Semua Bab Fantasi Baru Suamiku: Bab 11 - Bab 20
40 Bab
Part 11
"Lan, ibu mau bicara.” Bu Rohimah berjalan mendekati Alan yang sedang minum teh sore di teras.“Iya Bu, mau ngomong apa?” Tanya Alan.“Itu si Sandra ada masalah apa sih sama Lastri? Kok kayaknya istrimu itu nggak suka banget sama Lastri.” “Maksudnya bagaimana? Kayaknya Sandra biasa saja deh Bu. Kemarin juga dia sampe mau ikut nemenin Sekar daftar sekolah. Sandra juga nggak protes waktu Alan bilang mau beliin Sekar sepeda.” Alan menatap bingung pada ibunya.“Menurut kamu begitu?” Tanya Bu Rohimah.Curhatan Lastri semalam soal Sandra yang sengaja membuat Lastri malu sebenarnya sedikit mengganggu wanita itu. Ia juga merasakan kalau Sandra tidak menyukai Lastri, jadi ia ingin mengkonfirmasi sendiri sebenarnya apa yang terjadi antara menantu juga pembantunya.“Memangnya ada alasan kenapa Sandra harus nggak suka sama Lastri?”“Nggak tahu ya Lan, tapi menurut ibu sih Sandra kayaknya cemburu s
Baca selengkapnya
Part 12
Sialan.Lastri menyapu kesembarang arah, ia sedang tidak dalam suasana hati untuk membersihkan rumah. Nanti ketika ia bisa menguasai Alan, merebut lelaki itu dari Sandra, ia berjanji tidak akan pernah memegang sapu sialan ini lagi. Ia akan hidup seperti ratu, tidak lagi mengerjakan pekerjaan rumah.Boleh saja Sandra bersikap sombong seperti tadi pagi karena merasa Alan masih miliknya, nanti kalau sang suami sudah berhasil Lastri rebut, tentu Sandra tidak lagi bisa sombong seperti tadi. Akan Lastri pastikan untuk membalas kata-kata Sandra, agar wanita itu tahu bagaimana sakitnya.Enak saja dia macam-macam denganku. Batin LastriSebenarnya pada mulanya Lastri sama sekali tidak memiliki niat untuk mendekati Alan. Ia cukup tahu diri bahwa lelaki seperti Alan apalagi memiliki istri seperti Sandra tidak mungkin akan meliriknya. Mau dipikir seperti apapun, rasanya tidak mungkin. Mana ada lelaki yang mau menukar berlian dengan bat
Baca selengkapnya
Part 13
“Alan!” Sandra menarik tangan sang suami dengan kasar. “Maksud kamu apa?!”Sandra jelas tidak terima diperlakukan seperti ini. Di saat harusnya Alan memberinya penjelasan, lelaki itu malah tidak mempedulikannya.Lastri yang melihat pertengkaran tersebut memilih aman dan menjauh sambil membawa Rio.“Jangan ngomong sama aku kalau kamu masih emosi kayak gini.” Alan terdengar dingin. Ia menampik tangan Sandra. “Kamu harus ubah sifatmu yang kayak gini, nggak semua hal bisa kamu selesaikan dengan emosi!”“Apa? Aku yang salah? Padahal kamu yang…” Sandra tidak kuasa meneruskan kalimatnya. Wanita itu mengacak rambutnya sendiri karena kepalang kesal.Sedangkan Alan yang melihat sang istri marah malah pergi ke dapur untuk mengambil minum.Sandra tidak ingin bertengkar, entah apa yang dilakukan sang suami dengan pembantunya di luar sana. Mungkin lebih baik dibicarakan nanti apalagi ponselnya terus-terusan b
Baca selengkapnya
Part 14
“Babu sialan ini nyalain AC sampai enam belas derajat padahal Rio sedang demam dan… dan…” Sandra terbata-bata saking emosinya. “Dan dia bohong soal sudah kasih Rio obat penurun panas! Semua masih lengkap di kotak obat.” Sandra menatap Lastri dengan garang. “Dasar licik kamu, Lastri!” “Lastri, apa maksudnya ini?” tanya Alan yang sekarang jadi bingung.“Saya nggak ngerti apa-apa,” jawab Lastri. Otaknya belum mampu memikirkan alasan yang tepat.“Benar yang kamu bilang, Sandra?” tanya Bu Rohimah.“Tanya aja sama si babu licik ini!”“Lastri?” Bu Rohimah bertanya.Lastri menggeleng untuk menyangkal tapi belum menemukan alasan yang tepat untuk membela diri. Ia tidak berani menatap siapapun.Ah sial! Ia terlalu ceroboh dengan tidak mematikan AC atau membuka botol penurun panas. Lastri tidak berpikiran bahwa Sandra akan segitu curiganya hingga memojokkannya seperti ini.“Last
Baca selengkapnya
Part 15
Sandra terbangun dengan lelah dan hal pertama yang ia lakukan adalah mengecek kondisi Rio. Rio sempat bangun beberapa kali semalam karena popoknya basah dan syukurnya suhu tubuh sang anak tidak bertambah tinggi. Pagi ini juga, ketika Sandra meraba kening Rio, kening bayi laki-laki itu teraba normal.“Rio gimana?” tanya Alan yang ikut terbangun karena gerakan tiba-tiba Sandra yang turun dari kasur.“Sudah baikan,” jawab Sandra singkat.Lalu ia pergi ke kamar mandi dalam kamarnya untuk mencuci muka. Wajahnya bengkak karena menangis semalam.Kemarin adalah hari yang panjang dan buruk. Terlalu banyak yang terjadi, terlalu banyak emosi membuat kepala Sandra sakit. Apalagi ia menangis sebelum tidur, membuatnya merasa sedikit mual.“Lain kali jangan kayak kemarin, San…” kata Alan begitu sang istri keluar dari kamar mandi. Belum juga sempat mengeringkan muka.Sandra mendelik, belum bisa mencerna kata-ka
Baca selengkapnya
Part 16
Lastri berkacak pinggang memarahi Sekar yang susah sekali diberi tahu. Ia sudah berkali-kali mengingatkan gadis kecil itu untuk langsung pulang ke rumah begitu sekolah selesai untuk membantu Lastri mengerjakan pekerjaan rumah. Akan tetapi, namanya anak kecil, Sekar kerap kali pulang terlambat meski diberi tahu.Lelah-lelah ia membawa Sekar dari kampung, kalau tidak ada gunanya buat apa? Setidaknya Sekar harus membantunya beres-beres rumah sebagai bayaran karena ia telah membesarkan anak perempuan itu.“Maaf, Bu… Sekar janji nggak ulangin lagi,” Sekar masih menangis karena sudah dimarahi dari tadi. Meski begitu emosi Lastri belum juga tampak reda. “Kamu itu harus dukung aku. Besok kalau aku berhasil jadi nyonya di rumah ini ya kamu juga yang senang!” Hardik Lastri karena merasa Sekar sama sekali tidak membantu baik pekerjaan rumah dan dalam memperlancar usahanya mendekati Alan.“Kamu kan sudah aku bawa ke sini, setidaknya kamu
Baca selengkapnya
Part 17
Dasar rubah licik!Sandra menatap Lastri dengan tatapan marah ketika wanita itu lewat di hadapannya sambil menyapu lantai ruang tamu. Lastri yang ditatap penuh emosi malah membalas tatapan Sandra dengan senyum mengejek di wajah. Sandra melotot marah, berani-beraninya pembantu itu mengejeknya. Akan tetapi Sandra diam saja, ada saatnya ia akan buktikan pada Alan dan mertuanya selicik apa Lastri itu.“San, kamu nggak siap-siap?” tanya Alan yang sudah rapi hendak berangkat ke kantor. Alan sudah rapi dan wangi, hanya tinggal sarapan dan langsung berangkat ke kantor.Senyum mengejek di wajah Lastri langsung hilang begitu mendengar suara Alan. Hal itu disadari oleh Sandra dan itu membuat Sandra merasa makin muak.“Aku berhenti kerja,” jawab Sandra enteng. Wanita itu lantas memperhatikan ekspresi wajah Lastri yang kini berubah kaget. Sandra tersenyum sinis.“Berhenti?” Alan terkejut mendengar perkataan sang istri. Lantas
Baca selengkapnya
Part 18
Lastri yang dari tadi mencoba mempercantik diri agak merasa kesal. Wajahnya malah terlihat seperti badut dengan lipstick warna merah dan perona pipi yang tidak kalah merahnya. Kenapa wanita lain bisa terlihat cantik dengan make up sedangkan dia malah terlihat seperti badut?Wanita itu kemudian dengan kesal mengambil kapas dan cairan pembersih lalu membersihkan make up yang sudah dari setengah jam ia coba aplikasikan. Percuma ia menghabiskan ratusan ribu untuk membeli peralatan make up demi menyaingi Sandra. Bukannya menyaingi wanita itu, dirinya malah lebih terlihat seperti badut.Ia menghela napas, mengamati dirinya sendiri. Lemak bergelambir di perut juga lengannya. Terlebih paha dan betisnya yang besar. Apa dia perlu diet? Wanita itu menggeleng. Usaha diet yang selalu ia lakukan tidak pernah berhasil. Buktinya ia bercerai dengan suaminya terdahulu karena badannya yang tidak juga mengurus.Akan tetapi Alan berbeda. Lelaki tampan dengan tub
Baca selengkapnya
Part 19
Lastri tersenyum penuh kemenangan melihat wajah kalut Sandra. Rasanya senang bisa membalas dendam pada majikannya yang selalu menghinanya itu. Rasakan saja akibatnya jika berani macam-macam.Wajah cantik, tubuh seksi dan otak yang katanya pintar itu ternyata tidak ada apa-apanya. Semua yang Sandra miliki, ternyata hanya sia-sia belaka. Sang suami lebih memilih Lastri, pembantu yang ia remehkan. Pasti Sandra sedang terpukul menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Bahwa pesona dirinya kalah oleh sang pembantu yang menurutnya tidak memiliki kelebihan apa-apa.Lastri tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Menang dari seorang Sandra membuat kepalanya besar karena bangga. Sandra pasti sudah melihat kelakuan Alan dan dirinya tadi malam sehingga kelihatan kesal seperti sekarang. Setelah berhasil dengan rencananya untuk memancing Sandra, sekarang Lastri harus bersiap untuk rencana keduanya demi segera menggeser posisi sang majikannya itu.
Baca selengkapnya
Part 20
Sandra meremas foto yang ia temukan di kantong daster Lastri. Ia menatap Lastri yang tampaknya akan menyemburkan tawa akan tetapi ditahan. Ia jelas-jelas dipermalukan oleh pembantunya sekali lagi. Foto yang ia kira foto Alan ternyata hanyalah foto boyband korea yang entah darimana ia dapatkan.“Itu foto idolanya Sekar,” kata Lastri. Menjaga nada suaranya agar tidak terdengar terlalu mengolok.Bu Rohimah hanya bisa menggelengkan kepala tanda bahwa tidak senang dan langsung meninggalkan dapur tanpa menunggu penjelasan Sandra terlebih dahulu.Sandra membuang foto yang sudah ia remas di tangan dan mengejar sang mertua untuk memberi penjelasan.“Bu, aku lihat sendiri kalau tadi Lastri…”“Kalau Lastri apa sih, San?” tanya Bu Rohimah yang terdengar sangat tidak senang, “Memangnya kamu punya indera keenam bisa lihat apa yang Lastri lakukan di dapur?”Sandra diam. Dia tidak mungkin mengatakan bahwa ia memasang CCTV di dapur sehingga bisa tahu jelas apa yang Lastri kerjakan. Bu Rohimah yang sud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status