All Chapters of Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Chapter 61 - Chapter 70
126 Chapters
Bangun Sat!
"Ishh!" desis kuat keluar dari bibir Arumi. Dengan sekuat tenaga ia berusaha menggerakkan tubuhnya yang terasa seolah remuk di setiap inchi tulangnya. Ia pun duduk perlahan sembari mengedipkan matanya beberapa kali agar pandangannya yang beberapa saat lalu kabur berubah menjadi lebih jelas.Setelah menggelengkan kepalanya beberapa kali, akhirnya ia bisa melihat apa yang ada di hadapannya. Sesaat kemudian ia pun segera mengarahkan pandangannya ke sekeliling untuk mencari di mana Satria saat ini. Benar saja, tak jauh dari tempatnya saat ini terlihat tubuh Satria yang tergeletak di pinggiran jalan raya."Sat," panggilnya dengan suara lirih sembari bangun dengan seluruh tenaganya. Sejenak ia berhenti bergerak ketika melihat seorang kakek tua dan sepedanya yang mereka hindari tadi kini sedang tersenyum mengejek ke arahnya. 'Ini disengaja,' batin Arumi yang terkejut melihat hal itu.Setelah itu ia pun mempercepat gerakannya agar bisa sampai pada Satria."Sat, Satria," panggil Arumi se
Read more
Bertahanlah Ar
Beberapa saat setelah perdebatan, akhirnya terjadilah perkelahian. Arumi memukuli tiga laki-laki tersebut dengan balok kayu yang didapatnya. Sesekali ia menendang sembarangan untuk menghindari sergapan tiga laki-laki tersebut. Ia memang kerap berkelahi ketika masih SMP, tetapi perkelahiannya saat ini jelas tak sama dengan waktu itu. 'Jelas kalau aku nggak bisa menang, kenapa kok lama banget toh Pak Taufiknya,' batin Arumi sembari terus mengayunkan balok di tangannya.Ia sadar betul kalau saat ini ia kalah jumlah, kalah tenaga dan bahkan kalah kemampuan. Hingga tiba-tiba saja …."Ah!" pekik Arumi ketika tiba-tiba saja ada yang menendang dirinya dari belakang. Langsung saja dua laki-laki yang ada di depan Arumi menangkap dirinya. Dengan cepat mereka merebut balok kayu dari tangannya."Lepaskan!" teriak Arumi sembari terus memberontak."Aku tidak tahu kalau gadis cantik seperti kamu bisa berkelahi seperti itu," ucap laki-laki yang baru menendang Arumi sembari mencubit rahang A
Read more
Dhik
"Itu karena tidak ada lagi tempat untuk kamu," jawab Satria."Hah, beneran gitu?" tanya Arumi yang tentu saja meragukan jawaban tersebut. "Memang ini rumah sakit kecil?" tanyanya sembari menatap ke jendela."Tentu saja tidak. Ini rumah sakit terbesar di sini," beber Satria.Langsung saja Arumi menoleh pada Satria lagi, lalu menyipitkan matanya. "Tukang ngibul," celanya sembari mencoba untuk bangkit.Namun setelah sesaat mencoba, ia baru menyadari kalau ada yang di salah dengan tubuhnya. "Eh, ini tanganku kenapa?" tanyanya yang terkejut karena melihat tangannya dibalut gips."Tangan kamu patah," jawab Satria sembari bangun dari ranjangnya."Retak?" Arumi terkejut. "Lah, ini gimana? Kenapa bisa patah? Nanti kalau aku kerja gimana? Apa lama sembuhnya?" 'Jadi dia sangat takut tidak bisa bekerja,' batin Satria sembari duduk di pinggiran ranjang."Loh, tulang kamu nggak ada yang patah?" tanya Arumi yang berganti terkejut karena melihat Satria sepertinya bisa dengan bebas bergerak."Aku buk
Read more
Kenapa Kalian Sekamar?
Arumi pun langsung menoleh pada Satria dan kemudian menyipitkan matanya."Dia dari kecil memang suka usil, jangan dimasukkan ke dalam hati," ujar Nyonya Rianti, ibu Satria."Dia bukan suka usil, dia itu sangat usil," timpal Kania.Sontak saja Arumi tersenyum kaku ketika mendengar hal itu. 'Ah, kenapa jadi begini,' batinnya.Kemudian Arumi pun kembali menatap ke arah Rangga yang saat ini sedang memeriksa infus di dekat ranjang. "Kalau begitu kenapa tanganku diberi beginian?" tanya Arumi sembari menyentuh lengannya yang digips.Rangga pun langsung menatap malas ke arah Satria. "Tanyakan saja pada dia," jawabnya.'Satria!' teriak Arumi di dalam hati."Tapi memang benar, ada memar dan luka di bagian lengan, kaki, punggung dan juga tengkuk," terang Rangga."Terdengar seperti yang selamat cuma bagian wajah ya," komentar Arumi sembari meringis."Tidak juga. Bagian betis, perut, lengan dalam, telapak tangan, kaki dan ….""Ehem! Hentikan itu," potong Satria. "Sudah, kamu cek saja kondisinya."
Read more
Gara-Gara Jeruk
"Iya. Dulu waktu masih sekolah aku pernah berkelahi sama salah satu anak buahnya ibuk, terus jariku ini dijepitin sama mereka di pintu," terang Arumi sembari menatap ke arah jari kelingking yang dimaksud Satria.'Kenapa dia mengatakannya dengan santai, apakah itu bukan kenangan buruk?' pikir Satria."Kenapa kamu berkelahi?" tanyanya."Karena …." Arumi menggantung Kalimatnya."Karena apa?" tanya Satria sembari membawa sepiring buah di tangannya."Karena waktu itu anak buah ibukku ngerebut mantanku," jawab Arumi lalu menghela napas panjang.Mendengar jawaban Arumi, Satria pun makin merasa penasaran karena ia tahu kalau anak buah yang dimaksud oleh Arumi seharusnya adalah seorang wanita malam. "Kenapa bisa?" tanyanya."Ya … karena mantanku nggak tahu kalau aku itu anaknya Mami Sus. Terus waktu itu dia nginep di salah satu kamar dan ketahuan sama aku. Habis itu aku ngamuk dong dan (bla-bla-bla) …." Arumi terus bercerita.Sedangkan saat ini Satria terus mendengarkan cerita berapi-api ter
Read more
Berani Kamu Menolak Satria
Setelah lebih dari seperempat jam pembicaraan rumit, akhirnya Arumi pun mencoba bangun dari tempat tidurnya."Tenanglah Ar, aku yakin dia memang tidak bermaksud buruk," ujar Excel yang mencoba menenangkan emosi Arumi."Benar, aku ini tidak mengatakan sesuatu yang buruk. Aku ini benar-benar melamar kamu," beber Satria."Sudah, jangan dengarkan dia, dengarkan aku saja. Dia itu memang bodoh tentang masalah perasaan. Dia belum pernah menyatakan cinta pada perempuan, bahkan keluarganya saja sampai mengira kalau dia itu tidak menyukai perempuan," beber Excel. "Hiss," desis Arumi sembari menatap tajam pada Satria yang saat ini juga sedang menatapnya dengan ekspresi yang tidak bisa digambarkan."Percayalah, kamu itu satu-satunya gadis yang pernah dia bawa untuk bertemu dengan keluarganya. Jadi jangan meragukan hatinya. Ya … walaupun sikapnya seperti itu, tapi aku pastikan dia sangat tulus pada kamu," imbuh Excel."Benar, kamu harus mendengarkan dia. Aku ini benar-benar tidak bermaksud
Read more
Dimanfaatkan Cheri
Langsung saja wanita tersebut menyambar kerah kemeja Cheri. Dan dalam hitungan detik telah terdengar suara tamparan keras mengudara."Wanita jalang!" Teriakan wanita tersebut langsung membuat semua penghuni kost berkumpul."Mbak, tolong berhenti," ucap Arumi sembari membantu Cheri yang saat ini tengah terduduk di tanah.Dan setelah Cheri bangun, tiba-tiba ia membalas berteriak. "Berani kamu! Apa kamu tidak tahu kalau aku ini temannya Arumi. Dia ini calon istri dari Satria, Presdir yang terkenal!"Arumi tersentak mendengar ucapan Cheri. Ia pun langsung menatap teman sekamarnya itu dengan dingin. 'Jadi ini tujuannya menjenguk dan bersemangat membawaku pulang hari ini,' pikirnya.Sesaat kemudian, tiba-tiba ada tangan lain yang menarik lengan Arumi. "Bukankah kamu baru saja kecelakaan?" tanya wanita yang baru saja menarik Arumi."Iya," jawab Arumi singkat nan dingin.Lalu sebuah kalimat pun muncul lagi dari Cheri. "Kamu dengar itu. Dia baru saja kecelakaan, jadi dia butuh istira
Read more
Laundry dan Abi
Pada akhirnya kini Arumi berada di tempat laundry bersama dengan laki-laki tersebut."Em … Pak Abi tadi baru dari mana?" tanya Arumi setelah selesai memberikan baju-bajunya pada tukang laundry. Sedari tadi memang tak ada percakapan apa pun di antara mereka selain Arumi yang tadi meminta kantong plastik tersebut, tetapi Abi tak menyahut dan justru membawakan plastik tersebut ke tempat laundry yang memang tak begitu jauh dari tempat kost."Aku sedang melihat-lihat situasi di sekitar sini untuk menentukan apakah lingkungan di sekitar tempat ini cocok untuk membuka cabang baru," jawab Abi dengan santai."Hem …," gumam Arumi sembari menganggukkan kepalanya beberapa kali."Sekaligus aku memang ingin menjenguk kamu," imbuh Abi. "Kemarin aku datang ke rumah sakit, tapi mereka berkata kalau kamu sudah pulang.""Iya, aku tidak betah di rumah sakit, jadi aku minta pulang duluan," jawab Arumi sembari tersenyum canggung."Lalu bagaimana keadaan kamu, apakah sudah lebih baik?" "Sudah.
Read more
Memerah
"Kenapa Mbak?" tanya Arumi pada pemilik laundry yang saat ini sedang menatap Arumi, Satria dan Abi bergantian.Wanita tersebut langsung tersenyum canggung. "Itu … apa mereka ini yang ada di poster dekat pasar?" tanyanya.Arumi terdiam sesaat memikirkan poster yang dimaksud. "Oh … poster itu," gumamnya."Iya, yang pakai jas itu," imbuh pemilik laundry.Sejenak Arumi diam dan kemudian melirik Satria.'Apa yang ingin dia lakukan?' pikir Satria yang merasa tidak beres melihat lirikan penuh maksud tersebut.Benar saja, sesaat kemudian Arumi pun tersenyum lebar. "Iya Mbak. Dia memang yang ada di poster itu," jawab Arumi sembari berdiri dan menggandeng lengan Satria.Tentu saja Satria langsung merasa curiga dengan tingkah Arumi tersebut."Kalau Mbak bisa memberi diskon cucianku, maka Mbak bisa berfoto sama Tuan Satria. Nanti, Mbak bisa tempelin foto itu di luar supaya orang-orang semakin tertarik nyuciin baju mereka di sini. Gimana?" 'Sialan gadis ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia kesayang
Read more
Konyol Bin Tolol
"Tolong bersabarlah," ucap Rangga setelah Arumi selesai berbisik."Ada apa?" tanya Satria yang merasa semakin penasaran.Kemudian Rangga pun kembali menatap Satria dengan ekspresi datar. "Aku tidak mengerti bagaimana caranya kamu bisa lulus dengan cumlaude," cibirnya.Tetapi Satria yang masih bingung pun hanya diam dan kemudian berganti menatap ke arah Arumi yang langsung melengos ketika ditolehnya."Dasar bodoh! Pergi sana!" usirnya sembari menunjuk ke arah pintu masuk ruangan itu.Sesaat kemudian Satria pun kembali menatap Rangga. Namun ketika akan berbicara, tiba-tiba Rangga menarik kemejanya dan berkata, "Dia malu."'Malu?' Satu kata itu terngiang-ngiang di dalam kepala Satria selama beberapa saat. "Ck!" decak Satria yang kesal dan merutuki kebodohannya sendiri di dalam hati. Beberapa menit berlalu, kini Satria dan Arumi sudah sampai di tempat parkir. "Aku memang sedikit bodoh soal memperlakukan wanita," ucap Satria untuk memecah suasana canggung di antara mereka.'Buka
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status