All Chapters of Istri Lugu Presdir Dingin: Chapter 411 - Chapter 420
480 Chapters
Bab 412
Ranti terus saja mengusap dahinya, rasanya sangat sakit sekali karena membentur pintu.Dia merasa begitu sial untuk hari ini, bukan hanya hari ini. Tetapi, setelah menikah dengan Niko nasibnya terus saja sial."Dasar laki-laki aneh, kenapa dia betah sekali di rumah ini," kata Ranti yang terus saja berbicara sendirian.Dia sudah terlalu kesal, sehingga tidak tahu lagi harus melupakan pada siapa. Sedangkan kepalanya hampir pecah karena memikirkan kapan bercerai dari Niko.Ranti sudah tak sabar untuk yang satu itu, itulah hal yang paling membuatnya bahagia untuk saat ini."Siapa yang kamu maksud?" tanya Tias saat mendengar putrinya yang tengah menggerutu kesal.Ranti pun menyadari kini dia ada di teras, sedangkan Tias sedang membuat kerajinan tangan dari benang di sana.Ranti pun duduk di kursi yang bersebelahan dengan Tias.Kemudian meneguk teh hangat milik Tias yang ada di atas meja."Dokter Niko, kok betah banget di rumah kita, nggak punya malu banget sih itu orang. Kita, 'kan, nggak
Read more
Bab 413
Setelah bayi itu lahir tentu saja belum selesai, karena ada satu bayi lagi yang juga harus segera dilahirkan."Satu lagi, tarik napas dan hembuskan perlahan. Jangan takut, tetap tenang," kata Ranti.Sedangkan Niko segera membersihkan bayi yang sudah terlebih dahulu lahir.Sebab Barra tak mengijinkan dirinya untuk menolong persalinan Asih.Lagi pula dia juga harus segera menangani bayi tersebut.Hingga kembali terdengar suara tangisan bayi, dan kini bayi kembar itu pun sudah dilahirkan dengan sehat dan selamat.Ranti langsung saja mengurus Asih, sedangkan kedua bayi itu menjadi urusan Niko.Niko saja gemas melihat bayi tersebut, mendadak bayinya juga menginginkan seorang bayi.Sejak dulu tidak pernah melintas di pikirannya, tapi tiba-tiba saat melihat wajah anak Barra dia juga bisa begitu.Tapi itu hanya ada dalam hatinya, dia tak mungkin mengutarakan secara langsung.Hingga kini semuanya selesai, dua bayi yang sudah dibalut dengan bedong dan di baringkan di samping ibunya.Barra tak k
Read more
Bab 414
"Hay, Ibu Bidan. Sedang apa?""Dokter Niko, bisakah anda yang sopan sedikit?" "Tidak."Niko pun bersandar pada dinding, kedua tangannya di lipat di dada.Matanya melihat Ranti yang berada di dalam kamar mandi, wanita itu tampak sedang mencuci tangannya.Dan saat dia berada di sana tatapan wanita itu tampak sangat tajam, di tambah lagi dengan jawabannya yang memang sangat menjengkelkan sekali."Dasar lelaki gila," gerutu Ranti."Aku tidak tahu malu. Jadi, aku tidak perduli," kata Niko lagi."Ada, ya, manusia aneh seperti mu di dunia ini!" kesal Ranti.Jika orang lain yang menjadi Niko pasti tak terima dikatakan tidak tahu malu, sedangkan Niko malahan lain, dia yang mengatakan sendiri jika dirinya tak tahu malu.Pria itu memang sedikit aneh, berbeda dari yang lain. Ranti juga bingung, mengapa ada manusia seperti Niko."Tentu, aku ini sangat dibutuhkan untuk membuat orang lain bahagia, buktinya aku selalu tersenyum.""Terserah kau saja!"Ranti pun kini sudah selesai mencuci tangan dan w
Read more
Bab 415
"Kau itu benar-benar sangat menjengkelkan sekali!" Ranti langsung saja meluapkan kemarahan yang dia tahan sejak tadi.Hingga setelah selesai makan malam kini keduanya sudah berada di dalam kamar.Langsung saja Ranti mengeluarkan kekesalannya tanpa bisa menahannya lagi.Bayangkan saja dari tadi dia makan dengan tidak nyaman, itu karena Niko adalah penyebab utamanya.Bukan berarti saat tadi dia hanya diam saja, kemudian sampai saat inipun dia tak lagi membahasnya.Itu tidak mungkin dan sangat tidak mungkin, karena pria itu tetap harus diberikan pelajaran, agar tak lagi berbuat sesukanya."Ada masalah apa?" tanya Niko tanpa beban, bahkan seakan tak tahu apa-apa, dia tampak santai duduk di sofa sambil melihat ponselnya.Sedangkan Ranti yang berdiri tak jauh darinya menatapnya dengan tajam."Kenapa kamu pegang-pegang!" pekik Ranti."Pegang apa? Kalau bicara yang jelas," jawab Niko.Nada bicara Niko tampak sangat santai, dia hanya memainkan ponselnya saja. Namun, setiap pertanyaan yang dia
Read more
Bab 416
Pagi i harinya Ranti pun terbangun, dia terkejut melihat dirinya yang tidur di atas ranjang.Padahal merasa semalam tidur di sofa, kemudian dia melihat ke samping, Niko masih terlelap di sana.Kepala Ranti pun mencoba untuk berpikir keras, akan tetapi rasanya sangat sulit sekali, menemukan jawabannya, karena Ranti tidak mengingat apapun.Kemudian dia memeriksa dirinya, apakah ada yang terjadi padanya.Tapi sepertinya tidak, Ranti sangat yakin dirinya masih baik-baik saja.Hanya saja dia yang masih kebingungan mengapa bisa tidur di ranjang bersama dengan Niko.Dia pun melihat sofa, dia sangat jelas mengingat kalau semalam tidur di di sofa.Tapi ini apa?Ah pusing sekali, memikirkan pertanyaan yang dia sendiri tak tahu jawabannya.Hingga kini Niko pun menggeliat dan perlahan membuka matanya.Dia pun melihat ke arah Ranti yang juga sedang melihatnya."Kenapa melihat ku seperti itu?" tanya Niko sambil bergerak turun dari atas ranjang."Semalam aku tidur di sofa, kok pagi ini aku malah ti
Read more
Bab 416
Setelah memperingati Beni, Niko berharap dapat membuat Ranti dan Beni menjaga jarak.Karena Niko tak main-main dengan apa yang dikatakan olehnya barusan.Kini dia pun langsung menuju ruangannya, dia pun mendorong pintu depan perlahan.Namun, Niko cukup dikejutkan dengan kehadiran seorang wanita yang menurutnya sangat tidak penting.Tidak diharapkan, serta sangat tidak dia sukai.Entah mengapa masih saja wanita itu menghampiri dirinya.Padahal saat beberapa hari yang lalu Niko sudah mengatakan bahwa dia sudah menikah."Mas Niko, apa kabar!" Gina pun menyapa Niko yang kini berjalan menuju tempat duduknya.Gina sudah cukup lama di ruangan Niko, dia menunggu kedatangan Niko dengan sangat sabar. Karena dia harus kembali berbicara pada pria itu, dia yakin masih ada cara untuk membuat mereka bisa bersama. Sehingga dia pun tak hentinya berusaha."Untuk apa kau di sini?" tanya Niko yang tampak sangat kesal pada wanita yang menurutnya sangat membuang-buang waktunya itu.Jangankan untuk bertemu
Read more
Bab 417
"Niko, apa yang kamu lakukan? Kamu kasar sekali pada istri mu sendiri!" Widia pun berjalan cepat menghampiri Ranti, dia pun mendorong Niko yang menghalangi jalannya.Kemudian dengan cepat melepaskan ikatan Ranti, hingga kini sudah terbebas.Widia pun menatap wajah Niko dengan berapi-api, sungguh dia sangat kesal dengan apa yang dilakukan oleh Niko.Menurutnya selama ini Niko bukan lelaki yang suka kasar pada wanita, tetapi entah mengapa kini malah seperti ini.Hingga tanpa bertanya sama sekali tangannya pun melayang di udara dan langsung saja mendarat di wajah putranya.Plak!"Ma."Plak!Widia pun kembali melayangkan tangannya di pipi sebelahnya, benar-benar tidak kuasa menahan amarahnya.Tanpa mendengar penjelasan anaknya sama sekali.Bahkan Niko sudah ingin berbicara, namun apa daya. Kenyataannya tangan Widia jauh lebih cepat bersuara."UPS!" Ranti pun terkejut melihatnya, sungguh dia tak menyangka bahwa Widia akan menampar anaknya.Bahkan di depan mata kepala sendiri, entah benar
Read more
Bab 418
Kini hari pun sudah sore, jam pulang kerja ini membuat Ranti merasa begitu bahagia. Apa lagi dia begitu lelah dan membutuhkan waktu untuk beristirahat.Istirahat hati, pikiran dan tubuhnya yang lelah menghadapi Niko.Suaminya itu yang membuatnya kesal bukan main."Dokter Niko, aku pulang duluan, ya, aku sudah lelah dan ingin segera istirahat!" kata Ranti."Siapa juga yang mau menginap di sini, aku juga mau pulang," kata Niko yang sedang membereskan laptopnya untuk dia bawa pulang."Aku bilang, aku mau pulang. Bukannya, menanyakan kamu menginap di sini atau tidak! Dasar aneh!" jawab Ranti dengan sangat kesal, "ah, sudahlah, aku pulang duluan. Percuma juga berdebat dengan mu! Aku sudah lelah, aku tidak mau semakin lelah!"Tanpa menunggu jawaban dari Niko dengan segera Ranti pun berlari menuju pintu, karena dia benar-benar ingin cepat sampai di rumah.Sedangkan Niko hanya diam saja, karena ingin melihat dengan siapa Ranti pulang.Jika dengan Beni, artinya pria itu benar-benar cari masala
Read more
Bab 419
"Indahnya hidup ini."Ranti pun duduk bersantai di taman belakang rumahnya, dia menikmati udara pagi yang begitu menyegarkan ini.Pagi ini dia hanya bersantai saja di rumah karena Niko sedang ada urusan di luar kota sehingga tidak masuk bekerja.Ini hari yang paling membahagiakan bagi seorang Ranti setelah menjadi istri Niko.Pagi ini memang tampak mendung dengan hujan yang turun rintik-rintik membasahi bumi.Akan tetapi menurut Ranti hari ini begitu cerah secerah hatinya tanpa Niko.Sesekali dia menyeruput teh hangat untuk membuat dirinya semakin segar."Pagi ini mendung, tapi kamu sangat bahagia sekali sepertinya," tanya Tias.Sejak tadi Tias terus saja memperhatikan putrinya.Wajah putrinya Itu tampak berbinar-binar dari semalam hingga pagi ini tak ada pudar."Iya, dong, Bunda. Ranti, sedang menikmati libur bekerja, rasanya sangat indah luar biasa," jawab berhenti sambil kembali menyeruput teh hangat miliknya."O, begitu. Lalu, Niko bagaimana kabarnya? Apa kau sudah menanyakan dia
Read more
Bab 420
Dua hari kemudian.Dua hari sudah berlalu, Niko belum jug kembali dari luar kota.Ranti pun masih menikmati kebebasannya, bebas bekerja dan bebas gangguan dari seorang lelaki yang sangat dibencinya setelah ucapan Niko yang pernah membuatnya merasa tersakiti."Nggak kerja?" tanya Asih saat melihat adik iparnya yang baru saja datang ke kamarnya untuk melihat dua bayi mungil yang sangat menggemaskan."Enggak, Kak. Dokter Niko, masih di luar kota," jawab Ranti.Ranti pun menggendong bayi lucu tersebut, namanya Alif, sedangkan Alfa masih terlelap di dalam box bayinya."Kamu kenapa tidak ikut?" tanya Asih lagi, mengingat keduanya adalah suami istri.Sehingga tak ada masalah jika pun Ranti pergi kemana pun Niko pergi.Bahkan keduanya bebas untuk pergi kemana pun berdua saja."Ngapain? Lagian apa, iya ngikutin dia," kata Ranti yang sama sekali tidak tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Asih.Asih pun tersenyum mendengar jawaban adik iparnya tersebut.Membuat Ranti pun bertanya-tanya mengap
Read more
PREV
1
...
4041424344
...
48
DMCA.com Protection Status