Semua Bab Dendam Istri Sah: Bab 21 - Bab 30
54 Bab
Part 21 Peran
"Gue udah coba bilang kan ke lo sejak awal La. Selidiki suami lo, selidiki semua hal tentang dia." Celoteh Andrew yang masih kekeh dengan pendapatnya."Lo ada hubungannya dengan ini semua?""E... E.... Enggak...." Ia terbata-bata seperti tengah menutupi sesuatu yang tidak ingin ia ungkapkan."Gue tahu lo bohong!" Jelas saja sangat kebaca pola kebohongannya seorang Andrew yang telah bersamaku sejak lama.Tak lama kemudian, dering ponsel Andrew berdering, bahkan deringannya pun mampu menggetarkan meja."Sebentar gue keluar dulu." Pamitnya dengan mengarahkan tangan kanannya menuju telinga untuk mendengar sapaan dari balik telepon itu.Selang satu menit ia pergi, notifikasi ponselku pun berbunyi, dari layar yang terkunci ini dapat diketahui ada nama bertuliskan suami yang berarti kini Re kemungkinan besar mencari keberadaanku yang tak ia jumpai di apartemen.[Sayang, kamu kok belum sampai di apartemen, kemana?] 22.30."Kak, dari siapa?" Tania yang sedari tadi memperhatikan raut wajahku ya
Baca selengkapnya
Part 22 Bukan gitu caranya, Re!
Aku mendahuluinya, melewati tubuh tegap dengan wajah yang penuh amarah padahal seharusnya aku yang pantas marah, bukan dia.“Lo dengerin gue gak sih?” Pria itu mengejarku dan menari tangan kiriku.“Apa sih? Gue mau istirahat!” Aku berusaha melepaskan cengkraman tangannya yang amat kuat melilit di pergelangan tanganku.“Kamu jalan sama mantanmu?” Ia membentak. Sementara aku langsung terdiam menghentikan langkah kakiku yang sedang menuju kamar.“Dia tau darimana tentang Andrew....” Bisikku dalam hati.“Gak jawab? Oke artinya iya!” Ia menyimpulkan sendiri atas argumennya.“Kamu ada apa sama dia? Coba kasih tahu aku!” Tanyanya lagi seakan tengah menginterogasiku lagi.“Apa sih mau lo Re? Seharusnya gue yang tanya.....” Belum sempat lagi ku ungkapkan seluruh amarah yang ku pendam, aku disadarkan bahwa ini adalah misi rahasia untuk mencari tahu identitas dan hubungan mereka siapa.“Apa yang mau lo tanya?” Ia mencurigaiku.“Sudah hentikan!” Aku langsung berjalan cepat menuju pintu k
Baca selengkapnya
Part 23 Pertemuan dengan Rosi
Semua yang dikatakan Re hari ini seolah memangkas hebat semua hal yang kemarin ku curigai sebab bagiku sebagai seorang pemimpin di perusahaan, kehidupan karyawan amat ku agungkan. Meskipun pada akhirnya Re menyerah dengan perusahaannya, ku pastikan akan ku ulurkan tanganku untuk membantu perusahaannya."Lantas, aku harus bagaimana lagi, Sayang?" Ia justru bertanya kepadaku dengan kondisi perusahaannya yang sudah di ujung tanduk."Kamu butuh suntikan dana?" Justru langsung ku tembakkan saja pertanyaan pamungkas itu."Jangan, kalau begitu tentu saja Papa akan murka terhadapku, La." Bantahnya."Lalu?""Bagaimana kalau kita merger saja?" Ia memberikan tawaran agar perusahaanku dan perusahaannya bergabung sehingga punya kekuatan baru untuk bangkit."Bukannya terlalu berisiko?" Aku sepintas mempertimbangkan hal-hal buruk yang mungkin saja terjadi apabila kedua perusahaan ini bergabung secara dasar perusahaannya beda, aku di bagian tekstil sementara ia dibagian percetakan. Namun, hal itu bis
Baca selengkapnya
Part 24 Sikap Aneh Tika
"Mbak, sepertinya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan ini deh." Aku mengucapkan kalimat ini dengan amat pelan sebab ku tahu persis pasti ia kaget dengan keputusanku ini."La...." Belum sempat ia meneruskan perkataannya, ketukan dari pintu sudah mengalihkan perhatiannya."Iya masuk." Jawabnya kepada si pengetuk pintu yang ternyata adalah Cessi. Ia membawa dua buah kotak dan dua gelas minuman pada satu wadah nampan."Permisi Bu, Mbak." Ucapnya sembari masuk dan meletakkan makanan dan minuman tersebut di meja kami."Thank you ya Ces." Ucapku kepadanya sembari tersenyum."Sama-sama Mbak, permisi ya Bu, Mbak." Ia kembali keluar dari ruangan ini."Coba lo minum dulu La." Rosi menawarkan agar aku minum terlebih dahulu sembari memikirkan lagi apa yang sudah menjadi keputusanku."Sudah final?" Tanyanya yang masih dengan raut wajah tak percaya atas keputusan ini."Atau gajimu kurang?" Bombardir pertanyaan darinya membuatku justru sedih sebab ini pun adalah keputusan terberat ya
Baca selengkapnya
Part 25 Tika?
Tak berapa lama asistenku ini meninggalkan ruangan dengan gelagat anehnya di hari ini, aku langsung menghubungi pria yang membawa berita tidak baik tentang Tika, asistenku. Ku cari kontak Andrew dalam ponsel ini, baru saja aku mau menekan simbol ponsel berwarna hijau, notifikasi pesan darinya sudah keburu masuk duluan. [La, bisa ketemu?] 11.00 [Jam makan siang?] 11.00 [Wah, tumben banget lo bisa balas cepat, biasanya super lama hahaha] 11.01 [Temuin gue aja di cafe biasa jam 12 ya] 11.01 Setelah janjian dengannya, kini aku harus menyelesaikan beberapa sisa pekerjaan sebelum resmi resain dari kantor yang telah membesarkan namaku secara pribadi bukan karena embel-embel pangkat papa yang konglomerat melainkan karena hasil jerih payahku untuk menempuh jalur tes hingga berhasil masuk dan bahkan menepati fungsi sebagai manajer di sini. Meskipun pada akhirnya aku memutuskan untuk keluar, namun ya inilah risiko yang harus aku ambil demi mengembangkan usaha yang telah diberikan oleh papa
Baca selengkapnya
Part 26 Kecurigaan Andrew
"Drew sepertinya apa yang lo bilang kemarin ada sedikit kebenaran yang terungkap." "Yang mana?""Semua tentang Re dan Tika." Ucapku lirih."Udah udah lo tenang dulu. Sebentar gue pesanin minum lo dulu. Lo mau apa?" Tanyanya."Matcha kan." Belum sempat lagi aku menjawab pertanyaannya dengan kondisi pikiran yang kalut, Re langsung saja berucap demikian seperti sudah paham apa yang menjadi menu favoritku.Aku melihatnya berdiri dan menuju kasir untuk memesan minumanku, sementara aku merogoh tas kembali sekedar untuk menghubungi suamiku yang kini tidak tahu apa yang sedang ia lakukan bersama perempuan itu.Selang tiga menit kemudian, Andrew kembali dengan segelas matcha kesukaanku."Udah, minum dulu La." Ucapnya yang sepertinya kini lega karena aku sudah tahu semua kebenaran yang terjadi tentang suamiku sendiri.Aku meneguk segelas matcha ini, menyeruputnya dengan pelan."La, lo kalau mau nangis, ya nangis aja jangan ditahan gitu." Ungkapnya, seolah bisa membaca suasana hatiku kini."Dre
Baca selengkapnya
Part 27 Perlahan Terbongkar
"Halo...." Ucap seorang yang tengah mengangkat sambungan teleponku terhadap Tika."Ini siapa?" Tanyaku membentak.Hening...Tidak ada jawaban apapun..."Halo ini siapa?" Aku tanya sekali lagi dan terdengar bunyi grasak grusuk yang langsung sampai ke suara perempuan."Iya halo Bu. Kenapa?" Sejak beberapa tahun yang lalu Tika bekerja denganku baru ini ia berani langsung menanyakan kata kenapa dalam satu kata saja, biasanya ia tidak pernah sejutek ini dengan atasannya."Kamu dimana? Ini sudah jam kantor kok belum ada di mejamu." Nyatanya amarahku sulit untuk dikontrol."Iya sebentar Bu, masih ada keperluan." "Tadi siapa yang angkat teleponmu?""Pacar saya Bu." Jawabnya singkat.Deg.....Aku langsung mematikan ponselnya dan beranjak memasuki ruanganku. "Apa tadi suara Re? Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas." Bisikku dalam hati sembari terus mengingat suara lelaki yang mengangkat ponselnya tadi.Tanpa berpikir panjang pula, aku langsung menghubungi Re saat ini juga. "Sayang, kena
Baca selengkapnya
Part 28 Penentuan Pengganti Laila
"Belum ada sayang. Ini kan aku nanya ke kamu prosedurnya seperti apa." Ia menghela nafasnya namun aku tahu persis bahwa lelaki ini tengah menutupi hal yang tidak ingin ia ku ketahui padahal sudah jelas aku membongkar semuanya tentang hubungannya dengan Tika. Kini yang menjadi sisa pertanyaan adalah, sejak kapan ia saling mengenal Tika."Oh ya sudah kalau memang belum. Nanti kita laksanakan meeting aja dari stakeholder perusahaanmu begitu juga aku. Kapan bisa selesai semuanya sayang?""Lusa sudah beres harusnya. Bisa?""Iya aman sih, aku kan tinggal kerahkan saja beberapa fungsi terkait untuk ikut serta dalam diskusi kita nanti." Terangku."Kamu udah makan siang?" Tanyanya kepadaku. "Sudah, kamu?" Tanyaku yang pura-pura tidak melihatnya pada saat jam makan siang ia justru bersama Tika bahkan sama sekali tidak memberikan sepatah kata apapun dalam pesan sebagai bentuk perhatiannya sebagai pasanganku."Sudah juga tadi.""Makan dimana dan sama siapa, sayang?"Sayangnya belum sempat lagi m
Baca selengkapnya
Part 29 Persiapan Jebakan
"Selamat malam istriku." Sapa Re pada saat aku sampai di dalam kamar hotel ini tepat pada pukul 7 malam.Ia terlihat sudah mengenakan piyamanya dengan rambut yang lembab pertanda ia baru selesai mandi."Iya, malam Sayang. Aku mau mandi dulu ya." Jawabku dengan singkat karena seharian sudah terlihat lelah dengan drama-drama yang terus terjadi beberapa hari ini."Tumben ini malam banget pulangnya, terus sekarang terlihat capek banget lagi, gimana kita mau main malam ini?" Tanyanya yang sedikit kecewa dengan perlakuanku karena aku sangat jelas menunjukkan kondisi tubuh yang tidak mungkin akan menuruti keinginannya malam ini meskipun tadi siang aku sudah jelas berkata bahwa akan ada sesi honeymoon malam ini."Entar aja deh ceritanya, aku mau mandi dulu." Celahku yang langsung menuju lemari kamar hotel ini. Sebelumnya aku sudah meminta kepada Tika juga untuk membelikan beberapa helai pakaian untuk ku pakai selama di hotel ini, salah satunya adalah pakaian tidur lingerie."Kamu beli lingeri
Baca selengkapnya
Part 30 Andrew Terlibat dalam Kantor
"Tika, pagi ini kamu ke kantor saya dulu ya, ada hal yang mau didiskusikan bersama pihak eksternal." Ucapku melalui sambungan telepon."Baik Bu, saya segera kesana." Jawabnya."Iya, tolong siapkan juga profil perusahaan ya nanti untuk saya presentasi.""Baik Bu." Setelahnya ia langsung menutup teleponku.Lalu, aku bersiap-siap untuk agenda padat hari ini yakni rapat antar perusahaan bersama Re dan juga agenda interview bersama Cessi yang harus pindah ke kantor satunya lagi. Untuk hari ini, sengaja aku menggunakan ojek online sebab agar lebih mobile aja dibandingkan aku harus menyetir sendiri dengan kondisi hati yang masih berantakan ini.Selang tiga puluh menit, aku sampai di kantorku. Semua karyawan yang baru berdatangan tidak segan untuk menegur dan menyapaku selamat pagi di hari yang baru ku mulai ini."Pagi Bu Laila." Celetuk Mbak resepsionis yang sejujurnya aku pun tidak semua nama akan ingat dalam memori kepala ini. Ya sewajarnya manusia lain, aku hanya mengingat beberapa nama y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status