Semua Bab Bukan Pengantin Pengganti: Bab 11 - Bab 20
132 Bab
Permintaan Mommy Rani
Bab 11) Permintaan Mommy Rani Wanita cantik berumur setengah baya itu keluar dari mobil setelah sang sopir membukakan pintu untuknya. Rani melangkah tergesa menuju pelataran rumah sakit. Sembari terus melangkah, ia memainkan ponsel, mencoba menghubungi sang putra. Rani mendesah kesal. Sudah beberapa kali ia melakukan, tapi hasilnya nihil. Demikian juga saat ia mencoba menghubungi Nicko, asisten pribadi Athar. Akhirnya ia menghubungi Anggita, sekretaris Athar yang juga merupakan keponakannya. "Ya, Tante." Suara merdu Anggita terdengar. "Gita, kamu sedang bersama Athar?" Rani balik bertanya. "Kami sedang meeting, Tante. Ponsel Athar dan Nicko memang sengaja dimatikan," beritahu Anggita. "Baiklah. Tante titip pesan ya. Kamu bilang sama Athar, istrinya mengalami kecelakaan dan sedang berada di rumah sakit Citra Medika," ujar wanita itu. "Mbak Aira?!" Terdengar pekik tertahan Anggita. "Iya, siapa lagi? Ya, sudah, Gita. Tante tutup dulu ya." Rani langsung memutus panggilan, lalu mem
Baca selengkapnya
Kedatangan Hendra dan Kalina
Bab 12) Kedatangan Hendra dan Kalina"Kamu tidak perlu merasa tidak enak dengan Athar. Anggap saja kamu mewakili Athar untuk mengurus istrinya," ujar Rani santai, tak peduli dengan kebingungan lelaki muda di hadapannya."Ya beda dong, Mom. Athar kan suaminya Aira," protes Keano.Ingin rasanya Rani tertawa sekeras-kerasnya. Mulutnya pun hampir saja keceplosan. Namun wanita itu tetap menahan diri."Mommy tidak menerima penolakan, Keano. Kamu sudah Mommy anggap seperti anak sendiri. Tak ada yang bisa Mommy percaya untuk merawat Aira selain kamu. Sedangkan Athar malah sibuk dengan pekerjaannya," keluh wanita itu.Rani menarik tangan lelaki itu, membawanya melangkah menuju sofa. Mereka duduk berdampingan. Rani mulai menceritakan apa yang terjadi dengan rencana pernikahan Athar dengan Kiara yang berakhir dengan menikahnya Athar dengan Aira."Jadi Aira itu pengantin pengganti?" Keano memijat kepalanya."Buat Mommy, tak ada istilah pengantin pengganti, yang ada Aira memang sudah di takdirkan m
Baca selengkapnya
Diusir Mantan Calon Mertua
Bab 13) Diusir Mantan Calon Mertua Setiap ada kesempatan, Athar selalu menyalip kendaraan lain, hingga membuat Kiara histeris. Belum pernah ia melihat Athar sekacau ini sepanjang mereka menjalin hubungan. Athar hanya tersenyum tipis menanggapi jeritan ketakutan Kiara. Saat ini yang dipikirkannya hanyalah bagaimana caranya ia bisa segera sampai di rumah sakit. Dia tidak ingin menanggung omelan sang mommy yang dianggap lalai menjaga istrinya. "Apa gerangan yang sudah terjadi padamu, Aira?" Batinnya bertanya-tanya. Meskipun Aira boleh dikatakan hanya sekedar istri di atas kertas, tetapi Athar tahu jika Aira adalah gadis baik-baik. Dia patut mendapatkan perhatian dan simpati dari siapapun, termasuk dirinya. Dia memang tidak mencintai Aira sebagaimana cinta seorang suami kepada istrinya, tetapi dia pun tak ingin menyakiti gadis itu. Bahkan dia sengaja membuat perjanjian untuk membebaskan gadis itu seandainya ia nantinya menemukan seorang lelaki yang dianggap mampu menjadi imam yang ba
Baca selengkapnya
Tahu Diri
Bab 14) Tahu Diri"Athar, Athar.... Perempuan model begini mau kau jadikan istri? Di mana otakmu?!" Matanya tak berkedip memperhatikan tingkah gadis itu hingga sosok Kiara lenyap dari pandangannya.Selama ini Keano mengenal Kiara dari postingan Athar di sosial media. Kiara yang muda, cantik dan terlihat sangat fashionable. Dia tidak menyangka Kiara berkepribadian seburuk itu. Hari ini ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri sisi lain dari Kiara."Casingnya doang yang bagus. Untung saja mereka tidak jadi menikah. Kalau sampai jadi nikah, entah apa yang terjadi. Athar, Athar.... Diperusahaan doang kamu jago, tapi tidak becus memilih calon istri!" cibir lelaki muda itu.Keano terus bermonolog sepanjang perjalanannya menuju ruang perawatan Aira."Keano, kamu sudah pulang, Nak?" sapa wanita setengah baya itu. Dia melambaikan tangan. "Kemarilah.""Iya, Mom. Maaf, aku lama ya?" Lelaki itu melangkah ke sofa yang ditempati oleh Rani.Keano mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Tam
Baca selengkapnya
Pesan Dari Kiara
Bab 15) Pesan Dari KiaraMatanya membelalak menatap sesosok lelaki yang terlihat begitu telaten menyuapi istrinya makan. Sosok itu adalah Keano. Untuk sejenak langkahnya terhenti. Athar memegang dadanya. Entah kenapa dadanya terasa sesak. Seperti ada nyeri, tapi tak berdarah. Tuhan, perasaan macam apa ini?"Aira..." Athar berjalan mendekat. "Kamu sudah bisa duduk?""Seperti yang kamu lihat, Athar," balas Aira. Dia menutup mulut, memberi isyarat pada Keano untuk berhenti menyuapinya.Keano menoleh. "Kamu sudah kembali, Athar?""Ya," jawab lelaki itu pendek."Ngapain kamu ada di sini? Dan dari mana kamu tahu jika Aira masuk rumah sakit? Memangnya kamu kenal dengan Aira sebelumnya?" Tatap matanya mengintimidasi lelaki di hadapannya."Kamu jangan salah paham, Athar. Keano yang mengantarku ke rumah sakit ini saat kecelakaan itu terjadi. Apakah mommy Rani belum bercerita kepadamu?" jelas Aira.Lelaki itu spontan menyugar kasar rambutnya. "Aku tidak ingat. Aku tidak terlalu fokus. Gita hany
Baca selengkapnya
Apakah Aku Sedang Cemburu?
Bab 16) Apakah Aku Sedang Cemburu?Rani menerobos masuk ke dalam. Sebelah tangannya spontan menangkap putranya. Lelaki itu memutar tubuh dan tanpa sengaja sikunya malah menyenggol ulu hati sang ibunda."Aduh...!" jerit Rani. Tubuhnya seketika terhuyung."Maaf, Mom. Maaf!" Buru-buru Athar menangkap tubuh ibunya, kemudian membimbingnya duduk di sofa."Ada apa kalian ini? Kenapa gerak gerik kalian seperti orang yang mau tanding tinju saja?" Rani menatap kedua lelaki itu bergantian.Athar tidak menjawab, malah mengulurkan ponselnya."Oh, foto ini." Rani menatap layar sekilas. Dia sama sekali tidak kelihatan terkejut."Kenapa Mommy tidak terlihat terkejut?" usik Athar."Kiara juga mengirimi Mama dengan foto yang sama. Athar, apakah kamu percaya dengan foto ini?" Rani balik bertanya."Aku tidak percaya dengan Kiara, tetapi aku percaya dengan foto ini. Foto ini sudah menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi," jawab Athar."Tapi tidak seperti yang kau lihat, Athar. Aku sudah menjelaskannya p
Baca selengkapnya
Menggendong Aira
Bab 17) Menggendong Aira"Aku siap untuk menerimamu kembali. Kamu harus tahu, Aira itu tidak sebaik yang kamu kira. Dia mungkin terlihat polos di hadapan semua orang, tetapi tidak bisa mengelabuiku. Kamu lihat sendiri, kan, dia dan lelaki itu berpelukan? Kamu juga kenal siapa lelakinya? Dia sahabatmu sendiri!" Senyum Kiara terkembang di ujung telepon."Daripada kamu dapat istri model gitu, mending kamu balik sama aku. Aira itu penampilannya doang yang terlihat baik, tapi aslinya liar. Buktinya dia mau saja di peluk lelaki lain. Jangan tertipu sama penampilannya, Athar!" Seringainya penuh kemenangan."Cuih! Kau pikir aku mau kembali kepadamu? Jangan mimpi, Kiara!" bentak lelaki itu."Ya, siapa tahu saja kamu jadi berubah pikiran." Tawa Kiara kembali terdengar."Berubah pikiran?! Yang ada kamulah yang seharusnya berubah pikiran. Aku ingatkan, berhentilah mendekati dan memintaku kembali kepadamu. Karena itu hanya ada dalam mimpimu!" maki Athar. Athar mematikan panggilannya secara sepiha
Baca selengkapnya
Mengharapkanmu Bisa Mencintaiku
Bab 18) Mengharapkanmu Bisa MencintaikuSembari terus berbicara dengan Nana, Rani memberi isyarat agar Devanka segera membereskan laptop dan menyudahi pekerjaan mereka. Devanka mengangguk. Dia memasukkan laptop ke dalam tas kerja dan akhirnya keduanya berjalan beriringan keluar dari ruang kerja itu.Rani dan Devanka berpisah ketika sampai di basement. Rani memang lebih suka mengendarai mobilnya sendirian, jadi Devanka setiap hari pulang dan pergi ke kantor ini dengan mobilnya sendiri. Wanita cantik berusia setengah baya itu mendaratkan tubuhnya di balik kemudi.Setelah melempar ponsel ke jok di sampingnya, dia mulai menghidupkan mesin. Selang beberapa menit kemudian, mobil berharga 10 miliar itu keluar dari halaman perkantoran PT Central Mega Kencana."Sepertinya sudah mulai ada kemajuan. Siapa tahu pada akhirnya Athar dan Aira bisa menjadi suami istri beneran," harap wanita itu sembari mengibaskan rambutnya. Tatapnya fokus ke depan. Mobilnya melaju di sela-sela kendaraan yang lain,
Baca selengkapnya
Papa Harap Kamu Tahu Diri, Kiara
Bab 19) Papa Harap Kamu Tahu Diri, Kiara Aira memalingkan wajah, tak kuat rasanya melihat tubuh setengah telanjang itu, walaupun Athar sudah sah menjadi suaminya. Dia benar-benar tidak terbiasa. Ini baru pertama kali Athar memperlihatkan lekuk tubuhnya. Tubuh lelaki itu benar-benar bagus. Jangan sampai otak perawannya ternodai saat membayangkan tubuh kekar itu memeluknya saat tidur. Aira menepuk pipinya kasar berusaha membuang segala macam pikiran. Namun sepertinya keinginan dan pikirannya sedang tidak singkron. Wanita muda itu memejamkan mata, tak menyadari senyum tipis yang tersungging dari bibir sang suami yang kini sudah selesai berpakaian. "Aira terlihat tidak nyaman saat melihat tubuhku. Gadis ini pasti masih perawan. Sekarang aku sangat yakin. Ah, dari awal aku memang tidak mempercayai Kiara dan ternyata aku sudah membuktikan sendiri. Kiara, Kiara, setelah ini trik apalagi yang akan kamu mainkan?" Athar bermonolog. Tingkah laku Aira yang memejamkan mata sungguh menggemaskan
Baca selengkapnya
Mommy Juga Pernah Muda
Bab 20) Mommy Juga Pernah Muda "Ide?!" Kalina malah beranjak dari tempat duduk dan mengayunkan langkah menuju pintu. Dia menutup pintu kamar itu rapat-rapat. "Ini Mama sedang berpikir. Sebaiknya kamu membersihkan tubuhmu lebih dulu. Penampilanmu kusut begitu. Dari mana saja kamu? Bahkan Mama mencium bau parfum yang berbeda dari yang pernah kamu pakai. Itu bau parfum siapa, Kiara?" tanya Kalina menyelidik. "Mama tidak perlu ikut campur urusanku. Yang aku butuhkan dari Mama adalah sumbangsih pikiran, agar aku bisa segera meraih Athar kembali sebelum semakin terlambat," elak gadis itu. "Tapi bau parfum itu...." "Ya, itu memang bau parfum seorang lelaki dan lelaki itu tidak masuk ke dalam kriteriaku, meskipun dia juga lelaki kaya. Aku hanya menginginkan Athar dan aku tidak rela Aira mendapat apa yang seharusnya aku miliki." Gadis itu beranjak dari pembaringan dan bergegas menuju kamar mandi. "Dasar keras kepala!" maki Kalina menatap horor pintu kamar mandi yang sudah tertutup. "Kalau
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status