Semua Bab Pembalasan Berkelas Istri Tak Sempurna: Bab 61 - Bab 70
225 Bab
Tidak Baik Bergosip
Bab 61) Tidak baik Bergosip "Benar sekali, Bu. Masa iya mertua ngurusin menantu? Yang ada menantu yang harus mengurusi mertua. Dunia udah terbalik sepertinya," ujar bu Ida seraya tertawa kecil. Dia melirik Hanum yang duduk berjarak sekitar sepuluh meter dari mereka berdua. Keningnya berkerut saat melihat reaksi Hanum yang biasa saja Wanita ini seperti lupa jika dia pun memiliki seorang anak perempuan dan kelak anak perempuannya pun bukan tak mungkin harus dipaksa mengabdi kepada keluarga suaminya pula. "Nah, itulah, Bu. Aku juga tidak paham. Lagi pula uang dari mana buat biaya operasi? Yang bener aja. Orang miskin kok belagu?! Orang yang melahirkan pakai operasi itu karena nggak mau merasakan sakit ketika melahirkan. Halah, ini sok-sokan nggak mau sakit saat melahirkan. Udah kayak artis saja!" tuduh wanita tua itu. Hanum hanya tersenyum. Dia memilih tidak peduli dan tetap fokus dengan talanan di hadapannya. Setelah selesai mengiris kol, ia pun mulai mengiris wortel. Yurni yang
Baca selengkapnya
Mereka Akan Menjemputmu?
Bab 62) Mereka Akan Menjemputmu?Hanum beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju kamar. Dia segera kembali dengan menggenggam ponsel berlogo apel digigit miliknya. Sejak memiliki rumah sendiri, wanita ini merasa bebas menggunakan ponsel mahal itu, tidak seperti dulu yang ia hanya bisa menggunakan benda itu di waktu-waktu tertentu saja, khawatir ada orang lain yang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin. "Coba baca chat dari Mama." Hanum menyodorkan benda pipih itu kepada sang suami."Mereka akan menjemputmu?" ulang Fahri setelah membaca beberapa chat dari mertuanya"Itulah yang ingin aku hindari, Kak. Secepatnya kita harus pulang ke rumah Mama. Lagi pula, apa yang kita tunggu?" balas Hanum."Tapi bagaimana dengan kerjaan Kakak di sini? Tidak mungkin kan Kakak meninggalkan TPA? Kandunganmu baru tujuh bulan dan tidak mungkin Kakak meninggalkan TPA selama berbulan-bulan. Kasihan para santri kecil kita," tutur Fahri beralasan."Kakak cukup ngantar dan setelah itu bisa pulang," sahut Ha
Baca selengkapnya
Farhan Kebingungan
Bab 63) Farhan Kebingungan"Kau...!" Bola mata Ismah seakan ingin keluar. "Kamu selalu berpikir hal yang buruk, Fahri. Belum tentu juga akan terjadi.""Memangnya Mama bisa menjamin hal buruk tidak akan terjadi?" sahut Fahri. Dia masih menggenggam erat tangan istrinya, berjaga-jaga dari kemungkinan ibunya akan menarik paksa Hanum lagi "Mama terlihat begitu yakin. Bagaimana kalau sampai terjadi? Bukankah kita harus bersiap atas kemungkinan yang terburuk?" imbuhnya.Fahri mengibaskan tangan ibunya yang bermaksud akan menarik tangan Hanum untuk kembali ke rumahnya. Dia membimbing Hanum menuju mobil. Ismah terus mengiringi di belakang. Perempuan tua itu terus mengoceh. Namun Fahri dan Hanum tidak peduli. Bagi Fahri, keselamatan anak dan istrinya lebih utama. Untuk apa menuruti ibunya, jikalau itu mengancam keselamatan anak dan istrinya? Hakikat ketaatan seorang anak kepada orang tua tidak seperti itu.Mobil meluncur dengan tenang. Farhan sengaja mengemudikan mobilnya dengan kecepatan re
Baca selengkapnya
Membobol Lemari Pakaian
Bab 64) Membobol Lemari PakaianMeskipun kepergian anak dan menantunya sudah berjam-jam yang lalu, tetapi hati Ismah masih saja merasa kesal, karena telah gagal mencegah kepergian Hanum. Sebenarnya bukan soal ia ingin menangani wanita itu dalam proses kelahiran cucunya, tetapi lebih dari rasa malu. Dia tidak mau orang tua Hanum sampai tahu apa yang ia lakukan selama ini terhadap putri mereka. Dia takut Hanum mengadukan semua yang ia lakukan, mengingat Hanum terlihat begitu dekat dengan orang tuanya. Ah iya, Hanum adalah anak tunggal.Tanpa sadar wanita itu melangkah menuju bangunan rumah baru di sebelah rumahnya. Ya, rumah Fahri dan Hanum yang baru ditempati dua minggu yang lalu dan sekarang harus di tinggalkan. Ah, sebenarnya sayang sekali. Bibir wanita itu menyeringai, teringat bagaimana Hanum memperjuangkan untuk memiliki rumah sendiri. Akan tetapi baru dua minggu ditempati, tiba-tiba Hanum harus meninggalkan rumah ini lantaran masalah kehamilannya."Syukurin. Makanya jadi menantu
Baca selengkapnya
Apakah Ada Maling?
Bab 65) Apakah Ada Maling?Suara deru motor terdengar memasuki halaman. Ismah terlonjak dari tempat duduknya di tepi ranjang. Sesaat ia melirik kembali tumpukan pakaian yang barusan di ambilnya dari lemari Hanum, kemudian segera beranjak keluar dari kamar. Dia menyambut kedatangan Mila yang baru saja pulang sekolah."Mila, ada yang ingin Mama tunjukkan kepadamu." Wanita tua itu menyeret dengan putri bungsunya masuk ke dalam kamarnya."Apa sih, Ma? Aku udah lapar nih. Aku mau makan dulu. Aku capek," gerutu Mila. Namun dia tetap pasrah membiarkan tubuhnya digiring Ismah masuk ke dalam kamar."Lihat ini!" tunjuknya pada tumpukan pakaian Hanum yang berada di atas ranjangnya."Lah, ini pakaian siapa, Ma?" Gadis itu mengerutkan kening. Dia terbelalak saat menyentuh pertama kali. Bahan kain yang terasa halus dan lembut saat tersentuh tangannya. "Bagus sekali baju-baju ini. Baju mahal, Ma. Coba lihat mereknya apa?" Gadis itu terbelalak manakala membaca merek yang tersemat di bagian leher baj
Baca selengkapnya
Kunjungan Ke Rumah Tante Firda
Bab 66) Kunjungan Ke Rumah Tante FirdaFahri terduduk lemas di ranjangnya, tak habis pikir. Bagaimana bisa ia kemalingan seperti ini, padahal hanya sehari semalam meninggalkan rumah? Lelaki itu tak bisa membayangkan reaksi Hanum setelah tahu pakaiannya hilang. Pakaian-pakaian itu dibelinya sendiri, bukan pakaian murahan yang dibelikan Fahri. Wanita itu terlalu baik dan sangat menghargai suaminya. Dia lebih memilih mengenakan pakaian murahan pemberian suami, ketimbang mengenakan pakaian mahal yang dibelinya sendiri. Hanum sangat menghargai pemberian suami, bagaimanapun bentuknya.Fahri menghela nafas. "Apa yang harus aku katakan kepada Hanum? Siapa yang sudah berani mengambil barang-barang milik istriku?"Seandainya barang yang hilang itu adalah pakaian murahan yang dibelikannya untuk Hanum, barangkali tidak masalah. Akan tetapi ini adalah pakaian mahal kelas butik yang dimiliki Hanum sejak ia masih gadis. Boleh jadi pakaian-pakaian itu memiliki kenangan tersendiri untuk Hanum. Mengin
Baca selengkapnya
Mila, Siapa Yang Mengajarimu Menjadi Maling?!
Bab 67) Mila, Siapa Yang Mengajarimu Menjadi Maling?!"Ada yang mencuri pakaianmu, Hanum?" Firda ikut-ikutan melongok ke ponsel yang masih dipegang oleh Hanum. Dia bahkan berpindah duduk di sisi wanita itu."Aku tidak mengerti, Tante. Kok bisa-bisanya rumah kami kebobolan. Padahal baru sehari semalam rumah itu kami tinggalkan," ujar Hanum geleng kepala."Heran banget deh," gumam Firda."Tapi rumahmu dikunci, kan?" tanya Firda lagi."Tentu saja, Tante. Rumah, kamar tidur, bahkan lemari pakaian pun terkunci," jawab Hanum."Biasanya sih pelakunya adalah orang dekat situ juga. Tentunya dia tahu kalau rumah itu dalam keadaan kosong. Benar, kan?" analisa wanita berumur 40 tahunan itu."Entahlah, Tante. Aku tidak berani menuduh siapapun kalau nggak ada bukti. Namun yang jelas pakaianku hilang," ujarnya pasrah."Ya, itu kenyataannya." Wanita itu menghembuskan nafas, menatap keponakannya prihatin. "Bukan soal nilai barangnya sih, tapi tingkah laku tidak terpujinya itu.""Nah, itu maksudku, Tan
Baca selengkapnya
Mila, Siapa Yang Mengajarimu Menjadi Maling?! (2)
Bab 68) Mila, Siapa Yang Mengajarimu Menjadi Maling?! (2)Dosa apa yang telah ia lakukan sehingga memiliki adik dengan perilaku buruk ini?!Fahri terpekur sendirian. Sebelum ia menikah dengan Hanum, ia memang memanjakan Mila. Apapun yang diinginkan oleh gadis itu senantiasa diturutinya, termasuk ganti motor yang bahkan cicilannya sampai sekarang masih ia tanggung bersama dengan Faiz.Perkenalannya dengan Hanum membuat cara berpikirnya berubah. Gadis itu sangat sederhana, meskipun di tengah limpahan materi yang ia dan orang tuanya miliki. Hanum mengajarkan banyak hal tentang sebuah kesederhanaan di saat seseorang sudah memiliki segalanya. Kekayaan itu bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk disyukuri.Orang kaya tidak perlu pengakuan dari siapapun bahwa ia adalah orang kaya. Fahri menatap tumpukan pakaian itu dengan hati yang miris. Dia bangkit dari tempat tidur dan meraih tumpukan pakaian itu, lalu segera membawanya keluar."Loh kamu bawa apa, Fahri?" Langkah lelaki itu tertahan saat me
Baca selengkapnya
Maaf, Sayang
Bab 69) Maaf, SayangFahri mendengus. Dia tidak menghiraukan umpatan kasar adiknya. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, lelaki itu bergegas keluar, melewati teras dan kembali masuk ke dalam rumahnya sendiri.Mila menatap kepergian sang kakak dengan perasaan kesal. Dadanya bergemuruh. Hilang sudah harapannya bisa memakai baju-baju bagus. Tak cuma itu. Fahri juga memarahinya, menganggapnya sebagai pencuri."Gini nih hasilnya. Semuanya gara-gara Mama. Akhirnya Kak Fahri jadi membenciku!" rutuk gadis itu menatap tajam sang ibunda."Kok Mama yang disalahkan?" Netra tuanya terbuka lebar. "Bukankah kamu juga senang mendapatkan pakaian bagus dan mahal?""Tapi nggak seperti ini juga. Kalau begini caranya, yang ada aku malu. Kak Fahri menuduhku mencuri pakaian kak Hanum, padahal itu kerjaan Mama, kan?" bantah gadis itu lantas mengerucutkan bibirnya."Mama tidak mencuri. Pakaian itu seharusnya menjadi hak kamu. Udah berkali-kali Mama katakan," sergah wanita tua itu tanpa merasa bersalah."Fuih!
Baca selengkapnya
Yasmin, Kamu Pasti Bisa
Bab 70) Yasmin, Kamu Pasti BisaWanita muda itu terhenyak. Dahinya seketika berkeringat dingin, begitu juga tangannya yang tengah memegang ponsel berlogo apel digigit miliknya. Mila? Benarkah Mila yang sudah mengambil bajunya? Untuk apa? Hanum memijat pelipisnya.Berulang kali kata-kata maaf terlantar dari mulut sang suami, penyesalan atas kegagalannya mendidik sang adik. Namun itu tidak berarti apa-apa buatnya. Dia tak habis pikir. Sampai sebegitunya Mila menginginkan apa yang menjadi hak orang lain?Akan tetapi lagi-lagi dia teringat dengan apa yang gadis itu lakukan beberapa bulan yang lalu. Sudah tahu kakaknya memberikan uang nafkah kepada istrinya, tapi dengan tak tahu malunya gadis itu malah meminta uang setiap hari kepadanya, seakan ia di anggap sebagai gudang uang.Hanum menghela nafas resah. Di otaknya muncul sebuah ide.Begitu panggilan terputus, Hanum segera beranjak dari tempat duduk menghampiri Desy yang memang bertugas untuk melayani pembeli yang langsung datang ke toko
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
23
DMCA.com Protection Status