baca selengkapnya
Bab 77
"Jak.. Jakaa..." ucap Bu Lina dengan lemah.Jaka yang duduk di sebelah ibunya segera memegang tangan sang ibu."Iya Bu, ini Jaka. Ibu apa yang sakit?" tanya Jaka dengan perhatian."Jak, adikmu Imel dimana? Kenapa tidak kelihatan, apa sudah kamu hubungi?" tanya sang ibu kembali."Jaka belum sempat menghubunginya Bu, nanti saja. Yang penting Ibu enakan dulu, ibu mau minum?" tanya Jaka yang dibalas anggukan lemah oleh sang ibu.Dengan telaten Jaka memberikan sang ibu minum air putih dengan sedotan. Dan perlahan Bu Lina meminumnya."Ibu mau pulang Jak, ibu nggak apa-apa. Ibu mau ketemu adikmu," ujar Bu Lina."Sabar ya Bu, kata dokter ibu harus menginap dulu disini karena tensi ibu tinggi sekali. Ibu nggak usah banyak pikiran ya, biar cepet sembuh," jelas Jaka."Tapi Ibu mau pulang Jak, ibu mau ketemu Imel. Ibu mau menanyakan langsung perihal tespack yang Imas temukan," pinta Bu Lina."Sudah Bu, nanti kita bahas masalah ini. Yang terpenting sekarang ibu harus sembuh," jawab Jaka.Bu Lina a
Baca selengkapnya
Bab 78
"Saskia kamu jangan bikin malu Mas donk, kita lagi di rumah sakit sekarang," ujar Jaka setelah Kinan menghilang dari pandangan."Kamu itu Mas, aku belum selesai menunoahkan unek-unekku ke wanita itu. Ngapain dia milih rumah sakit yang sama. Pasti dia itu mau berusaha ngedeketin kamu lagi Mas!" ujar Saskia.Jaka yang mendengar cerita Saskia hanya bisa menggelengkan kepala mendengar fitnahan dari Saskia."Sas, sudahlah kita kesini kan untuk merawat Ibu. Sudah ya nggak usah marah-marah. Kasian bayi kamu," tutur Jaka dengan lembut.Saskia justru marah setelah mendegar nasihat dari Jaka, dia tidak bisa terima kalau lelaki yang sudah bergelar suaminya tersebut terus menerus membela Kinan."Mas, kamu itu suami aku, harusnya kamu itu membela aku donk. Bukan malah membela mantan istri kamu itu, ahh aku tau kamu masih mencintai dia kan. Ngaku kamu Mas?" geram Saskia."Astaghfirullah Sas, bagaimana ceritanya sih ngebela Kinan? Memang ada kalimat Mas yang nunjukkin kalau Mas membela Kinan? Mas ha
Baca selengkapnya
Bab 79
"Minta maaf nggak sama Kinan, nenek lampir!" ucap Mahira.Saskia yang merasa kesakitan namun dia gengsi untuk meminta maaf apalagi kepada Kinan, orang yang paling dia benci ini."Lo beraninya sama wanita hamil, nggak malu lo?" ujar Saskia berusaha memprovokasi Mahira agar mau melepaskan tangannya."Sudah Hira, lepaskan dia kasihan," ucap Kinan yang tidak tega melihat Saskia sudha meringis kesakitan."Biar aja Kinan, biar dia tahu kalau nggak semua orang bisa dia perlakukan seenak udelnya kayak gitu," jawab Mahira."Sudah sudah nanti kalau ada orang yang lewat tidak enak dilihatnya, kasihan dia," sahut Kinan.Karena Kinan sudah memohon agar Saskia dilepaskan makan Mahira pun dengan terpaksa melepaskan Saskia."Huh kalau Kinan nggak memohon kayak gitu, nggak bakalan aku lepasin. Awas kamu ya kalau bikin gara-gara lagi, dasar nenek lampir!" jawab Mahira dengan ketus.Saskia akhirnya bisa bernafas dengan lega dan langsung melarikan diri dari sana sebelum Mahira melakukan hal aneh lagi kep
Baca selengkapnya
Bab 80
Imel sudah hancur Mas, Imel sudah kotor," sahut Imel sambil menangis terisak yang tentu saja membuat Jaka semakin mengeratkan pelukannya pada sang adik. Dia berusaha menyalurkan energi positif pada sang adik agar bisa bangkit kembali."Ada Mas disini, kamu tenang ya. Ada Mas, kita cari jalan keluar bersama-sama," jawab Jaka."Nggak usah repot-repot Mas, aku sudah membuang bayi si**an ini. Dia sudah hilang, hahaha," jawab Imel enteng.Jaka terhenyak mendengar jawaban yang keluar dari adiknya ini, dia masih tidak bisa percaya akan kalimat yang baru saja di dengarnya."Apa maksud kamu? Apa maksud kamu dengan membuang bayi itu?" tanya Jaka menggali maksud adiknya."Anak s**l ini sudah aku buang Mas, aku sudah membuangnya. Dia itu kesalahan dan kesalahan itu harus segera dihapus," jawab Imel lagi."Astaga Imel, kamu menggugurkan bayi itu? Kamu bagaimana sih? Kenapa tidak berdiskusi dulu dengan kami?" ucap Jaka seraya menyugar rambutnya dengan kasar."Halaah peduli se*an Mas, aku lega sudah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status