Semua Bab Terperangkap Dekap Hangat CEO (Sok Dingin): Bab 71 - Bab 80
126 Bab
Pancingan Abi
Setelah selesai mencuci tangan dan berbenah, Arumi pun segera mengikuti Yessi keluar dari restoran. Dan benar saja, saat ini terlihat dua laki-laki yang sedang berkelahi di halaman restoran."Berhenti!" teriak Arumi.Seketika dua laki-laki tersebut pun menghentikan gerakan mereka dan menoleh ke arah Arumi yang saat ini berlari ke arah mereka."Ada apa ini?" tanya Arumi dengan diikuti Yessi di belakangnya."Tidak ada apa-apa, Ar, hanya ada sedikit kesalah pahaman," jawab Abi sembari bangun dari tempatnya terjatuh barusan.Mendengar hal itu, Arumi segera mengalihkan pandangannya pada Satria yang saat ini sedang mengusap darah di sela bibirnya. Tak terdengar pembelaan atau apa pun dari bibir kekasihnya itu. Arumi tahu kalau emosi Satria tidak terkontrol dengan baik, dia akan mudah terpancing emosi dengan hal-hal kecil.Sesaat kemudian Arumi menghela napas panjang. "Apa kamu tidak ingin menjelaskan sesuatu, Mas?" tanyanya dengan lembut.Satria membisu. Tangannya mengepal, ma
Baca selengkapnya
Pelakor Handal
Sore harinya. Seperti biasanya, sore ini Arumi pulang ke tempat kost. Semenjak ia menyelamatkan Satria dan menjadi kekasihnya, Arumi tak perlu lagi datang membersihkan rumah Satria seperti perjanjian mereka dulu. Bahkan, Satria merobek kertas perjanjian itu di depan Arumi beberapa hari yang lalu setelah Arumi meminta cuti untuk tidak bekerja pada Satria dulu."Huff …." Helaan napas Arumi terdengar cukup kencang dibarengi dengan tubuhnya yang ia rebahkan di atas kasur lantai tersebut.Sudah beberapa hari Cheri tidak pulang ke tempat kost. Mereka benar-benar menjadi jauh setelah kejadian terakhir kali. "Bertahanlah Ar, tiga hari lagi gajian dan kamu bisa pergi dari tempat ini." Ia berbicara dengan dirinya sendiri.Arumi menatap ke arah langit-langit kamar itu, ia memikirkan apa yang dilaluinya hari. Dan ketika ia tengah asyik merenung, tiba-tiba saja terdengar keributan di luar kamar."Apa lagi sih," gerutunya sembari mengambil bantal dan kemudian menggunakannya untuk menutu
Baca selengkapnya
Lebih Menarik Dari Uang
Kemudian Arumi pun terus mencuri dengar apa yang saat ini dua orang tersebut bicarakan, hingga akhirnya ia tahu kalau wanita yang tadi masuk ke dalam kamar kostnya menggunakan tanah yang dibawanya untuk semacam pesugihan.'Jadi artinya yang waktu itu dia diam-diam pergi ke kamarnya orang yang bunuh diri itu untuk mengambil tanahnya,' pikir Arumi yang mencoba menghubungkan semuanya dengan apa yang terjadi malam ini."Cheri," desis Arumi dengan suara yang ditahann sekecil mungkin.Beberapa menit pun berlalu dengan Arumi yang terus menguping pembicaraan Cheri dan satu laki-laki tersebut. Hingga ia kehilangan kewaspadaannya dan ….Bugh! Sebuah pukulan menghantam tengkuknya dan membuatnya langsung tersungkur.Tiba-tiba ia merasa seolah tak bisa bergerak. Matanya berkunang-kunang dan yang bisa ia lihat saat ini adalah langkah kaki seseorang yang tengah berjalan ke arahnya. 'Apa itu Cheri? Bagaimana ini?' pikir Arumi yang berusaha untuk tetap bangun, walaupun matanya sudah sangat
Baca selengkapnya
Nyonya Abi
"Sudah aku katakan jangan menangis lagi," potong Abi sembari menarik tubuh Arumi dan membuat Arumi jatuh ke dalam pelukannya.Kemudian dengan pelan Arumi mendorong tubuh Abi. "Maaf, tapi ini bukan salah kamu, jadi kamu tidak perlu melakukan itu," jawabnya tanpa ekspresi.Sesaat kemudian Arumi dengan hati-hati turun dari ranjang dan mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai. Dan sesaat kemudian, bergantilah Abi yang bangun dan memakai celananya sambil melangkah pada Arumi."Aku tetap akan menikahimu, tidak perduli kamu mau atau tidak," kekehnya sembari menarik tangan Arumi dengan kuat. Pakaian yang hanya sebuah lingerie di tangan Arumi tersebut pun jatuh kembali ke lantai. "Apa maksud kamu?" tanyanya sembari meringis menahan sakit pada lengannya yang sedang dicengkeram oleh Abi."Aku tidak perduli kamu setuju atau tidak, aku akan tetap menikahi kamu," ulang Abi. "Tapi kenapa?" "Karena aku menyukai kamu dan hanya aku yang bisa menikahimu."'Kenapa?' Arumi bertanya-tanya dengan sem
Baca selengkapnya
Istri Yang Baik
"Atau apa?" Suara Abi tersebut langsung membuat Arumi menurunkan tangannya. Ia pun langsung menatap tajam pada Abi yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu. "Apa maksudnya surat nikah itu?""Itu artinya kamu istriku.""Nggak, nggak mungkin. Kita nggak pernah nikah, aku saja nggak pernah ngasih KTP-ku ke kamu," sanggah Arumi sembari melangkah mendekati Abi. Sedangkan Abi menghentikan langkahnya, lalu menjawab, "Kalau kamu tidak percaya, maka datang saja ke—""Nggak, pokoknya kita nggak pernah nikah!" teriak Arumi sembari menutup kedua telinganya.Kemudian Abi kembali melangkahkan kakinya ke arah Arumi. "Tenanglah, kamu akan bahagia bersamaku," ucapnya sembari memeluk tubuh Arumi dengan erat.Namun bukannya menurut, kini Arumi dengan sekuat tenaga mencoba melepaskan diri dari pelukan Abi. "Lepas! Bangsat lepas!" teriaknya.Sedangkan Abi yang merasa kesal pun berteriak, "Panggil dokter!"Arumi tersentak. "Lepas! Aku tidak mau dokter, aku sudah sehat, aku ingin pergi!" teriaknya."Jik
Baca selengkapnya
Asumsi
Permintaan Arumi tersebut membuat Abi mengerutkan keningnya. "Berikan aku pil KB, aku tidak mau hamil," pinta Arumi sembari menatap Abi dengan dingin.Tanpa bicara apa pun, Abi langsung saja mencengkeram leher Arumi. "Apa kamu tuli? Aku ingin kamu menjadi istri yang baik, termasuk punya anakku," ujarnya.Sedangkan Arumi yang mulai kehabisan napas pun mencoba untuk memukul-mukul tangan Abi, hingga akhirnya Abi pun melepaskannya. "Kamu gila," ucapnya sembari terbatuk-batuk dan memegangi lehernya yang terasa sakit.Sebuah senyum mengejek pun muncul dari wajah Abi. Kemudian dengan tenang ia kembali melangkah dan duduk di kursi yang tak jauh dari Arumi. "Apa Satria memberi tahumu kalau ibu angkatmu yang ada di penjara itu mati?" Arumi terdiam. 'Ibu mati?' Arumi terkejut. Namun, ia lebih terkejut lagi saat menyadari kalau Abi mengatakan kalau Ibu Sus itu sebagi ibu angkatnya. "Siapa maksudmu ibu angkat?""Apa dia tidak mengatakan kalau kamu itu hanya anak angkat?" tanya Abi sembari meliri
Baca selengkapnya
Jaga Kakakmu
Arumi tentu saja terkejut, begitu juga beberapa pengunjung yang ada di sekitar tempat itu. Sesaat kemudian pengawal Arumi pun segera menangkap tangan wanita yang baru saja menampar istri Tuannya itu."Dasar kamu wanita murahan, bisa-bisanya kamu bersenang-senang di sini! Kamu tahu, Kak Satria saat ini sedang mengurung dirinya di kamar. Ini semua gara-gara kamu!" teriak wanita tersebut dengan tatapan menyalang, seolah ingin mencabik-cabik Arumi jika ia bisa.Arumi terdiam sesaat, air mata membayang di pelupuk matanya ketika mendengar hal itu. Sesaat kemudian Arumi pun berganti menoleh pada pengawalnya. "Lepaskan dia! Bagaimanapun dia adalah kerabat," perintahnya."Tapi Nyonya, saya diberi perintah untuk menjaga Anda dari siapa pun, termasuk jika itu memiliki hubungah keluarga," tegas pengawalnya."Rosyid, apa kamu pikir aku tidak bisa menangani ini sendiri?" Arumi menunjukkan ekspresi tersinggung sembari menarik kerah kaos yang digunakan Kania.Dengan kuat ia menarik kaos Kania, hingg
Baca selengkapnya
Malam Tak Singkat 18+
"Apa yang mau kamu lakukan?" Arumi bertanya pada Abi yang saat ini sedang mengambil ponselnya.Kemudian Abi dengan tenang mematikan panggilan tersebut dan melemparkan ponsel tersebut ke atas ranjang.'Apa maunya kali ini,' gerutu Arumi di dalam hati sembari menatap ponselnya."Bukankah sudah seharusnya kamu melayaniku?" Abi mengingatkan.Arumi membisu mendengar kalimat ajakan Abi tersebut. Ia benar-benar melupakan masalah ini ketika tadi asyik berkirim pesan dengan Nita."Kenapa?" tanya Abi sembari melangkah mendekati Arumi.Arumi pun menelan ludahnya sambil mundur selangkah. "Apa bisa ini ditunda?" "Kenapa, bukankah kita sudah melakukannya waktu itu? Lagipula itu bukan pertama kali untuk kamu 'kan? Apa kamu berharap Satria akan menerima kamu setelah tahu kalau kamu bermain dengan banyak laki-laki?" ejek Abi.Arumi terdiam. "Ke mana lidah tajammu?" ejek Abi sekali lagi."Diam, ini tidak akan berhasil. Lebih baik kamu tidur, dari pada kena insomnia," tandas Arumi sembari beralih ke
Baca selengkapnya
Terapi
Setelah mandi dan menyelesaikan sarapan pagi, kemudian Arumi pun pergi ke kolam renang tempat di mana terapis yang dikatakan oleh pelayan menunggunya."Maaf menunggu lama, Mbak," sapa Arumi ketika melihat jikalau terapis yang diundang oleh Abi adalah seorang perempuan."Tidak apa-apa Nyonya, tidak masalah," jawab terapis tersebut sembari tersenyum ramah."Jadi bagaimana ini mulainya? Jujur saja saya baru pertama kali ini terapis-terapis seperti ini, paling-paling dulu saat di desa saya cuma pijet biasa, itu pun jarang," celoteh Arumi yang sedikit ingin melupakan semua masalah di hidupnya."Tengkurap saja, Nyonya. Terapis ini hampir mirip dengan pijat, tapi ditambahi beberapa sesi dan relaksasi, Anda tenang saja," terang wanita tersebut sembari memposisikan alas kepala dengan benar.Arumi yang saat ini hanya menggunakan handuk seperti saran pelayan pun langsung berposisi seperti yang diinginkan oleh terapis tersebut. "Saya mulai, Nyonya.""Iya, mulai saja. Tapi pelan-pelan dulu ya
Baca selengkapnya
Tidak Percaya
Sedangkan Satria yang saat ini melihat todongan pistol dari belakangnya lewat bayangan dari jendela kaca yang ada di depannya pun langsung tersenyum tipis. Namun, belum sempat ia membuka mulutnya, tiba-tiba Arumi lebih dulu bertingkah."Sudahlah, hentikan main-mainnya," ucap Arumi sembari menarik tangan Abi, hingga membuat Abi menurunkan pistolnya. "Bukankah dia saudaramu, mari kita undang dia makan siang," ajaknya.Lalu Abi pun tersenyum hangat. "Kamu ganti baju dulu, nanti kamu datang ke ruang makan, oke?" tanyanya sembari mengusap kepala Arumi dengan lembut.Mendengar hal itu, Arumi pun langsung mengangguk. Ia tidak mau membuat Abi semakin kesal dan membahayakan Satria. Bagaimanapun juga ini adalah tempat Abi, Abi pasti lebih unggul saat ini. Setelah beberapa menit melangkah, akhirnya Arumi pun sampai di kamarnya. Ia segera menutup pintu kamar tersebut dan pergi mengambil pakaian dan membawa pakaian tersebut ke dalam kamar mandi. "Ah," desahnya ketika baru saja menutup pin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status