Semua Bab Talak Setelah Fitnah: Bab 51 - Bab 60
145 Bab
Menegaskan hubungan antara Arka dan Aisyah.
Hari ini Aisyah izin pulang lebih awal karena akan menjemput orang tuanya di stasiun yang hari ini akan tiba dari jakarta. Ia meminta bantuan Shania untuk menghadle siswa-siswinya di jam terakhir. "Kamu yakin berangkat sendirian? Minta Antar Angga saja, dia tidak ada jam sekarang?" ujar Shania saat Aisyah pamit akan berangkat ke stasiun. "Aku sendiri saja. Sudah pesan taksi online kok," sahut Aisyah. "Nitip anak-anak ya! Mereka sudah tak kasih tugas, jadi mereka tidak akan ramai di kelas." Tambahnya sebelum pergi. Segera Aisyah bergegas setelah mendapat pesan dari sopir taksi online yang sudah menunggunya di depan gerbang sekolah. Untuk sampai ke stasiun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekitar satu jam lebih karena sekolah tempat Aisyah sekarang mengajar memang sedikit jauh dari keramaian dan pusat kota. Tak perlu menunggu lama, baru beberapa menit Aisyah sampai kereta dari dari Jakarta sudah tiba. Nampak Ja'far dan Salma tersenyum lebar saat melihat putri kesayangannya sudah me
Baca selengkapnya
Tidak lagi bisa kamu nikahi.
"Maksudnya?" tanya Arka dengan tatapan shock dan jantung yang berdegup kencang. Ada rasa takut yang tiba-tiba menjalar di hatinya setelah mendengar ucapan mantan mertuanya. "Mengapa saya dan Aisyah tidak bisa rujuk? Bukankah banyak pasangan yang berpisah dan bisa kembali bersama lagi? Apa bedanya kami dengan pasangan lain?" Kembali Arka memberondong Jafar dengan banyak pertanyaan karena mertuanya itu hanya diam dan menatapnya datar. Jafar menatap Arka lekat. "Bukankah dulu aku sudah mengingatkan kamu. Hati-hati saat berucap! Jangan sampai kamu menyesal," ujarnya mengingatkan. "Saya sangat menyesal sudah menuduh wanita sholehah seperti Aisyah berselingkuh. Saat itu saya hilang kendali karena terbakar emosi dan api cemburu setelah melihat foto mesra seorang laki-laki dengan wanita yang wajahnya mirip sekali dengan Aisyah. Saya benar-benar tidak tahu jika itu hanya fitnah." Arka benar-benar menyesali semua tindakan dulu. Jafar menghela nafas panjang, rasanya seperti ada sebuah bongka
Baca selengkapnya
Tidak untuk laki-laki ini.
"Tanyakan pada Aisyah, kenapa dia menolak kembali bersama saya? Itu karena dia sedang menjalin hubungan dengan laki-laki yang ada di foto itu. Laki-laki yang ikut andil membuat saya menceraikan Aisyah." Suara Arka kemarin sore masih terngiang-ngiang di telinga Jafar, membuat lelaki paruh baya itu tidak bisa tidur semalaman. Dalam hati ingin sekali menanyakan kebenarannya pada Aisyah namun ia urungkan. Ia sangat yakin jika putrinya itu tidak pernah mengenal apalagi memiliki hubungan dengan laki-laki yang me jadi sumber mala petaka di hidupnya Aisyah. "Sejak kemarin Ibu lihat seperti ada yang Ayah pikirkan," ucap Salma mendatangi suaminya yang sedang duduk di kursi teras depan rumah putri mereka. "Ada apa sih Yah? Cerita sama Ibu, jangan diam saja!" Terlihat Jafar menghela nafas panjang lalu menoleh pada istrinya. "Aku mengkhawatirkan Aisyah. Apa lebih baik kita ajak pulang saja?" "Emang Aisyah bakalan mau? Ayah tahu sendiri sekeras kepala apa dia?" timpal Salma lalu mendengus kasar
Baca selengkapnya
Kebenarannya.
Tanpa menunggu lebih lama Jafar segera meminta penjelasan Aisyah begitu mereka sampai di teras rumah."Jelaskan apa yang tadi Ayah lihat!" ujar Jafar sambil menahan emosi yang sudah memanas di dadanya. Aisyah yang masih bingung dan sock dengan sikap kasar ayahnya, hanya bisa terdiam sembari memikirkan harus memulai dari mana awal cerita dirinya mengenal Andaru. Mata Jafar melotot, "Kenapa diam?" sentaknya dengan suara meninggi yang seketika membuat Aisyah berjinggat kaget. "Yah tenanglah dulu," sahut Salma memegangi lengan Jafar untuk menenangkan suaminya itu yang sekarang sedang di selimuti amarah. "Kita bicara di dalam saja, malu kalau kedengaran warga sini," sambungnya lalu menarik suaminya masuk ke dalam rumah dan di ikuti Aisyah. "Sekarang jelaskan!" perintah Jafar setelah mereka duduk di ruang makan. Sebelum berbicara Aisyah menarik nafas panjang untuk sedikit menormalkan degup jantungnya yang sejak berdetak sangat cepat yang diakibatkan oleh rasa takutnya. Dari awal Aisyah
Baca selengkapnya
Patuh
Pukul enam pagi Jafar sudah berdiri di depan teras untuk menunggu Aisyah bersiap. Ya pria paruh baya itu berniat mengantar putrinya seperti apa yang dikatakannya semalam. Mulai hari ini Jafar akan mengantar jemput Aisyah mengajar. Pria paruh baya itu juga memutuskan akan segera membawa Aisyah pulang ke Jakarta saat musim libur sekolah tiba. "Pak sarapan dulu," ucap Salma berdiri di depan pintu ruang tamu. "Nanti saja setelah mengantar Aisyah," jawab Jafar menoleh sebentar lalu kembali mengarahkan pandangannya jauh ke depan. "Apa harus sampai seperti itu Yah? Kasihan Aisyah, nanti malu sama rekan-rekan gurunya yang lain." ujar Salma lantas berjalan mendekati suaminya itu. "Akan lebih memalukan lagi kalau putri kita bergaul dengan laki-laki brandalan yang kurang ajar itu," ucap Jafar lalu menoleh pada istrinya itu. "Suruh Aisyah bergegas! Katakan aku sudah menunggunya," lanjutnya memerintah. Salma menghela nafas, suaminya adalah orang yang sangat tegas dan sulit sekali untuk diluluh
Baca selengkapnya
Percayalah akan cintaku.
Sudah dua hari Aisyah berada di jakarta. Hari pertama yang dilakukan Aisyah hanya berdiam diri di rumah untuk melepas rindu dengan ibu dan adiknya. Hari kedua Aisyah ikut Ayahnya ke toko untuk sekedar menemani ayahnya itu berjualan. Dan hari ini rencananya Aisyah ingin menemui sahabatnya, Reina. Sekalian mengunjungi Zahra muridnya di sekolah lamanya dulu. "Kamu jadi mau ketemu Reina?" tanya Salma saat Aisyah baru keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Sebuah hem putih dipadupadankan dengan celana jeans biru tak ketinggalan tas selempang berwarna hitam. "Iya Bu, sekalian nanti mau ke rumah Zahra," jawab Aisyah sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang membereskan piring bekas sarapan Ayahnya. "Ayah sudah berangkat?" sambungnya mengarahkan tatapannya ke arah jam dinding. "Sudah, toko sedang ramai, jadi berangkat lebih awal. Kasihan Joko kewalahan kalau ayahmu datangnya kesiangan," jelas Salma sembari menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring. "Makasih," uca
Baca selengkapnya
penebusan dosa.
Aisyah pov. Aku sedang melipat mukena setelah sholat dzuhur ketika terdengar suara keras dari ruang tamu rumah kami. Segera kuletakkan mukena dia tas meja dan berlari ke luar. "Ada Bu," tanyaku menoleh pada ibu yang juga berjalan tergopoh-gopoh dari arah dapur. "Gak tau Ai," jawabnya sembari berlari dan segera ku ikuti. "Beraninya kamu datang ke rumahku, menebus dosa katamu?" Suara ayah semakin membuat langkah kakiku melaju cepat. Tiba-tiba muncul rasa takut dan khawatir mulai menyelimuti akal pikiranku. Jantungku berdegup kencang. Jangan-jangan... "Astaghfirullah Yah,," teriakku berlari mendekati ayah yang sedang memukuli Andaru. Tangan dan kakinya bergantian memukul dan sesekali menendang Andaru higga pria itu tersungkur. Namun belum sempat tanganku menggapai Andaru dari sisi kananku sebuah tangan menarikku dan memelukku dari belakang dengan sangat erat. Seketika aku menoleh, "Zeyn,, lepas!" Aku berusaha menarik tangan Zeyn agar terlepas dari bahuku. "Aku bilang lepas Zeyn!!
Baca selengkapnya
Kejelasan hubungan
"Baiklah," ucap Ayah setelah menghela nafas panjang dan dalam. "Saya akan memaafkan kamu, tapi dengan syarat,,.."Jantungku berdebar kencang menunggu apa saya syarat yang akan diminta Ayah. "Menjauhlah dari Aisyah." Degh,,,, Jantungku seperti berhenti berdetak. Baru saja aku merasakan bahagianya jatuh cinta, kini aku harus merelakan rasa itu kemabli sirna. Sejak awal aku sudah bisa menebak jika Ayahku pasti akan meminta hal itu. "Jika kamu benar-benar mencintai Aisyah, kamu harus menuruti perintah saya untuk menjauhinya. Pikirkanlah, bagaimana orang-orang akan memandangnya jika mereka tahu Aisyah memiliki hubungan dengan pria yang ada di video dan foto-foto yang kamu buat dulu. " Andaru menundukkan kepalanya, terdengar helaan nafas berat dari pria itu. "Tidak adakah hal lain yang bisa saya lakukan untuk menebus dosa dan kesalahan saya?" ucapnya memelas. "Tidak ada!!" jawab Ayah tegas. "Aisyah harus memilih kehilangan kami keluarganya atau menjauhi kamu," Ayah mengarahkan pandanga
Baca selengkapnya
Izin dari Ayah.
@Andaru[Izinkan aku untuk menjadi pelangi untukmu, Setelah semua badai yang telah kau alami. Kamu mungkin tak selalu selalu bahagia bersamaku, Tapi aku bisa memastikan akan melakukan segalanya untuk membuatmu bahagia. Aku tahu begitu hebatnya badai itu memporak-porandakan hatimu, Namun percayalah cintaku setulus pelangi yang datang selepas badai pergi.Jadi aku mohon jangan pernah menyerah untuk mempercayaiku.] Pesan yang di kirim Andaru ke nomor ponsel Aisyah pagi ini. Aisyah duduk di halaman belakang rumahnya saat sebuah pesan masuk melalui aplikasi gagang telpon di ponselnya. Pesan dari pria yang sudah dua hari ini memenuhi pikirannya. "Memang ya, orang yang sedang jatuh cinta kebanyakan suka melamun," celetuk Zeyn tiba-tiba sudah berdiri di depan Aisyah. "Awas lo, ntar kesambet setan penunggu pohon mangga," candanya ikut duduk di samping Aisyah. "Mau di pukul pakai sapu? Atau diam!!" sahut Aisyah melirik kesal. "Ish, gitu amat. Emang anak sama emak sebelas dua belas galak
Baca selengkapnya
Lampu hijau.
"Silahkan jika kamu ingin menjalin hubungan dengan Andaru, tapi dengan satu syarat," "Syarat apa Yah?" "Tolong untuk sementara waktu, kamu jangan mengajaknya ke rumah," ujar Jafar dengan tatapan sendu. Aisyah tertegun hatinya terasa teriris mendengar kata 'Tolong' terlontar dari kedua bibir sang ayah. Selama ini ayahnya itu sangat tegas tapi hari ini ia melihat bahwa ayahnya sedang memohon pada putrinya sendiri. "Ayah dan Ibu belum siap kembali menjadi bahan gunjingan dan cibiran warga sekitar. Kasihan Ibumu kalau sampai tertekan lagi. Ayah tidak tega melihatnya menangis," "Maafkan Aisyah Yah," ucap Aisyah menunduk penuh sesal.Sama halnya dengan Jafar, ia sendiri juga tidak menginginkan jika kejadian dua tahun lalu itu kembali terulang. Entah siapa yang salah? Mantan Suami dan mertuanya yang menjadi akar terjadinya peristiwa itu atau Andaru yang menjadi eksekutor dari rencana Mantan Ibu mertuanya.Namun yang pasti fitnah dua tahun itu sangat menyakiti keluarganya. Dan Aisyah sen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status